Anda di halaman 1dari 5

Elok Hendiono

125020307111050
1. Selisih perhitungan fisik persediaan karena :
a) Kesalahan pencatatan diskon bulanan dan diskon bulanan dalam
pengiriman persediaan sehingga pencatatan dengan fisik persediaan tidak
sama.
b) Kesalahan pencatatan pada barang konsinyasi dengan penilaian tentang
materialitas yang didasarkan pada 2 pertimbangan yaitu pertimbangan
kuantitatif dan kualitatif.
c) Indeks harga yang digunakan adalah indeks harga lama sehingga harga
pasaran saat ini tidak sama dengan indeks harga yang digunakan
d) Kesalahan pencatatan saat pengeluaran barang yang keluar yaitu tidak
dilakukan pencatatan dan sebaliknya saat pencatatan ternyata tidak ada
persediaan yang dilakukan
Selisih sangat material karena persediaan merupakan akun yang besar dan
utama bagi perusahaan retail. Perlu dilakukan investigasi lebih lanjut oleh KAP
AS&R.
2. Alasan manajemen perusahaan meninggikan jumlah persediaan akhir sehingga
menunjukkan laba yang tinggi, nilai aset tinggi yang mempengaruhi likuiditas
perusahaan sehingga pengguna laporan keuangan akan melihat bahwa laporan
keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya
sangat baik.
Ya, akan menjadi masalah untuk auditor mempertimbangkan opininya yang akan
memengaruhi tujuan perusahaan menjadi go publik.
3. Alasan manajemen perusahaan merendahkan jumlah persediaan akhir bisa saja
untuk mempengaruhi nilai utang agar lebih rendah sehingga seolah-olah
kewajiban perusahaan akan berkurang yang akan mempengaruhi likuiditas
perusahaan karena rasio lancar perusahaan akan terlihat baik. Tentunya ini akan
menambah kepercayaan kreditor dan investor.
Ya akan menjadi masalah dalam pertanggungjawaban

auditor

dan

mempengaruhi tujuan perusahaan dalam menjadi go publik.


4. Jika informasi salah saji terjadi setelah penerbitan laporan keuangan, auditor
tidak bisa melakukan prosedur lanjutan kecuali informasi itu ada setelah adanya

penerbitan laporan. Tapi jika informasi sudah dilaporkan sebelumnya maka


auditor mengharuskan informasi tersebut diselidiki, jika hal itu diketahuinya
selama pelaksanaan audit, segera sepanjang praktis dilakukan, ia harus
menentukan apakah informasi tersebut andal dan apakah fakta tersebut ada pada
tanggal laporan auditnya. Dalam hubungan ini, auditor harus membicarakan
masalah ini dengan kliennya pada tingkatan manajemen yang semestinya,
termasuk dewan komisaris, dan meminta kerja sama mereka dalam penyelidikan
apapun yang dianggap perlu. Auditor harus memberi tahu kepada kliennya untuk
membuat pengungkapan semestinya tentang informasi baru yang ditemukan dan
dampaknya

terhadap laporan keuangan kepada orang yang

sekarang

mengandalkan atau kemungkinan besar mengandalkan laporan keuangan dan


laporan auditor yang bersangkutan. (PSA No. 47-Penemuan Kemudian Fakta
yang Ada pada Tanggal Laporan Auditor).
5. Sesuai dengan PSA No.7 SA seksi 331 paragraf 6 dan 7,
Jika dengan prosedur sampling auditor tidak memperoleh keyakinan
bahwa sediaan berada di tangan klien, maka pengujian atas catatan akuntansi
saja tidak akan cukup bagi auditor untuk memperoleh keyakinan tentang
kuantitas sediaan; selalu diperlukan oleh auditor untuk melakukan, atau
mengamati, beberapa penghitungan fisik sediaan dan menerapkan pengujian
memadai atas transaksi yang terkait. Hat ini harus digabung dengan inspeksi
atas catatan penghitungan fisik yang diselenggarakan oleh klien dan prosedur
yang berkaitan dengan fisik sediaan yang mendasari saldo sediaan yang
dicantumkan dalam neraca..
Auditor dapat diminta untuk mengaudit laporan keuangan periode
berjalan dan satu atau lebih periode yang ia tidak mengamati atau melakukan
beberapa penghitungan fisik sediaan periode sebelumnya. Namun, ia dapat
memperoleh keyakinan atas sediaan periode sebelumnya melalui prosedur
audit semestinya, seperti pengujian atas transaksi sebelumnya, review atas
catatan penghitungan fisik sebelumnya, dan penerapan pengujian laba bruto
(gross profit test), asalkan ia dapat memperoleh keyakinan atas sediaan
periode berjalan..
Jadi, jika dirasa tingkat materialitas tinggi, auditor harus melakukan
inspeksi atas catatan penghitungan fisik yang diselenggarakan oleh klien dan

prosedur yang berkaitan dengan fisik sediaan melakukan pengujian atas


transaksi sebelumnya, review atas catatan penghitungan fisik sebelumnya, dan
penerapan pengujian laba bruto (gross profit test) untuk mendapatkan
kepastian akan prosedur audit.
6. Sesuai dengan PSA No.7 SA seksi 331 paragraf 7 Auditor dapat diminta untuk
mengaudit laporan keuangan periode berjalan dan satu atau lebih periode
yang ia tidak mengamati atau melakukan beberapa penghitungan fisik sediaan
periode sebelumnya. Namun, ia dapat memperoleh keyakinan atas sediaan
periode sebelumnya melalui prosedur audit semestinya, seperti pengujian atas
transaksi sebelumnya, review atas catatan penghitungan fisik sebelumnya, dan
penerapan pengujian laba bruto (gross profit test), asalkan ia dapat
memperoleh keyakinan atas sediaan periode berjalan.
Review retur penjualan dilakukan agar barang-barang yang diretur telah
dipastikan ada di gudang dan telah dicatat sehingga kesalahan pencatatan dapat
diminimalisir dan menghindari kecurangan dari pihak perusahaan.
7. Untuk mengecek ketepatan pencatatan, memastikan pembelian dan penjualan
persediaan dengan melihat nomor dan tanggal pencatatan. Nomor label ini akan
dicocokkan dengan catatan perusahaan. Sehingga pencatatan dan perhitungan
persediaan akurat.
8. Barang usang/rusak dianggap sebagai kerugian sehingga tidak dilaporkan pada
neraca, melainkan dalam CALK. Auditor menentukan barang rusak jika barang
tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
9. Prosedur penghitungan persediaan secara umum sudah efektif dan efisien.
Auditor tidak dibatasi dalam melakukan tugasnya. Berikut rincian dari kelebihan
dan kekurangan prosedur PT. Maju Makmur:
No.
1.

Prosedur

PT

Maju

Makmur
Setiap
manajer

Kelebihan

toko Tidak

terdapat

bertanggung jawab terhadap mengetahui

fungsi

cross-

persediaan

checking, sehingga

fisik

masing-masing.

toko Manajer

Kekurangan

di

toko komposisi
persediaan

lebih terdapat

baik.

kemungkinan
kesengajaan
manajer

toko

dalam melaporkan
hasil
2.

opname.
Tidak

Departemen Operasional dan Departemen


Logistik

menghitung Operasional

persediaan di gudang.

stock
terdapat

dan fungsi

cross-

Logistik

checking, sehingga

mengetahui

terdapat

komposisi

kemungkinan

persediaan

di kesengajaan

gudang lebih baik.

Departemen
Operasional
Logistik

dalam

melaporkan
3.

Stock

opname

oleh

yang

sehingga peraturan

disusun otorisasinya jelas.

Agus Kuncoro selaku

wakil presiden.

hasil

stock opname.
dilakukan Terdapat penugasan Tidak
terdapat

berdasarkan memo internal tunggal


perusahaan

dan

perusahaan

yang

tertulis, jelas, dan


rinci

mengenai

pelaksanaan stock
opname.

Tidak

terdapat
penjelasan
mengenai langkahlangkah apa yang
harus

dilakukan

apabila

ditemui

kejadian

khusus

dalam proses stock


opname.

Anda mungkin juga menyukai