Long Case Resus Cairan
Long Case Resus Cairan
: Tn. M
JK
: Laki-laki
Umur
: 41 tahun
RM
: 648615
MRS
: 27/01/2014
Jaminan
: JKN
Ruangan
Anamnesis
Keluhan Utama
Anamnesis Terpimpin :Dialami kurang lebih 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
Akibat kecelakaan kerja. Riwayat pingsan (-), riwayat
mual(-), muntah (-), riwayat kejang (-).Mekanisme
trauma: Pasien sedang memasang instalasi listrik tiba
tiba secara tidak sengaja menyentuh kabel listirk, pasien
terlempar dan jatuh ke lantai.
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
Airway:
Bebas, (paten)
Breathing:
Dada simetris, Pernapasan: 22x/menit, krepitasi(-), BP:vesikuler, BT:Rh-/- Wh-/Circulation:
Tensi: 140/90 mmHg, Nadi: 94x,reguler
Disability:
GCS 15 (E4M6V5), pupil:isokor, diameter 2mm/2mm
Enviroment:
Suhu axilla: 36,5C
1
Secondary Survey
Status Regional
Regio colli anterior:
I
: NT (+)
Thorax :
I
: MT (-), NT (+)
Abdomen :
I
Regio penis
I
Foto Klinis
Pemeriksaan Penunjang27/01/2014
Resume
Seorang pasien laki-laki umur 41 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan luka
bakar listrik dialami kurang lebih 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Riwayat
pingsan (-), riwayat mual (-), muntah (-), riwayat kejang (-).Pasien sedang
memasang instalasi listrik tiba tiba secara tidak sengaja menyentuh kabel listirk,
pasien terlempar dan jatuh ke lantai.
Diagnosis
Luka bakar listrik 51%
Rencana Terapi
Resusitasi A,B,C
Airway: Clear
Breathing: O2 2-4 Lpm
Circulation: Resusitasi Cairan
Ceftriaxon 1gr/12jam/IV
Ranitidine 1amp/8jam/IV
Ketorolac 1amp/8jam/IV
Rawat luka dengan Burnazin.
Pada 24 jam pertama:
Resusitasi cairan dengan menggunakan cara Baxter/Parkland (1974):
4 ml/kgBB/% luka bakar
4 mL kristaloid x BB x luas luka bakar =4 x 70 kg x 51% = 14280ml (/24 jam)
8 jam pertama : 7140 ml/8 = 892.5ml/jam
8jam 3jam = 5jam x 892.5 = 4462,5ml
Tetes: (4462,5ml x 20) / (5x60) = 186 tts/menit
16 jam kedua : 7140 ml (7140ml x 20 )/16x60 = 149 tts/ menit
Resusitasi cairan lanjut
Periksa lab. DR, KD.
Monitoring resusitasi
Urin (0,5-1 cc/kgBB/jam) = 35 70 cc/ jam via kateter. Kesan cukup
-
TINJAUAN PUSTAKA
RESUSITASI CAIRAN PADA LUKA BAKAR
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas (suhu, bahan kimia, listrik).Luas
dan dalamnya luka bakar terhantung dari sumber panasnya dan lama kontak
dengan kulit.Suhu di atas 50 C akan menyebabkan nekrosis jaringan, terutama
jika terpapar pada kulit yang tipis seperti pada anak-anak atau orang tua.
Luka bakar menyebabkan sejumlah besar penyimpanan cairan di daerah
yang cedera, dan ketika ukuran lebih dari TBSA 20%, proses ini menjadi luas.
Edema terbentuk dalam jumlah besar, dan apabila kombinasi dengan kehilangan
cairan saat penguapan karena dari permukaan luka bakar yang lembab secara
signifikan akan mengurangi volume plasma. Hal ini akan menyebabkan
hipovolemia intravaskuler, yang jika tidak diperbaikidapat menyebabkan
kegagalan sistem organ, terutama gagal ginjal.
