Anda di halaman 1dari 13

SHEILA PRILIA

SK 1 KEDKEL
1. M&M dokter keluarga
1.1
Definisi
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam
bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga
yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.
( IKK FKUI 1996 )
Dokter keluarga
adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu,
berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasiennya
sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta
bila menghadapi masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi
bertindak sebagai coordinator dalam konsultasi dan atau rujukan pada
dokter ahli yang sesuai. ( AAFP, IDI, Singapura)
Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya
menggunakan pendekatan kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran
keluarga itu prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat personal (invidual)
bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer artinya hanya melayani
sebatas dokter pelayanan primer, lalu komprehensif artinya DK sebagai
Dokter praktek umum melayani 4 ranah pelayanan yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah kontinyu, ini
yang sering dilupakan para dokter prakter umum padahal hal tersebut
sangat penting, the continuity of care atau kesinambungan pelayanan.
Jangan sampai seseorang itu dilayani oleh banyak dokter, sehingga
mengulang pelayanan lagi, pemeriksaan lagi, obatnya jadi doubledouble dan seterusnya. ( dr. Sugito Wonodirekso )
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran
keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga
sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan
pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat
pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan
rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif,
holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang
peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan
diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta
faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969;
Geyman, 1971; McWhinney, 1981).
Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI (Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia) adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama
pasien
di
fasilitas/sistem
pelayanan
kesehatan
primer
guna
menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
memandang jenis penyakit,, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan
sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan
holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan
profesional kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan
yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta
menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan
moral. Layanan
yang
diselenggarakannya
(wewenang)
sebatas
kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan
kedokteran dasar.
Tujuan
Tujuan umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan
pelayanan kedokteran dana tau pelayanan kesehatan pada umumnya,
yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
Tujuan khusus
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang
lebih efektif
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang
lebih efisien
Manfaat
a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai
manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan
b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan
dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan
c. Pengaturan akan lebih baik dan terarah, terutama di tengah-tengah
kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini
d. Dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai
masalah lainnya
e. Akan dapat diperhitungkan berbagai factor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit, termasuk factor social dan psikologis
f. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih
yang memberatkan biaya kesehatan
1.2
-

sejarah (LB)
Tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang
dikenal dengan nama World of National College and Academic
Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA)
Tahun 1981 didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga
Tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga
di Indonesia belum resmi mendapat pengakuan baik dari profesi
kedokteran ataupun dari pemerintah
Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi
dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI)

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
-

Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese


Dokter Keluarga Indonesia (KDKI)

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama


Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi
dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter
praktik umum dan dokter spesialis.
Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia
(WONCA).
Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan
dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah
menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai
organisasi dokter seminat.
Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan
sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter
praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia
(PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.
Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu
Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

1.3

batasan/terminology

Batasan tentang ilmu kedokteran keluarga di antaranya adalah sebagai


berikut :
-

Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum


ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh
kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. (PB
IDI, 1983)
Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari
pelayanan dokter keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu
kedokteran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab. (Charmichael,
1973)
Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran
yang ditandai dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan
kedokteran yang bersifat khusus. (WONCA, Manila; 1979)
Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena
yang dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang
menyelenggarakan perawatan kesehatan perorangan pada tingkat
pertama dan berkelanjutan. (Whinney, 1969)
Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang
terpadu menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit
keluarga. (Sargent, 1967)

Batasan dokter keluarga :

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
-

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan


pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan
kedokteran
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada
keluarga, bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya
Dokter keluarga adlaha dokter yang memiliki tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang
dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga dan
dapat merujuk ke dokter ahli yang sesuai.
Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak
pertama yang merupakan pintu masuk ke system pelayanan kesehatan.
Dokter keluarga adlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan
kepada pasien yang terkait dengan keluarga, komunitas, serta
lingkungannya.

