kandungan gizi Bahan pangan terdehidrasi dan bahan pangan
pekat, keduanya sebagai bahan olahan lanjutan
Penguapan dan proses pengeringan melibatkan penambahan kalor pada bahan pangan dan penghilangan lembab dalam bentuk uap air Suhu bahan pangan selama pengeringan atau pemekatan sangat beragam tergantung teknik pengolahan yang dipakai. Suhu berkisar -29 sampai 100 oC, bergantung pada proses dan produknya.
Pemekatan Pemekatan adalah sebagian proses produksi sari
buah pekat, bubur buah, selai, susu kental,dsb.
Sejauh ini penguapan air adalah metode yang paling lazim digunakan untuk mengurangi kadar air. Keuntungan nyata dari produk pekat adalah berkurangnya bobot dan volume melalui pengolahan. Jika akan dilanjutkan ke proses pengeringan maka biaya dapat dikurangi bila bahan dipekatkan terlebih dahulu Jenis penguap yang ideal untuk retensi zat gizi yang maksimum ditunjukkan dengan waktu tinggal cairan yang sependek-pendeknya dalam perlengkapan.
Penguapan adalah metode yang cepat dan murah
untuk menghasilkan produk pekatan, suhu yang
digunakan tinggi dengan waktu pengolahan dapat dipersingkat. Dengan pendeknya waktu pengolahan maka retensi zat gizi bisa semakin tinggi Susut gizi selama pengeringan dan pemekatan adalah lebih kecil dibandingkan dengan susut selama pemasakan
Pengaruh dehidrasi terhadap
nilai gizi pangan Selama pemekatan dan pengeringan , bahan pangan
kehilangan air, yang menyebabkan naiknya kadar gizi
di dalam massa yang tertinggal. Jumlah protein, lemak, dan karbohidrat yang ada persatuan berat bahan pangan kering akan lebih besar daripada bahan pangan segar. Sebagian besar bahan pangan kering bila direkonstitusi atau rehidrasi tetap berbeda dengan bahan segar. Bagaimanapun juga melalui cara pengawetan, kualitas bahan pangan yang diawetkan tidak pernah lebih tinggi dari bahan asli. Pada bahan kering ada vitamin-vitamin yang hilang . Vitamin yang larut dalam air mengalami oksidasi parsial
Selama blanching dan inaktive enzim, vitamin yang
larut dalam air berkurang.
Besarnya kerusakan vitamin tergantung cara preparasi bahan pangan yang dikeringkan, proses dehidrasi yang dipilih, kondisi penyimpanan bahan kering. Dehidrasi dengan matahari akan menyebabkan kehilangan karoten, vit C yang lebih besar dibandingkan dengan pengeringan semprot. Riboflavin peka terhadap cahaya. Tiamin peka terhadap panas dan rusak oleh proses sulfurisasi Pemanasan yang terlalu lama merusak protein
Pada suhu pengeringan yang tinggi, oksidasi lemak
bahan pangan lebih besar daripada suhu yang
rendah. Melindungi lemak dengan antioksidasi merupakan pengendalian yang efektif Kerusakan karbohidrat pada buah karena pemanasan menimbulkan perubahan warna baik pencoklatan enzimatis maupun karamelisasi. Tingkat kadar air kritis dalam pencoklatan berkisar antara kadar air 1 30%, dibawah 1 % sangat minim dan diatas 30% pencoklatan terlihat sangat jelas Enzim peka terhadap panas lembab, enzim memerlukan air untuk aktivitasnya, penurunan kadar air mengakibatkan aktivitas enzim berkurang.