Anda di halaman 1dari 6

UJI PESTISIDA SECARA PARENTAL PADA MENCIT

LAPORAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penyehatan Toksikologi Industri

Disusun oleh:
Kelompok 1
Windi
Dikdik Ajie Swargani
Agisti Rosdiyanti
Ratu Sholihah
Triyanuari Puspa Dewi
Anisa Kusuma Dewi Firdaus
Lutfhy Muharam
Ropa Robiatul Adawiah
Indah Permatasari
Nabila Wildasari
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANDUNG
2015

I.
II.
III.

Judul
Tujuan

: Uji pestisida secara parental pada mencit


: Untuk mengetahui efek obat nyamuk cair Force Magic dan HIT pada
mencit
Dasar Teori
:
Menurut Permenkes RI No. 258 tahun 1992 tentang persyaratan kesehatan pengelolaan
pestisida yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta
jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
- Memberantas atau mencegah hama-hama dan enyakit-penyakit yang merusak tanaman,
-

bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.


Memberantas rerumputan
Mengatur atau merangsang ertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak

termasuk pupuk
Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak
Memberantas atau mencegah hama-hama air
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah

tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan


Memberantas atau mencegah bintang-binatang termasuk serangga yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air
Menurut PP No. 07 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan

penggunaan insektisida yang dimaskud dengan insektisida adalah semua zat kimia dan
bahan lain serta jasad renik, serta virus yang dipergunakan untuk memberantas atau
mencegah binatangbinatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Menurut Permentan No. 107 tahun 2014 tentang pengawasan pestisida yang dimaksud
dengan bahan aktif adalah bahan kimia sintetik atau bahan alami yang terkandung dalam
bahan teknis atau formulasi pestisida yang memiliki daya racun atau pengaruh biologis lain
terhadap organisme sasaran.
Menurut buku pedoman penggunaan insektisida (pestisida) Cara insektisida masuk ke
dalam tubuh serangga, dapat melalui kutikula (racun kontak), alat pencernaan (racun
perut), atau lubang pernafasan (racun pernafasan) dan cara kerja insektisida yang
digunakan dalam pengendalian vector terbagi dalam 5 kelompok yaitu:
1. Mempengaruhi system syaraf
2. Menghambat produksi energy
3. Mempengaruhi system endokrin

4. Menghambat produksi kutikula


5. Menghambat keseimbangan air
Jenis Insektisida untuk pengendalian vector terdiri dari:
1. Organofosfat (OP)
Insektisida ini bekerja dengan menghambat enzim kholinesterase. OP banyak
digunakan dalam kegiatan pengendalian vektor, baik untuk space spraying, IRS,
maupun larvasidasi. Contoh: malation, fenitrotion, temefos, metil-pirimifos, dan
lain lain.
2. Karbamat
Cara kerja Insektisida ini identik dengan OP, namun bersifat reversible (pulih
kembali) sehingga relatif lebih aman dibandingkan OP. Contoh: bendiocarb,
propoksur, dan lain lain.
3. Piretroid (SP)
Insektisida ini lebih dikenal sebagai synthetic pyretroid (SP) yang bekerja
mengganggu sistem syaraf. Golongan SP banyak digunakan dalam pengendalian
vector untuk serangga dewasa (space spraying dan IRS), kelambu celup atau
Insecticide Treated Net (ITN), Long Lasting Insecticidal Net (LLIN), dan berbagai
formulasi Insektisida rumah tangga. Contoh: metoflutrin, transflutrin, d-fenotrin,
lamda-sihalotrin, permetrin, sipermetrin, deltametrin, etofenproks, dan lain-lain.
4. DLL
Kejadian penyakit yang disebabkan oleh nyamuk semakin meningkat, termasuk di
Indonesia yang mempunyai iklim tropis, karena daerah beriklim tropis meruakan tempat
yang cocok untuk nyamuk berkembangbiak. Usaha-usaha yang telah dilakukan masyarakat
untuk penanggulangan nyamuk tersebut salah satunya yaitu dengan pemakaian obat anti
nyamuk, yang tentunya mengandung insektisida beberapa senyawa kimia. Untuk melihat
tingkat keamanan penggunaan obat nyamuk bakar ini terutama pada manusia, maka
IV.

praktikum ini dicobakan pada mencit.


