Anda di halaman 1dari 9

CATATAN CHIT-CHAT

KARIER & BEASISWA

MENAKLUKAN KAMPUS TERBAIK DUNIA: HARVARD


Narasumber : Andhyta Firselly Utami (MPP Candidate, Harvard Kennedy School) dalam
Chit Chat ini disebut Afu
Moderator : Rina Noviyanti (Co-Founder Akar Kayu Biotech) dalam Chit Chat ini
disebut Rina
Peserta
: 100 orang (limit grup WhatsApp)
Waktu
: Jumat, 18 September 2015, 19.00 Sabtu, 19 September 2015, 12.30
Tempat
: Karier & Beasiswa WhatsApp Group

Disclaimer: Catatan ini diambil dari diskusi informal di grup WhatsApp Karier & Beasiswa
dengan sedikit penyesuaian non-substantif. Bahasa dan gaya tulisan sengaja tetap dibuat
informal layaknya bahasa dan gaya penulisan di WhatsApp.

SESI MODERATOR
Rina:
Hallo semua, selamat datang di gelar wicara kita, "Menaklukkan Sekolah Terbaik Dunia:
Harvard", saya Rina akan memandu diskusi dengan pembicara kita selama satu jam ke depan.
Pembicara kita malam ini adalah Andhyta Firselly Utami, HI 2009, co-founder IFL, Program
Director Parlemen Muda, Researcher di WRI, dan Harvard Kennedy School 2015. Biasa dipanggil
Afu, dan sangat jago menulis. Selamat datang Afu. Karena pasti sudah banyak yang menunggu
diskusi ini, langsung kita mulai saja ya.
Langsung pertanyaan ya, Fu? Teman-teman yang lain boleh bertanya setelah saya.
Kalau boleh tahu, apakah pekerjaan sebagai peneliti sekarang sudah dicita-citakan dari kecil, Fu?
Sejak kapan tepatnya merencanakan masuk Harvard?
Afu:
Pekerjaan saat ini sebenarnya tidak direncanakan dari dulu, tapi baru mulai tertarik ketika di
bangku kuliah. Jadi selama kuliah tertarik melakukan analisis-analisis, menulis, tapi pada saat yang
bersamaan pengen membuat perubahan. Awalnya berpikir mau jadi dosen, tapi terus merasa
pengen terlibat langsung juga di pembuatan kebijakan, akhirnya masuk think tank deh :)) WRI
sebenernya nggak fokus ke riset per se, tapi juga advokasi (do-tank). Kalau merencanakan masuk
Harvard, sudah sejak di bangku kuliah kali. Tapi dulu masih ngawang2 gitu. Setelah di WRI baru
terlihat polanya dan bikin rencana yang jelas
Rina:
Jadi perencanaan rapinya sejak di WRI? Ketika terpikir di bangku kuliah itu, sudah mulai
melakukan persiapan atau baru benar-benar menyiapkan semuanya ketika di WRI, Fu?
Afu:
Pas di bangku kuliah masih ada stage mimpi dan masih agak pesimis realistically kayaknya nggak
mungkin ke Harvard deh. Tapi terus pas lulus kuliah mulai terekspos sama orang-orang yang sudah
diterima di Harvard dan juga merasa di WRI kesempatan berkembangnya besar, jadi mulai percaya
diri untuk ngirim aplikasi. Sejak itu aku riset dulu apa aja yang dibutuhin, terus mem-plan apa
yang perlu dilakukan sampai ke sana (dasarnya researcher hehehe). Tapi target awal sebenernya
nggak Harvard aja, sama Columbia (di New York) juga. Aku riset dan bikin rencana untuk apply
ke 2 sekolah itu
Rina:
Sebelumnya, mungkin ada juga yang belum tahu WRI, World Resources Institute, benar kan, Fu?
Nah, boleh dibagi ke teman-teman, riset apa saja yang Afu lakukan terkait Harvard dan Columbia?

