Oleh :
Maya sari damanik
11.04.0.053
Pendahuluan
Pendahuluan
Definisi
Ikatan peptida
Relatif tidak mudah terhidrolisa, kecuali bila ada aktivitas
enzim peptidase
Bila tidak ada peptidase, maka untuk memecah ikatan
peptida diperlukan pemanasan dalam suasana sangat
asam/basa dengan waktu yang lama.
Protein
Untuk menghidrolisa protein diperlukan enzim protease.
Enzim ini terbagi 2, yaitu :
1) Endopeptidase (memecah ikatan peptida yang terletak
di antara ujung C dan ujung N)
2) Eksopeptidase (memecah ikatan peptida mulai dari
ujung N atau C).
Asam amino
Pembeda asam amino satu dengan lainnya terletak pada
gugus R-nya
Gugus R ini pula yang membedakan sifat fungsional asam
amino satu dengan lainnya
Berdasarkan perbedaan senyawa yang ada pada gugus Rnya, maka asam amino dibagi menjadi 20 macam asam
amino yang berbeda dalam ukuran, bentuk, muatan dan
reaktivitasnya.
struktur
primer,
globulin,
Sifat Kimiawi
Sangat reaktif karena memiliki sifat :
o Amphoter
o Mengikat ion
o Mengikat air
Sifat ini disebabkan protein dapat bermuatan negatif,
positif dan keduanya pada lingkungan pH tertentu
Amphoter
Protein mempunyai dua sifat yang berlawanan yaitu
dapat bersifat asam atau basa, atau dapat bereaksi
dengan asam atau basa, atau dapat memberi dan
menerima proton secara bersamaan.
Sifat ini dipengaruhi pH lingkungan dimana protein
tersebut berada.
pH < titik isoelektrik, protein akan cenderung bermuatan
(+) (kationik)
pH > titik isoelektrik, protein cenderung bermuatan (-)
(anionik).
pH = titik isoelektrik, protein memiliki muatan (+) dan
(-), bersifat zwitter ion.
Catatan :
Zwitter ion = senyawa yang memiliki dua kutub yang
berlawanan (dipolar ion)
Titik isoelektrik (isoelectric point, pl) = suatu nilai pH,
dimana protein memiliki muatan elektrik total sama dengan
nol dalam suatu larutan
Sifat fungsional
Minuman
Sup, saos
Adonan (roti)
Egg substitutes
Foaming, gelation
INTERAKSI PROTEIN-AIR
Kelarutan protein dalam air dipengaruhi oleh : pH, kekuatan
ion, suhu dan solvent organik.
pH > pl (bermuatan (+) atau pH < pl (bermuatan (-),
protein berinteraksi dengan air sehingga dapat larut.
pH = pl, muatan protein = 0,, protein tidak dapat
berinteraksi dengan air dan mengendap.
Kekuatan ion berbanding lurus dengan konsentrasi dan
valensi ion.
Dalam larutan garam 0,5-1 M, kelarutan protein akan naik
sehingga protein larut dalam larutan garam (Salting in)
Konsentrasi garam > 1 M, kelarutan protein menurun
(Salting out)
organik,
protein
yang
larut
dapat
PERUBAHAN PROTEIN
SELAMA PENGOLAHAN
Dapat berupa nilai gizi maupun sifat fungsionalnya.
Modifikasi
kuartener
pada
strutur
sekunder,
tersier,
dan
SISTIM PROTEIN
DALAM BAHAN PANGAN
Protein daging berpengaruh terhadap tekstur daging.
Tingkat kelunakan daging ditentukan oleh tingkat kerusakan
protein daging
Kolagen