Anda di halaman 1dari 9

Lex Administratum, Vol. II/No.

3/Jul-Okt/2014

PEMBERIAN GANTI RUGI ATAS PENDAHULUAN


PENGADAAN TANAH UNTUK A. LATAR BELAKANG
KEPENTINGAN UMUM1 Dalam rangka mewujudkan masyarakat
Oleh : Trifosa Tuna2 yang adil, makmur, dan sejahtera
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
ABSTRAK Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1945, pemerintah perlu menyelenggarakan
utnuk meNgetahui bagaimanakah pembangunan. Salah satu upaya
pengaturan hukum pengadaan tanah untuk pembangunan dalam kerangka
kepentingan umum dan bagaimanakah pembangunan nasional yang
pemberian ganti kerugian kepada pihak diselenggarakan Pemerintah adalah
yang berhak atas pengadaan tanah untuk pembangunan untuk Kepentingan Umum.
kepentingan umum. Denagn menggunakan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
metode penelitian yuridis normative, maka tersebut memerlukan tanah yang
dapat disimpulkan, bahwa: 1. Pengaturan pengadaannya dilaksanakan dengan
hukum pengadaan tanah dalam menjamin mengedepankan prinsip yang terkandung di
terselenggaranya pembangunan untuk dalam Undang-Undang Dasar Negara
kepentingan umum, sesuai dengan prinsip Republik Indonesia Tahun 1945 dan hukum
kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, tanah nasional, antara lain prinsip
kepastian, keterbukaan, kesepakatan, kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan,
keikutsertaan, kesejahteraan, kepastian, keterbukaan, kesepakatan,
keberlanjutan, dan keselarasan sesuai keikutsertaan, kesejahteraan,
dengan nilai-nilai berbangsa dan bernegara keberlanjutan, dan keselarasan sesuai
sesuai dengan UUD 1945 dan hukum tanah dengan nilai-nilai berbangsa dan
nasional, pengaturan pelaksanaan bernegara.3
pengadaan tanah dilakukan melalui Tanah merupakan salah satu aset negara
inventarisasi dan identifikasi penguasaan, Indonesia yang sangat mendasar, karena
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan negara dan bangsa hidup dan berkembang
tanah, penilaian Ganti Kerugian, di atas tanah. Masyarakat Indonesia
musyawarah penetapan Ganti Kerugian, memposisikan tanah pada kedudukan yang
pemberian Ganti Kerugian; dan pelepasan sangat penting, karena merupakan faktor
tanah Instansi. 2. Pemberian ganti kerugian utama dalam peningkatan produktivitas
kepada pihak yang berhak atas pengadaan agraria.4 Secara filosofis, tanah cenderung
tanah untuk kepentingan umum dilakukan diartikan sebagai land dan bukan soil,
sesuai dengan Penilaian besarnya nilai sehingga tanah menjadi pemicu dan
Ganti Kerugian oleh Penilai meliputi: tanah; penyebab, pembentuk dan pengendali
ruang atas tanah dan bawah tanah; perubahan di tengah-tengah masyarakat
bangunan; tanaman; benda yang berkaitan internasional. 5
dengan tanah; dan/atau kerugian lain yang
3
dapat dinilai. Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia
Kata kunci: Ganti rugi, Pengadaan tanah, Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. I.
Kepentingan umum.
Umum.
4
Husen Alting, Dinamika Hukum Dalam Pengakuan
dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Atas
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Godlieb N. Tanah, (Masa Lalu, Kini Dan Masa Mendatang)
Mamahit, SH, MH; Dr. Jemmy Sondakh , SH, MH; Cetakan II, LaksBang PRESSindo, Yogyakarta, Januari
Kenny R. Wijaya, SH, MH. 2011 hal. 1.
2 5
NIM. Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat Ibid.