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

Afu:

Aku bikin excel sheet yang aku namain Afu's Masters Plan (Pun Intended). Jadi aku list basic
informationnya dulu aja, kayak di-screenshot yang barusan dikirim (tapi itu kayaknya versi lama,
versi ter-update yang lengkap hilang). Basic information ini semua bisa diperoleh di website, tapi
sangat sangat krusial dalam bikin plan persiapan. I allocated around 4-5 months to prepare my
application for both schools. Dan timeline jadi sangat penting i.e. lihat sekolah yang deadlinenya
duluan. Especially untuk bikin rencana surat rekomendasi dan esai. Aku riset rata-rata nilai GRE
yang diterima berapa, TOEFL berapa, pertanyaan esainya apa aja, surat rekomendasi butuh berapa
dari siapa aja. Those basic information sih. Di luar informasi basic yang ada di website HKS ini,
aku juga baca2 blog HKS admission sama Gradcafe (forum kayak Kaskus gitu sure you guys know
about this.
Rina:
Noted, semua yang tertulis di website dibuat ke lini masa rencana pribadi ya, teman-teman.
Lakukan juga riset di luar website admission, sipp Fu...
Nah, kalau 'how to achieve certain criteria as requested' ada strategi khususnya, Fu?
Afu:
Kalau certain criteria itu nilai GRE atau TOEFL, strateginya ya belajar, belajar, belajar. Di luar
ini, nggak ada certain criteria sih, mereka cuma mencari kandidat yang passionate, punya potensi
menjadi pemimpin di masa depan (dibuktikan dengan track record ke belakang), dan punya plan
ke depan yang cukup ambisius tapi realistis untuk negaranya. Kalau aspek passionate ini sifatnya
kembali ke pribadi masing2 kali ya dan terlalu kualitatif untuk distrategikan, tapi untuk track
record, itu yang penting bukan cuma untuk dibangun, tapi juga direfleksikan dengan baik dalam
CV, esai, maupun surat rekomendasi kita

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

1. Perlu ada benang merahnya (misalnya di bidang urban development, environment, social policy,
etc.)
2. Fokus ke achievement2 yang telah dicapai (buktikan bahwa teman2 bukan ordinary Joe yang
asal kerja saja, tapi juga selalu men-deliver yang terbaik)
3. Dont put too much details yang tidak memiliki value added tersendiri ke dalam CV maupun
esai. Ini kayaknya orang Indonesia antara godaannya terlalu besar untuk menghapus poin di CV
yang nggak terlalu related, atau emang males untuk meng-curate CV sebaik2nya
4. Good written English is key. After all, kalau kita punya cerita yang baik tapi tidak disampaikan
dengan baik, jadinya mereka nggak bisa kenal kita juga. Always put in mind that the office of
admission people want to know who we are and the great things we do, but we need to help them
do it
Oh wait satu lagi, yang plan ke depan ini ditanyakan di esai dan ada baiknya teman2 bener2
mikirin apa yang mau dilakukan, dan hubungkan dengan track record tadi. Jadi plan-nya makes
sense juga *makes sense = achievable
Rina:
Sip, untuk yang butuh kuantifikasi, jelas belajar, belajar, dan belajar.
Menarik nih soal CV dan essay, apakah rekam jejak yang dicari benar-benar yang sudah
melakukan hal skala besar? Misalnya Afu dengan IFL dan Parlemen Muda, bagi yang belum punya
rekam jejak skala sebesar itu, bagaimana menunjukkan bahwa dia 'passionate' di bidang itu?
Kemudian, apakah dalam menyusun CV dan essay ini, Afu juga riset dulu? Kemudian menyusun
sebaik-baiknya. Afu sudah sering menulis, membuat mereka memahami Afu dengan cerita Afu
mungkin bukan masalah besar. Adakah saran bagi teman-teman yang mungkin belum terbiasa
menulis?
Afu:
Mereka nggak necessarily mencari skala, tapi konsistensi dan 'driveUntuk Parlemen Muda
misalnya, I dont think they focus on the scale of it (meski mungkin ngaruh juga ya), tapi bagaimana
aku ngerjain itu tanpa dibayar sama sekali, dengan beban kerja hampir 20 jam/minggu. Jadi drive
ini bisa ditunjukkan dengan bagaimana teman2 melakukan pekerjaan volunteering di bidang yang
ditekuni di luar kerja, ketika nggak ada yang menggaji. Dan lagi-lagi, bagaimana di social work
ini pun teman2 berusaha mendeliver yang terbaik, dan fokus ke impact yang ingin dicapai. Kalau
konsistensi, balik lagi ke unsur benang merah yang tadi aku sebutkan. Jadi kalau sudah suka satu
hal, tekuni bidang itu di luar kerja, dan di kesempatan2 tambahan seperti konferensi atau kegiatan2
lain.Dari situ konsistensi akan terlihat
Pertanyaan #2
Untuk nyusun CV, aku cek website HKS admission blog (kalo nggak salah), dikasih tau
templatenya. Tapi terus aku tanya2 juga ke teman (yang sekarang kuliah MBA ke Berkeley)
tentang CV dia. Kuncinya: jangan fokus ke kuantitas, tapi kualitas. Nggak ada yang peduli berapa
banyak kantor atau organisasi yang teman2 ikutin, kalau di masing2 itu kita nggak ninggalin legacy
apa2. Lebih baik taro yang benang merahnya nyambung, terus tulis 3-5 achievement besar yang

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

dicapai di organisasi tersebut. Contoh yang aku buat di Parlemen Muda: Increased participation
rate to 400% from previous year,Established a new working mechanism that allows full-time
employees to volunteer and accomplish project in given timeline, dll. Jadi ceritakan apa yang
terjadi di dalamnya lebih penting daripada cuma menyebutkan organisasi2nya. Dan jangan fokus
ke kenapa kantor/organisasnya keren, tapi kenapa *kamu* keren :)) Kadang2 suka ada yang
lebay2in organisasinya tapi gatau juga mereka ngapain di situ. On belum terbiasa nulis, practice
makes perfect. Memang harus dibiasakan nulis secara reguler, dan banyak2in juga membaca
karena bisa jadi referensi. Dan jangan salah, aku dianggep biasa nulis gini juga revisi esai sampai
5 kali :)) Oh that's also important: jangan takut revisi! Revisi terus sampai mabok HAHAHA *terus
tiba2 gila sendiri. Your first draft isnt meant to be perfect. Kirimin ke orang2 yang kalian percaya,
atau yang teman2 tahu punya writing skill, untuk minta masukan mereka. Dan kalau sudah dikasih
masukan jangan ngambek, tapi diproses dan diputuskan apakah benar butuh direvisi. (Ini termasuk
CV juga ya, CV perlu direvisi juga secara bahasa maupun struktur). (CV aku direvisi 10 kali ada
kali *setres*). Intinya, give time. Jangan mepet2 2 Desember baru ngirim (aku persiapan dari
Agustus)
Rina:
Ninggalin 'legacy'! *catet*
Pertanyaan terakhir dari aku sebelum ke pertanyaan dari teman-teman ya, Fu. Apakah hal
terpenting yang biasanya orang-orang lupakan dalam pendaftaran? Hal yang mungkin tidak
terpikirkan ketika melihat halaman penerimaan HKS atau Harvard secara umum, Fu? Oya, pesan
apa yang ingin Afu sampaikan ke teman-teman yang juga punya mimpi ke Harvard?
Afu:
Retorika cukup penting dalam esai yang nanti ditulis. Hal terpenting yang dilupakan dalam
pendaftaran/sekaligus pesan umum: applying to a school is an investment. The more time you put
into it, the more return you will get. Kalau punya niat untuk masuk sekolah bagus, jangan
setengah2 alokasikan waktu dalam proses aplikasi. Aku sendiri selama 4-5 bulan persiapan
beneran jadi anti-sosial, jarang punya waktu main2 kayak biasanya, dan lebih sering duduk sendiri
di pojok kedai kopi ngedit esai dan riset2 dan revisi CV berkali-kali. Seperti halnya investasi juga,
kalau taro uang dikit-dikit di perusahaan yang beda2, kemungkinan returnnya diverse tapi nggak
maksimal. Makanya kemarin aku prefer untuk targetkan top 2 saja dan investasi 4-5 bulan untuk
2 sekolah ini. Mungkin kalau aku apply ke 10 sekolah kemungkinan dapet Harvard/SIPA jadi lebih
kecil. Tapi ya harus diperhitungkan juga kemungkinan suksesnya berapa %. Jangan juga investasi
di perusahaan yang unlikely untuk dapet.