Batasan pelayanan dokter keluaraga :


-

Pelayanan dokter keluarag adalah pelayanan kedokteran yang


menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai
suatu unit, dimana tanggung ajawab dokter tidak dibatasi oleh golongan
umur atau jenis kelamin, organ tubuh atau jenis penyakit.
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam,
ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah, serta
ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang
terpadu

1.4
perkembangan dokter keluarga
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia
telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi
Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor,
nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia
(KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota
IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi
mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari
pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat
internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional
dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and
Academic Association of General Practitioners / Family Physicians
(WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh
Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan
kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka
turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan
lain yakni: Pendayagunaan dokter pasca PTT, Pengembangan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, dan Menghadapi era globalisasi.

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
2. M&M prinsip, standar, dan jenis pelayanan dokter keluarga
2.1
Prinsip
Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan :

Pelayanan yang holistic dan kemprehensif

Pelayanan yang berkesinambungan

Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral


dari keluarganya

Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga , lingkungan kerja,


dan lingkungan tempat tinggalnya ( dokter keluarga harus mendiagnosis
secara holistic dan mengobati secara komprehensif ).

Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum


( untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang dokter )

Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu ( untuk


mengendalikan mutu dan biaya agar tidak berlebih atau kekurangan ).

Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan (tidak mengada-ngada


dan tidak menyealahgunakan data)
2.2

Standar

Standar pelayanan dokter keluarga ;


1. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik
o Standar pelayanan paripurna, pelayanan disediakan sebagai pelayanan
strata pertama untuk semua orang tidak berdasarkan umur atau jenis
kelamin. Pelayanan yang bersifat paripurna yaitu pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan atau promotif, pencegahan penyakit dan proteksi
khusus atau preventif, pemulihan kesehatan atau kuratif, pencegahan
kecacatan atau disability limitation dan rehabilitasi baik fisik, mental,
maupun sosial setelah sakit dengan memperhatikan kemampuan sosial
serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.
o Standar pelayanan medik, pelayanan medik yang melaksanakan
pelayanan kedokteran secara lege artis. Berupa anamnesis, pemeriksaan
fisik dan penunjang, penegakkan diagnosis dan diagnosis banding,
prognosis, konseling, konsultasi, rujukan, tindak lanjut, tindakan,
pengobatan rasional, dan pembinaan keluarga.
o Standar pelayanan menyeluruh, pelayanan disediakan dalam kedokteran
keluarga yang bersifat menyeluruh yaitu peduli bahwa pasien seorang
manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual,
serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
o Standar pelayyanan terpadu, pelayanan disediakan dalam kedokteran
keluarga yang bersifat terpadu, selaiun berupa kemitraan antara dokter
dengan pasiensaat proses pelaksanaan medic, juga merupakan kemitraan
lintas program dengan berbagai institusi formal maupun informal.
o Standar
pelayanan
berkesinambungan,
merupakan
pelayanan
berkesinambungan yang melaksanakan pelayanan kedokteran secra
efektif efisien, proaktif, dan terus menerus demi kesehatan pasien

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
2. Standar perilaku dalam praktek :
o Standar
perilaku terhadap pasien, pelayanan dokter keluarga
menyediakan
kesempatan
bagi
pasien
untuk
menyampaikan
kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna
dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan.
o Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik, seorang doketr keluarga
sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara professional.
o Standar perilaku dengan sejawat, menghormati dan menghargai
pengetahuan ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan
kesehatan dan menjaga hubungan baik secara professional.
o Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktek, pelayanan dokter
keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan kegiatan ilmiah guna
memelihara dan menmabah ketrampilan praktek serta meluaskan
wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
o Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan,
dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan
peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya
pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.
3. Standar pengelolaan praktek, selain dokter keluarga juga terdapat petugas
kesehatan anatara lain perawat, bidan, administrasi klinik serta pegawai
lain yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.
4. Standar sarana dan prasarana, pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas
pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas
tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
5. Standar manajemen keuangan, pencatatan dan jenis system pembiayaan
praktik.
6. Standar manajemen klinik, pembagian kerja, program pelatihan, program
kesehatan dan keselamatan kerja, dan pembahasan administrasi klinik.
7. Standar peralatan klinik, peralatan medis, peralatan penunjang medis dan
peralatan non medis.
8. Standar proses proses penunjang praktik, pengelolaan rekam medic,
pengelolaan pencegahan infeksi, pengelolaan air bersih, pengelolaan obat,
dan pengelolaan limbah
2.3

