PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Program KB Nasional merupakan program pembangunan sosial dasar yang
sangat penting artinya bagi pembangunan nasional dan kemajuan bangsa. Undang-
Undang RI Nomor 10 tahun 1992 Pasal 1 ayat 12 menyatakan bahwa KB adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (BKKBN, 2008). Jumlah
penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan sensus penduduk
tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.641.326 orang, dengan laju
pertumbuhan penduduk ( LPP ) pertahun 1,49 % ( Profil Kesehatan Indonesia, 2010 ).
Hal ini merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi negara-negara
yang berkembang seperti Indonesia tetapi juga negara-negara lain di dunia ini.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit
bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup warga
negaranya. Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar dengan laju
pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi, pemerintah mencanangkan suatu
Program Keluarga Berencana (KB) Nasional (BKKBN, 2008). KB dalam kesehatan
reproduksi berperan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi karena
kehamilan yang diinginkan dan berlangsung dalam keadaan dan saat yang tepat akan
lebih menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Berdasarkan metode kontrasepsi menurut Provinsi, alat kontrasepsi dalam
rahim ( AKDR ) banyak digunakan di Provinsi Bali, DI Yogyakarta, DKI Jakarta
masing-masing sebesar 47,34%, 24,57% dan 21,33% rata-rata nasional hanya 11,03%
sedangkan Provinsi Sulawesi Selatan hanya 2,34% dan Sulawesi Barat 2,36% ( Profil
Kesehatan Indonesia, 2010).
Keluarga Berencana dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, pembinaan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2008). Berdasarkan
data Riskesdas 2010 jenis alat KB yang digunakan secara nasional, didominasi
dengan cara suntik (31,1%), selanjutanya pil (12,3%), IUD/AKDR (5,0%), sterilisasi
wanita (2,1%), Implant (1,4%), kondom (1,1%), sterilisasi pria (0,1%) dll. Banyak
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pemilihan metode kontrasepsi yang
digunakan. Purba (2009) menemukan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan yaitu faktor prediposisi (umur,
pendidikan, jumlah anak, pengetahuan, sikap), faktor pendukung (ketersediaan alat
kontrasepsi, jarak rumah ke puskesmas, waktu tempuh dan biaya), faktor pendorong
(dukungan petugas kesehatan). Berdasarkan Laporan F/I/Kec.Dalap dan F/II/KB
yang telah diterima dari Kecamatan di Kantor Badan Keluarga Berencana Kota
Makassar sampai dengan tanggal 10 Februari 2015 yaitu berdasarkan Permintaan
Perkiraan Masyarakat ( PPM ) tahun 2015 untuk peserta KB baru ditetapkan
sebanyak 25.247 peserta dan ini dijabarkan ketingkat kecamatan dengan harapan
bahwa PPM yang diberikan dapat terealisasi sampai dengan akhir tahun 2015. Dari
hasil rekapan laporan Faskes F/II/KB sampai dengan bulan Januari 2015 capaian
peserta KB Baru sebanyak 3.238 peserta atau 12,83 % terhadap PPM sebanyak
25.247 peserta dengan capaian yang tertinggi adalah peserta KB IUD 181 peserta atau
60,33% terhadap PPM PB 300 peserta, MOW 67 peserta atau 58,77% terhadap PPM
PB 114 peserta, Kondom 208 Peserta atau 33,60 % terhadap PPM AB 619 , Implant
197 peserta atau 24,35 % terhadap PPM PB 809 peserta, Suntik sebesar 1.773
peserta atau 13,83 % terhadap PPM PB 12.819 peserta, disusul Pil 812 peserta atau
7,68% terhadap PPM AB 10.568 peserta dan MOP belum ada AB sampai akhir
Januari 2015. Sementara itu jika dilihat dari capaian peserta KB Baru per Kecamatan
sampai dengan bulan Januari 2015 maka Kecamatan yang tertinggi adalah
Kecamatan Ujung Pandang sebanyak 138 peserta atau 34,50 % terhadap PPM PB
400 peserta dan yang terendah adalah Kecamatan Ujung Tanah sebanyak 73 peserta
atau 6,87% terhadap PPM AB 1.062 peserta.
Dari pencapaian peserta KB baru sampai dengan bulan Januari 2015 terdapat
445 peserta atau 35,86% terhadap PPM PB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang ) 1.241 peserta . Jika capaian ini dibandingkan dengan rata-rata pencapaian
per bulan (8,33%) maka untuk bulan Januari 2015 telah tercapai. Berdasarkan laporan
Faskes F/II/KB capaian MKJP sampai dengan bulan Januari 2015 per mix
kontrasepsi maka kontrasepsi yang tertinggi capaiannya adalah IUD 181 peserta atau
60,33 % terhadap PPM PB 300 peserta disusul MOW 67 peserta atau 58,77 %
terhadap PPM PB 114 peserta, kemudian Impant 197 peserta atau 24,35 %
terhadap PPM PB 809 peserta, dan MOP belum ada. Melihat persentase capaian
MKJP diatas maka diharapkan peningkatan pencapaian MKJP pada bulan-bulan
berikutnya.
Untuk Tingkat Kecamatan peserta KB Baru MKJP tertinggi adalah
Kecamatan Ujung pandang sebesar 57 peserta atau 219,23% terhadap PPM MKJP 26
peserta dan yang terendah adalah Kecamatan Tallo yang baru mencapai 6 peserta atau
2,60 % tehadap PPM MKJP 231 peserta.
Pencapaian peserta KB aktif berdasarkan hasil rekapan F/I/DAL/10 Tingkat
Kota Makassar jumlah peserta KB Aktif sampai dengan bulan Januari 2015 sebesar
112.086 peserta atau 65,65% terhadap PUS Lapangan 170.742 PUS dan 122,76 %
terhadap PPM PA 91.304 peserta. Bila dilihat pencapaian peserta KB Aktif per
Kecamatan maka Kecamatan yang tertinggi capaiannya adalah Kecamatan Mamajang
sebesar 4.439atau 70,10 % terhadap PUS Lapangan 6.332 PUS dan 118,94 %
terhadap PPM PA 3.732 sedangkan yang terendah capaiannya adalah Kecamatan
Rappocini sebesar 10.500 atau 63,27 % terhadap PUS Lapangan 16.595 Pus dan
115,70 % terhadap PPM PA 9.075 peserta.
Pencapaian peserta kb aktif MKJP berdasarkan pencapaian peserta KB Aktif
MKJP sampai dengan bulan Januari 2015 sebesar 27.894 peserta atau 24,9 %
terhadap peserta KB Aktif 112.086 peserta dan 138,50 % tehadap PPM PA MKJP
sebesar 11.783 peserta . Bila dilihat pencapaian peserta KB Aktif MKJP
perkecamatan, maka Kecamatan yang tertinggi capaiannya adalah Kecamatan Tallo
sebesar 6.133 peserta atau 419,2 % terhadap PPM PA MKJP 1.463 peserta dan yang
terendah adalah Kecamatan Bontoala sebesar 741 akseptor atau 92,2 % terhadap PPM
PA MKJP 804 akseptor.
B. Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian AKDR di Kota
Makassar Sulawesi Selatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah/ menghalangi
dan Konsepsi yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan
sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma
(Fertitest, 2010).
Kontrasepsi Menurut (Kapita Selekta Kedokteran 2001) adalah upaya
mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat dilakukan
tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat/alat atau dengan
operasi.
Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan
cara kontrasepsi modern :
a. Kontrasepsi sederhana
Kontrasepsi sederhana terbagi atas kontrasepsi tanpa alat dan
kontrasepsi dengan alat/obat. Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat
dilakukan dengan senggama terputus, pantang berkala, metode suhu badan
basal, dan metode kalender. Sedangkan kontrasepsi sederhana dengan
alat/obat dapat dilakukan dengan kondom, diafragma, kap serviks, dan
spermisid.
b. Kontrasepsi Modern
Kontrasepsi modern dibedakan atas 3 yaitu: 1) kontrasepsi hormonal,
yang terdiri dari pil, suntik, implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit).
2) IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). 3) Kontrasepsi mantap yaitu
dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) dan vasektomi (sterilisasi
pada pria) (Hartanto, 2003).
B. Intra Uterine Devices (IUD)/ Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
1. Definisi AKDR
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim terbuat
dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
kehamilan
2. Jenis AKDR
Adapun jenis-jenis dari IUD yaitu:
1. Cooper-T
Berbentuk T terbuat dari bahan polyetheleb dimana bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan ini mempunyai efek anti fertilasi
(anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Cooper-7
Berbentuk angkat 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertical 32 mm, ditambahkan
gulungan tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada
jenis Cooper-T.
