Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayatnya kepada kami untuk menyelesaikan dan memperlancar kegiatan Kuliah
Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 5 februari 2015
bertempatkan di blok Cepu Jawa Timur, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan kegiatan sebaik mungkin. Salawat serta salam kami curahkan kepada
junjungan besar kita nabi besar Muhammad SAW serta keluarganya, para
sahabatnya, dan tidak lupa kepada kita selaku umatnya.
Dalam penulisan laporan ini kami mendapatkan banyak sekali hambatan
dikarenakan waktu serta kemampuan kami dalam merangkum segala kegiatan
yang kami lakukan. Tetapi dengan keseriusan, kerja keras, serta kegigihan kami
layak untuk dapat menyelesaikan laporan Kuliah Lapangan ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan Kuliah Lapangan ini. Diantaranya
pembimbing kami selama kegiatan Kuliah Lapangan yaitu kakak-kakak senior
serta bapak dan ibu dosen yang kami hormati, tidak lupa bapak pembimbing dari
pusdiklat migas cepu. Mohon maaf bila ada pihak-pihak yang tidak bisa kami
sebutkan.

Hormat kami, Jakarta


13 Februari 2015

Penulis

2.1 GEOLOGY TRIP


Survey geology permukaan adalah suatu pekerjaan pada tahapan awal
pencarian minyak dan gas bumi atau eksplorasi migas, yang tersimpan atau
terakumulasi dalam batuan berpori di dalam perut bumi. Pada prinsipnya geology
dan

konsep

geologi

sangat

diperlukan

dalam

dunia

perminyakan.

Adapun kuliah lapangan geology migas di titik beratkan kepada pengenalan,


deskripsi

dan

pemahaman

tentang

petroleum

system

suatu

daerah.

Survey geology adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi


geology suatu daerah secara sistematik. Pengumpulan data geology dapat di
lakukan dengan metode surface mapping (pemetaan permukaan : pemetaan
geology, foto udara, citra satelit) dan subsurface mapping (pemetaan bawah
permukaan : gravity, seismic, pemboran, logging).
Secara garis besar pekerjaan geology lapangan dapat di kelompokan menjadi 3
bagian, yaitu :
1. Koleksi data : kegiatan pengumpulan data geologi di lapangan sebanyak
mungkin
2. Deskripsi data : semua data yang di ambil harus di deskripsikan secara cermat
dan akurat
3. Plotting data : semua data yang di rekam atau di ambil di deskripsikan dari
suatu lapangan harus di plot ke dalam peta topografi secara tepat dan akurat
Setelah itu baru lah masuk ke petroleum system, prospek keberadaan migas di
suatu tempat sangat di tentukan oleh kondisi geologi daerah di mana pada daerah
tersebut harus memenuhi petroleum system yaang ada.
Syarat petroleum system adalah :
1. Adanya Batuan induk (Source Rock) yang sudah matang
2. Adanya jalan migrasi yang baik (Migration)
3. Adanya batuan reservoir (Reservoir rocks)
4. Adanya Perangkap (Traps)
5. Ada batuan penutup (Cap / seal rocks)

Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai Petroleum System


1. Batuan induk yang sudah matang (Source Rocks)
Source Rock adalah tempat mengendapnya Migas atau batuan dimana
minyak di buat.batuan induk mempunyai karakteristik antara lain, batuan
sedimen ,di endapkan di lingkungan AnOksid,berwarna hitam. source rock itu
tidak selalu mengandung senyawa hidrokarbon seperti Source rock yang saya ada
dilapangan .source rocks-nya tidak mengandung minyak dan gas dikarnakan
source rock tersebut telah berada di permukaan tanah yang disebabkan oleh
peristiwa tektonik sehingga tidak lagi dapat terjadi migrasi dikarnakan source rock
tersebut telah berada di permukaan dan tidak lagi memungkinkan untuk terjadinya
proses migrasi.
2. Adanya jalan migrasi yang baik (Migration)
Sorce rocks memperangkapkan hidrokarbon, terjadi Migrasi pada senyawa
hidrokarbon tersebut dikarnakan adanya tekanan dan suhu yang tinggi, dan
senyawa hidrokarbon tersebut dapat bermigrasi dari batuan reservoir menuju
permukaan atau jalannya semakin lama semakin menuju permukaan tanah, proses
ini terjadi karen pengaruh rapat massa dan tekanan reservoir.
3. Adanya batuan Reservoir (Reservoir Rocks)
Batuan reservoir adalah batuan dimana terakumulasinya migas atau hidrokarbon.
batuan reservoir ini merupakan tempat bermigrasinya migas atau senyawa
hidrokarbon tersebut . Batuan tersebut dapat berupa batuan pasir kuarsa yang
berwarna kuning ,batu kapur atau gamping, senyawa hidrokarbon bermigrasi
diantara pori-pori batuan dan proses ini memerlukan waktu yang sangat lama .
4. Adanya perangkap (Traps)
Traps adalah penjebak migas agar tidak dapat bermigrasi ke tempat lain. Senyawa
hidrokarbon yang bermigrasi dari batuan induk akan terperangkap di dalam
jebakan jebakan,traps ini bisa berupa struktural dan statigrafi,semakin dekat
dengan permukaan tanah apabila senyawa hidrokarbon yang terperangkap di traps
tersebut telah penuh atau telah mencapai batas Spil Point yaitu batas dimana