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

SESI TANYA JAWAB UMUM


1. Nurul :
Oke, kan td dibilang untuk highlight achievement kita di kerjaan. Boleh kasih contoh ga kak (di
luar achievement di organisasi). Yg di tempat kerja gitu ehe. Makasih kak
Afu:
Contoh achievement di kerjaan >> "Led partnership with six local civil society organizations in
two key geographies enabling sustainable land use." atau "Published two reports and analysis that
strengthens response to forest fires." >> karena aku kerja di tempat riset. Intinya fokus ke impact
aja :)) 'Enabling...', 'Transforming...' these kind of verbs really work.
2. Soma:
Kalau daftar di Harvard, ada sesi wawancaranya Gak? Atau hanya melihat dari applikasi saja?
Trus bagaimana kondisi dan biaya hidup di Harvard? Terima kasih
Afu:
Kalau HKS in particular cuma dokumen tok. Makanya skill writing jadi *sangat* penting. Tapi
kalau HBS setahu aku ada interview-nya juga, dan mungkin kampus lain juga.
3. Putri:
Halo, Kak Afu! Kenalkan saya Pepe dari Sastra Rusia UI 2011. Very constructive insight, thanks!
Mau nanya tp agak banyak (maaf!)
A. Saya berencana apply ke departemen + proposal riset yg ga nyambung dg studi S1. Apakah
kampus akan mempertimbangkan ini solely dari aktivitas kita yg menunjang proposal studi di CV?
B. Terkait teknis: saya sering dengar ada jenis applikasi berbeda utk ke Harvard, sering dengernya
common application, itu gimana ya? Tp pas dicek di web harvardnya, mrk cenderung meminta
dokumen2 spt rekomendasi, GRE, ielts, essay ttg diri sendiri, essay ttg rencana studi. Atau ada yg
lebih dari ini?
C. Terkait leadership, kira2 menurut Kak Afu, leadership yg mrk cari spt apakah? Misalnya saya
tdk punya CV yg wow banget. Belum pernah jadi ketua di grup manapun. Kira2 triknya utk
menyingkapi ini bagaimana ya?
Terimakasih, sukses utk thesis dan proses belajarnya! :D
Afu:
3A. Bisa apply S2 yang nggak berhubungan sama S1, asal dibuktikan kalau S2 ini bisa menunjang
kamu mencapai plan masa depan ini, dan bahwa aktivitas di luar kampuskerjaan atau
volunteeringberhubungan sama jurusan S2 ini.
3B. Aplikasi HKS (gatau jurusan lain) hanya butuh yang kamu sebutkan: nilai GRE, TOEFL, 3
surat rekomendasi, 3 esai, CV, sama CV kuantitatif. Nggak ada di luar ini.
3C. Leadership itu kualitas, bukan posisi. Jadi seperti yang aku bilang tadi, bisa highlight 'impact'
yang kamu buat meski di posisi non-managerial sekalipun. Misalnya meskipun aku baru research

