Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA


BIURET DAN PENGENDAPAN DENGAN
ALKOHOL

NAMA

SHINTA SUCI NINGRUM

NIM

06101281320003

KELOMPOK

3 (TIGA)

DOSEN PEMBIMBING

Drs. Made Sukaryawan, M.Si


Desi, S.Pd., M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PALEMBANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA


I. Nomor Percobaan
II. Tanggal Percobaaan
III.Judul Percobaan

: II (Dua)
: Kamis, 08-10-2015
:Uji
Biuret
dan

Uji

Pengendapan dengan
IV.

Tujuan Percobaan

Alkohol
:-Untuk menguji kandungan yang tedapat dalam
proteindan mengidentifikasi gugus fungsi

terdapat
dalam

larutanprotein

dengan

caramereaksikannya
dengan reagen tertentu.
V. Dasar Teori
Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organic dapat
merubah atau mengurangi konstanta dielektrika dari air sehingga kelarutan protein
berkurang, dan karena juga alkohol berkompetisi dengan protein terhadap air. Dasar
pengendapan protein dengan alkohol adalah kompetisi pembentukan ikatan antara
protein-air dengan alkohol-air. Alkohol dapat mengendapkan protein karena gugus
fungsional dari alkohol lebih kuat mengikat air melalui pembentukan ikatan hidrogen
dibandingkan dengan molekul protein sehingga kelarutan protein dalam air berkurang.
Alkohol juga mampu merusak ikatan hidrogen di antara gugus amida yang terdapat
dalam struktur sekunder protein sehingga protein kehilangan air (terhidratasi) dan
akhirnya mengendap.
Protein merupakan polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan
peptida. Sumber protein tersebut ada berbagai macam. Untuk mengetahui bahwa suatu
bahan makanan itu mengandung protein bisa dilakukan suatu analisis. Adapun analisis
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan uji Biuret, pengendapan protein dengan
logam, pengendapan dengan garam, uji koagulasi, pengendapan protein dengan alkohol
dan denaturasi protein. Jika suatu bahan makanan mengandung protein, maka kesemua
uji ini akan positif yang ditandai dengan terbentuknya larutan yang berwarna ungu jika
diuji dengan uji Biuret; terbentuknya endapan putih pada uji pengendapan dengan
logam berat, pengedapan dengan garam, pengendapan dengan alkohol, uji koagulasi dan
pada denaturasi protein. Endapan yang terbentuk pada pengendapan dengan garam diuji
dengan reagen Millon dan uji kelarutan endapan dalam air. Uji endapan dengan reagen
Millon dan dipanaskan terbentuk endapan yang berwarna merah, serta endapan yang

diuji kelarutnya dalam air ternyata positif endapan tersebut larut. Adapun Metode yang
digunakan dalam praktikum ini adalah metode penelitian verifikatif dengan mengikuti
prosedur praktikum yang telah ada.
Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara untuk
mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan warna violet
dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH
dari rantai peptida dalam suasana basa. Pengendapan dengan logam diketahui bahwa
protein mempunyai daya untuk menawarkan racun. Salting out, apabila terdapat garamgaram anorganik alam presentase tinggi dalam larutan protein, maka kelarutan protein
akan berkurang, sehingga mengakibatkan pengendapan. Pengendapan dengan alkohol,
penambahan pelarut organik seperti aseton atau alkohol akan menurunkan kelarutan
protein pada kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar di
dalam molekul hingga menghasilkan protein yang dipol (Tim Dosen Kimia, 2011).
Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses
pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam tubuh
kita. Di bawah ini beberapa fungsi protein yaitu :
a. Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti
reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi
kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam
sistem biologis.
b. Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen
dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Pengatur
pergerakan Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena
adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
c. Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu
protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau
imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus
yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke
dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.

d. Media perambatan impuls syaraf


Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin,
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.
e. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi
fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu
gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut
dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu
atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga
terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam -amino. Asam amino
biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat
kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa
lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar (Anonim a, 2010).
Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap
molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai
struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan
sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa
ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai
contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu

dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat
bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat.
Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama,
gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda
satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran,
muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang
spesifik yang melibatkan gugus R-nya.
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang
dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam
amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin,
Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam
amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin,
Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang
bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang
bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan
macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin,
Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh
tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi
lainnya.

VI.Alat dan Bahan


1. Alat
1. pipet tetes
2. gelas ukur
3. beker gelas
4. neraca analitik
5. kacaarloji
6. tabung reaksi
7. rak tabung reaksi
8. spatula
9. batangpengaduk

2. Bahan
1. Telur mentah diambil kuning telur dan putih telurnya
2. Susu
3. Larutan ikan
4. Reagen biuret
5. HCl 0,1 M
6. NaOH 0,1 M
7. Buffer asetat, pH 4,7
8. Etil alkohol 95%
9. Aquades

VII.

