Anda di halaman 1dari 6

POSYANDU

1. Pengertian
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.BKKBN.com)
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang
dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan tehnis
dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS). (www.google.com)
2. Tujuan
Tujuan dalam penyelenggaraan posyandu adalah :
a)
b)
c)
d)

Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak, dan balita.


Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan kegiatan yang lain yang menunjang kemampuan

hidup sehat.
e) Pendekatan dan pemerataan penanganan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan.
f) Peningkatan dan penggunaan peran serta masyarakat dalam alih tehnologi
untuk swakelola usaha usaha kesehatan masyarakat.
3. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan posyandu meliputi :
a)
b)
c)
d)

Bayi berusia kurang dari 1 tahun.


Anak balita usia 1 s/d 5 tahun.
Ibu hamil,menyusui dan nifas.
Wanita Usia Subur (WUS).

4. Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam posyandu meliputi beberapa kegiatan
yang harus dilaksanakan. Yaitu ada tujuh kegiatan posyandu (Sapta krida
posyandu)
1) Kesehatan ibu dan anak.
2) Keluarga berencana.
3) Imunisasi.
4) Peningkatan gizi.

5) Penanggulangan diare.
6) Sanitasi dasar.
7) Penyediaan obat esensial.
5. Penyelenggaraan
a)

Pelaksanaan kegiatan

Pelaksana kegiatan posyandu diutamakan adalah anggota masyarakat yang


telah dilatih menjadi kader setempcat dibawah bimbingan puskesmas.
b)

Pengelola posyandu

Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader
kesehatan yang ada diwilayah tersebut.
Tugas kader posyandu adalah :
1) Mempersiapkan sasaran posyandu.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat yang
belum tersedia dapat meminjam, minta pada petugas kesehatan atau
membuat sendiri.
3) Membuat pembagian tugas diantara para kader dibantu ibu ibu yang
lain. ( Depkes RI 2000 )
6. Lokasi
Pemilihan lokasi untuk pelaksanaan kegiatan posyandu harus mempertimbangkan
hal hal sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)

Berada ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat.


Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
Dapat merupakan lokasi tersendiri.
Bila memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk,balai desa,pos
RT/RW atau pos yang lainnya. (Depkes RI,1996)

7. Pelayanan yang diberikan dalam kegiatan posyandu


Dalam kegiatan posyandu terdapat beberapa pelayanan yang dapat diberikan pada
ibu dan balita yaitu :
a)
1)
2)
3)
4)
5)

Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita.


Penimbangan bulanan.
Pemberian makanan tambahan bagi balita yang berat badannya kurang.
Imunisasi bayi.
Pemberian oralit untuk mencegah kehilangan cairan dikarenakan diare.
Pengobatan penyakit untuk pertolongan pertama.

b) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, menyusui, dan pasangan usia subur.


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Pemeriksaan kesehatan umum.


Pemeriksaan kesehatan ibu hamil, menyusui dan nifas.
Pelayanan peningkatan gizi, pemberian vitamin dan pil tambah darah.
Imunisasi TT untuk ibu hamil.
Penyuluhan kesehatan dan KB.
Pemberian alat kontrasepsi KB.
Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare.
Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
Pertolongan pertama pada kecelakaan.

8. Sistem Lima Meja


a) Meja 1 ( Pendaftaran ).
Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita. Bila anak sudah
punya KMS berarti bulan lalu sudah pernah ditimbang dan namanya dicatat
pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS . Kemudian ibu
balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.
b) Meja 2 ( Penimbangan Balita )
Penimbangan balita selain menggunakan timbangan bayi juga bisa
menggunakan timbangan dengan menggunakan sarung timbangan atau sering
disebut Dacin caranya adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Gantungkan dacin pada dahan pohon, pelana rumah, atau
penyangga kaki tiga.
Tahap 2 : Periksalah, apakah dacin sudah tergantung dengan kuat.
(Cobalah tarik kuat kuat batang dacinnya kearah bawah).
Tahap 3 : Sebelum digunakan, letakkan bandul geser pada angka nol.
Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
Tahap 4 : Pasang sarung timbang, atau celana timbang, atau kotak
timbang yang kosong pada dacin.
Tahap 5 : Seimbangkan dacin yang sudah dibebani sarung timbang,
atau celana timbang, atau kotak timbang dengan cara memasukkan pasir
kedalam kantung pelastik diujung batang timbangan.
Tahap 6 : Anak ditimbang : seimbangkan sampai jarum timbang tegak
lurus.
Tahap 7 : Tentukan berat badan anak dengan membaca angka diujung
bandul geser.

