TINJAUAN PUSTAKA
16
Mendorong pasangan usia subur (PUS) yaitu istri yang belum berusia 30
tahun dan anaknya baru satu orang agar merasa cukup memiliki 2 orang anak
saja.
ii.
Membantu PUS yang berusia lebih dari 30 tahun dan anaknya lebih dari tiga
orang agar tidak menambah anak lagi..
iii.
iv.
v.
2.2. Sejarah KB
Keluarga berencana bukanlah sesuatu yang baru, karena menurut catatan dan
tulisan yang berasal dari Mesir kuno, Yunani kuno, Tiongkok kuno dan India, hal ini
telah dipraktekkan berabad-abad yang lalu, namun caranya masih kuno dan primitif.
Cara keluarga berencana yang pertama dilakukan adalah dengan jalan berdoa dan
memakai jimat anti hamil, sambil meminta dan berharap supaya wanita jangan hamil.
Pada zaman Yunani kuno, Soranus dan Ephenus membuat tulisan ilmiah
tentang cara menjarangkan kelahiran yaitu mengeluarkan semen (air mani) dengan
membersihkan vagina dengan kain dan minyak setelah selesai melakukan hubungan
seksual. Selain itu, ada juga yang memasukkan rumput, daun-daunan, atau sepotong
kain perca ke dalam vagina untuk menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim
pada waktu akan melakukan hubungan seksual.15
Gerakan keluarga berencana bermula dari kepeloporan beberapa tokoh baik di
dalam maupun diluar negeri. Awal abad 19 di Inggris, upaya keluarga berencana
muncul atas prakarsa Maria Stopes (1880-1950) yang menaruh perhatian terhadap
kesehatan ibu. Maria Stopes menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan kaum
buruh di Inggris.16
Dia menyarankan pemakaian cap dari karet, dikombinasikan dengan supositoria yang
mengandung bubuk kinine; dapat juga spons yang dibubuhi sabun bubuk.6
Di Amerika Serikat, Margareth Sanger (1883-1966) merupakan pelopor
Keluarga Berencana modern yang dikenal dengan program birth control-nya.17 Dia
menganjurkan untuk menggunakan kondom atau cap yang dikombinasikan dengan
penyemprotan setelah senggama.6
Pada tahun 1917 didirikan National Birth Control League dengan Margareth
Sanger sebagai ketuanya. Sejak saat itulah berdiri perkumpulan-perkumpulan
keluarga berencana di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.16
Di Indonesia keluarga berancana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada
tanggal 23 Desember 1957 berdirilah sebuah wadah dengan nama Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan merupakan pelopor pergerakan keluarga
berencana nasional.15 PKBI memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui
cara mengatur atau menjarangkan kehamilan, mengobati kemandulan dan memberi
nasehat perkawinan. Kegiatan penerangan dan pelayanan sangat terbatas, karena
bertugas
mengkoordinasikan
perencanaan,
pengawasan
dan
penilaian
ii.
iii.
mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai hari ke 36, maka perhitungannya
adalah 28-18 = 10, dan 36-11 = 25. Maka konsepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga
hari ke 25 daur haid, sehingga masa aman adalah hari pertama sampai hari ke 9 daur
haid. 17
Metode ini tanpa efek samping, gratis, tidak menggunakan bahan kimia, dapat
digunakan oleh semua wanita baik tua maupun muda. Bagi wanita, cara ini sangat
sulit dilaksanakan karena sukar menentukan saat ovulasi yang tepat terlebih lagi
hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur.15
b. Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat
b.1 Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produk hewani)
yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.16 Kondom sudah digunakan di
Mesir sejak tahun 1350 sebelum Masehi. Pada abad ke 18 diberi nama kondom
yang pada waktu itu digunakan dengan tujuan mencegah penularan penyakit kelamin.