Alat dan bahan :
Alat:
1. 2 buah tabung reaksi
2. Spoit
3. Neraca analitik
4. 2 buah beaker glass
5. Sarung tangan spandex

Bahan:
1. 2 ekor mencit
2. Obat nyamuk Force Magic
3. Obat nyamuk HIT
4. Makanan mencit

V.

6. Kandang mencit
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Semprotkan obat nyamuk cair Force Magic dan HIT pada tabung reaksi yang berbeda
kemudian masing-masing diambil dengan menggunakan spoit sebanyak 1 ml.
3. Siapkan 2 ekor mencit
4. Timbang berat masing-masing mencit dengan menggunakan neraca analitik
5. Injeksikan Force magic pada mencit 1 dan HIT ada mencit 2 secara subcutan masingmasing sebnayak 0,6 ml
6. Amati gejala yang dialami masing-masing mencit setelah injeksi dan catat waktu

VI.

munculnya gejala
7. Lakukan pengamatan pada efek dan bandingkan gejala yang dialami oleh kedua mencit
Hasil Pengamatan dan pembahasan:
Perubahan berat badan
No.

Pengukuran

Mencit 1 (Force Magic)

Mencit 2 (HIT)

Pengukuran 1

23,5 gr

30,2 gr

Pengukuran 2

13,503 gr

19,9gr

Hasil pengamatan gejala berdasarkan jenis pestisida dan dosis


Menci

Merk

Jenis

pestisida

Pestisida

Force
Magic

Piretroid
(SP)

Bahan aktif

0,09% dan
permetheri

HIT

(SP)

Paraletrin
0,2% dan
d-aletrin
0,15%

Gejala

(ml)

Paraletrin

n 0,15%
Piretroid

Dosis

0,6

- Kaki pincang
- Rambut berdiri
- Berat badan menurun
- Pergerakan semakin

berkurang (lemas)
- Murung
- Oleng
- Kaki pincang
0,6 - Rambut berdiri
- Bernafas cepat
- Mata menyipit
- Berat badan menurun

Hasil pengamatan gejala berdasarkan waktu

Mencit 1

NO

Mencit 2

Waktu

Tanda dan gejala

Waktu

Tanda dan gejala

10.25

Injeksi

10.40

Injeksi

10.40

Kaki pincang

Murung

10.55
Selama 48

Rambut berdiri

Oleng

jam
kemudian

5
6

72 jam
kemudian

Bergerak aktif (tidak ada

10.45
Kaki pincang

perubahan yang terjadi)


Berat badan menurun
Pergerakan semakin
berkurang (lemas)

10.55

Rambut berdiri

11.40

Bernafas cepat

Selama 48

Tidak ada perubahan

jam

72 jam

yang terjadi
Mata menyipit

kemudian

Berat badan menurun

Kondisi mencit setelah 1 minggu injeksi


Mencit 1
Mati
VII.

Mencit 2
Hidup

Kesimpulan
:
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa
apabila dilihat dari bahan aktif masing-masing insektisida, terdapat perbedaan jenis dan
konsentrasi bahan aktif yang menyebabkan gejala keracunan yang berbeda pula. Pada
insektisida HIT gejala yang muncul lebih cepat dan lebih beragam disbanding dengan
insektisida Force Magic. Setelah dilakukan pengamatan selama 168 jam (5 x 24 jam)
terdapat kondisi yang berbeda dari kedua mencit yaitu mencit 1 mengalami kematian hal
ini karena kemungkinan disebabkan oleh racun dari pestisida yang disuntikan, makanan
yang tidak dijaga dan tidak sesuai atau kemungkinan dari lingkungan tinggal mencit yang
buruk sedangkan mencit 2 tidak mengalami kematian hal ini kemungkinan disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu karena human eror, dosis yang diinjeksikan pada mencit tidak sesuai
takaran yaitu 0,6 ml atau kemungkinan mencit tersebut telah resisten terhadap pestisida.

Anda mungkin juga menyukai