Tahap 8 : catatlah hasil penimbangan pada secarik kertas yang sudah


diselipkan didalam KMS.
Tahap 9 : Kembalikan bandul geser keangka nol. Perhatian, masukkan
ujung batang dacin ketali pengaman kemudian baru anak diturunkan.
( Depkes RI , 2000 )
c) Meja 3 ( Pencatatan )
Pengisian KMS. Buka KMS balita yang bersangkutan. Pindahkan hasil
penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya. Pada penimbangan
pertama isilah semua kolom yang tersedia pada KMS. Bila ada kartu
kelahiran,catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut. Setelah anak ditimbang
tuliskan titik berat badannya pada titik temu garis tegak dengan garis datar.
d) Meja 4 ( Penyuluhan kesehatan dan PMT )
1) Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil
dengan resiko tinggi, WUS yang belum mengikuti KB.
2) Penyuluhan kesehatan.
Untuk semua balita mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil
penimbangan pada bulan ini.
Ibu balita diberi penyuluhan

a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan


balita.
b) Pentingnya ASI saja ( ASI Eksklusif ) sampai anak umur 4 bulan.
c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur
diatas 4 bulan.
d) Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun.
e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita.
f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan daya
tahan tubuh anak setiap bulan februari dan agustus bagi bayi umur 6 12
bulan dan anak balita 1 5 tahun.
g) Pentingnya stimulasi perkembangan anak balita dirumah.
h) Tentang bahaya mencret bagi balita, ASI terus diberikan seperti biasa,
walaupun anak sedang mencret.
i) Tentang bahaya infeksi saluran pernafasan akut Balita yang batuk pilek
dengan nafas sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.

j) Tentang demam pada balita. Sering merupakan tanda tanda malaria,


campak, demam berdarah yang dapat membahayakan anak.
k) Tentang pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.
3) Pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, Pil ulangan,kondom.
e) Meja 5 ( YANKES )
Pelayanan kesehatan pada meja 5 dilakukan oleh petugas kesehatan
dengan bentuk pelayanan sebagi berikut :
1) Pemberian Imunisasi.
Manfaat imunisasi adalah untuk melindungi anak dan balita dari
beberapa penyakit infeksi yang berbahaya.Yang perlu mendapatkan
pelayanan imunisasi adalah anak umur 2 12 bulan. Imunisasi bagi
sasaran ini adalah :

Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC


Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejam, dan

tetanus.
Imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
Imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak.
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.
2) Jadwal Imunisasi
Umur
2 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan
9 bulan

:
Jenis Imunisasi
BCG, DPT 1, Polio 1
HB 1, DPT 2, Polio 2
HB 2, DPT 3, Polio 3
HB3, Polio 4
Campak

3) Pemeriksaan kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil dapat dilakukan pada tiap
trimester kehamilan yaitu :

4)

Trimester I 1 x
Trimester II 1 x
Trimester III 2 x
Pengobatan.

Pengobatan anak sakit meliputi pemberian obat bagi anak diare,


panas, batuk pilek dan beberapa penyakit yang tidak memerlukan
perawatan di puskesmas atau rumah sakit.
5) Pelayan kontrasepsi IUD, Suntikan, Pil KB, dan Kondom.
Untuk meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk
meja 5 dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya: Dokter, bidan,
perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
Kegiatan lain setelah kegiatan pelayanan di dalam posyandu

Mencatat hasil kegiatan dalam register balita.


Membahas bersama sama kegiatan lain atas saran petugas.
Menetapkan jenis kegiatan yang dilaksanakan misalnya : Penyuluhan
KB, makanan pendamping ASI, Pemanfaatan pekarangan atau
peragaan keterampilan.
Pada pelaksanaan kegiatan posyandu idealnya semua pos

pelayanan menggunakan sistem 5 meja ini untuk mempermudah dalam


pemberian pelayanan dan pencatatan. Selain itu dengan sistem 5 meja kita
dapat melibatkan peran serta masyarakat menjadi kader posyandu.. Pada
dasarnya semua balita yang datang ke posyandu diharapkan dapat
memanfaatkan semua fasilitas pelayanan yang di berikan pada sistem 5
meja ini dikarenakan balita mengalami tumbuh kembang sehingga perlu
dipantau oleh tenaga kesehatan maupun orang tua. ( Depkes RI, 2000 )

Anda mungkin juga menyukai