Anda di halaman 1dari 10

METODE EKLEKTIK

1.

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Sedangkan mengajar
sendiri memiliki pengertian :
1.

Upaya guru untuk membangkitkan yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang
(siswa) belajar.

2.

Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar.

3.

Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku.

Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan pe dan
akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan
kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyaikonotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik
dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak,
yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik.
Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.

Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Pengajaran mempunyai arti cara
mengajar atau mengajarkan. Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar
(oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan
yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder
yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu
dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena
adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen :
1.

1. Siswa

Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
1.

2. Guru

Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

1.

3. Tujuan

Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
1.

4. Isi Pelajaran

Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
1.

5. Metode

Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang
dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
1.

6. Media

Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada
siswa.

1.

7. Evaluasi

Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

1.

B. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN

Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan
dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil
atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang
digunakan oleh guru.
Secara lebih rinci, Richards dan Rodgers menggambarkan elemen-elemen dan sub-sub elemen metode
dalam gambar berikut :

PENDEKATAN
a. Teori bahasa
- Penekanan pada unsureunsur kecakapan berbahasa.
- Penekanan pada struktur
bahasa.

RANCANGAN

PROSEDUR

a. Tujuan umum dan khusus

a. Observasi
terhadap
tehnik,praktek
dan perilaku
pada saat
metode
digunakan

b. Model silabus
- Kriteria untuk seleksi dan organisasi
linguistic dan/atau isi bahasan.
c. Jenis aktifitas belajar mengajar

b. Teori pembelajaran bahasa


- Memperhatikan proses
psikolinguistik dan kognitif
dalam pembelajaran bahasa
- Memperhatikan kondisi
yang tepat agar proses belajar
berjalan sukses

- Jenis latihan dan tugas yang digunakan dalam


kelas dan dalam materi.
d.Peran siswa
-

Jenis aktifitas diatur untuk siswa

- Seberapa jauh siswa terkontrol dapat


mencangkup semua isi pembelajaran
- Pola kelompok belajar yang disarankan atau
ditanamkan
- Seberapa jauh pengaruh siswa terhadap
pembelajaran siswa lain
- Gambaran siswa sebagai
pengolah,pelaksana,pemarkasa,problem solver
dsb.
1.

Waktu,ruang,dan
peralatan yang
digunakan oleh
guru
- Observasi
terhadappola
interaksi dalam
pelajaran
- Taktik dan
strategi yang
digunakan oleh
guru dan siswa
pada saat metode
digunakan

Peran guru

- Peran-peran yang diisi oleh guru


- Seberapa besar pengaruh guru terhadap
proses pembelajaran
- Seberapa besar peranan guru dalam
menentukan isi pembelajaran
- Jenis interaksi guru dan siswa

BAB II
METODE EKLEKTIK

1.

A. PENGERTIAN METODE EKLEKTIK

Pengajaran bahasa asing selalu menghadapi kondisi objektif yang berbeda-beda antara satu negeri
dengan yan lain, antara satu lembaga dengan lembaga yang lain, antara satu kurun waktu dan
kurun waktu yang lain. Kondisi objektif itu meliputi tujuan pengajaran, keadaan guru, keadaan siswa,
sarana prasarana dan lain sebagainya. Dan berdasarkan kenyataan diatas muncullah metode Eklektik
yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan.
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa :

1.

Tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi kekuatan dan
kelemahan.

2.

Setiap metode mempunyai kekuatan yang dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran.

3.

Lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan kepada metode lainnya melainkan
sebagai penyempurnaan.

4.

Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan,semua guru,semua siswa, dan semua
program pengajaran.

5.

Yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi
kebutuhan suatu metode

6.

Setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan
kebutuhan pelajar.

Metode Eklektik ini bias menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara
memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi
kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikannya dengan kebutuhan program pengajaran yang
ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proposional.
Sebaliknya metode Eklektik bias menjadi metode seadanya atau metode semau guru apabila
pemilihannya hanya berdasarkan selera guru, atau atas dasar mana yang paling enak atau mana yang
paling mudah bagi guru. Bila demikian halnya, maka hal yang terjadi adalah ketidakmenentuan, dan
tidak bias diharapkan hasil yang memadaidari hasil pembelajaran yang tidak menentu.
Perlu ditegaskan bahwa penggabungan metode-metode ini hanya bias dilakukan antarmode yang
sehaluan. Dua metode yang asumsinya atau tujuannya bertolak belakang tentu tidak tepat untuk
digabungkan. Penggabungan juga lebih tepat dilakukan dalam tataran teknik atau operasional.

