Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS:

SKIZOFRENIA YTT (F20.9)


NURSYIMAA BT MD IBRAHIM
C111 10 850

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.J
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Takalar,
10/12/1974
Umur : 40 tahun
Status Pernikahan
: Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Makassar
Warga Negara
: Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Palalakang, Takalar

ALLOANAMNESIS

Diperoleh dari:
Nama
: Ny. Samsidar
Umur
: 37 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama
: islam
Pend. Terakhir
: SMP
Alamat
: Palalakang, Takalar
Hub. dengan pasien: Istri pasien

Anamnesis
KU: Mengamuk
Dialami sejak 7 hari sebelum masuk RS. Pasien mengamuk
dengan melempar orang-orang di sekitarnya dan membentakbentak. Pasien tidak berhenti bicara dan jika ditegur pasien akan
marah-marah. Pasien sering bicara-bicara sendiri, tertawa sendiri
tanpa sebab yang jelas. Pasien sering mendengar banyak suarasuara di telinganya, suara yang didengar tidak jelas bicaranya.
Suara itu datang pagi dan sore kadang malam, tiap hari. Pasien
sering keluar rumah hampir tiap hari tanpa tujuan jelas. Pasien
susah tidur malam. Pasien sering mengatakan punya banyak
pacar. Pasien mengaku punya kekuatan yang didapat dari
seorang gurunya di mana dia bisa menghilangkan diri. Pasien
mengakui kekuatannya itu tersimpan di dalam cincin besi yang
sementara dipakai di jarinya.Pasien sering mengaji, baca-baca
doa dan azan di rumah. Riwayat terakhir dirawat di RS Dadi 1
tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, diberi obat
haloperidol 5mg dan Chlopromazine 100 mg --1 dan hanya
diminum satu minggu kemudian putus obat.

Pasien mengalami hendaya sosial


karena tidak dapat berinteraksi
sebagaimana mestinya dengan
tetangga maupun keluarga. Pasien
mengalami hendaya pekerjaan karena
tidak dapat bekerja seperti biasa yaitu
sebagai nelayan. Pasien mengalami
hendaya waktu senggang karena
tidak dapat beraktivitas seperti biasa
seperti pergi bekerja. Faktor
psikososial pada pasien ini tidak jelas.

Riwayat gangguan sebelumnya:


Riwayat penyakit dahulu: trauma(-), infeksi
(-), kejang (-)
Riwayat penggunaan zat psikotik: rokok (+),
alkohol (+), NAPZA (-)
Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya:
Pasien pernah dirawat di RSKD Dadi 1 tahun
yang lalu dengan keluhan yang sama,
pulang dengan diagnosa Skizofrenia YTT.
Diberi obat haloperidol 5mg dan
chlorpromazine 100mg. Pasien pulang dalam
keadaan tenang. Obat hanya diminum untuk
1 minggu kemudian putus obat.

Riwayat kehidupan peribadi


1.Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir di takalar tanggal 10 desember 1974, lahir
normal,cukup bulan, ditolong oleh dukun. Selama masa
kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Tumbuh
kembang baik.
2. Riwayat masa kanak-kanak awak (0-3 tahun)
Pasien mendapat ASI sehingga umur 6 bulan.
Perkembangan dan pertumbuhan sama dengan anak-anak
seusianya. Tidak ada riwayat trauma dan infeksi pada masa
ini.
3. Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (4-11
bulan)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien bersekolah
di sekolah dasar di Takalar. Pasien dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Pasien memiliki keperibadian yang
ramah dan disenangi serta memiliki banyak teman.

