Anda di halaman 1dari 14

1.

Keluarga
1.1 Definisi

Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai
peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.

Struktur keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibuMatrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
3. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
4. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
1.2 Bentuk

TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)

f.

The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang


terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,


tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang
tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i.

Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam


satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)

j.

Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang


terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)
f.

Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar


ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang


menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i.

Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan


keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya

j.

Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai


perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental

k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang


muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

Ciri-ciri keluarga
1.
2.
3.
4.

Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:


Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh
semangat kegotongroyongan.
Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya
ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang
dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui
musyawarah dan mufakat.
Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaankeluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling
menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.

1.3 Peran
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok
sosialnya,
serta
sebagai
anggota
masyarakat
dari
lingkungannya

b. Peranan ibu : ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,


sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

1.4 Fungsi
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi
keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini
senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
1994, yaitu :
1. Fungsi Keagamaan
yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan
ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
3. Fungsi Cinta Kasih
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik
anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak.
Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
7. Fungsi ekonomi
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari
sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumbersumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri
secara serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan
lingkungan yang berubah secara dinamis..
1.5 siklus duvall

Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai
tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun 8 tahapan
perkembangan tersebut adalah:
1.
Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui
perkawinan.
Tugas perkembangan:
1.
Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
2.

Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.

3.

Membina keluarga berencana.

Masalah kesehatan: masalah

seksual,

peran

perkawinan,

kehamilan

yang

kurang

direncanakan.
1.

Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama lahir
sampai berusia 30 bulan.

Tugas perkembangan:
1.
Perubahan peran menjadi orang tua.
2.

Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.

3.

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.

Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan
penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lainlain.
1.

Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun
sampai dengan 5 tahun.

Tugas perkambangan:
1.
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2.
3.

Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.


Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus dipenuhi.

4.

Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.

5.

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.

6.

Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7.

Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

Masalah kesehatan:
1.
a. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.
2.
b. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.
3.
c. Persaingan antara kakak adik.
4.
d. Pengasuhan anak.

Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama berusia 6 tahun
samapi 13 tahun.
Tugas perkembangan:
1.
Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2.

Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.

3.

Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.

4.

Meningkatkan komunikasi terbuka.

Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai
19-20 tahun.
Tugas perkembangan:
1.
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan
otonominya.
2.

Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.

3.

Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.

4.

Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.

Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.


Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah
sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum
menikah dan tinggal dalam rumah:
Tugas perkembangan:
1.
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2.

Mempertahankan keintiman pasangan.

3.

Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4.

Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5.

Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Masalah kesehatan:
1.
a. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.
2.
b. Transisi peran suami istri.
3.
c. Memberi perawatan.
4.
d. Kondisi kesehatan kronis
5.
e. Masalah menopause
6.
f. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan:
1.
Mempertahankan kesehatan.
2.

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.

3.

Meningkatkan keakraban pasangan.

Masalah kesehatan:
1.
a. Promosi kesehatan.
2.
b. Masalah hubungan dengan perkawinan.
3.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.
4.
d. Masalah hubungan dengan perawatan.
Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau pension sampai
dengan dua-duanya meninggal.
1.6 dinamika keluarga
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan
keluarga maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di
lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan
dalam upaya kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
- Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
- Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat
dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
- Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana
mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem
nilai keluarga.
- Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang
luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan
antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang
mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta
hubungan antar anggota keluarga.

Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anakanak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan
pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik
antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta
informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga
untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.

Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu
dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada

kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa


keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap
kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3
generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.

Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :


-

mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara


kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga

pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

2. Konsep dan fungsi keluarga dalam islam


Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas
pembentukan keluarganya sesuai dengan syariat Islam yang berdasarkan alQuran dan as-Sunnah. Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar
dan semangat untuk beribadah kepada Allah serta semangat untuk
menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam sebagaimana telah
dicontohkan Rasulullah SAW. Menurut HammudahAbdul Al-Ati dalam bukunya
The Family Structure in Islam definisi keluarga dilihat secara operasional
adalah: Suatu struktur yang bersifat khusus yang satu sama lain mempunyai
ikatan khusus, baik lewat hubungan darah atau pernikahan. Perikatan itu
membawa pengaruh pada adanya rasa saling berharap (mutual
expectation) yang sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan dengan kekuatan
hukum serta secara individual saling mempunyai ikatan batin.
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang
terdiri atas suami istri dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam
suatu tempat tinggal. Namun demikian menurut Abdul Al Ati pengertian
keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka tempat tinggal. Sebab anggota
sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal yang sama.
Adanya rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih
penting dari unsur tempat tinggal.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan
masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada
kebenaran. Alloh dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia
buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya.
FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang.
Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)

Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana
istri itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan
segala sesuatu maka ia akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya
berarti
membengkokkannya
dan
membengkokkannya
berarti
menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan baik.
Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok
dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti
akan mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja
bengkok, untuk itu nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang
suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan
kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan
perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal ini maka
berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang
dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu
berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut.
Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan
yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri
mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami
sebagai pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya,
menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami. Demikian pula menguasai tugas
istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan rumahnya. Inilah istri
shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui
kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya
memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek
ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits:
"Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia
masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud
dalam sebuah keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model
keluarga muslim. Karakteristik tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip
dan norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah
islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan
dakwah, dalam bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan
rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masingmasing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses
mendidik anak-anak).