Kerusakan termal menyebabkan perubahanmikrosirkulasi baik lokal di
bagian yang cedera dan di tempat lain. Luka bakar membentuk tiga zona
penurunan kerusakan, yaitu:
1. Zona sentral nekrosis koagulatif.
2. Zona intermediate, ditandai dengan aliran darah yang statis.
3. Zona perifer luar menunjukkan vasodilatasi, peningkatan aliran darah dan
hiperemia.
Resusitasi Cairan
Tujuan manajemen cairan pada luka bakar mayor adalah untuk menjaga
perfusi jaringan pada fase awal trauma bakar karena hipovolemik bisa terjadi
akibat ekstravasasi cairan dari kompartemen intravascular.
Luka bakar dengan luas kurang dari 20% berhubungan dengan
perpindahan cairan minimal dan secara umum bisa diresusitasi dengan hidrasi
oral, kecuali kasus pada wajah, tangan dan daerah genital, begitu pula dengan luka
bakar pada anak dan orang tua. Jika 15-20% dari total body surface area (TBSA)
menjadi luka bakar, sindrom respon inflamasi sistemik diinisiasi dan terjadi
perpindahan cairan yang massif, sehingga edema dan syok bisa terjadi.
Direkomendasikan untuk memulai resusitasi cairan intravascular ketika luas luka
bakar lebih dari 20%. Dengan kata lain, pasien dengan luka bakar mayor, rute
intravascular menjadi pilihan.
Anak-anak
Setengah dari volume dihitung diberikan di 8 jam pertama, dan setengah lainnya
diberikan selama 16 jam berikut.
Cairan maintenance untuk anak-anak diberikan pada tingkat yang konstan selama
24 jam.
Dalam 24 jam kedua setelah luka bakar, cairan koloid dapat digunakan
untuk mengembalikan volume darah dengan rumus:
0,5 ml dari 5 % albumin x kg berat badan x % luka bakar
ditemukan dan kehilangan cairannya harus diganti. Cairan yang biasa digunakan
adalah:Normal Saline + Kalium ( + dextrose untuk anak-anak ) .
Formula yang sering digunakan untuk manajemen cairan pada luka bakar
mayor yaitu Parkland, modified Parkland, Brooke, modified Brooke, Evans dan
Monafos formula.
a. Parkland formula
1. 24 jam pertama: cairan Ringer Laktat (RL) 4 mL/kgBB untuk setiap
1% permukaan tubuh yang terbakar pada dewasa dan 3 mL/kgBB
untuk setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar pada anak. Cairan RL
ditambahkan untuk maintenance pada anak:
-
10
d. Modified Brooke
1. 24 jam pertama: tanpa koloid. Cairan RL 2 mL/kg BB untuk setiap 1%
permukaan tubuh yag terbakar (dewasa) dan 3 mL/kg BB untuk setiap
1% permukaan tubuh yang terbakar (anak).
2. 24 jam selanjutnya: koloid 0,3-0,5 mL/kg BB untuk setiap 1%
permukaan tubuh yang terbakar dan tanpa kristaloid. Glukosa di air
ditambahkan untuk mempertahankan output urin yang cukup.
e. Evans formula
1. 24 jam pertama: kristaloid 1 mL/kgBB untuk setiap 1% permukaan
tubuh yang terbakar ditambah koloid 1 mL/kg BB untuk setiap 1%
permukaan tubuh yang terbakar ditambah 2000 mL glukosa di air.
2. 24 jam selanjutnya: kristaloid 0,5 mL/kg BB untuk setiap 1%
permukaan tubuh yng terbakar ditambah glukosa di air dengan jumlah
yang sama pada 24 jam pertama.
f. Monafo formula
Monafo merekomendasikan menggunakan cairan yang mengandung Na
250 mEq, laktat 150 mEq, dan Cl 100 mEq. Jumlah ditambahkan seuai
dengan output urin. 24 jam selanjutnya, cairan dititrasi dengan 1/3 normal
saline sesuai dengan output urin.