100
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

UUPA mendasarkan diri pada sifat 2. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan


khakikat kodrat manusia sebagai individu Umum diselenggarakan sesuai dengan:
dan mahkluk sosial seperti dimaksud oleh a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
sila kedua pancasila, karena itu di samping b. Rencana Pembangunan
hak kolektif, yaitu hak menguasai dari Nasional/Daerah;
negara yang merupakan hak yang tertinggi c. Rencana Strategis; dan
yang meliputi seluruh bumi air, ruang d. Rencana Kerja setiap Instansi yang
angkasa dan kekayaan alam yang memerlukan tanah.
terkandung di dalamnya, dikenal juga hak- 3. Pengadaan Tanah diselenggarakan
hak perorangan (privat) atas tanah seperti melalui perencanaan dengan melibatkan
tersebut dalam pasal 16 UUPA.6 Apabila semua pemangku dan pengampu
hak menguasai dari negara itu meliputi kepentingan.
seluruh bumi, air ruang angkasa dan 4. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
kekayaan yang ada di dalamnya, maka hak memperhatikan keseimbangan antara
perorangan (privat) atas tanah hanya kepentingan pembangunan dan
meluputi permukaan bumi saja yang kepentingan masyarakat.
disebut tanah (Pasal 4 ayat (1) UUPA). 5. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Walaupun demikian ayat (2) mengatakan Umum dilaksanakan dengan pemberian
bahwa hak tersebut memberi wewenang Ganti Kerugian yang layak dan adil.
juga untuk menggunakan tubuh bumi dan
ruang angkasa yang ada di atasnya, sekedar B. RUMUSAN MASALAH
diperlukan (misalnya untuk menanam 1. Bagaimanakah pengaturan hukum
tanaman atau membuat suatu bangunan). pengadaan tanah untuk kepentingan
Kekayaan alam yang terkandung di dalam umum ?
tanah yang dipunyai oleh perorangan 2. Bagaimanakah pemberian ganti kerugian
dengan hak apapun, tetap dikuasai oleh kepada pihak yang berhak atas
negara dan pengambilannya diatur oleh pengadaan tanah untuk kepentingan
negara (Pasal 8 UUPA). 7 umum ?
Hukum tanah nasional mengakui dan
menghormati hak masyarakat atas tanah E. METODE PENELITIAN
dan benda yang berkaitan dengan tanah, Metode penelitian hukum normatif,
serta memberikan wewenang yang bersifat digunakan untuk penyusunan Skripsi ini.
publik kepada negara berupa kewenangan Bahan-bahan hukum dikumpulkan dengan
untuk mengadakan pengaturan, membuat cara melakukan studi kepustakaan.
kebijakan, mengadakan pengelolaan, serta Identifikasi dan inventarisir bahan-bahan
menyelenggarakan dan mengadakan hukum terdiri dari bahan-bahan hukum
pengawasan yang tertuang dalam pokok- primer yaitu peraturan perundang-
pokok Pengadaan Tanah sebagai berikut: undangan dan bahan hukum sekunder yaitu
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah literatur-literatur dan karya ilmiah hukum.
menjamin tersedianya tanah untuk Untuk menjelaskan beberapa istilah dan
Kepentingan Umum dan pendanaannya. pengertian yang relevan dengan penulisan
Skripsi ini digunakan pula bahan hukum
tersier yaitu: kamus-kamus hukum. Bahan-
6
Imam Soetiknjo, Politik Agraria Nasional, bahan hukum tersebut kemudian dianalisis
Hubungan Manusia Dengan Tanah Yang secara kualitatif dan analisis normatif.
Berdasarkan Pancasila, Cetakan Ketiga, Gadjah
Mada, University Press, Yogyakarta, 1990, hal. 60.
7
Ibid.

