PENDAHULUAN
Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
(GOLD), Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau disingkat PPOK adalah penyakit
dengan karakteristik keterbatasan saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel.
Keterbatasan saluran napas tersebut biasanya progresif dan berhubungan dengan
respons inflamasi dikarenakan bahan yang merugikan atau gas. Penyakit paru
obstruktif kronik merupakan penyakit sistemik yang mempunyai hubungan antara
keterlibatan metabolik, otot rangka dan molekuler genetik.1
Keterbatasan aktivitas merupakan keluhan utama penderita PPOK
yang sangat mempengaruhi kualitas hidup. Disfungsi otot rangka merupakan hal
utama yang berperan dalam keterbatasan aktivitas penderita PPOK. Inflamasi
sistemik, penurunan berat badan, peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler,
osteoporosis, dan depresi merupakan manifestasi sistemik penyakit paru obstruktif
kronik. PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular utama, yang agak
jarang terekpose karena kurangnya informasi yang diberikan.1
Di Amerika Serikat data tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi
PPOK sebesar 10,1% pada laki-laki sebesar 11,8% dan untuk perempuan 8,5%.
Sedangkan mortalitas menduduki peringkat keempat penyebab terbanyak yaitu
18,6 per 100.000 penduduk pada tahun 1991 dan angka kematian ini meningkat
32,9% dari tahun 1979 sampai 1991. Sedangkan prevalensi PPOK di negaranegara Asia Tenggara diperkirakan 6,3% dengan prevalensi tertinggi terdapat di
Vietnam (6,7%) dan China (6,5%).1
Sedangkan indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan Riskesdas
pada tahun 2013 pada 508.330 responden didapatkan prevalensi PPOK di Nusa
Tenggara Timur 10,0%, Sulawesi Selatan 6,7%, Papua 5,4%, Nusa Tenggara Barat
5,4%, Aceh 4,3 % dan Lampung 1,4%.
Data prevalensi internasional tidak relevan dengan situasi di Indonesia
karena perbedaan etnis dan kondisi lingkungan. Wijaya pada penelitian
epidemiologi terhadap 6.144 responden mendapatkan prevalensi PPOK di Jawa
Timur sebesar 13%. Di masa mendatang, angka ini akan meningkat bila melihat
industrialisasi sebagai bagian pembangunan jangka panjang.2