Kondom menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina sehingga pembuahan dapat
dicegah.16
Pada dasarnya ada 2 jenis kondom, kondom kulit dan kondom karet. Kondom
kulit dibuat dari usus domba, sedangkan kondom karet lebih elastis dan murah
sehingga lebih banyak digunakan.16 Sedangkan tipe kondom terdiri dari kondom
biasa, kondom berkontur (bergerigi), kondom beraroma, dan kondom tidak beraroma.
Kondom untuk pria sudah cukup dikenal sedangkan kondom untuk wanita walaupun
sudah ada belum dikenal.15
Kekurangan dari kondom adalah dapat robek, pelumas kurang atau tekanan
pada waktu ejakulasi, dan sebagian kecil ditemukan kasus alergi terhadap kondom
karet. Dan kelebihan dari alat kontrasepsi ini adalah murah, mudah diperoleh, tidak
memerlukan pengawasan dan dapat mengurangi kemungkinan penularan penyakit
kelamin.15,16
b.2. Diafragma
Diafragma adalah suatu mangkok dangkal yang terbuat dari karet lunak yang
dipakai oleh wanita menempel di mulut rahim, untuk mencegah sel mani agar tidak
masuk ke dalam rahim. Spermisida yang dipakai bersamaan dengan diafragma akan
membantu membunuh sel-sel mani dan juga melindungi terhadap ancaman terhadap
penularan gonorrhea dan chlamydia. Diafragma terdapat dalam berbagai ukuran, dan
diperlukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan untuk menentukan ukuran diafragma
yang cocok.18
Diafragma tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu hubungan
seksual karena telah terpasang 6 jam sebelumnya, tidak mempunyai pengaruh
sistemik, akan tetapi pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran
uretra dan diafragma juga bisa bocor terutama setelah dipakai lebih dari satu tahun.
Pemeriksaan pelvic oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan
ketepatan pemasangan.15
b.3. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Spermisida menyebabkan sel membran sperma terpecah,
memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembunuhan sel
telur. Spermisida dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal atau krim.15
Spermisia kurang efektif dalam mencegah kehamilan apabila digunakan sendiri.
Akan tetapi akan sangat efektif apabila digunakan dengan metode lainnya seperti
diafragma dan kondom.18
Metode ini tidak mengganggu produksi ASI, mudah digunakan dan tidak
memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus. Disamping itu terdapat
kekurangan
metode ini, seperti kurang efektif dalam penggunaannya karena harus menunggu
waktu 10-15 menit setelah pemakaian sebelum melakukan hubungan seksual dan
efektivitas pemakaian hanya 1-2 jam saja.15
2.4.2. Metode Modern
a. Kontrasepsi Hormonal
a.1. Pil
a.1.1 Pil Kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling
efektif, karena selain mencegah terjadinya ovulasi juga mempunyai efek lain terhadap
traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahan-perubahan pada lendir serviks
sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang menyebabkan sperma tidak dapat
masuk ke cavum uteri. Pil kombinasi ada yang berisi 21 atau 22 pil dan ada yang
berisi 28 pil dalam satu bungkus. Pil kombinasi yang berisi 21 atau 22 pil dalam satu
bungkus, diminum mulai hari kelima haid satu pil setiap hari sampai habis. Pil dalam
bungkus kedua diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil
kombinasi yang berisi 28 pil diminum setiap malam secara terus-menerus.17
ii.
iii.
iv.
Merokok dan umur lebih dari 35 tahun karena akan mempunyai resiko
serangan jantung atau pecah pembuluh darah otak.
v.
samping ringan dan efek samping berat. Efek samping ringan berupa pertambahan
berat badan, perdarahan di luar haid, depresi dan gangguan gastrointestinal.
