LAPORAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penyehatan Toksikologi Industri
Disusun oleh:
Kelompok 1
Windi
Dikdik Ajie Swargani
Agisti Rosdiyanti
Ratu Sholihah
Triyanuari Puspa Dewi
Anisa Kusuma Dewi Firdaus
Lutfhy Muharam
Ropa Robiatul Adawiah
Indah Permatasari
Nabila Wildasari
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANDUNG
2015
I.
II.
III.
Judul
Tujuan
termasuk pupuk
Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak
Memberantas atau mencegah hama-hama air
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
penggunaan insektisida yang dimaskud dengan insektisida adalah semua zat kimia dan
bahan lain serta jasad renik, serta virus yang dipergunakan untuk memberantas atau
mencegah binatangbinatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Menurut Permentan No. 107 tahun 2014 tentang pengawasan pestisida yang dimaksud
dengan bahan aktif adalah bahan kimia sintetik atau bahan alami yang terkandung dalam
bahan teknis atau formulasi pestisida yang memiliki daya racun atau pengaruh biologis lain
terhadap organisme sasaran.
Menurut buku pedoman penggunaan insektisida (pestisida) Cara insektisida masuk ke
dalam tubuh serangga, dapat melalui kutikula (racun kontak), alat pencernaan (racun
perut), atau lubang pernafasan (racun pernafasan) dan cara kerja insektisida yang
digunakan dalam pengendalian vector terbagi dalam 5 kelompok yaitu:
1. Mempengaruhi system syaraf
2. Menghambat produksi energy
3. Mempengaruhi system endokrin
Bahan:
1. 2 ekor mencit
2. Obat nyamuk Force Magic
3. Obat nyamuk HIT
4. Makanan mencit
V.
6. Kandang mencit
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Semprotkan obat nyamuk cair Force Magic dan HIT pada tabung reaksi yang berbeda
kemudian masing-masing diambil dengan menggunakan spoit sebanyak 1 ml.
3. Siapkan 2 ekor mencit
4. Timbang berat masing-masing mencit dengan menggunakan neraca analitik
5. Injeksikan Force magic pada mencit 1 dan HIT ada mencit 2 secara subcutan masingmasing sebnayak 0,6 ml
6. Amati gejala yang dialami masing-masing mencit setelah injeksi dan catat waktu
VI.
munculnya gejala
7. Lakukan pengamatan pada efek dan bandingkan gejala yang dialami oleh kedua mencit
Hasil Pengamatan dan pembahasan:
Perubahan berat badan
No.
Pengukuran
Mencit 2 (HIT)
Pengukuran 1
23,5 gr
30,2 gr
Pengukuran 2
13,503 gr
19,9gr
Merk
Jenis
pestisida
Pestisida
Force
Magic
Piretroid
(SP)
Bahan aktif
0,09% dan
permetheri
HIT
(SP)
Paraletrin
0,2% dan
d-aletrin
0,15%
Gejala
(ml)
Paraletrin
n 0,15%
Piretroid
Dosis
0,6
- Kaki pincang
- Rambut berdiri
- Berat badan menurun
- Pergerakan semakin
berkurang (lemas)
- Murung
- Oleng
- Kaki pincang
0,6 - Rambut berdiri
- Bernafas cepat
- Mata menyipit
- Berat badan menurun
Mencit 1
NO
Mencit 2
Waktu
Waktu
10.25
Injeksi
10.40
Injeksi
10.40
Kaki pincang
Murung
10.55
Selama 48
Rambut berdiri
Oleng
jam
kemudian
5
6
72 jam
kemudian
10.45
Kaki pincang
10.55
Rambut berdiri
11.40
Bernafas cepat
Selama 48
jam
72 jam
yang terjadi
Mata menyipit
kemudian
Mencit 2
Hidup
Kesimpulan
:
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa
apabila dilihat dari bahan aktif masing-masing insektisida, terdapat perbedaan jenis dan
konsentrasi bahan aktif yang menyebabkan gejala keracunan yang berbeda pula. Pada
insektisida HIT gejala yang muncul lebih cepat dan lebih beragam disbanding dengan
insektisida Force Magic. Setelah dilakukan pengamatan selama 168 jam (5 x 24 jam)
terdapat kondisi yang berbeda dari kedua mencit yaitu mencit 1 mengalami kematian hal
ini karena kemungkinan disebabkan oleh racun dari pestisida yang disuntikan, makanan
yang tidak dijaga dan tidak sesuai atau kemungkinan dari lingkungan tinggal mencit yang
buruk sedangkan mencit 2 tidak mengalami kematian hal ini kemungkinan disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu karena human eror, dosis yang diinjeksikan pada mencit tidak sesuai
takaran yaitu 0,6 ml atau kemungkinan mencit tersebut telah resisten terhadap pestisida.