3. Multi Load
Terbuat dari plastik atau polyethelen dengan dua tangan, kiri dan
kanan terbentuk sayap yang fleksibel. Batangnya diberi gulungan kawat
tembaga untuk menambah efektifitas.
4. Lippes Loop
Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung.
Untuk memudahkan kontrol benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai
angka kegagalan yang rendah (Lalik, 2010).
Sumber :
3. Efektifitas AKDR
AKDR/IUD efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai hampir
100%, yang bergantung pada alatnya. AKDR terbaru, seperti T 380A, memiliki
angka kegagalan yang jauh lebih rendah pada semua tahap pemakaian tanpa ada
kehamilan setelah 8 tahun pemakaian (Everett, 2007).
Cupper T-380 A primadona BKKBN. Pertimbangan mengapa BKKBN
memilih Cupper T-380 sebagai primadona.
Teknik pemasangan ;
1. mudah, tidak sakit
2. Efektifitas tinggi
3. Kejadian ekspulsi rendah
4. Tidak mudah menimbulkan perforasi
5. Tidak banyak menimbulkan komplikasi
6. Tidak banyak menimbulkan trauma
7. Kembalinya kesuburan berjalan lancar (Manuaba, 2001).
Sumber :
Keuntungan dari IUD ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi .
2. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan .
3. Metode jangka panjang .
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat .
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI .
8. Tidak efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A) .
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi) .
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
11. Tidak ada interaksi dengan obat-obat .
Kekurangan AKDR :
Efek samping yang umum terjadi :
1. Perubahan pada siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
4. Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain:
1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
2. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
4. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
5. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan .
6. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, Penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas
7. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
9. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi setelah pemasangan AKDR
(Saifuddin, 2006)
5. Indikasi AKDR
Usia reproduktif , keadaan nulipara, menginginkan kontrasepsi jangka
panjang menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi setelah
melahirkan dan tidak menyusui bayinya , risiko rendah dari ims , tidak
menghendaki metode hormonal setelah mengalami abortus dan tidak terlihat
adanya infeksi , tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.
AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya:
perokok, sedang menyusui , gemuk ataupun yang kurus, pasca keguguran atau
kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi , sedang memakai
antibiotika atau anti kejang , penderita tumor jinak payudara, kanker payudara
,tekanan darah tinggi , penderita penyakit jantung , penderita diabetes dan penyakit
hati atau empedu , epilepsy.
6. Kontraindikasi AKDR
Yang tidak boleh menggunakan AKDR secara mutlak, apabila:
1. Kehamilan
2. Perdarahan saluran genital yang tidak terdiagnosis; bila penyebab didiagnosis
dan diobati, AKDR dapat dipasang.
3. Kelainan pada uterus missal uterus bikornu
4. Alergi terhadap komponen AKDR mis, tembaga.
5. HIV/AIDS karena penurunan sistem imun dan peningkatan risiko infeksi
6. Infeksi panggul atau vagina; bila telah diobati, AKDR dapat dipasang.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat dibuka sebelum waktunya bila
dijumpai:
1. Ingin hamil kembali
2. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.
3. Terjadi infeksi
4. Terjadi perdarahan
5. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR (Manuaba,
2001).
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian AKDR
Menurut teori Lawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih AKDR sebagai
berikut :
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku,
diantaranya : Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai dan pendidikan.
2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)
Merupakan faktor yang memungkinkan individu untuk berperilaku
memilih AKDR. Karena tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan dan
keterampilan. Adanya fasilitas kesehatan yang mendukung Program KB akan
mempengaruhi perilaku ibu dalam memilih metode kontrasepsi.
3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
Merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan
ketrampilan petugas kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat, (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan hal itu, semakin baik ketrampilan seorang petugas kesehatan
dalam melakukan penyuluhan dan konseling tentang KB, maka semakin baik
pula tingkat pengetahuan wanita tentang jenis-jenis kontrasepsi.