1.

B. BEBERAPA BENTUK PENGGABUNGAN

1.

Sadtono (1978) menyarankan agar porsi manipulatif dan komunikatif dalam pengajaran bahasa
diatur secara gradual, sesuai dengan level atau tingkat pembelajaran yang diikuti oleh pembelajar.
Seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut.

Gradasi Model Latihan

Level
Advance Intermediate

Peran Guru

Elementary
100% manipulatif

75% manipulatif
25% komunikatif

25% manipulatif
75% komunikatif

100% komunikatif

Peran Siswa

Bertambah tinggi level pembelajaran bertambah besar porsi komunikatifnya.

1.

Beberapa ahli pengajaran bahasa di Amerika dan Eropa menyarankan beberapa model yang
menjembatani latihan-latihan manipulatif dengan latihan komunikatif. Tiga corak drill ini tidak harus
dilakukan dalam rentang waktu yang panjang, tapi bias dilakukan dalam satu jam pertemuan.

1)
o

Paulston (1971) mengenalkan tiga corak drill:


Manipulatif > Bermakna > Komunikatif

2)

Rivers (1973) menggunakan istilah lain:


Manipulatif > Semi-komunikatif > Komunikatif

Contoh:
1.

1.

2.

Dril Manipulatif :

Majid pergi ke sekolah dengan


2. Mobil
3. Bus
4. Pesawat
1.

2. Dril Semi-Komunikatif :

Majid Pergi ke sekolah dengan

3 -.

1. Motor

4 -.

2 -.

1-.

1.
Guru

3. Dril Komunikatif:
: Saya pergi ke sekolah dengan naik Bus, bagaimana dengan kamu Majid ?

Majid : Saya pergi ke sekolah dengan naik ., bagaimana dengan kamu Salim ?
Salim : Saya pergi ke sekolah dengan naik ., bagaimana dengan kamu Nabil ?

1.

Penyingkiran jarak waktu antara latihan manipulative dan latihan komunikatif. Dalam metode
Audio Lingual murni, latihan-latihan manipulatif-mekanistis bias berjalan lebih dari 16 minggu (4
bulan), baru setelah itu diberikan latihan komunikatif. Dalam metode eklektik jarak itu bias
dipersingkat. Tiga jenis drill pada butir-2 di muka bias diberikan pada jam pelajaran yang sama.

1.

Modifikasi dan pengembangan bahan ajar. Sebagai missal, untuk materi tata bahasa : dari
deduktif menjadi Induktif, dari pengetahuan menjadi penerapan. Untuk materi percakapan : dari
materi berbentuk dialog untuk dihafalkan, dikembangkan menjadi atau ditambah dengan materi
latihan yang kongkrit dan kontekstual. Materi bacaan, yang dalam audiolingual ditekankan pada

pelafalan dan penguasaan pola-pola kalimatnya, dikembangkan dengan analisis model metode
membaca dst.
1.

Bentuk penggabungan yang lain bisa berupa penambahan porsi latihan membaca dan menulis,
yang dalam pendekatan komunikatif kurang diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa
sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memerlukan kemampuan membaca daripada
kemampuan berbicara.

1.

C. CIRI-CIRI PENGAJARAN BAHASA DENGAN METODE EKLEKTIK

Adapun ciri-ciri dari pengajaran bahasa dengan menggunakan metode eklektik adalah:
1.

Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan bercakap, menulis, memahami dan membaca.

2.

Kegiatan belajar di kelas berupa latihan (oral practice), membaca keras (reading aloud) dan
Tanya jawab.

3.

Dalam metode ini juga terdapat latihan menterjemahkan pelajaran gramatika secara dedukatif.

4.

Digunakan alat-alat atau audio visual.

Sebagai suatu metode yang mengkombinasikan berbagai metode pengajaran, tentunya diharapkan agar
kelemahan dari masing-masing metode secara terpisah dapat terhindari dan sebaliknya guru dapat dapat
memaksimalkan keuntungan masing-masing metode tersebut, tentunya berdasarkan asumsi guru yang
bersangkutan serta mempunyai pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan secara baik.
Lebih jelasnya, berikut kelebihan pengajaran bahasa dengan menggunakan metode eklektik, yaitu:
1.

Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik

2.

Masalah perbedaan individu, materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.

3.

Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa.

4.

Dapat digalakkan keaktifan siswa belajar dengan sistem CBSA.

5.

Guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebih cepat.

6.

Guru dapat menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas.

7.

Siswa akan bersemangat dalam belajar/tidak cepat jenuh

8.

Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai