Bagi anda yang mungkin berkecimpung dalam dunia usaha perkayuan atau mebel furniture,
pastinya harus mengerti dasar-dasar penghitungan volume kayu. Karena ini sangat penting
bagi anda untuk mengetahui biaya yang diperlukan dan bagaimana memaksimalkan kayu
yang akan kita beli. Kubikasi atau volume kayu sendiri adalah nilai dari besaran volume yang
ada pada kayu. Dan nilai satuan tersebut menggunakan meter kubik (M3) dalam
penghitungannya. Dengan Anda mengetahui nilai kubikasi atau volume dari sebatang kayu,
maka Anda bisa memperkirakan atau mengetahui harga dari kayu tersebut berdasarkan
nilai kubikasi atau volumenya.
Cara yang awam dan biasa digunakan untuk menghitung kubikasi pada kayu log atau
gelondong adalah dengan rumus:
(P x D x D x 0,7854) : 10.000 = nilai kubikasi
Keterangan :
Advertisement
cara menghitung kubikasi kayu gelondong adalah hampir sama dengan menghitung dalam
rumus matematika sebuah tabung. Yaitu panjang kayu yang dinyatakan dalam satuan meter
D adalah diameter kayu yang dinyatakan dalam satuan cm.
Contoh :
Jika seseorang akan membeli sebuah kayu gelondong dengan ukuran diameter 25 cm dan
panjangnya adalah 2 meter, maka jika Kita menggunakan rumus di atas nilai kubikasi yang
terdapat pada kayu adalah (2 x 25 x 25 x 0,7854) : 10.000 = 0,098175 M3. Jadi, besarnya
nilai kubikasi pada satu gelondong kayu yang akan dibeli oleh orang tersebut sebesar
0,098175 atau hampir sepersepuluh kubik.
Nb: Nilai kubikasi kayu yang diperoleh dengan menggunakan rumus ini hampir sama (sedikit
lebih rendah) dengan nilai kubikasi kayu yang ada pada tabel kubikasi kayu log perhutani.
Atau jika anda tidak ingin capek-capek menghitung dengan menggunakan rumus, anda bisa
melihat langsung pada tabel milik perhutani di tabel kubikasi perhutani.
Keterangan :
T
adalah
tebal
papan
kayu
yang
dinyatakan
dalam
L
adalah
lebar
papan
kayu
yang
dihitung
dalam
P adalah panjang papan kayu yang dihitung dalam satuan meter
satuan
satuan
cm
cm
Contoh kasus : pada satu papan kayu dengan ukuran tebal 4 cm, lebar 25 cm dan
panjang 2 meter, maka besarnya kubikasi pada papan kayu tersebut jika menggunakan
rumus di atas adalah (4 x 25 x 2) : 10.000 = 0,02 M3 atau butuh 50 lembar papan untuk
mencapai satu kubik.
Kayu kaliandra memiliki berat jenis antara 0,5- 0,8, dan dapat menghasilkan panas sebanyak 4200 kkal/kg. Tanaman
tersebut merupakan bahan baku terbaik untuk pelet kayu. Pelet kayu adalah bahan bakar berbasis biomassa yang
lebih ramah lingkungan dari batu bara. Karena emisi CO2 yang dikeluarkan sangat rendah dan dapat diabaikan atau
disebut carbon neutral.
Pada beberapa tempat di Indonesia tanaman kaliandra banyak dimanfaatkan sebagai kayu bakar, tanaman
pelindung, reklamasi dan konservasi tanah, pupuk hijau, pakan lebah, dan sebagai hijauan pakan ternak berkualitas
tinggi seperti halnya jenis leuguminose lain. Potensi pemanfaatkan yang saat ini sedang berkembang dengan pesat
adalah sebagai bioenergi, yaitu wood pellet.
Kaliandra merah yang memiliki nama latin Calliandra calothyrsus berbunga merah merupakan salah satu tanaman
yang bisa menghasilkan energi, yang tumbuh mencapai tinggi maksimum 12 m dengan diameter batang 20 cm.
Kaliandra merupakan jenis tanaman serba guna, populer dan mudah ditanam, cepat tumbuh, dan bertunas kembali
setelah dipangkas berulang kali.