Sedangkan efek samping berat adalah tromboemboli yang terjadi karena peningkatan
aktivitas faktor pembekuan dan dapat juga disebabkan pengaruh vaskuler secara
langsung.16
Pil kombinasi ini efektif dalam pemakaiannya, frekuensi koitus tidak perlu
diatur, siklus haid jadi teratur dan keluhan-keluhan dismenorea yang primer menjadi
berkurang atau hilang sama sekali. Kekurangan pil kombinasi ini adalah harus
diminum setiap hari sehingga kadang-kadang dapat lupa, dan ada efek samping yang
bersifat sementara seperti mual, muntah, sakit kepala, buah dada terasa nyeri dan
setelah berhenti minum pil dapat menimbulkan amenore yang persisten.17
ii.
iii.
iv.
v.
a.2. Suntikan
a.2.1 Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah Cycloferm dan Mesigyna yang mengandung
hormon estrogen dan progestin yang disuntikkan setiap bulan. Jenis suntikan ini
cocok untuk wanita yang ingin mendapat haid yang teratur setiap bulan.19 Suntikan
kombinasi membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu, dan menekan ovulasi.15
Suntikan kombinasi tidak mengganggu hubungan seksual, risiko terhadap
kesehatan kecil, tidak diperlukan pemeriksaan dalam jangka panjang, mengurangi
nyeri saat haid dan mengurangi jumlah perdarahan. Efek samping yang
ditimbulkannya adalah terjadi perdarahan bercak atau spotting, mual, pusing, nyeri
payudara ringan, penambanhan berat badan dan dapat mengakibatkan efak samping
yang serius seperti serangan jantung, stroke, adanya bekuan darah dalam paru atau
otak dan dapat menyebabkan timbulnya tumor hati.15
Wanita yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi adalah mereka
yang termasuk ke dalam :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
a.3. Implant/Susuk
Implant merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit
di lengan kiri penggunanya. Metode ini dapat dipakai oleh semua wanita dalam usia
reproduksi dan aman dipakai pada masa menyusui. Pemasangan dan pencabutan
kembali metode ini hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih.
18
Metode ini membuat lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan
endometrium, mengurangi transportasi sperma sehingga menekan ovulasi.15
Sesuai dengan perkembangannya, implant terdiri atas tiga jenis yaitu :
i.
Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan penjang 3,4
cm,diameter 2,4 mm, dan diisi dengan 36 mg Levonogestrel. Jenis norplant
ini efektif untuk penggunaan selama 5 tahun.
ii.
Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
iii.
gangguan haid (terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih sering
berdarah).15
Wanita yang tidak boleh menggunakan implant adalah wanita hamil atau
disangka hamil, penderita penyakit hati, kanker payudara, diabetes mellitus, kelainan
kardiovaskular dan wanita yang mempunyai riwayat kehamilan ektopik.17
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) merupakan alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang hanya
boleh dipasang oleh dokter atau bidan terlatih. Setelah di rahim, AKDR akan
mencegah sperma pria bertemu dengan sel telur wanita. Pemakaian AKDR dapat
sampai 10 tahun (tergantung kepada jenisnya) dan dapat dipakai oleh semua wanita
umur reproduksi.15,18
Sampai saat ini terdapat banyak jenis AKDR, dan yang paling banyak
digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia adalah jenis Lippes loop.
