Anda di halaman 1dari 3

PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/3

RUMAH SAKIT
ARIFIN
NU’MANG
TANGGAL DITETAPKAN
STANDAR TERBIT : DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
Pengertian Maksud dari pelayanan gawat darurat adalah bagian dari
pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita
dalam waktu segera untuk menyelamatkan
kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat tersebut disebut dengan nama
Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari
kemampuan yang dimiliki, keberadaan dari IGD dapat
beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah
yang tergabung dalam RS.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita
gawat darurat
2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien
3. Melakukan penaggualangan korban musibah
massal dan bencana yang terjadi didalam maupun
diluar Rumah sakit.
4. IGD memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi
pada masyarakat dengan problem medis akut.

Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang kebijakan


pelayanan pasien RS Arifin Nu’mang, Nomor :012/RS-
AN/Akreditasi/2017
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang kebijakan
pelayanan pasien resiko tinggi RS Arifin Nu’mang, Nomor
:012.4/RS-AN/Akreditasi/2017
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang kebijakan
pelayanan pasien Gawat RS Ardaruratifin Nu’mang,
Nomor :012.5/RS-AN/Akreditasi/2017
1. Melakukan tindakan keperawatan mengacu kepada
Prosedur
standar prosedur operasional yang telah ditentukan
sesuai dengan tingkat kegawatan pasien, bedasarkan
prioritas tindakan :
a. Pelayanan keperawatan gawat darurat rumah
sakit
i. Melakukan triase
ii. Melakukan tindakan penanganan
masalah penyelamatan jiwa dan
pencegahan kecacatan
iii. Melakukan tindakan sesuai dengan
masalah keperawatan yang muncul.
Contoh : jalan napas tidak efektif
Tindakan mandiri keperawatan
 Monitor pernapasan : rate, irama,
pengembangan dinding dada, rasio
inspirasi maupun ekspirasi,
penggunaan otot tambahan
pernapasan, bunyi napas, bunyi
napas abnormal dengan atau tanpa
stetoskop.
 Melakukan pemasangan pulse
oksimetri
 Observasi produksi sputum, jumlah,
warna, kekentalan.
 Lakukan jaw thrust (khusus pasien
dengan dugaan cedera servical), chin
lift, atau head tilt.
 Berikan posisi semi fowler atau
berikan posisi miring aman.
 Ajarkan pasien untuk napas dan
batuk dan batuk efektif
 Berikan air minum hangat sesuai
kebutuhan
 Lakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
 Lakukan suction bila perlu
 Lakukan pemasangan orofaringeal
Airway (OPA), Nasofaringeal Airway
(NPA), Laryngeal Mask Airway (LMA)
Tindakan kolaborasi
Beri obat sesuai indikasi :
bronkodilator, mukolitik, antibiotik,
steroid.
 Pemasangan endo Tracheal Tube
(ETT)
2. Melakukan tindakan monitoring respon pasien
terhadap tindakan keperawatan
3. Mengutamakan prinsip keselamatan pasien (patien
safety), dan privacy
4. Menerapkan prinsip standar baku (standar precaution)
5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan.

Unit terkait 1. Instalasi IGD

Anda mungkin juga menyukai