Keluarga yang
pembantu).

baik

dalam

mentarbiyah

khadimah

(mendidik

3. Hak dan kewajiban keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau
keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala
tanggung jawab social yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak
untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh
dituntut, namun tidaklah selalu mutlak, tergantung tingkat keparahan atau tingkat
persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat keparahan sakitnya rendah maka
orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya
menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam posisinya
tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya,
misalnya menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila
tidak akan dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas
kerja menurun atau bahkan dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang
lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebihlebih bila sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga
dan anggota masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh
karena tugas penyembuhan dan perawatan memerlukan keahlian tertentu, maka
tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-lembaga masyarakat atau individu tertentui
seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.
Kewajiban keluarga merawat orang sakit :
1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai
peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan
menemukan masalah kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga
kesehatan dalam keluarganya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga
merupakan pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat
keputusan tentang masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya
mengambil keputusan bagi anggota keluarga disebut sebagai pelayanan
rujukan kesehatan primer
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada

BIMBINGAN TERHADAP PASIEN YANG SAKARATUL MAUT


Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh
karena itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan
motivasi untuk kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu
mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan
dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak
mempunyai daya dan upaya dihadapan-nya. Kita dapat mendampinginya
sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan
menyadari segalanya kembali atas kehendaknya.
Mati adalah kata yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Banyak
yang menghindar darinya. Kematian itu sendiri tentunya lebih ditakuti dari
sekadar kata mati. Tidak hanya oleh manusia, binatang pun takut mati.
Seakan tidak ada yang sudi mati. Hal ini wajar bagi makhluk yang bernyawa,
karena mati merupakan sebab berpisahnya seorang dari hal yang ia senangi,
berpisah dari dunia dan segala isinya. Sementara manusia memang mencintai
dunia dan seisinya. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wata'ala, yang
artinya;
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). (QS. Al-Imran: 14)
Di sisi lain, ada yang menyangka bahwa kematian menjanjikan ketenangan.
Karenanya, kita sering mendengar kasus bunuh diri. Orang itu mengira
kematian merupakan solusi ampuh untuk mengatasi semua masalah. Ada
juga golongan manusia yang sepanjang harinya bermaksiat, seakan-akan
maut tidak akan menjemputnya.
4. Mekanisme factor eksternal dalam mempengaruhi masalah ekonomi
Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu
(host ), factor agen penyakit, dan factor lingkungan.
a. Factor host
Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu
penyakit. Resiko internal :

Genetic

Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua


cenderung lebih perhatian terhadap anggota keluarga yang lain

Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah


meneriam informasi sehingga makin banyak penetahuan yang
dimiliki

Pekerjaan

Sex

Fisiologi tubuh

Keadaan imunologia

Tingkah laku

Resiko eksternal

Lingkungan

Kebudayaan

Kepercayaan

Ras

Social ekonomi

b. Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang
dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Factor nutrisi

Kimiawi

Fisik

Biologis

Unhealthy behaviour

d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat
berupa lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan
keluarga secara keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat
besar terhadap kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut
dapat dilihat paling tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai
factor genetic (fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu
pada factor genetic tersebut, yang antara lain muncul karena

perkawinan (tahap awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit


dipahami bahwa orang tersebut dapat menderita penyakit keturunan
tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak
mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan,
tetapi pengalaman membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka
perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik
perkembangan fisik maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi
maka tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain
akan mudah terserang penyakit tersebut
4. Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo
membujang atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung
memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi
daripada mereka yang berkeluarga.
5. Proses penyembuhan penyakit
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit
kronis jauh lebih baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang
sehat daripada keluarga dengan fungsi keluarga yang sakit

Anda mungkin juga menyukai

  • Ahdka KD
    Ahdka KD
    Dokumen1 halaman
    Ahdka KD
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen36 halaman
    Referat
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Bcnamcma
    Bcnamcma
    Dokumen2 halaman
    Bcnamcma
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen8 halaman
    Case
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Poli
    Penyuluhan Poli
    Dokumen6 halaman
    Penyuluhan Poli
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2 Muskulo
    Skenario 2 Muskulo
    Dokumen17 halaman
    Skenario 2 Muskulo
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen25 halaman
    PPT
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurding
    Jurding
    Dokumen15 halaman
    Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurding
    Jurding
    Dokumen10 halaman
    Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurding
    Cover Jurding
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurding
    Cover Jurding
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Word Jurding
    Word Jurding
    Dokumen10 halaman
    Word Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen35 halaman
    Skenario 1
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurding
    Jurding
    Dokumen10 halaman
    Jurding
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PBL Skenario 2
    PBL Skenario 2
    Dokumen20 halaman
    PBL Skenario 2
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2 Muskulo
    Skenario 2 Muskulo
    Dokumen17 halaman
    Skenario 2 Muskulo
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PBL 3
    PBL 3
    Dokumen13 halaman
    PBL 3
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen20 halaman
    Skripsi
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Reading
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Pancasila UTS
    Pancasila UTS
    Dokumen13 halaman
    Pancasila UTS
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Reading
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2 Muskulo
    Skenario 2 Muskulo
    Dokumen17 halaman
    Skenario 2 Muskulo
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen13 halaman
    Skenario 1
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pancasila
    Strategi Pancasila
    Dokumen2 halaman
    Strategi Pancasila
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Dokumen13 halaman
    Skenario 3
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • PBL Skenario 2
    PBL Skenario 2
    Dokumen20 halaman
    PBL Skenario 2
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pancasila
    Strategi Pancasila
    Dokumen2 halaman
    Strategi Pancasila
    sheila_andini_1
    Belum ada peringkat