Anda di halaman 1dari 3

Di susun oleh

Hermanto Quedarusman
090111044
Ruang 12

Universitas Sam Ratulangi Manado

Fakultas Kedokteran
Demam di malaria

Periodisitas demam

1.

Febris intermittent
Febris ini sering disebut demam dan ague atau mengigil dan
demam. Seperti apa yang telah disiratkan oleh namanya. Demam ini
tidaklah konstan seperti pada demam kontinous tetapi hilang timbul,
sehingga pada demam ini ada periodisitas dimana demam ini tidak
timbul dan tidak menunjukkan gejala febris. Demam ini dikarakterisasi
dengan keberhasilan dari serangan dengan interval yang cukup dan
waktu istirahat yang lengkap tapi tidak teratur menimbulkan kejang
(paroxysm) atau relaps pada durasi yang tidak pasti. Dengan interval
yang berarti waktu dari mulainya kejang ke waktu dimana kejang ini
akan muncul lagi berikutnya. Panjang dari interval ditentukan oleh
variasi dari ague. Ketika interval tersebut adalah 24 jam, maka disebut
quotidian, 48 jam disebut tertiana dan ketika interval tersebut 72 jam
disebut quartana. Ada pula beberapa varietas dari contoh di atas.
Penyakit dengan febris intermittent ini dimulai dengan kejang
yang memiliki tiga tahapan, dingin, panas, dan berkeringat. Tahap
dingin memiliki tanda yang jelas; pasien menguap, memiliki rasa lesu,
meregangkan tubuh, tidak ada nafsu makan, dan kemauan untuk
bergerak. Kepucatan diobservasi pada wajah dan ekstremitas. Pasien
bergetar, gigi bergemeretak, dan kulit menyusut mengakibatkan goose
flesh.
Ketika tahap tersebut menurun, maka tahap panas dimulai yang
dikarakterisasi dengan demam tinggi. Demam ini diikuti dengan tahap
berkeringat ketika peningkatan dari kelembaban pada mula-mula dan
ke perspirasi. Kemudian tubuh kembali ke temperatur normal dan
kesehatan yang membaik kembali.
Dalam tahap dingin sirkulasi dilemparkan ke organ internal dan
limpa menjadi tersumbat dan membesar penyebabnya dikenal sebagai
ague cake.
Quotidian biasanya terjadi pada pagi hari, tertiana pada senja
hari, dan quartana pada sore hari. Tahap dingin pada quotidian adalah
yang paling cepat, dan yang terlambat pada quartana.

2.

Febris remittent
Demam remittent dikenal juga dengan Bilious fever. Demam ini
merupakan jenis demam yang biasanya menyerang secara tiba-tiba
dan memiliki tanda yang baik tanpa gejala premonitori dan penting.
Pada setiap waktu ada keadaan lesu dan lemah selama beberapa hari

sebelum melakukan serangan, juga pada sakit kepala, kekurangan


nafsu makan dan rasa pahit di mulut juga rasa sakit di sendi.
Serangan pertama dimulai dengan rasa kejang dan mengigil,
nyata pada karakter. Walaupun biasanya singkat dan beberapa kali
hanya sesaat, namun pada suatu waktu parah dan diperpanjang.
Kadang-kadang rasa mengigil dirasakan pertama-tama di kaki dan
pada waktu lain terjadi di bahu, atau di punggung, berjalan ke seluruh
tubuh. Biasanya ada satu rasa mengigil dengan tanda yang jelas;
paroxysm pada demam akan kembali setelahnya, dan kadang dimulai
dengan tahap dingin.
Gejala pada demam ini menguat pada periode yang pasti;
didahului sering kali tetapi tidak biasanya dengan rasa mengigil. Di
antara periode keparahan pada gejala febri ini dan periode yang mirip
biasanya mengikuti pengurangan dari gejala yang berat, yang menjadi
sedang tetapi tidak seperti demam intermittent yang menghilang
secara keseluruhan. Ini berulang menjadi berat. Denyut nadi pada
tahap panas adalah 100 sampai 130. Rasa sakit di kepala, punggung,
dan anggota gerak. Lidah menjadi kuning atau keputihan dan pada
kasus yang berat menjadi coklat dan hampir hitam di tengah
menyebabkan makanan menjadi tidak enak, rasa mual dan muntah.

3.

Demam kontinua
Pada demam kontinua, suhu tubuh meninggi persisten,
menunjukkan sedikit atau tanpa variasi dan tidak pernah menjadi
normal selama 24 jam

Anda mungkin juga menyukai