Formula yang bisa digunakan untuk anak-anak:
a. Shriners Cincinnati
1. Anak yang lebih tua: cairan Ringer Laktat (RL) 4 mL/kg BB untuk
setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar + 1500 mL/m 2 total (1/2
volume total diberikan 8 jam pertama, dan sisa volume totalnya
diberikan pada 16 jam selanjutnya.
2. Anak yang lebih muda: 4 mL/kg BB untuk setiap 1% permukaan tubuh
yang terbakar + 1500 mL/m2 total, pada 8 jam pertama cairan RL + 50
mEq NaHCO3. Cairan RL di 8 jam kedua. Albumin 5% pada cairan RL
pada 8 jam ketiga.
b. Galveston
11
24 jam pertama: RL 5000 mL/m2 + 2000 mL/m2 total (1/2 volume total
pada 8 jam pertama, dan sisanya pda 16 jam selanjutnya.
Pilihan Cairan
Resusitasi luka bakar yang ideal adalah mengembalikan volume plasma dengan
efektif tanpa efek samping. Kristaloid isotonic, cairan hipertonik, dan koloid telah
digunakan untuk tujuan ini, namun setiap cairan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Tak satupun dari mereka ideal, dan tak ada yang lebih superior
dibanding yang lain.
1. Kristaloid isotonic
Kristaloid tersedia dan lebih murah dibanding alternative lain. Cairan RL,
cairan Hartmann (sebuah cairan yang mirip dengan RL) dan NaCl 0,9%
adalah cairan yang sering digunakan. Ada beberapa efek samping dari
kristaloid: pemberian volume NaCl 0,9%
: 0.5ml/kg/hr = 30-50ml/hour
Anak-anak (<30kg)
Jika produksi urin tidak jauh dari perhitungan tersebut, maka dapat
disimpulkan perfusi organ adekuat.Produksi urine yang banyak menunjukkan
resusitasi cairan yang berlebihan dengan pembentukan edema yang tidak
dibutuhkan, urin yang sedikit menunjukkan perfusi jaringan yang buruk dan
kemungkinan terjadi kerusakan seluler.
Jelas, bahwa kateter urin sangat penting untuk pemantauan yang akurat
yang diberikan pada pasien luka bakar.
Keasaman yang signifikan (pH 7,35) yang terdeteksi pada analisis gas
darah arteri sering menunjukkan perfusi jaringan yang tidak memadai dan
biasanya karena asidosis laktat. Peningkatan resusitasi cairan dibutuhkan. Jika
tidak berhasil memulihkan pH atau jika terdapat haemokromogens dalam urin,
pertimbangkan bikarbonat setelah berkonsultasi dengan ICU. Asidosis juga
menunjukkan kebutuhan, atau ketidakcukupan, escharotomy .
Pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer tidak akurat
karena pembentukan edema dan pengukuran yang akurat hanya dapat diperoleh
melalui jalur arteri. Ini direkomendasikan untuk luka bakar luas.Denyut jantung
biasanya meningkat pada pasien dengan luka bakar karena rasa sakit dan emosi
sehingga denyut jantung merupakan indikator jelek dalam menilai adekuatnya
resusitasi cairan.
Serum elektrolit harus diukur pada awalnya dan secara berkala.
Hiponatremia ringan sering disebabkan oleh pengenceran dari cairan infus,
tergantung pada konsentrasi natrium kristaloid yang digunakanan (NaCl larutan
Hartmann adalah hanya 130 mEq/l). Hiperkalemia sering terjadi pada kerusakan
jaringan oleh listrik. Bikarbonat dan glukosa ditambah insulin mungkin
diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Gelisah, sedasi mental, dan cemas
merupakan indikator tersering dari hipovolemia dan respon pertama harus melihat
kecukupan resusitasi cairan.
Hemoglobinuria
Kerusakan jaringan, terutama jaringan otot, dari luka bakar listrik , trauma
tumpul atau iskemia menyebabkan pelepasan mioglobin dan hemoglobin. Sangat
dipertimbangkan
untuk
dilakukan
fasciotomy
(sebagai
lawan
daripada
14
Pertimbangkan dosis tunggal Mannitol 12,5g lebih dari 1 jam dan observasi
respon terapi.
Anak-anak
Trauma Inhalasi
Trauma Listrik
Bayi, orang tua dan orang-orang dengan penyakit jantung harus dipantau
ketat karena kelebihan cairan dapat terjadi. Untungnya, edema paru sangat jarang
terjadi karena peningkatan proporsional lebih besar dalam resistensi vaskuler paru
daripada resistensi pembuluh darah sistemik. Hal ini terjadi pada mereka dengan
hypokinesia miokard dan seringkali memerlukan pemantauan invasif, pemberian
inotropik, ventilasi dan perubahan sulit dalam penatalaksanaan cairan.
Anak-anak rentan terhadap hipoglikemia, cairan yang berlebihan dan
pengenceran hiponatremia karena cadangan glikogen yang terbatas, luas
permukaan yang lebih tinggi dan rasio volume intravaskular. Kadar glukosa darah
dan elektrolit harus diukur secara teratur. Cairan yang berlebihan harus dibatasi
15
dan sumber karbohidrat diberikan lebih awal. Boleh diberikan secaraoral, atau
dengan pemberian dekstrosa ke dalam larutan elektrolit.
Orang dewasa dan anak-anak dengan luas luka bakar lebih besar 20% dari
total body surface area (TBSA) harus mendapatkan resusitasi cairan
menggunakan estimasi berdasarkan luas permukaan tubuh dan luas luka
bakar.
Resusitasi cairan, dengan jenis cairan atau perkiraan kebutuhan apa pun,
harus dititrasi untuk mempertahankan output urin kira-kira 0,5-1,0
mL/kgBB/jam pada dewasa dan 1,0-1,5 mL/kgBB/jam pada anak-anak.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Herndon, D.N., ed. TotalBurnCare. 3rd ed. 2007, Saunders: London.
2. Holland, A.J., Pediatric burns: the forgotten trauma of childhood.
Canadian Journal of Surgery, 2006. 49(4): p. 6.
3. Greenhalgh, D.G., Burnresuscitation. J Burn Care Res, 2007. 28(4): p.
555-65.
4. Saffle, J.I., Thephenomenonof"fluidcreep"inacuteburnresuscitation.J
Burn Care Res, 2007. 28(3): p. 382-95.
5. Ipaktchi, K. and S. Arbabi, Advancesinburncriticalcare.Crit Care Med,
2006. 34(9 Suppl): p. S239-44.
6. Freiburg, C., et al., Effectsofdifferencesinpercenttotalbodysurface
areaestimationonfluidresuscitationoftransferredburnpatients.J Burn
Care Res, 2007. 28(1): p. 42-8.
7. Ansermino, J.M., C.A. Vandebeek, and D. Myers, Anallometricmodelto
estimate fluid requirements in children following burn injury. Paediatr
Anaesth, 2010. 20(4): p. 305-12.
8. Maybauer, D.M., M.O. Maybauer, and D.L. Traber, Resuscitation with
hypertonicsalineinburnshockandsepsis.Crit Care Med, 2006. 34(6): p.
1849-50.
9. Maghsoudi, H., Y. Adyani, and N. Ahmadian, Electrical and lightning
injuries.J Burn Care Res, 2007. 28(2): p. 255-61.
10. Shupp, J.W., et al., Areviewofthelocalpathophysiologicbasesofburn
woundprogression.J Burn Care Res, 2010. 31(6): p. 849-73.
11. Bak, Z., et al., Hemodynamicchanges duringresuscitationafter burns
usingtheParklandformula.J Trauma, 2009. 66(2): p. 329-36.
12. Lawrence, A., et al., Colloidadministrationnormalizesresuscitationratio
andameliorates"fluidcreep".J Burn Care Res, 2010. 31(1): p. 40-7.
13. Mitra, B., et al., Fluidresuscitationinmajorburns. ANZ J Surg, 2006.
76(1-2): p. 35-8.
17
14. French R.J. Thermal and Chemical Burns. In Emergency medicine. Just
18