101
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

PEMBAHASAN r. pasar umum dan lapangan parkir


A. PENGATURAN PENGADAAN TANAH umum.
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Undang-Undang Republik Indonesia Selanjutnya asas-asas yang berlaku
Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan mengenai penguasaan tanah dan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk perlindungan hukum yang diberikan oleh
Kepentingan Umum, mengatur mengenai hukum tanah nasional terhadap para
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah. Pasal pemegang hak atas tanah, adalah:
10 menyatakan: Tanah untuk Kepentingan 1. Penguasaan dan penggunaan tanah
Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal oleh siapapun dan untuk keperluan
4 ayat (1) digunakan untuk pembangunan: apapun, harus dilandasi hak atas tanah
a. pertahanan dan keamanan nasional; yang disediakan oleh hukum tanah
b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur nasional;
kereta api, stasiun kereta api, dan 2. Penguasaan dan penggunaan tanah
fasilitas operasi kereta api; tanpa ada landasan haknya (illegal)
c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, tidak dibenarkan bahkan diancam
saluran air minum, saluran dengan sanksi pidana (UU 51 Prp 1960);
pembuangan air dan sanitasi, dan 3. Penguasaan dan penggunaan tanah
bangunan pengairan lainnya; yang berlandaskan hak yang disediakan
d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal; oleh Hukum Tanah Nasional, dilindungi
e. infrastruktur minyak, gas, dan panas oleh hukum terhadap gangguan dari
bumi; pihak manapun, baik oleh sesama
f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, anggota masyarakat maupun oleh pihak
dan distribusi tenaga listrik; penguasa sekalipun jika gangguan
g. jaringan telekomunikasi dan tersebut tidak ada landasan hukumnya;
informatika Pemerintah; 4. Hukum menyediakan berbagai sarana
h. tempat pembuangan dan pengolahan hukum untuk menganggulangi
sampah; gangguan yang ada;
i. rumah sakit Pemerintah/Pemerintah a. gangguan oleh sesama anggota
Daerah; masyarakat; gugatan perdata melalui
j. fasilitas keselamatan umum; pengadilan negeri atau meminta
k. tempat pemakaman umum perlindungan kepada
Pemerintah/Pemerintah Daerah; Bupati/Walikota (UU 51 Prp 1960);
l. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan b. gangguan oleh penguasa; gugatan
ruang terbuka hijau publik; melalui Pengadilan Umum atau
m. cagar alam dan cagar budaya; Pengadilan Tata Usaha Negara.
n. kantor Pemerintah/Pemerintah 5. Dalam keadaan biasa diperlukan oleh
Daerah/desa; siapapun dan untuk keperluan apapun
o. penataan permukiman kumuh (juga untuk proyek-proyek kepentingan
perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, umum) perolehan tanah yang menjadi
serta perumahan untuk masyarakat hak seseorang, harus melalui
berpenghasilan rendah dengan status musyawarah untuk mencapai
sewa; kesepakatan, baik mengenai
p. prasarana pendidikan atau sekolah penyerahan tanahnya kepada pihak
Pemerintah/Pemerintah Daerah; yang memerlukan maupun mengenai
q. prasarana olahraga imbalannya yang merupakan hak
Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan

102
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

pemegang hak atas tanah yang B. GANTI KERUGIAN ATAS PENGADAAN


bersangkutan untuk menerimanya; TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM
6. Tidak dibenarkan adanya paksaan 1. Penilaian Ganti Kerugian
dalam bentuk apapun oleh pihak Undang-Undang Republik Indonesia
manapun kepada pemegang hak atas Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan
tanah untuk menyerahkan tanah Tanah Bagi Pembangunan Untuk
kepunyaannya dan atau menerima Kepentingan Umum, sebagaimana
imbalan yang tidak disetujuinya, dinyatakan dalam Pasal 31 ayat:
termasuk juga penggunaan lembaga (1)Lembaga Pertanahan menetapkan
penawaran pembayaran yang diikuti Penilai sesuai dengan ketentuan
dengan konsinyasi pada Pengadilan peraturan perundang-undangan.
Negeri (seperti diatur dalam Pasal 1404 (2) Lembaga Pertanahan mengumumkan
KUH Perdata); Penilai yang telah ditetapkan
7. Dalam keadaan yang memaksa, jika sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tanah yang bersangkutan diperlukan untuk melaksanakan penilaian Objek
untuk menyelenggarakan kepentingan Pengadaan Tanah.
umum dan tidak mungkin Penjelasan Pasal 31 ayat (1) Ketentuan
menggunakan tanah yang lain, sedang peraturan perundang-undangan yang
musyawarah yang diadakan tidak dimaksud adalah ketentuan mengenai
berhasil memperoleh kesepakatan pengadaan barang/jasa instansi
dapat dilakukan pengambilan secara pemerintah.
paksa dalam arti tidak memerlukan Pasal 32 ayat:
persetujuan pemegang haknya dengan (1) Penilai yang ditetapkan sebagaimana
menggunakan acara pencabutan hak dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) wajib
yang diatur dalam UU 20/1961; bertanggung jawab terhadap penilaian
8. Dalam perolehan atau pengambilan yang telah dilaksanakan.
tanah, baik atas kesepakatan bersama (2) Pelanggaran terhadap kewajiban Penilai
maupun melalui pencabutan hak, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pemegang haknya berhak dikenakan sanksi administratif dan/atau
memperoleh imbalan atau ganti rugi pidana sesuai dengan ketentuan
kerugian yang bukan hanya meliputi peraturan perundang-undangan.
tanahnya melainkan juga kerugian- Pasal 33 Penilaian besarnya nilai Ganti
kerugian lain yang dideritanya sebagai Kerugian oleh Penilai sebagaimana
akibat penyerahan tanah yang dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dilakukan
bersangkutan; bidang per bidang tanah, meliputi:
9. Bentuk dan jumlah imbalan atau ganti a. tanah;
kerugian tersebut juga jika tanahnya b. ruang atas tanah dan bawah tanah;
diperlukan untuk kepentingan umum c. bangunan;
dan dilakukan pencabutan hak, d. tanaman;
haruslah sedemikian rupa hingga bekas e. benda yang berkaitan dengan tanah;
pemegang haknya tidak mengalami dan/atau
kemunduran baik dalam bidang sosial f. kerugian lain yang dapat dinilai.
maupun tingkat ekonominya.8 Penjelasan Pasal 33 huruf f: Yang
dimaksud dengan kerugian lain yang dapat
dinilai adalah kerugian nonfisik yang dapat
disetarakan dengan nilai uang, misalnya
8 kerugian karena kehilangan usaha atau
Ibid, hal. 44-45.