Kerangka teori yang berkaitan dengan penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR )
Faktor Pendukung
Ketersediaan alat kontrasepsi
Ketersediaan Bidan atau Petugas
Pelayanan KB
AKDR
Faktor Pendorong
Dukungan suami
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ingin/ Bukan
dengan pengguna
No Karakteristik AKDR AKDR Jumlah %
1 umur
18 - 40 th 18 26 44 73,3
40 - 50 th 6 10 16 26,7
Total 24 36 60 100
2 Pendidikan
Dasar 4 18 22 36,7
Menengah 13 15 28 46,7
Tinggi 7 3 10 16,6
Total 24 36 60 100
3 Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil 6 1 7 11,7
Pegawai Swasta 3 6 9 15,0
Wiraswasta 3 7 10 16,7
Petani 0 5 5 8,3
Ibu Rumah Tangga 12 17 29 48,3
Total 24 36 60 100
Jawaban
NO Pengetahuan Tentang AKDR Benar % Salah % jumlah (%)
1 Pengertian KB AKDR
a. AKDR adalah alkon jangka panjang 46 76.7 14 23.3 60 100
b. AKDR tidak mempengaruhi hormon 34 56.7 26 43.3 60 100
2 Jenis AKDR
a. bentuk AKDR seperti huruf T 24 40 36 60 60 100
b. Bentuk AKDR seperti huruf S 18 30 42 70 60 100
3 Cara kerja AKDR 100
a. AKDR cegah sperma dan ovum
bertemu 50 83.3 10 16. 7 60 100
b. AKDR membunuh hasil pembuahan 38 63.3 22 36. 7 60 100
4 Keuntungan pemakaian AKDR 0 0 0 100
a. Tidak harus mengingat seperti pil 56 93. 3 4 6. 7 60 100
b. Tidak membuat gemuk dan pusing 56 93.3 4 6. 7 60 100
c. Mengurangi kunjungan ke klinik,
dokter dan bidan 50 83.3 10 16. 7 60 100
d. Dapat dipasang segera setelah
melahirkan 49 81. 7 11 18.3 60 100
e. hanya perlu satu kali pasang untuk
jangka lama 53 88.3 7 11. 7 60 100
5 Kelemahan pemakaian AKDR 100
a. Haid lebih lama, banyak, lebih sakit 40 66. 7 20 33.3 60 100
b. Sebelum pasang perlu pemeriksaan
rahim dahulu 33 55 27 45 60 100
c. AKDR dapat keluar sendiri dari
rahim 30 50 30 50 60 100
d. AKDR dapat berjalan sendiri dalam
perut 36 60 24 40 60 100
e. Harus sering periksa posisi benang
AKDR 50 83.3 10 16.7 60 100
f. Jika AKDR dilepas tidak bisa
langsung punya anak 26 43.3 34 56. 7 60 100
g. AKDR tidak aman bagi ibu yang
konsumsi obat 40 66. 7 20 33.3 60 100
h. Dapat mengganggu pemberian ASI 20 33.3 40 66. 7 60 100
i. Tidak bisa cegah HIV/ AIDS 22 36. 7 38 63.3 60 100
6 Jangka waktu pemakaian AKDR 100
a. < 1 tahun 16 26. 7 44 73.3 60 100
b. 2 - 10 tahun 55 91. 7 5 8.3 60 100
7 Waktu pemasangan AKDR 100
a. Waktu haid sedang berlangsung 30 50 30 50 60 100
b. Setelah haid selesai 30 50 30 50 60 100
c. Setelah melahirkan 24 40 36 60 60 100
8 Waktu kontrol AKDR 100
a. 1 bulan setelang pasang AKDR 20 33.3 40 66. 7 60 100
b. 3 bulan setelah kontrol pertama 18 30 42 70 60 100
c. Tiap 6 bulan berikutnya 22 36.7 38 63.3 60 100
d. Bila ada perdarahan atau keluhan 58 96. 7 2 3.3 60 100
9 Efek samping pemakaian AKDR 100
a. Keputihan 50 83.3 10 16.7 60 100
b. Darah yang keluar saat haid lebih
banyak dan lebih lama 32 53.3 28 46. 7 60 100
c. AKDR dapat menembus rahim 22 36. 7 38 63.3 60 100
d. Dapat menyebabkan hamil diluar
kandungan 24 40 36 60 60 100
e. Keluar bercak-bercak darah stelah
pasang AKDR 24 40 36 60 60 100
f. Nyeri selama haid 44 73.3 16 26. 7 60 100
g. Infeksi 26 43.3 34 56. 7 60 100
Kotak 2 :
Setahu saya IUD itu yang namanya spiral dan bisa dipakai selama 5 tahun.....Yang saya tahu
bentuknya seperti spiral
Ketiga merupakan pernyataan tentang cara kerja AKDR, dimana mayoritas
responden mengetahui cara kerja AKDR dalam mencegah kehamilan dengan
menghalangi sperma dan ovum bertemu (83.3 %), Sedangkan pada pernyataan cara
kerja AKDR mencegah kehamilan yakni dengan membunuh hasil pembuahan,
sebanyak (63,3 %) menjawab benar dan (36,7%) masih menjawab salah. Masih
banyaknya responden yang menjawab salah pada pertanyaan tersebut terkait dengan
kurang lengkapnya informasi tentang metode metode kontrasepsi termasuk IUD yang
seharusnya diperoleh responden saat konsultasi pertama untuk menentukan salah satu
pilihan berkontrasepsi.