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

assistant (dulu awalnya), aku mempropose pendekatan baru dalam proses monitoring dan evaluasi,
ini bisa dihitung sebagai 'kualitas leadership'. Tapi untuk lebih memperkuat, kamu bisa juga coba
cari kesempatan volunteering di tempat lain dimana kamu bisa mengembangkan kepemimpinan
kamu di sana.
4. Farras:
Halo kak Afu! Saya Farras,Ilmu Ekonomi Islam FEB UI '13. Jadi saya udah punya plan utk tema
thesis s2 saya nanti (padahal lulus s1 aja belum wkwk),penting gak sih kepoin profesor atau
semacamnya yg kira2 bakal bimbing thesis kita?hehe makasiih
Afu:
*Sangat* penting untuk tau apa yang kamu cari di sekolah tertentu, dan makin spesifik makin baik.
Ini artinya bisa jadi kamu sudah ngincar profesor tertentu, atau bisa juga course atau
ekstrakulikuler atau kegiatan yang cuma ada di kampus ini. Karena di salah satu esainya nanti
ditanyakan juga 'why HKS?' Kenapa nggak kuliah di kampus lain aja? Nah 'kepoin dosen dan
program' ini penting untuk jawab pertanyaan tersebut. Jangan umum. Go specific.
5. Ridha :
Hai, Afu. Thanks for sharing, ya. Saya ikutan nanya, dong. Kalau selama ini kita terlalu lama
melanglangbuana ke bidang lain (mulai dari pilihan organisasi, volunteerisme, sampai pilihan
pekerjaan) yang nggak ada hubungannya dengan S1 (karena fokus ke pengembangan diri dan
leadership), kira2 kalo kemudian mau balik lagi ke bidangnya pas lanjut S2 nanti gimana?
Pengalaman2 sosial kepemimpinan tadi jadi bisa make sense, nggak? Tapi pengalaman yang
spesifik sesuai dengan keilmuan memang minim sekali. Apa mendingan nyeberang aja ke bidang
yang ditekuni dalam kegiatan sosial kepemimpinan tadi? Kans-nya lebih besar mana kira2 untuk
diterima oleh Univ? *22nya menarik, sih, baik yang keilmuan S1 maupun yang organisasi. Tapi
ceritanya kebetulan selama ini kesempatan mengembangkan dirinya datang dari luar bidang
keilmuan S1 terus
Afu:
Ini cuma kamu yang bisa assess. Kuncinya seperti yang aku bilang sebelumnya, bahwa ada 'benang
merah' dalam cerita kamu. Bisa aja misalnya kamu bilang meskipun jurusan S1 nggak nyambung,
tapi kamu bisa highlight bahwa selama S1 kamu skripsinya udah agak 'nyerempet' ke topik itu,
atau kamu dapet analytical skill, atau kamu bangun network untuk jurusan yang 'lain' ini. Dan
justru bagusnya di pertanyaan 'why this major in this school' kamu bisa bilang 'jurusan ini kasih
saya kesempatan untuk masuk ke area baru dimana saya punya kesempatan lebar untuk bikin
perubahan. This makes an even stronger point.
6. Kristi :
Halo Kak Afu, aku Kristi dari FH 2013. Thank you sharing dan penjelasan2nya kak! Aku mau
nanya, untuk apply ke Harvard, menurut kakak apakah diversity of activity kita jadi faktor
pertimbangan yg menentukan untuk application kita jadi dilihat lebih baik? Jadi semakin beragam
kegiatan kita apakah akan lebih bagus untuk kualitas application kita? Thank you!