103
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

pekerjaan, biaya pemindahan tempat, biaya adalah proses kegiatan penyediaan tanah
alih profesi, dan nilai atas properti sisa. pengganti kepada Pihak yang Berhak ke
Pasal 34 ayat: lokasi lain sesuai dengan kesepakatan
(1) Nilai Ganti Kerugian yang dinilai oleh dalam proses Pengadaan Tanah. Huruf d
Penilai sebagaimana dimaksud dalam Yang dimaksud dengan bentuk ganti
Pasal 33 merupakan nilai pada saat kerugian melalui kepemilikan saham
pengumuman penetapan lokasi adalah penyertaan saham dalam kegiatan
pembangunan untuk Kepentingan pembangunan untuk kepentingan umum
Umum sebagaimana dimaksud dalam terkait dan/atau pengelolaannya yang
Pasal 26. didasari kesepakatan antarpihak. Huruf (e):
(2) Besarnya nilai Ganti Kerugian Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah
berdasarkan hasil penilaian Penilai pihak misalnya gabungan dari 2 (dua) atau
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih bentuk Ganti Kerugian sebagaimana
disampaikan kepada Lembaga dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c,
Pertanahan dengan berita acara. dan huruf d.
(3) Nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil Berkaitan dengan pemberian ganti
penilaian Penilai sebagaimana kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal
dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar 12 di atas dalam Pasal 13 Keppres Nomor
musyawarah penetapan Ganti Kerugian. 55 Tahun 1993 diatur pula mengenai
Pasal 35 Dalam hal bidang tanah bentuk ganti kerugian sebagai berikut:
tertentu yang terkena Pengadaan Tanah 1. Uang;
terdapat sisa yang tidak lagi dapat 2. Tanah pengganti;
difungsikan sesuai dengan peruntukan dan 3. Pemukiman Kembali;
penggunaannya, Pihak yang Berhak dapat 4. Gabungan dari dua atau lebih untuk
meminta penggantian secara utuh atas ganti kerugian sebagaimana dimaksud
bidang tanahnya. Penjelasan Pasal 35 Yang dalam huruf a, b dan huruf c; dan
dimaksud dengan tidak lagi dapat 5. Bentuk lain yang disetujui oleh pihak-
difungsikan adalah bidang tanah yang pihak yang bersangkutan.9
tidak lagi dapat digunakan sesuai dengan Sementara itu pemberian ganti kerugian
peruntukan dan penggunaan semula, terhadap tanah yang dikuasai dalam bentuk
misalnya rumah hunian yang terbagi hak ulayat, maka pelaksanaan ganti
sehingga sebagian lagi tidak dapat kerugian diberikan dalam bentuk
digunakan sebagai rumah hunian. pembangunan fasilitas umum atau bentuk
Sehubungan dengan hal tersebut, pihak lain yang bermanfaat bagi masyarakat
yang menguasai/memiliki tanah dapat setempat (Pasal 14). Ketentuan Pasal 14
meminta Ganti Kerugian atas seluruh Keppres Nomor 55 Tahun 1993 merupakan
tanahnya. upaya mengakomodasi klaim hak-hak
Pasal 36 Pemberian Ganti Kerugian ulayat masyarakat yang masih eksis di
dapat diberikan dalam bentuk: beberapa daerah. Sebab kalau tidak
a. uang; diakomodasi mengenai pengakuan
b. tanah pengganti; tersebut, dapat menjadi pemicu terhadap
c. permukiman kembali; konflik antara masyarakat dan pemerintah
d. kepemilikan saham; atau daerah. Oleh karena itu, peraturan ini telah
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua sangat akomodatif terhadap
belah pihak.
Penjelasan Pasal 36 huruf c Yang 9
dimaksud dengan permukiman kembali Supriadi, Hukum Agraria, Ed. 1. Cet. 4. Sinar
Garfika. Jakarta, 2010, hal. 79.

104
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

perkembangan masyarakat di daerah, Pasal 38 ayat:


terutama menyangkut masalah tanah.10 (1) Dalam hal tidak terjadi kesepakatan
Pemberian ganti kerugian yang mengenai bentuk dan/atau besarnya
dimaksud dalam peraturan ini menyangkut Ganti Kerugian, Pihak yang Berhak
mengenai dasar perhitungan dalam dapat mengajukan keberatan kepada
melakukan pembayaran ganti kerugian atau pengadilan negeri setempat dalam
hak atas tanah yang akan diambil untuk waktu paling lama 14 (empat belas) hari
pembangunan demi kepentingan kerja setelah musyawarah penetapan
umumnya. Penempatan standar yang akan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud
diambil untuk pembangunan demi dalam Pasal 37 ayat (1).
kepentingan umum pada Keppres Nomor (2) Pengadilan negeri memutus bentuk
55 Tahun 1993, hampir sama dengan dan/atau besarnya Ganti Kerugian
standar kerugian yang terdapat di beberapa dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)
negara. Hal ini dapat dilihat misalnya di hari kerja sejak diterimanya pengajuan
Brasil, di mana pedoman yang dipakai keberatan.
dalam memberikan ganti kerugian atas (3) Pihak yang keberatan terhadap putusan
pembebasan tanah mempergunakan faktor pengadilan negeri sebagaimana
taksiran nilai untuk keperluan pemungutan dimaksud pada ayat (2) dalam waktu
pajak, lokasi, keadaan tanah paling lama 14 (empat belas) hari kerja
(terpelihara/tidak) dan nilai pasar selama dapat mengajukan kasasi kepada
lima tahun terakhir dari hak atas tanah lain Mahkamah Agung Republik Indonesia.
yang sebanding, menjadi bahan (4) Mahkamah Agung wajib memberikan
pertimbangan penentuan besarnya ganti putusan dalam waktu paling lama 30
kerugian.11 (tiga puluh) hari kerja sejak
permohonan kasasi diterima.
2. Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian (5) Putusan pengadilan negeri/Mahkamah
Undang-Undang Republik Indonesia Agung yang telah memperoleh
Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan kekuatan hukum tetap menjadi dasar
Tanah Bagi Pembangunan Untuk pembayaran Ganti Kerugian kepada
Kepentingan Umum, menyatakan dalam pihak yang mengajukan keberatan.
Pasal 37 ayat (1) Lembaga Pertanahan
melakukan musyawarah dengan Pihak yang 3. Pelepasan Tanah Instansi
Berhak dalam waktu paling lama 30 (tiga Undang-Undang Republik Indonesia
puluh) hari kerja sejak hasil penilaian dari Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan
Penilai disampaikan kepada Lembaga Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Pertanahan untuk menetapkan bentuk Kepentingan Umum, menyatakan dalam
dan/atau besarnya Ganti Kerugian Pasal 45 ayat:
berdasarkan hasil penilaian Ganti Kerugian (1) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34. untuk Kepentingan Umum yang dimiliki
Ayat (2) Hasil kesepakatan dalam pemerintah dilakukan sesuai dengan
musyawarah sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan perundang-
ayat (1) menjadi dasar pemberian Ganti undangan yang mengatur pengelolaan
Kerugian kepada Pihak yang Berhak yang barang milik negara/daerah.
dimuat dalam berita acara kesepakatan. (2) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
untuk Kepentingan Umum yang
10
dikuasai oleh pemerintah atau
Ibid, hal. 79. dikuasai/dimiliki oleh Badan Usaha Milik
11
Ibid, hal. 80.