jenis pelayanan
a. Melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan
sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota
masyarakat sekitarnya
b. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang
disampaikan
c. Mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan
mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.
d. Mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya
e. Menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan
lanjutan
2.4

pembiayaan pelayanan

Menurut WHO (1993) cit Hendrartini (2007) terdapat 7 metode


pembayaran utama, sebagai berikut:
1) Pembayaran berdasar pelayanan (fee for service). Pembayaran per
item pelayanan, yaiyu tindakan per diagnosis, terapi, pelayanan
pengobatan dan tindakan iidentifikasi satu per satu, kemudian
dijumlahkan dan ditagih rekeningnya
2) Pembayaran berdasar kasus (case payment). Pembayaran bagi paket
pelayanan atau episode pelayanan. Pembayaran tidak didasarkan oleh
item, kemudian dijumlahkan seperti pada nomor 1. Daftar pembayaran
mungkin tidak berkaitan dengan biaya pelayanan sesungguhnya yang
diberikan kepada pasien tertentu di suatu rumah sakitr, seperti yang
terjadi pada pembayaran berdasarkan diagnosis related groups (DRG)
3) Pembayaran berdasarkan hari (dailay charge). Pembayaran langsung
dengan jumlah tetap per hari bagi pelayanan atau hospitalisasi
4) Pembayaran bonus atau flat rate (bonus payment). Pembayaran
langsung sejumlah yang disepakati (biasanya global) bagi tipe pelayanan
yang diberikan
5) Kapitasi. Pembayaran dengan jumlah yang ditetapkan berdasarkan
jumlah orang yang menjadi tanggung jawab dokter (biasanya setiap
tahun). Pasien dengan kategori yang berbeda, misalnya berumur lebih
dari 75 tahun, mungkin dikenai angka kapitasi yang berbeda pula
6) Gaji (salary). Pendapatan per tahun yang tidak berdasarkan beban kerja
atau biaya pelayanan yang diberikan
7) Anggaran global. Seluruh anggaran pelaksanaan ditetapkan di muka
yang dirancang untuk menyediakan pengeluaran tertinggi, tetapi
memungkinkan pemanfaatan dana secara fleksibel dalam batas waktu
tertentu.
Sistem Kapitasi (Capitation System)
Menurut Hendrartini, 2005, Konsep kapitasi (capitation concept system)
adalah sebuah konsep atau sistem pembayaran yang memberi imbalan
jasa pada Health providers (Pemberi Pelayanan Kesehatan/PPK)
berdasar jumlah orang (capita) yang menjadi tugas/kewajiban PPK yang
bersangkutan untuk melayaninya, yang diterima oleh PPK yang
bersangkutan di muka (prepaid) dalam jumlah yang tetap, tanpa

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
memperhatikan jumlah kunjungan, pemeriksaan, tindakan, obat dan
pelayanan medik lainnya yang diberikan oleh PPK tersebut. Menurut
Thabrani (1998) cit Hendrartini (2007), dengan sistem kapitasi, PPK akan
berusaha mencapai keuntungan semaksimal mungkin dengan melakukan:
Positif
o Memberikan
pelayanan
yang
berkualitas
tinggi,
dengan
menegakkan diagnostik yang tepat dan memberikan pengobatan
atau tindakan yang tepat. Dengan pelayanan yang baik ini, pasien
akan cepat sembuh dan tidak kembali ke PPK untuk konsultasi atau
tindakan lebih lanjut yang merupakan biaya tambahan
o Memberikan pelayanan promotif dan preventif untuk mencegah
insidents kesakitan. Apabila angka kesakitan menurun, maka
peserta tentu tidak perlu lagi berkunjung ke PPK yang akan
berakibat utilisasi menjadi lebih rendah dan biaya pelayanan
menjadi lebih kecil
o Memberikan pelayanan yang pas, tidak lebih dan tidak kurang,
untuk mempertahankan efisiensi operasi dan tetap memegang
jumlah pasien JPK sebagai income security. Hal ini akan berfungsi
baik jika situasi pasar sangat kompetitif, dimana untuk mencari
pasien baru relatif sulit.
Negatif
o