AKDR dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai
cincin. Yang termasuk dalam golongan bentuk terbuka linear antara lain Lippes loop,
Saf-T-coil, multiload 250, Cu-7, Cu-T, Cu t 380 A, Spring coil, Margulies spiral, dan
lain-lain; sedang yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar
cincin antara lain adalah Ota ring, Antigon F, Ragab ring, cincin Gravenberg, cincin
Hall-Stone, Birnberg bow, dan lain-lain.17
Pemasangan AKDR sebaiknya dilakukan pada masa haid, untuk mengurangi
rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis servikalis. Segera setelah
pemasangan AKDR, rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi. Biasanya rasa nyeri
ini dapat berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangi atau
dihilangkan dengan pemberian analgetika. Jika keluhan berlangsung terus, sebaiknya
AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran yang lebih
kecil.16,17
Sebagai alat kontrasepsi AKDR mempunyai efektivitas yang tinggi dan
merupakan metode jangka panjang, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak
mempengaruhi produksi ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi), dapat digunakan setelah menopause, tidak ada
interaksi dengan obat-obat
samping yang ditimbulkannya adalah perubahan siklus haid, haid menjadi lebih
banyak dan lama, adanya perdarahan berat saat haid sehingga memungkinkan
menyebabkan anemia.15
Wanita yang tidak dapat menggunakan AKDR adalah mereka yang dalam
keadaan :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
c. Sterilisasi
c.1. Sterilisasi Wanita (Metode Operasi Wanita/MOW)
Sterilisasi wanita adalah pemutusan saluran telur wanita yang dilakukan
dengan operasi. Sterilisasi ini merupakan tindakan bedah yang aman dan hanya
berlangsung selama 30 menit. Petugas kesehatan melakukan sayatan kecil di kulit
perut ibu, kemudian memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari
indung talur ke rahim. Tindakan ini tidak akan mempengaruhi hubungan seksual
wanita.19 Operasi dapat dilakukan selama siklus haid, pasca persalinan dan pasca
keguguran.15
Pada konferensi khusus Perkumpulan Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan
(3-5 Juni 1976), MOW dianjurkan pada wanita dengan usia antara 25- 40 tahun,
dengan jumlah anak sebagai berikut :
i.
ii.
iii.
i.
ii.
iii.
iv.
Tindakan operasi ini hanya berlangsung beberapa menit dan tidak mempengaruhi
kemampuan pria untuk melakukan hubungan seksual. Pria masih mampu untuk
ejakulasi cairan sperma, akan tetapi cairan sperma tersebut tidak mengandung benih
sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali
sebelum benih sperma benar-benar bersih. Oleh karena itu, sebelum vasektomi
dikatakan benar-benar steril, dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi yang biasa
digunakan.18
2.5. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi
2.5.1. Umur
Masa kehidupan reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga
periode yaitu, reproduksi muda (15-19 tahun), reproduksi sehat (20-35 tahun) dan
reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas data epidemiologi yang
menyatakan bahwa risiko kehamilan dan persalinan baik bagi ibu maupun bagi anak
lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20-35 tahun, dan
meningkat setelah usia lebih dari 35 tahun. Jenis kontrasepsi yang digunakan
sebaiknya disesuaikan dengan tahap masa reproduksi tersebut. 19
Umur merupakan salah satu faktor yang berhubungan perilaku seseorang
termasuk dalam penggunaan alat kontrasepsi. Mereka yang berumur tua mempunyai
peluang kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang
muda.20
2.5.2. Pendidikan
Pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan
mencari solusi dalam hidupnya. Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi
biasanya akan bertindak lebih rasional, sehingga akan lebih mudah untuk menerima
gagasan baru. Demikian juga halnya dengan menentukan pola perencanaan keluarga
dan penggunaan kontrasepsi serta peningkatan kesejahteraan keluarga.1
Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat lebih mudah untuk menerima
ide atau masalah baru seperti penerimaan, pembatasan jumlah anak, dan keinginan
terhadap jenis kelamin tertentu. Pendidikan juga meningkatkan kesadaran wanita
terhadap manfaat mempunyai jumlah anak sedikit. Wanita yang berpendidikan lebih
tinggi cenderung membatasi jumlah kelahiran dibandingkan dengan yang tidak
berpendidikan atau berpendidikan rendah.21
Penelitian Mashfufah (2006) dengan disain cross sectional menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan responden dengan
penggunaan alat kontrasepsi, dengan nilai p=0,005.22
2.5.3. Pengetahuan
Pengetahuan (kognitif) merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.24
Penelitian Masfufah (2006) dengan disain cross sectional menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penggunaan alat
kontrasepsi, dengan nilai p=0,005.22