105
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

Negara/Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan berdasarkan Undang-Undang tanahnya dinyatakan telah dilepaskan
ini. dan menjadi tanah negara dan dapat
(3) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah langsung digunakan untuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pembangunan bagi Kepentingan
dan ayat (2) dilakukan oleh pejabat Umum.
yang berwenang atau pejabat yang (3) Pejabat yang melanggar ketentuan
diberi pelimpahan kewenangan untuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
itu. dikenai sanksi administratif sesuai
Pasal 46 ayat: dengan ketentuan peraturan
(1) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah perundang-undangan.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
ayat (1) dan ayat (2) tidak diberikan 4. Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
Ganti Kerugian, kecuali: Undang-Undang Republik Indonesia
a. Objek Pengadaan Tanah yang telah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
berdiri bangunan yang dipergunakan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
secara aktif untuk penyelenggaraan Kepentingan Umum, menyatakan dalam
tugas pemerintahan; Pasal 48 ayat:
b. Objek Pengadaan Tanah yang (1)Lembaga Pertanahan menyerahkan hasil
dimiliki/dikuasai oleh Badan Usaha Pengadaan Tanah kepada Instansi yang
Milik Negara/Badan Usaha Milik memerlukan tanah setelah:
Daerah; dan/atau a. pemberian Ganti Kerugian kepada
c. Objek Pengadaan Tanah kas desa. Pihak yang Berhak dan Pelepasan
(2) Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan Hak sebagaimana dimaksud dalam
Tanah sebagaimana dimaksud pada Pasal 41 ayat (2) huruf a telah
ayat (1) huruf a dan huruf c diberikan dilaksanakan; dan/atau
dalam bentuk tanah dan/atau b. pemberian Ganti Kerugian telah
bangunan atau relokasi. dititipkan di pengadilan negeri
(3) Ganti Kerugian atas objek Pengadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Tanah sebagaimana dimaksud pada 42 ayat (1).
ayat (1) huruf b dapat diberikan dalam (2) Instansi yang memerlukan tanah dapat
bentuk sebagaimana dimaksud dalam mulai melaksanakan kegiatan
Pasal 36. pembangunan setelah dilakukan serah
(4) Nilai Ganti Kerugian sebagaimana terima hasil Pengadaan Tanah
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
didasarkan atas hasil penilaian Ganti Pasal 49 ayat:
Kerugian sebagaimana dimaksud dalam (1) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Pasal 34 ayat (2). Umum karena keadaan mendesak
Pasal 47 ayat: akibat bencana alam, perang, konflik
(1) Pelepasan objek Pengadaan Tanah sosial yang meluas, dan wabah penyakit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dapat langsung dilaksanakan
dan Pasal 46 dilaksanakan paling lama pembangunannya setelah dilakukan
60 (enam puluh) hari kerja sejak penetapan lokasi pembangunan untuk
penetapan lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Kepentingan Umum. (2)Sebelum penetapan lokasi
(2) Apabila pelepasan objek Pengadaan pembangunan untuk Kepentingan
Tanah belum selesai dalam waktu Umum sebagaimana dimaksud pada

106
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

ayat (1), terlebih dahulu disampaikan Kerugian, musyawarah penetapan Ganti


pemberitahuan kepada Pihak yang Kerugian, pemberian Ganti Kerugian;
Berhak. dan pelepasan tanah Instansi.
(3) Dalam hal terdapat keberatan atau 2. Pemberian ganti kerugian kepada pihak
gugatan atas pelaksanaan Pengadaan yang berhak atas pengadaan tanah
Tanah, Instansi yang memerlukan tanah untuk kepentingan umum dilakukan
tetap dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan Penilaian besarnya nilai
pembangunan sebagaimana dimaksud Ganti Kerugian oleh Penilai meliputi:
pada ayat (1). tanah; ruang atas tanah dan bawah
Pasal 50: Instansi yang memperoleh tanah; bangunan; tanaman; benda yang
tanah wajib mendaftarkan tanah yang telah berkaitan dengan tanah; dan/atau
diperoleh sesuai dengan ketentuan kerugian lain yang dapat dinilai.
peraturan perundang-undangan. Besarnya nilai Ganti Kerugian
Pemberian ganti kerugian berkaitan berdasarkan hasil penilaian Penilai
dengan pengadaan tanah bagi disampaikan kepada Lembaga
pembangunan untuk kepentingan umum Pertanahan dengan berita acara dan
memerlukan upaya pemerintah dan menjadi dasar musyawarah penetapan
masyarakat untuk saling membantu dalam Ganti Kerugian.
bentuk kerjasama guna menjam
terselenggaranya pembangunan untuk B. SARAN
kepentingan umum dan pengadaan tanah- 1. Pengaturan hukum pengadaan tanah
tanah untuk pembangunan bagi untuk kepentingan umum dalam
kepentingan umum harus dilaksanakan pelaksanaannya memerlukan upaya
dengan sesuai dengan prinsip kemanusiaan, pemerintah dan pemerintah daerah
demokratis, dan adil serta mengacu pada untuk sosialisasi dan Konsultasi Publik
prosedur yang telah diatur dalam peraturan dengan melibatkan pihak yang berhak
perundang-undangan. dan masyarakat yang terkena dampak
serta dilaksanakan di tempat rencana
PENUTUP pembangunan kepentingan umum atau
A. KESIMPULAN di tempat yang disepakati sesuai dengan
1. Pengaturan hukum pengadaan tanah prinsip kesepakatan bersama untuk
dalam menjamin terselenggaranya pembangunan bagi kepentingan umum.
pembangunan untuk kepentingan 2. Pemberian ganti kerugian kepada pihak
umum, sesuai dengan prinsip yang berhak atas pengadaan tanah
kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, untuk kepentingan umum, hendaknya
kepastian, keterbukaan, kesepakatan, dilaksanakan dengan mengutamakan
keikutsertaan, kesejahteraan, musyawarah musyawarah penetapan
keberlanjutan, dan keselarasan sesuai ganti kerugian di luar pengadilan.
dengan nilai-nilai berbangsa dan Apabila pemberian ganti kerugian
bernegara sesuai dengan Undang- diberikan dalam bentuk: tanah
Undang Dasar Negara Republik pengganti atau permukiman kembali
Indonesia Tahun 1945 dan hukum tanah diperlukan kesiapan tanah dan
nasional. Pengaturan pelaksanaan pemukiman baru yang layak untuk
pengadaan tanah dilakukan melalui dihuni oleh pihak yang berhak.
inventarisasi dan identifikasi
penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah, penilaian Ganti