Jika kapitasi yang diberikan terpisah-pisah antara pelayanan rawat


jalan tingkat pertama dan rujukan tanpa diimbangi dengan insentif
yang memadai untuk mengurangi rujukan, PPK akan dengan mudah
merujuk pasiennya ke spesialis. Dengan merujuk, waktunya untuk
memeriksa menjadi lebih cepat
Mempercepat waktu pelayanan sehingga tersedia waktu lebih
banyak untuk melayani pasien non JPK yang dinilai membayar
lebih banyak. Artinya mutu pelayanan dapat dikurangi, karena
waktu pelayanan yang singkat. Jika ini terjadi, pada kapitasi partial
pihak JPK pada akhirnya dapat memikul biaya lebih besar karena
efek akumulatif penyakit. Pasien yang tidak mendapatkan
pelayanan rawat jalan yang memadai akan menderita penyakit
yang lebih berat, akibatnya biaya pengobatan sekunder dan tersier
menjadi lebih mahal
Tidak memberikan pelayanan dengan baik, supaya kunjungan
pasien kapitasi tidak cukup banyak. Untuk jangka pendek strategi
ini mungkin berhasil tetapi untuk jangka panjang hak ini akan
merugikan PPK sendiri. Pembayaran dengan sistem kapitasi akan
merangsang provider untuk melakukan efisiensi biaya. Hal ini
menyebabkan provider untuk melakukan inovasi- inovasi antara lain
mengurangi penggunaan teknologi, penggunaan perawatan
alternatif dengan biaya lebih rendah, dan mengutamakan
pencegahan kesehatan

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
Pembayaran system kapitasi juga dapat mendorong provider untuk
memilih klien yang mempunyai risiko rendah dalam rangka
mengurangi biaya-biaya pelayanan kesehatan populasi yang terdaftar
pada mereka. Provider juga dapat membatasi kwantitas dan kualitas
mutu pelayanan yang diberikan (Barnum et al, 1995).
Manfaat Pembayaran Prepaid Menurut Wahyuni 2003, konsep kapitasi
yang
dibayarkan
di
depan
sebelum
pelayanan
diberikan
(prepaid/prospective payment) pada suatu kelompok dokter, ternyata
memberikan dampak yang positif:
o Prepaid menyebabkan PPK dapat memperoleh kesempatan untuk
merencanakan program pelayanan kesehatan dengan lebih baik,
dengan dukungan dana yang telah tersedia di depan
o Mendorong berkembangnya standar-standar prosedur/profesi, tidak
saja untuk efisiensi dana yang tersedia, tetapi juga meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, yamg dalam hal ini terkait dengan
kepentingan mempertahankan citra sebagai dokter yang harus
bersaing dengan yang lain
o Berkembangnya orientasi pelayanan ke arah upaya-upaya
pencegahan (preventive) atau promosi (promotive) karena upaya
itu akan memberikan peluang ke arah efisiensi
o Kesempatan untuk cuti serta mengembangkan ilmu pengetahuan
menghadiri seminar-seminar ilmiah tidak terhambat oleh karena
sebagai anggota dokter peranannya di dalam pelayanan kesehatan
dapat digantikan oleh anggota kelompok lain, tanpa kehilangan
insentif yang bermakna

3. M&M kompetensi & peran dokter keluarga


3.1
Kompetensi
Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu :
a. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan
b. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasara
c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga
ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung,
terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik
f. Mau belajar sepanjang hayat
g. Memiliki etika,prilaku yang baik dan berprilaku professional
Memiliki ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu
bedah, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak,
THT, mata, kulit dan kelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas,
Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut :

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
a.
b.
c.
d.

