tersebut.
Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma, namun
tidak mengandung protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L
dan klorida sekitar 104 mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang
lebih kecil bila dibandingkan di dalam plasma. Sewaktu larutan ini mengalir di
bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami modifikasi melalui reabsorbsi
sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat reabsorbsi ini bergantung
pada kecepatan berkeringat.
Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir
melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion
natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-masing ion ini
menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan osmotic cairan
keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian besar
cairan kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar
kandungan unsure lainnya. Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang
rendah, kandungan unsure seperti urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya
konsentrasinya sangat tinggi.
Sebaliknya apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system
saraf simpatis, secret prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan
duktus kini hanya mereabsorbsi natrium klorida dalam jumlah yang lebih
sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan klorida kemudian
biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit lebih
rendah dari setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi,
keringat mengalir melalui tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit
air yang direabsorbsi. Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya
dari keringat hanya sedikit meningkat, urea menjadi sekitar dua kali dari
plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma, dan kalium sekitar 1,2 kali.
Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan mengalami
kehilangan natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna.
Kehilangan elektrolit akan jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan
berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah terbiasa dengan iklim
tersebut, seperti berikut ini.
3. Mekanisme Menggigil
Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim
sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil
dan meningkatkan metabolisme basal.
Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang
disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif,
makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya
menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang
hipotalamus (http://iwansain.wordpress.com/2007/10/03/pengaturan-suhu-
tubuh-thermoregulasi/)
Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan
berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otototot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas
tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.
Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang
hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar
(menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena
dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas
tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam
tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila
tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang
terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis (racun)
yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya
proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri
sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap
adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh
racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu
zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan
masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya
yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain berupa
leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan
adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan
senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya
interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang
keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel
penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam
arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim
fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh
hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran
prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim
siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan
mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,
hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas
suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin
tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal.
Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini
ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya
perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus
yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut
dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan
2. Radiasi
Bila permukaan tubuh akan menerimasuhu disekitar lebih panas dari badan
panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya
radiasi.
3. Konduksi
Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan
pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini
dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air).
4. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.
Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan
dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) menjadi kurang padat,
naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam
pertukaran panas.
9. Set Point dan Peranannya dalam Pengaturan Suhu Tubuh
Set poin adalah tingkat temperature kritis dari mekanisme pengaturan
temperature yaitu 37,1C. Bila suhu > set point maka kecepatan kehilangan
panas > dari kecepatan pembentukan panas kemudian kembali ke tingkat
37,1C
Set point suhu kritis pada hipotalamus, terutama ditentukan oleh derajat
aktivitas reseptor suhu panas pada area preoptik hipotalamus anterior. Di
bagian atas set point menandakan dimulainya berkeringat dan bagian bawah
ditandai dengan dimulainya menggigil. Akan tetapi sinyal tubuh yang berasal
dari perifer tubuh, terutama dari kulit dan jaringan tubuh bagian dalam
tertentu (medulla spinalis dan organ visera abdomen), juga berperan sedikit
dalam pengaturan suhu tubuh. Sinyal-sinyal tersebut berperan mengubah set
point di pusat pengaturan suhu tubuh, hipotalamus.
Pada saat suhu kulit menurun, maka set point meningkat. Bila suhu kulit
meningkat, pengeluaran keringat akan dimulai pada suhu hipotalamus yang
lebih rendah daripada ketika suhu kulit sedang rendah. Pengeluaran keringat
akan dihambat ketika suhu kulit rendah, jika tidak, efek gabungan dari
rendahnya suhu kulit dan pengeluaran keringat dapat menyebabkan
kehilangan panas tubuh yang lebih banyak.
Efek yang serupa terjadi juga pada saat menggigil. Bila kulit menjadi dingin,
keadaan tersebut mendorong pusat hipotalamus menuju ambang menggigil
bahkan saat suhu hipotalamus sendiri masih cukup panas disbanding normal.
Suhu kulit yang dingin menyebabkan suhu tubuh menjadi sangat menurun
kecuali bila pembentukan panas ditingkatkan. Jadi suhu kulit yang dingin
sebenarnya mengantisipasi turunnya suhu tubuh internal dan mencegah agar
keadaan tersebut tidak terjadi.
10. Fisiologi Pengaturan Suhu Tubuh dalam Keadaan Panas dan Dingin
Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :
1) Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang
terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion)
--> erector villi
Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :
Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi) : Pada reaksi dingin
aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan
panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar
dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap
pakaian lagi.
Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah) : Pada prinsifnya yaitu
panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan)
bila seluruh anggota badan didinginkan
2) Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme.
Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi
baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan
cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah
bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor
unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara
simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif
untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 0C selama 60
menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5
kali.
Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas
1. Fisik
Penambahan aliran darah permukaan tubuh
Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan
Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/ dibawah 34
0C. penambahan aliran darah penambahan konduktivitas panas (thermal
konduktivity)
2. Keringat
Pada temperature diatas 34 0C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup
dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi.
mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara penguapan
(evaporasi).
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga
peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas
normal.
5. Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%
kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu
lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu 10C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 30%. Hal ini terjadi
karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme.
Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami
hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan
panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan
pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh
terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang
atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat
mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi
sebagian besar melalui kulit.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh
darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang
mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke
kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif
untuk keseimbangan suhu tubuh.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16 kalori per jam.
Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara
terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
Gambar Keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas (Tamsuri Anas, 2007)
Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan
konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu
dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh
melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual ( yang
dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh
tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.
4. Usia
Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga memberi
efek tidak langsung terhadap suhu tubuh. Pada neonatus dan bayi, terdapat mekanisme
pembentukan panas melalui pemecahan (metabolisme) lemak coklat sehingga terjadi proses
termogenesis tanpa menggigil (non-shivering thermogenesis). Secara umum, proses ini mampu
meningkatkan metabolisme hingga lebih dari 100%. Pembentukan panas melalui mekanisme ini
dapat terjadi karena pada neonatus banyak terdapat lemak coklat. Mekanisme ini sangat penting
untuk mencegah hipotermi pada bayi.
Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai kelompok usia (Tamsuri Anas, 2007)
APA ITU DEMAM ATAU PANAS TUBUH?--Ketika anda merasa tidak enak badan, maka hal pertama kali yang
sering anda nilai adalah apakah tubuh anda panas atau mengalami
demam. Walaupun sebenarnya panas sendiri bukanlah penyakit itu
sendiri, panas biasanya adalah tanda bahwa sesuatu sedang terjadi
didalam tubuh anda.
Dan sebenarnya panas sendiri tidak selalu buruk. Panas memegang
peranan dalam menolong tubuh untuk melawan serangan infeksi virus
atau bakteri. Jadi panas adalah suatu respon tubuh untuk melawan
infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
BERAPAKAH SUHU TUBUH MANUSIA NORMAL?--Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu
suhu tubuh yang konstan antara 36.5C dan 37.5C.
Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur,
maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau
dalam aktivitas.
Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan
hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar
37 C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5 C sedang di rectum (anus) sekitar
37.5 C.
"Panas atau Demam terjadi bila pengambilan suhu tubuh melalui mulut (dibawah
lidah) DIATAS 37.5 C".
Biasanya demam sendiri diikuti oleh kondisi lainnya, seperti gejala dan tanda lainnya
yang sering dapat membantu untuk menemukan penyebab dari terjadinya demam
tersebut.
Sebagai contoh, mual dan muntah dengan panas tubuh, berarti adanya gangguan
didaerah pencernaan. Atau demam yang disertai oleh batuk dengan reak maka
gangguan adalah pada saluran pernafasanya.