107
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014

DAFTAR PUSTAKA Winarta Hendra Frans, Hukum Penyelesaian


Alting Husen, Dinamika Hukum Dalam Sengketa, (Arbitrase Nasional Indonesia
Pengakuan dan Perlindungan Hak dan Internasional), Cetakan Pertama,
Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
(Masa Lalu, Kini Dan Masa Mendatang) Yusriyadi, Industrialisasi & Perubahan
Cetakan II, LaksBang PRESSindo, Fungsi Sosial, Hak Milik Atas Tanah,
Yogyakarta, Januari 2011. Cetakan Pertama. Genta Publishing.
Anonim, Kamus Hukum, Penerbit Citra Yogyakarta. 2010.
Umbara, Bandung, 2008.
Yosua Suhanan, Hak Atas Tanah Timbul
(Aanslibbing) Dalam Sistem Hukum
Pertanahan Indonesia, Restu Agung,
Jakarta, 2010.
Limbong Bernhard, Konflik Pertanahan,
Cetakan Pertama, Margaretha Pustaka,
Jakarta, Februari 2012.
Hartanto Andy, Problematika Hukum, Jual
Beli Tanah Belum Sertifikat, Cetakan II.
Laksbang Mediatama, Yogyakarta,
Januari 2012.
Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni
dan Nusya A., Kamus Hukum Lengkap
(Mencakup Istilah Hukum & Perundang-
Undangan Terbaru, Cetakan Pertama,
Visimedia, Jakarta. 2012.
Muljadi Kartini & Gunawan Widjaja, Seri
Hukum Harta Kekayaan: Hak-Hak Atas
Tanah, Cetakan ke-5, Kencana Prenada
Media Group. Jakarta. 2008.
Soetiknjo Imam, Politik Agraria Nasional,
Hubungan Manusia Dengan Tanah Yang
Berdasarkan Pancasila, Cetakan Ketiga,
Gadjah Mada, University Press,
Yogyakarta, 1990.
Santoso Urip, Hukum Agraria & Hak-Hak
Atas Tanah, Edisi Pertama, Kencana,
Jakarta, April 2005.
Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan 6.
Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Supriadi, Hukum Agraria, Ed. 1. Cet. 4. Sinar
Grafika. Jakarta, 2010.
Sutedi Adrian, Sertifikat Hak Atas Tanah,
Edisi 1. Cetakan Kedua. Sinar Grafika.
Jakarta. 2012.
Syahrin Alvi , Beberapa Masalah Hukum,
Cetakan Pertama, PT. Sofmedia, Jakarta.
2009.

108

Anda mungkin juga menyukai