Ketrampilan melakukan health screening


Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
Membaca hasil EKGMembaca hasil USG
ACLS, ATLS, dan APLS

Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun


2003 :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu
( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui,
lansia )
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
2.1Memahami epidemiologi penyakit
2.2Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
2.3Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
2.4Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2.5Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
2.6Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan
serta penyuluhan gizi
2.7Memahami pokok masalah perkembangan normal
2.8Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
2.9Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila
diperlukan
2.10
Menyelenggarakan layanan paliatif
2.11
Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
3.1Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau
pasien, pembinaan dan konseling keluarga )
3.2Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,
pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan
sumber daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi
masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan
masyarakat )
4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol
( kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang
mengancam jiwa, kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan
telinga, kelainan saluran cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan
obstetric dan ginekologi, penyakit infeksi, kelainan musculoskeletal,
kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan psikiatri)
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
( menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen
praktek, pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas )
Kompetensi
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada
seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus
inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang
dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang
dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan,

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
o
o
o
o
o

Menguasai
dan
mampu
menerapkan
konsep
operasional
kedokteran keluarga,
Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan
klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga
Menguasai
ketrampilan
berkomunikasi,
menyelenggarakan
hubungan profesional dokter- pasien untuk :
Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota
keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko
kesehatan keluarga,
Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk
berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan
kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta
pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga
Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu
tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.

3.2
peran
Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :
1. Komprehensif dan holistik
2. Kompeten dengan ilmunya
3. Continue ( berkesinambungan)
4. Preventif
5. Kolaboratif dan kordinatif
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Mempertimbangkan mutu dan biaya
8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan
9. Segala tindakan dapat diaudit
10.Bermoral dan beretika yang baik
Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper
sekelmpok masyarakat,sebagai system pencegahan atau prventif.Jadi
pada dasarnya preventiflah yang diutamakan daripada tindakan
kuratif.Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat,dan pasien
yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter
keluarga tersebut berhasil.

Tugas Dokter Keluarga


-

Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan


bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan

Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat

Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat


sehat dan sakit

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
-

Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya

Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan


taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi

Menangani penyakit akut dan kronik

Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah
sakit

Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis


atau dirawat di RS

Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan

Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya

Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien

Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar

Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum


dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Wewenang Dokter Keluarga


-

Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar

Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat

Melaksanakan tindak pencegahan penyakit

Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer

Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal

SHEILA PRILIA
SK 1 KEDKEL
-

Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit


pelayanan primer

Melakukan perawatan sementara

Menerbitkan surat keterangan medis

Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap

Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus

Anda mungkin juga menyukai

  • Ahdka KD
    Ahdka KD
    Dokumen1 halaman
    Ahdka KD
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen36 halaman
    Referat
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Bcnamcma
    Bcnamcma
    Dokumen2 halaman
    Bcnamcma
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen8 halaman
    Case
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Poli
    Penyuluhan Poli
    Dokumen6 halaman
    Penyuluhan Poli
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2 Muskulo
    Skenario 2 Muskulo
    Dokumen17 halaman
    Skenario 2 Muskulo
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen25 halaman
    PPT
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurding
    Jurding
    Dokumen15 halaman
    Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurding
    Jurding
    Dokumen10 halaman
    Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurding
    Cover Jurding
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurding
    Cover Jurding
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Word Jurding
    Word Jurding
    Dokumen10 halaman
    Word Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen35 halaman
    Skenario 1
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurding
    Jurding
    Dokumen10 halaman
    Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PBL Skenario 2
    PBL Skenario 2
    Dokumen20 halaman
    PBL Skenario 2
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2 Muskulo
    Skenario 2 Muskulo
    Dokumen17 halaman
    Skenario 2 Muskulo
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PBL 3
    PBL 3
    Dokumen13 halaman
    PBL 3
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen20 halaman
    Skripsi
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Reading
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Pancasila UTS
    Pancasila UTS
    Dokumen13 halaman
    Pancasila UTS
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Reading
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2 Muskulo
    Skenario 2 Muskulo
    Dokumen17 halaman
    Skenario 2 Muskulo
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Dokumen14 halaman
    Skenario 2
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pancasila
    Strategi Pancasila
    Dokumen2 halaman
    Strategi Pancasila
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Dokumen13 halaman
    Skenario 3
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PBL Skenario 2
    PBL Skenario 2
    Dokumen20 halaman
    PBL Skenario 2
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pancasila
    Strategi Pancasila
    Dokumen2 halaman
    Strategi Pancasila
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat