Anda di halaman 1dari 3

Mitigasi bencana

Dalam mitigasi bencana Pemerintah daerah setempat perlu melakukan penanaman tegakan

keras pada kawasan lahan kosong, padang rumput, dan semak belukar dengan tanaman keras
(pohon) yang disesuaikan dengan kondisi fisik kawasannya juga dipadukannya penanaman
tanaman keras pada lahan kebun campuran milik masyarakat setempat dalam mekanisme
agroforestri. Pemerintah daerah perlu melakukan usaha konservasi tanah dan air pada lokasi
yang memungkinkan terjadinya longsor dan pada lokasi yang memiliki tingkat kerawanan tinggi
yang berada areal tepi jalan yang memiliki tebing yang curam dengan membuat saluran air yang
tahan bocor, bronjong penahan yang kuat, atau dengan pembuatan teras. Pemerintah daerah juga
dapat melakukan pemantauan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi
dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah tersebut. Pemerintah harus merelokasi penduduk yang bertempat
tinggal pada kawasan rawan longsor perlu segera di realisasikan. Selain itu juga pemerintah
daerah perlu melakukan sosialisasi atau pemahaman kepada masyarakat umum tentang bencana
tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannya. Sosialisasi ini dapat di lakukan dengan berbagai
cara seperti mengirimkan poster, booklet, dll atau juga dapat secara langsung kepada masyarakat
umum.
Bagi masyarakat umum juga dapat melakukan mitigasi bencana dengan cara yang
sederhana seperti masyarakat setempat harus waspada terhadap curah hujan yang tinggi karena
dapat berpotensi menimbulkan longsor, di samping hal itu masyarakat juga harus
mempersiapkan dukungan logistik seperti makanan siap saji ataupun obat-obatan bagi daerah
yang sering terjadi rawan longsor. Masyarakat juga dapat mencegah terjadinya longsor dengan
melakukan reboisasi atau penanaman tumbuhan di lereng-lereng. Sebelom melakukan reboisasi
ada baiknya masyarakat atau pemerintah daerah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
jenis tanaman yang cocok pada daerah kawasan rawan longsor serta efektifitasnya dalam
mencegah terjadinya longsor. Selain itu masyarakat juga harus menyimak informasi dari radio
ataupun televisi mengenai informasi hujan dan kemungkinan terjadinya tanah longsor,hal ini
sangatlah efektif dalam meminimilasir terjadinya bencana longsor. Masyarakat juga dapat
membangun sebuah jaringan komunikasi antar masyarakat tersebut agar dapat saling
memperingati bila ada kemunkinan atau potensi terjadinya tanah longsor.

Resiko
Resiko yang diakibatkan oleh bencana alam tanah longsor adalah adanya korban yang meninggal
dan banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal karena hancurnya rumah yang tertimpa
longsoran tanah. Resiko yang lain yaitu rusaknya lahan hutan dan pertanian yang berada dilokasi
tanah longsor.Akibat longsoran tanah kadang menutup badan jalan sehingga terhambatnya arus
lalu-lintas yang menghubungkan ke wilayah yang lain,hal itu juga dapat menghambat bantuan
yang telah di persiapkan oleh pemerintah setempat. Selain itu resiko dari terjadinya tanah longsor
adalah susahnya masyarakat setempat dalam mendapatkan air bersih karena sumber air bersih
yang tersedia dapat tercemar oleh lonsornya tanah. Jika dilihat dari aspek lingkungan resiko yang
di timbulkan akibat tanah longsor adalah rusaknya jalanan serta tercemarnya daerah aliran
sungai. Jika dilihat dari aspek sosasil resiko yang di timbulkan adalah banyaknya warga yang
tidak memiliki tempat tinggal, masyarakat juga akan sulit berkomunikasi di akibatkan
terbatasnya alat komunikasi yang akan tersedia. Selain itu juga dapat menimbulkan kerugian
ekonomi bagi masyarakat setempat.
Perencanaan Tata Ruang
Tanah longsor tentunya menyebabkan kerusakan lingkungan yang dapat di kategorikan
parah. Tanah longsor dapat menyebabkan tertutupnya jalan utama di daerah tersebut yang dapat
menimbulkan lumpuhnya arus lalu-lintas atau melumpuhkan aktifitas sementara warga.
Perencaan tata ruang wilayah tanah longsor sangatlah dibutuhkan. Dalam perencanaan tata guna
lahan kawasan longsor asan rawan longsor lebih sulit dibandingkan dengan perencanaan pada
lahan yang rawan banjir dibandingkan dengan perencanan pada umumnya. Oleh karena itu
dalam perencanaan tata guna lahan kawasan longsor diperlukan adanya pemetaan yang lebih
rinci guna menentukan batas-batas yang tegas yang akan dipakai dalam perencanaan dan
pembuatan aturan serta penelitian yang lebih rinci juga perlu dilakukan untuk
mengklasifikasikan tipe-tipe longsoran serta memperkirakan kapan longsoran tersebut akan
terjadi.
Perencanaan tata ruang membutuhkan dukungan segenap masyarakat dan pemerintah
pelaksanaan menetapkan, mengawasi, dan melaksanakan secara konsisten dan konsekuen semua
peraturan yang berkaitan dengan kode bangunan.dan keamanan bangunan terhadap bahaya
longsoran tanah. Pemerintah dapat melaksanakan dan menetapkan wilayah rentan terhadap
bahaya geologi. Pemerintah harus dengan cepat membangun sebuah jalur evakuasi, dengan di
bangunnya jalur evakuasi ini dapat mempermudah aktifitas warga dalam menyelematkan barangbarang yang masih bisa di selamatkan atau dapat pula di jadikan sebagai jalur untuk melakukan
aktifitas sementara bagi warga. Selain itu Pemerintah juga harus turut berikut serta membantu
masyarakat/ warga yang mengalami kerugian ekonomi akibat rusaknya rumah yang tertimpa
lonsoran tanah. Pemerintah harus bergegas membangun sebuah tenda pengungsian yang berfunsi
sebagai tempat tinggal sementara bagi warga yang kehilangan tempat tinggal ataupun sebagai
tempat untuk menampung korban bencana tanah longsor. Tenda pengungsian dapat juga

berfungsi sebagai tempat perlindungan sementara bagi warga hingga Pemerintah


meningtruskikan bahwa daerah tersebut sudah aman. Pemerintah juga dapat membangun sebuah
permukiman baru dengan memperhatikan strutktur tanah dan kontur tempat tersebut agar tempat
tersebut dapat dengan aman di jadikan tempat tinggal oleh warga yang mengalami musibah tanah
longsor. Tentunya perencanaan tata ruang yang matang dari Pemerintah akan dapat
meminimilasirkan terjadinya erosi.

Anda mungkin juga menyukai