Prosedur Percobaan

1. Uji Biuret
Pipet ke dalam tabung reaksi 0,5 ml larutan protein 5%.
Tambahkan 2 ml reagen biuret. Kocok dan diamkan selama 30
menit pada suhu kamar. untuk blanko dipakai campuran 0,5 ml
air dan 2 ml reagen biuret yang juga didiamkan selama 30
menit pada suhu kamar.
2. Uji Pengendapan dengan Alkohol
Tabung
Larutan Albumin
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Bufer asetat, pH 4,7
Etil Alkohol 95 %

1
5 ml
1 ml
6 ml

2
5 ml
1 ml
6 ml

3
5 ml
1 ml
6 ml

VIII.
Hasil Pengamatan
a. Uji Biuret
Perlakuan

Hasil pengamatan

1. Ikan
a. 0,5 ml larutan ikan 1% +
2

ml

reagen

biuret.

Kocok. Diamkan selama Larutan ikan 1%-5% (takberwarna)


30

menit.amati


perubahan
+ Reagen Biuret (biru)
larutan
b. 0,5 ml larutan ikan 2% +
berwarna ungu dengan kosentrasi
2 ml reagen biuret.
5%
lebih
pekat
dibandingkan
Kocok. Diamkan selama
konsentrasi 1-4% .
30
menit.amati

perubahan
c. 0,5 ml larutan ikan 3% +
2

ml

reagen

biuret.

Kocok. Diamkan selama


30

menit.amati

perubahan
d. 0,5 ml larutan ikan 4% +
2

ml

reagen

biuret.

Kocok. Diamkan selama


30

menit.amati

perubahan
e. 0,5 ml larutan ikan 5% +
2

ml

reagen

biuret.

Kocok. Diamkan selama


30

menit.amati

perubahan
2. Susu
a. 0,5 ml larutan susu 1%
+ 2 ml reagen biuret.
Kocok. Diamkan selama
30

menit.amati

perubahan
Larutan
b. 0,5 ml larutan susu 2%
+ 2 ml reagen biuret.
Kocok. Diamkan selama
30

menit.amati

perubahan
c. 0,5 ml larutan susu 3%
+ 2 ml reagen biuret.

susu

1-5%

Reagen Biuret (biru)

(putih)

larutan

berwarna ungu dengan kosentrasi


5% lebih pekat dibanding 1-4%.

Kocok. Diamkan selama


30

menit.amati

perubahan
d. 0,5 ml larutan susu 4%
+ 2 ml reagen biuret.
Kocok. Diamkan selama
30

menit.amati

perubahan
e. 0,5 ml larutan susu 5%
+ 2 ml reagen biuret.
Kocok. Diamkan selama
30

menit.amati

perubahan
b. Uji Pengendapan dengan Alkohol
Perlakuan

Hasil Pengamatan

1. Kuningtelur
a. 2,5 ml kuning

telur 5%

+ HCl 0,1 M 0,5 ml +

Larutan kuning telur 5% (kuning


pucat)

etanol 95% 3 ml tanpa


pengadukkan

pengocokkan

berwarna)

HCl

0,1

(tak

larutan

tak

berwarna + etil alkohol 95% (tak


berwarna)

larutan

keruh

dengan sedikit endapan

b. 2,5 ml kuning

telur 5%

+ NaOH 0,1 M 0,5 ml +

Larutan kuning telur 5% (kuning


pucat)

etanol 95% 3 ml tanpa


pengadukkan
pengocokkan

berwarna)

NaOH

0,1

(tak

larutan

tak

berwarna + etil alkohol 95% (tak


berwarna)

larutankeruh

dengan sedikit endapan

c. 2,5 ml kuning

telur 5%

+ Buffer Asetat pH4,7

Larutan kuning telur 5% (kuning


pucat) + Buffer Asetat

0,5 ml + etanol 95% 3

(tak

ml tanpa pengadukkan /

berwarna)

pengocokkan

berwarna + etil alkohol 95% (tak


berwarna)

larutan

larutan

tak

keruh

dengan sedikit endapan

2. Susu
a. 2,5 ml susu5% + HCl 0,1
M 0,5 ml + etanol 95% 3

Larutan susu 5% (putih) + HCl 0,1

ml tanpa pengadukkan /
pengocokkan

M (tak berwarna)

larutan

keruh + etil alkohol 95% (tak


berwarna)

larutan

putih

keruh dan terdapat endapan

b. 2,5 ml susu5% + NaOH

Larutan susu 5% (putih) + NaOH

0,1 M 0,5 ml + etanol


95%

ml

pengadukkan

tanpa
/

0,1 M (tak berwarna)

larutan

keruh + etil alkohol 95% (tak

pengocokkan
berwarna)

larutan

putih

keruh dan terdapat endapan

c. 2,5 ml susu5% + Buffer


Asetat

Larutan susu 5% (putih) + Buffer

pH4,7 0,5 ml +

etanol 95% 3 ml tanpa

Asetat

pengadukkan

larutan keruh + etil alkohol 95%

(tak

berwarna)

pengocokkan
(tak berwarna)

larutan putih

keruh dan terdapat endapan

IX.Reaksi
Uji Biuret

Uji Pengendapan dengan Alkohol


Reaksi dengan HCl 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol

Reaksi dengan NaOH 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol

Reaksi dengan Buffer Asetat pH 4,7 dan dilanjutkan alkohol

X. Analisa Data
A Pembuatan larutan kuning telur dengan konsentrasi 1% - 5%
Larutan Induk
- Volume kuning telur murni = 20 ml/
- Volume aquadest
= 100 ml
Perbandingan kuning telur murni : aquadest = 1 : 5 (dicampur dan disaring)
Rumus pembuatan larutan (sampel yang diuji)
Xi
x 100 =Y
V
Dimana,