Keempat yakni tentang keuntungan pemakaian AKDR, dimana mayoritas
responden mampu menjawab benar pernyataan keuntungan AKDR karena tidak harus
mengingat seperti kontrasepsi pil (93,3 %), tidak membuat gemuk dan pusing (93,3
%), mengurangi kunjungan ke klinik (83,3%), dapat dipasang segera setelah
melahirkan (81,7%), hanya perlu satu kali pasang untuk jangka waktu yang lama
(88,3 %). Pengetahuan tentang keuntungan dari penggunaan AKDR seperti diatas
tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan responden wawancara mendalam yang
menyatakan AKDR tidak membuat pusing-pusing dan berat badan meningkat serta
tidak perlu mengingat seperti jika memakai pil.
Kelima, menggambarkan pengetahuan responden tentang kelemahan
pemakaian AKDR, dimana sebagian besar menjawab benar pada pernyataan AKDR
dapat berjalan-jalan sendiri dalam perut (55,9%), jika AKDR dilepas tidak dapat
langsung punya anak (45,8%), dan AKDR dapat keluar sendiri dari rahim (55,1%).
Banyaknya responden yang membenarkan beberapa kelemahan AKDR tersebut dapat
dikaitkan dengan informasiinformasi negatif yang diterima responden dari pihak lain
seperti tetangga maupun teman. Meskipun hal tersebut tidak dapat dipastikan
kebenarannya oleh responden, namun seringkali bahan pembicaraan tersebut cukup
mempengaruhi persepsi responden akan keamanan pemakaian AKDR. Berikut adalah
petikan wawancara dengan responden wawancara mendalam yang menguatkan
pernyataan diatas.
Adapun kelemahan lain yang mereka tahu dan yakini dari penggunaan AKDR
adalah dapat menyebabkan sakit saat berhubungan seksual dengan pasangan. Hal ini
didasarkan pada hasil wawancara mendalam pada peserta KB non AKDR, peserta KB
AKDR, maupun peserta KB non AKDR yang pernah memakai AKDR seperti berikut
:
Kotak 5 :
Katanya bisa sebabkan perdarahan, jalan-jalan sendiri di perut, dan bisa
keluar sendiri dari kandungan.... Katanya kalau sampai sudah pakai spiral
tapi kecolongan...ya hamil...katanya spiralnya ada yang masih nempel di kepala
bayi
Kotak 6 :
Saya tahunya IUD bisa sebabkan sakit saat berhubungan. Suami saya sendiri juga
agak khawatir masalah itu, nanti kalau pakai IUD bisa sakit. Kelemahannya IUD
bisa keluar sendiri dan juga mengganggu hubungan seksual.
Kotak 7 :
Saat senggama terasa oleh suami sehingga menyebabkan kurang nyaman,
makanya biar aman harus hati-hati dan tahu posisinya
Kelemahan yang satu ini memang tidak dapat dipungkiri karena hal tersebut
juga diungkapkan oleh suami, sebagaimana tergambar dalam hasil wawancara pada
kotak 8 berikut :
AKDR itu aman, bagus untuk cegah kehamilan, dan jangka waktu pakainya lama
bisa sampai 8 tahun, tidak perlu rutin ke bidan puskesmas untuk suntik KB,
mengeluarkan biaya hanya sekali aja waktu pasang...
Pendapat saya, IUD itu merupakan alkon yang paling efektif, efisien, ekonomis
dan aman.
Saya sangat mendukung karena kata bu bidan dan ibu mertua juga paling
bagus, aman....
d.