Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

BAB II
DASAR TEORI

II.1 Bijih Bauksit


Bauksit adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida
dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al (OH) 3, boehmite -ALO
(OH),

dan diaspore -ALO

besi goethite dan bijih


kecil anatase Tio 2 .

besi,
Pertama

(OH),
mineral
kali

bersama-sama
tanah

ditemukan

dengan

liat kaolinit dan


pada

tahun 1821 oleh

oksida
sejumlah
geolog

bernama Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa Les Baux di
selatan Perancis.
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan
susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O)
dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3
sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan
pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar
Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau
bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin
yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan
tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi
akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di
Kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan,
Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.

II.4 Pengolahan Bahan Galian


Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah
jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk
dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani
pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai
memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Dalam pengolahan bahan galian (PBG),
terdapat beberapa tahapan, yaitu:
1 Kominusi atau Reduksi Ukuran
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang
bertujuan untuk:
a Meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
b Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
c

proses berikutnya.
Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat

lain, misalnya reagen flotasi.


Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
a Peremukan/pemecahan (crushing)
b Penggerusan/penghalusan (grinding)
Pemisahan berdasarkan ukuran (Sizing)
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada

proses pengolahan yang berikutnya.


Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan

partikel

berdasarkan

kecepatan

pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
4

suatu alat yang disebut classifier.


Peningkatan Kadar atau Konsentrasi (Concentration)
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih
lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat
dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah:

Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan

media berat.
b Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
d Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
5 Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada. Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat
dari segi gerakan fluidanya, yaitu:
a Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
b
c

separation (HMS).
Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahap sebagai berikut:
Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang

berat mengendap lebih dahulu.


Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil
berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat

jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu:
Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga

dengan kadar tinggi.


Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus

dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
Jengkek (Jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
Meja goyang (Shaking Table).

Konsentrator spiral (Humprey Spiral Concentrator).


Palong/sakan (Sluice Box).
Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral
berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari

air (berat jenisnya > 1).


Produk dari proses konsentrasi ini adalah:
a Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
b Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
7 Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor
(mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor dari mineral.
Produk dari proses konsentrasi ini adalah:
a Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
b Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).
8 Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan
(magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada
3 (tiga) macam, yaitu:
a Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh
b

medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3O4).


Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.

Contohnya hematit (Fe2O3), ilmenit (SeTiO3) dan pyrhotit (FeS).


Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya

: kuarsa (SiO2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3O8].


Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah:
a Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
b Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
9 Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat senang terhadap udara atau
takut terhadap air (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan
sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air karena permukaan mineralmineral itu bersifat suka akan air (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida,
antara lain kalkopirit (CuFeS2), galena (Pb S), dan sfalerit (ZnS) mudah diubah

sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan menambahkan reagen
yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering
digunakan dalam proses flotasi adalah:
a Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung

udara.
Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
Kolektor/pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral

yang semula suka air menjadi suka udara.


Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll.
Penekan/pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral

pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung.


Misalnya : Zn SO4 untuk menekan Zn S.
Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat

keasaman proses flotasi.


Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
10 Pengurangan Kadar Air/Pengawa-Airan (Dewatering)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu:
a Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian
yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang
encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu
dikeluarkan secara terus menerus (continuous).
b Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian
c

akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.


Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).

BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Penambangan Bauksit

Anda mungkin juga menyukai