X = volume kuning telur hasil saringan yang dibutuhkan (X1 sd X5)


V = volume larutan yang digunakan (ml)

Y = persentase larutan yang dibuat dari 1% - 5%


Didapatkan, larutan kuning telur yang dibutuhkan
Larutan 1 (1% kuning telur) = 2,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 2 (2% kuning telur) = 5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 3 (3% kuning telur) = 7,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 4 (4% kuning telur) = 10 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 5 (5% kuning telur) = 12,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
B Pembuatan larutan putih telur dengan konsentrasi 1% - 5%
Larutan Induk :
Volume putih telur murni = 20 ml
Volume aquadest
= 100 ml
Perbandingan putih telur murni : aquadest = 1 : 5 (dicampur dan disaring)
Rumus pembuatan larutan (sampel yang diuji)
Xi
x 100 =Y
V
Dimana, Xi = volume putih telur hasil saringan yang dibutuhkan (X1 sd X5)
V = volume larutan yang digunakan
Y = persentase larutan yang dibuat dari 1% sd 5%
Didapatkan, larutan putih telur yang dibutuhkan
Larutan 1 (1% putih telur) = 2,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 2 (2% putih telur) = 5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 3 (3% putih telur) = 7,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 4 (4% putih telur) = 10 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 5 (5% putih telur) = 12,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
C Pembuatan larutan Susu dengan konsentrasi 1% - 5%

Larutan Induk
- Massa Susu Bubuk = 10 gram dalam 50 ml aquades
Terbentuklah larutan susu 50 ml.
Rumus pembuatan larutan (sampel yang diuji)
Xi
x 100 =Y
V
Dimana X = volume susu hasil saringan yang dibutuhkan (X1 sd X5)
V = volume larutan yang digunakan
Y = persentase larutan yang dibuat dari 1% - 5%
Didapatkan, larutan susu yang dibutuhkan
Larutan 1 (1% susu) = 2,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 2 (2% susu) = 5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml + aquadest)
Larutan 3 (3% susu) = 7,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 4 (4% susu) = 10 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 5 (5% susu) = 12,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
D Pembuatan larutan Ikan Gabus dengan konsentrasi 1% - 5%
Larutan Induk
Massa Ikan Gabus = 10 gram dalam 50 ml aquades
Terbentuklah larutan ikan gabus 50 ml.
Rumus pembuatan larutan (sampel yang diuji)
Xi
x 100 =Y
V
Dimana X = volume ikan gabus hasil saringan yang dibutuhkan (X1 sd X5)
V = volume labu ukur yang digunakan
Y = persentase larutan yang dibuat dari 1% - 5%
Didapatkan, larutan ikan gabus yang dibutuhkan
Larutan 1 (1% ikan gabus) = 2,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)

Larutan 2 (2% ikan gabus) = 5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +


aquadest)
Larutan 3 (3% ikan gabus) = 7,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 4 (4% ikan gabus) = 10 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 5 (5% ikan gabus) = 12,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)

Membuat larutan Etil alkohol (etanol) 95% sebanyak 1 L


Larutan Induk : etanol 99,9 %
V
larutan= zat terlarut x 100
V larutan

95 =

V zat terlarut
x 100
1000 ml

V zat terlarut =

95000 ml
100

V zat terlarut =950 ml etanol

Membuat larutan NaOH 0,1 M sebanyak 250 ml


gr 1000
M=
x
Mr
V
0,1=

gr 1000
x
40 250

0,1 x 40=gr x 4

gr=

4
4

gr=1 gram

Membuat larutan HCl 0,1 M sebanyak 250 ml


Larutan induk = HCl 12,2 M
1= M 2 x V 2
M1x V
1= 0,1 M x 250 ml
12,2 M x V
1=

0,1 M x 250 ml
12,2 M
V

1= 2 ml
V

Membuat buffer asetat 0,1 M pH 4,7 sebanyak 1 L


Pembuatan buffer asetat 0,1 M pH 4,7 dibuat dari campuran larutan

CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M.


o Membuat larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 500 ml
Larutan induk = CH3COOH 17 M
1= M 2 x V 2
M1x V
1= 0,1 M x 500 ml
17 M x V
1=

0,1 M x 500 ml
17 M
V

1= 3 ml
V
o Membuat larutan CH3COONa 0,1 M sebanyak 1 L
Larutan induk = CH3COONa.3H2O 17 M
gr 1000
M=
x
Mr
V
0,1=

gr 1000
x
136 1000

0,1 x 136=gr x 1

gr=13,6 gram
Pembuatan buffer asam asetat pH 5 (mendekati pH 4,7) dilakukan
dengan mencampurkan 357 ml CH3COOH 0,1 M ditambah 643 ml
CH3COONa 0,1 M.

XI. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai