OLEH
SOFWAN DAHLAN
PROFESI kedokteran atau profesi amalan perobatan merupakan sebuah profesi
yang luhur (noble profession), sebab dalam pengabdiannya lebih mengutamakan
kepentingan orang lain dan masyarakat (altruistic). Oleh karena itu salah
seorang penulis masalah-masalah etika dari Edinburgh (1772) menganjurkan
agar profesi yang luhur tersebut dipercayakan hanya kepada orang-orang yang
terhormat, sopan, dan memiliki jiwa paternalistik.
Profesi itu sendiri menurut Charaka Samhita, seorang dokter pengembara
dari benua India yang hidup beberapa ratus tahun sebelum Masehi, merupakan
sebuah pekerjaan yang dicirikan memiliki:
1.
Knowledge;
2.
Cleverness;
3.
Devotion; dan
4.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
etik tidak mampu menjawab isu-isu etika. Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) yang hanya berisi 21 pasal mustahil akan mampu menyelesaikan
seluruh isu atau problem etika di bidang amalan perobatan.
SEJARAH KODE ETIK
Sejarah kode etik kedokteran tidak dapat dipisahkan dari sejarah ilmu
kedokteran Mesir, yang sudah maju sejak 2000 tahun sebelum Masehi. Pada era
itu konsep layanan kesehatan nasional sudah mulai dikembangkan, dimana
penderita tidak ditarik bayaran oleh petugas kesehatan yang dibiayai oleh
masyarakat. Dari papirus yang ditemukan membuktikan bahwa negeri itu juga
sudah memiliki undang-undang yang cukup bagus. Peraturan ketat diberlakukan
bagi pengobatan yang bersifat eksperimen. Tidak ada hukuman bagi dokter
disebabkan kegagalannya selama buku standar diikuti.
Pada era yang lebih kurang bersamaan, ilmu kedokteran juga sudah maju
di Babylonia, yaitu ketika diperintah oleh raja Hammurabi (2200 SM). Bahkan
pada zaman itu praktek pembedahan sudah mulai dikembangkan. Sistem
imbalan jasa dokter pun diatur berdasarkan hasil pengobatan, status pasien,
serta
kemampuan
membayar.
Justru
hukum
kesehatan
yang
pertama
adalah
era
mengalami
sekularisasi selepas dibawa dari Mesir dan Babylonia ke Yunani sekitar 500
tahun sebelum Masehi. Di negeri gudangnya filosof itu pengaruh kuat pendeta
mulai meluntur dan kemudian ilmu kedokteran diambil alih oleh para filosof.
Melalui pemikiran logis, pengamatan dan deduksi maka para filosof berhasil
merubah praktek kedokteran yang berbau mistik menjadi lebih rasional. Sekolah
kedokteran pun dibangun dan kode intra-profesional juga dirumuskan. Salah
seorang filosof Yunani yang berhasil meletakkan landasan bagi sumpah dokter
dan etika kedokteran adalah Hippocrates.
Sekurang-kurangnya ada lima buah pemikiran penting dari beliau yang
perlu diketengahkan disini, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
menjaga
rahasia
pribadi
pesakit
yang
berhubungan
dengan
penyakitnya;
c.
d.
memberikan
panduan
serta
nasehat
tentang
makanan
yang
seimbang;
e.
menyadarkan
pesakit
tentang
bahaya
penyakitnya;
f.
yang
berpunca
dari
g.
h.
i.
j.
dan kemiskinannya. Oleh karena itu pada tahun 1949 Persatuan Dokter Sedunia
(World Medical Association) merasa perlu merumuskan suatu kode etik guna
memastikan agar tatasusila terjaga dengan baik dan citra profesi yang mulia
tidak terjejas.
Intinya, kepada setiap profesional di bidang amalan perobatan diwajibkan
antara lain; tidak memanfaatkan superiotasnya bagi mendapatkan keuntungan
finansial semata, tidak berkongsi dengan perusahaan farmasi atau perusahaan
lain yang dapat membelenggu kebebasan profesional dalam mengambil
keputusan, serta tidak melakukan aborsi kecuali untuk kepentingan perobatan
(seperti menyelamatkan nyawa ibu hamil).
Selanjutnya pada tahun 1970 Persatuan Dokter Sedunia mengeluarkan
Deklarasi Oslo yang menggariskan bahwa aborsi dapat dilakukan sekiranya
faedahnya (benefit) lebih besar ketimbang risikonya serta mendapat restu dari
masyarakat setempat. Deklarasi tersebut menyebabkan Sumpah Hippocrates
sebagai
lambang
etika
perobatan
terkikis
menyusul
sikap
tokoh-tokoh
10
11
Kewajiban umum;
2.
3.
4.
5.
Penutup.
Melalui proses panjang dan berliku pada akhirnya Pengurus Besar Ikatan
Dokter Indonesia menetapkan berlakunya Kode Etik Kedokteran Indonesia yang
baru, yang dikelompokkan menjadi:
1.
Kewajiban Umum;
2.
3.
4.
12
2.
4.
5.
6.
pengobatan baru
8.
disertai
rasa
kasih
sayang
(compassion)
dan
dan
sejawatnya,
dan
berupaya
untuk
mengingatkan
13
10. Seorang
dokter
wajib
menghormati
hak-hak
pasien,
teman
dokter
wajib
senantiasa
mengingat
kewajiban
dirinya
14
19. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,
kecuali dengan persetujuan keduanya
yang etis.
20. Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
21. Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.
Agar lebih mudah difahami dan diaplikasikan oleh setiap dokter yang
bekerja sebagai profesional maka dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia yang
baru telah diberikan penjelasan pasal demi pasal. Namun sayangnya, kode etik
tersebut hanya merumuskan kewajiban dokter terhadap pasien belaka dan
belum merumuskan tentang kewajibannya terhadap pesakit yang datang untuk
berobat. Padahal kewajiban dokter seharusnya sudah muncul ketika pesakit
datang; antara lain wajib menerima mereka dengan rasa hormat sebagai insan
bermartabat dan tidak boleh membeda-bedakan mereka berdasarkan latarbelakang politik, etnis, sosial, kesukuan, agama, dan lain-lain.
Perlu ditambahkan bahwa kewajiban etik dan kewajiban hukum
merupakan dua hal yang berbeda. Kewajiban etik sudah muncul sejak pesakit
datang dan kewajiban hukum baru muncul setelah pesakit menjalin hubungan
terapetik dengan dokter. Maknanya, status hukum pesakit berubah menjadi
pasien (client) setelah dokter bersetuju untuk mengobati pesakit yang datang
mengingat hubungan terapetik dijalin diatas asas konsensual. Jika dokter tidak
bersetuju menerima pesakit yang datang berobat maka hubungan terapetik tidak
terjadi dan dengan sendirinya kewajiban hukum tidak akan ada.
Intinya, dari sisi etika dokter tidak boleh menolak pesakit tetapi dari sisi
hukum boleh sepanjang pesakit yang datang tidak dalam keadaan emergensi.
Bahkan Morris dan Moritz dalam bukunya "Doctor and Patient and the Law",
mengatakan: He may arbitrarily refuse to accept any person as a patient, even
though no other physician is available.
15
16