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

Afu:
Nope. Sebaliknya, lihat jawaban #5 di atas. Sebisa mungkin bangun 'benang merah' dari cerita
kehidupan kamu. Tunjukkan drive dan konsistensi di bidang tersebut. 'Diversitas' jadi bagus pada
sideline, dalam artian kamu bisa menunjukkan juga bahwa kamu manusia yang punya interest lain.
Misalnya aku masukin di CV dulu aku sempet main biola di orkes UI (beneran tapi payah hahaha)
atau nulis blog di isu linguistiknggak nyambung sama main storyline, tapi ya porsinya cuma 2
baris aja alias 5%. Main story-nya tetep harus konsisten.
7. Dwiki Gumilar:
Hai Afu, mau nanya :) Jawabnya kalau lagi nggak sibuk aja (apaan sih gua, maaf maaf). Untuk
surat rekomendasi, adakah tips untuk yang baik untuk memilih pemberi rekomendasi yang ampuh?
Apakah dilihat dari nama besar? Ataauu seberapa jauh dia mengenal kita? Atauu.... Bidang
keahlian dia... Atauuu.... Apa gitu :) Terimakasih -DwikiAfu:
Tentang surat rekomendasi. Inget bahwa tujuan rekomendasi ini adalah supaya office of admission
mengerti cerita kamu. Think of yourself as a black box to them. Jadi masing2 surat rekomendasi
'membuka jendela' untuk lihat 'kamu ini siapa'. Kalau jendelanya membuka di ruangan yang sama,
kampusnya nggak bisa lihat kamu secara utuh. Akan bagus kalau kamu dapet surat rekomendasi
yang nunjukkin kualitas kamu yang berbeda2. Nah, ini penting untuk dibedakan dari bikin CV,
karena kalau CV semakin konsisten 1 bidang makin bagus. Kalau rekomendasi, 'kualitas personal'
kamu yang dilihat, sehinggal makin diverse ceritanya makin bagus. Nama yang prominent bagus
untuk 'caper', tapi begitu perhatiannya dapet, kalau cerita di dalamnya sangat generic dan nggak
nunjukkin personalitas atau kualitas kamu yang unik, jadinya 'jendela'-nya sempit banget untuk
kenal kamu siapa. Jadi take of 'nama prominent' sebagai bonus tapi bukan poin utama. Selain nama
prominent, baik juga kalau diusahakan untuk dapat dari alumni kampus yang sama.
Aku kemarin strateginya adalah dapetin dari:
1. Pembimbing skripsi: untuk ngomongin kemampuan akademik aku, dan juga bagaimana bisa
menyeimbangkan performa akademis dengan kegiatan luar kampus/leadership activities.
2. Bos di kantor: inisiatif aku untuk membawa inovasi ke dalam business-as-usual dan bahwa
kerjaan aku impact-oriented.
3. Partner di Parlemen Muda: bagaimana aku bisa 'memimpin' kegiatan meski sambil kerja full
time, sekaligus visi dan program apa yang menjadi passion aku keliatan dari kegiatan volunteering
Meski ada link ke Pak Kuntoro dan Pak Dino Patti Djalal, akhirnya aku nggak pakai mereka karena
yakin banget ceritanya bakal generic. Kalau temen2 punya link ke mantan/pejabat, kecuali mereka
punya cerita spesifik tentang temen2, mendingan jangan dikejar karena nggak aman.
8. Sekar Savitri:
Haloooo kak afuuuu yang baik aku Sekar kak. Apa kabar?
Kakak mau menanyakan kalau cv kuantitatif itu gimana ya kak bentuknya?
Afu:
CV kuantitatif ini intinya adalah yang fokus pada kemampuan analisis kita. Jadi highlight-nya
adalah courses di kampus dulu yang menambah skill ini, judul2 riset, dll. untuk membuktikan

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

kemampuan kita mencerna pelajaran di HKS. Misalnya kalau di FISIP: statistik sosial, metodologi
penelitian, skripsi, dll. Nanti diceritakan nilai kita berapa, buku yang dipakai apa, judul risetnya
apa, dll. Template-nya ada di website HKS dan SIPA
Oh satu lagi...jangan percaya yang aku bilang 100%. After all, proses admisi bisa sangat tergantung
sama batch aplikasi kamu saat itu, dan juga subjektivitas (meski cuma 1%) dari orang yang menilai
aplikasi kamu. Kalau udah maksimal, sisanya tinggal tawaqqal #mendadaksyariah
10 Adigun Pranata:
Hi Afu. Gue Adi Pranata. FE UI 09. Tmn baiknya Pirzada. Beliau sering bngt ceria kalau Afu
keren bngt. Mau nanya. GPA First Class Honor. Wajib banget? Kl g first class. Poin requirement
apa yg plg supportif?
Afu:
Hi Adi, makasih loh masih nanya :)) Terakhir deh: GPA penting, iya. Rata-rata yang masuk sana
mungkin sekitar 3.75+. Tapi lagi2, aplikasi HKS ini bukan kayak 'standar minimum' gitu sifatnya,
tapi diliat bahwa kamu itu puzzle yang elemen2 yang mereka cari ada semua. Misal GPA 3, tapi
leadership/aktivisme kamu sangat luar biasa jreng2 dan capaian kamu di kantor juga plus2,
ditambah nilai GRE ternyata lumayan, kesempatannya masih ada. Tapi emang lebih safe kalau
semuanya sesuai yang dibutuhkan. Begitulah, manteman
***
Sekian sesi Chit Chat kali ini. Sampai jumpa di Chit Chat berikutnya!

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

Anda mungkin juga menyukai