senyawa hidrokarbon tersebut telah penuh di suatu antiklin dan akan tumpah ke
antiklin atau trap yang lebih dangkal.
Trap dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Struktural traps
Trap ini terbentuk karena adanya deformasi di dalam lapisan batuan yang
berisi hidrokarbon atau migas. Perangkap struktural ini dibedakan menjadi
2 macam, yaitu fault trap dan anticlinal trap.
b. Stratigrafi traps
Trap ini merupakan perangkap yang terjadi karena adanya berbagai variasi
lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam
kelanjutan penyaluran minyak dan gas bumi. Stratigrafi trap ini dapat
dibagi menjadi 3 macam, yaitu traps related to unconfomities, diagenetic
traps, dan sedimentological traps.
5. Batuan tudung (Cap Rocks or Seal Rocks)
Batuan tudung merupakan komponen yang juga sangat penting dalam Petroleum
System ,bataun tudung ini terdapat pada antiklin.batuan tudung atau Cap Rock ini
tidak memiliki permeabilitas ,jikapun ada itu sangat rendah dan porositasnya juga
tidak ada.batuan tudung atau nama lainnya adalah batuan penutup ini berfungsi
sebagai penutup akumulasi migas,sehingga migas tidak bisa merembes atau
berpindah ke tempat yang lain.
Dari yang kami dapat di lapangan, kami menemukan singkapan- singkapan dari
berbagai informasi diantaranya:
1. Formasi yang cocok untuk batuan reservoir
a. Formasi prufuh
Formasi prufuh ber umur N4 sekitar 10-13 juta tahun yang lalu , litologi
penyusun dari formasi prufuh ini terdiri dari batu gamping berlapis
berstruktur bioturbasi dengan pelapisan sejajar mengandung fragmen
pecahan koral dan alga yang dan batu lempung gampingan yang
mengandung foraminifera plankton dan bentos berlimpah.
b. Formasi ngrayong

Singkapan batuan formasi ngrayong lebih cenderung menerus ke bawah


dengan posisi miring, berbentuk antiklin yang terpotong, litologi
batuannya terdiri dari selang seling gamping pasiran, pasir kuwarsa,
lempung, dan pasir gampingan lapisan yang kami dapatkan di lokasi tidak
lagi asli karena ada penambangan pasir pada tengah lapisannya. Pada
singkapan ini termasuk trap stratigrafi dengan tipe antara lempung dan
gamping. Formasi ini bisa menjadi batuan reservoir dan cap rocks, di sini
terdapat banyak fosil hewan molusca karena dulunya itu tempat ini
lingkungan pengendapan laut.
c. Formasi wonocolo
Formasi wonocolo berada di antara formasi ngrayong dan formasi ledok.
Formasi ini diendapkan dalam lingkungan laut dangkal dari zona neritik
tepi sampai neritik tengah. Litologi batuannya dicirikan oleh batu
lempung, napal, sisipan batu gamping yang berumur miosen tengah antara
N14-N16.
d. Formasi ledok
Formasi ledok berada di antara formasi wonocolo dan mundu. Litologi
batuannya terdiri dari batu gamping pasiran yang keras dan batugamping
pasiran yang lunak. Formasi ini mempunyai tebal sekitar 200-300 meter.
Umurnya N17 sekitar 6 juta tahun yang lalu. Formasi ini memiliki batu
gamping pasiran yang akan bereaksi dengan HCl menghasilkan buih
dikarenakan mengandung material karbonat.
e. Formasi selorejo
Formasi selorejo memiliki ketebalan sekitar 200-400 meter. Batuan ini
termasuk batuan yang paling muda di antara formasi-formasi yang telah
disebutkan di atas. Formasi ini mempunyai litologi batuan batu gamping
pasiran yang cenderung berwarna hijau serta selalng seling gamping
pasiran dan pasir gampingan. Selain itu, batuan ini memiliki batu pasir
yang mengandung banyak organisme planktonik. Formasi selorejo bisa
dijadikan juga sebagai caprock.
2. Formasi yang cocok sebagai batuan penutup/ cap rocks
a. Formasi mundu

formasi mundu adalah singkapan batuan yang memiliki litologi terdiri dari batuan
napal masif yang terdiri dari batuan lempung yang mengandung material karbonat
(CaCo3) sebesar 35-65%. Untuk mengetahui formasi ini, kita memakai HCl yang
diteteskan ke batuannya, jika berbuih maka dapat dipastikan itu termasuk formasi
mundu. Formais mundu mengandung foraminifera kecil dan besar.

Foraminifera kecil terdiri dari planktonik yang bisa digunakan untuk

mengetahui umur batuan.


Foraminifera besar terdiri dari bentonik yang bisa digunakan untuk
menganalisa lingkungan pengendapan.

Formasi ini berumur N17 sekitar 4-5 juta tahun yang lalu.
b. Formasi lidah
formasi lidah didominasi oleh endapan napal yang dipengaruhi oleh proses
transgresi yang terus berlangsung hingga pleistosen sehingga menyebabkan
pendalaman daerah cekungan. Ciri pengenalan formasi ini adalah lempung biru
tua yang monoton, bagian atas satuan ini dijumpai batuan pasir kuarsa serta batu
gamping. Formasi lidah berumur pliosen sampai pleistosen.
c. Formasi wonocolo
formasi ini sudah dijelaskan di bagian batuan reservoir.
d. Formasi tuban
pada daerah tinggian formasi tuban berkembang batu gamping terumbu sebagai
kelanjutan pertumbuhan terumbu formasi kujung. Sedangkan di daerah cekungan
diendapkan secara dominan batu lempung dan batu lanau dengan sisipan batu
gamping plastik. Pengaruh proses transgresi yang lebih besar pada umur miosen
tengah sampai miosen atas menyebabkan seluruh daerah tinggiannya menjadi
tenggelam.

Anda mungkin juga menyukai