4. Riwayat masa kanak-kanak akhir (12-18


tahun)
Pasien melanjutkan pendidikan ke SMP di
kampungnya. Pasien dapat bersosialisasi dengan
teman-temannya.
5. Riwayat masa dewasa (> 18 tahun)
Riwayat pendidikan: Pendidikan terakhir SMP
Riwayat pekerjaan: Pasien pernah bekerja sebagai
nelayan namun sudah berhenti karena sakitnya.
Riwayat pernikahan: Pasien sudah menikah.
Anaknya meninggal sewaktu isterinya melahirkan
pada tahun 2001.
E. Riwayat keluarga: Pasien merupakan anak

ke 4 dari 5 bersaudara (,
, ,
)
Hubungan pasien dengan kedua orang tua dan
saudara kandungnya baik. Riwayat keluarga
dengan keluhan yang sama tidak ada.

F. Situasi sekarang:
Pasien tinggal bersama isterinya.
G. Persepsi pasien tentang diri
dan kehidupannya:
Pasien merasa dirinya tidak sakit

Pemeriksaan status mental


A. Deskripsi Umum:
1. penampilan: tampak seorang laki-laki,
wajah lebih tua dari usia,kulit hitam,
memakai baju 3 lapis, kemeja batik
kuning dengan celana jeans dan sarung.
Perawakan badan tinggi, besar. Perawatan
diri kurang.
2. kesadaran: berubah
3. perilaku dan aktivitas psikomotor:
gelisah dan
terfiksasi
4. pembicaraan: spontan, intonasi biasa
5. sikap terhadap pemeriksa: kooperatif

B. Keadaan afektif (mood), perasaan,


empati dan perhatian
1. Mood: sulit dinilai
2. afek : inappropriate
3. empati: tidak dapat dirabarasakan
4. keserasian: tidak serasi
C. Fungsi intelektual (kognitif)
1. taraf pendidikan, pengetahuan umum dan
kecerdasan: sesuai taraf pendidikan
2. daya konsentrasi: cukup
3. orientasi (waktu, tempat, orang): baik
4. daya ingat: baik
5. pikiran abstrak : terganggu
6. bakat kreatif: tidak ada
7. kemampuan menolong diri sendiri: kurang

D. Gangguan persepsi
1.Halusinasi: halusinasi auditorik (+)
berupa banyak suara-suara yang
tidak jelas. Suara datang pagi dan
sore, kadang malam, tiap hari
2. Ilusi: tidak ditemukan
3. Depersonalisasi: tidak ditemukan
4. Derealisasi : tidak ditemukan

E. Proses berpikir
1. Arus pikiran
a. produktivitas: cukup
b. kontinuitas: relevan, asosiasi longgar
c. hendaya berbahasa: tidak ditemukan hendaya
berbahasa
2. Isi pikiran
a. preokupasi: tidak ada
b. gangguan isi pikiran: ide kebesaran (+). Pasien
mengaku punya banyak ilmu yang
tersimpan di
cincinnya, yang didapat dari
seorang gurunya.
Menurut pasien dia bisa
menghilangkan diri.

F. Pengendalian impuls: terganggu


G. Nilai daya
1. normo sosial: terganggu
2. uji daya nilai: terganggu
3. penilaian realitas: terganggu
H. Tilikan (insight): derajat 1
(penyangkalan penuh bahwa dirinya
sakit)
I. Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya

Pemeriksaan fisik dan


neurologi
Status internus
Keadaan umum tampak sehat, kesadaran kompos mentis,
konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, ekstremitas
atas dan bawah tidak ada kelainan.
Tekanan darah : 110/70mmHg
Frek. Nadi : 80x/menit
Frek. Pernapasan: 20x/menit
Suhu
: 36.9 C
Status neurologi
GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang selaput otak : kaku
kuduk (-), kernigs sign -/- pupil bulat dan isokor
2.5mm/2.5mm ODS, reflex cahaya +/+, fungsi motorik
dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal,
tidak ditemukan reflex patologis.

Ikhtisar penemuan
bermakna
Seorang laki-laki usia 40 tahun diantar oleh istrinya ke RS Dadi
untuk kedua kalinya dengan keluhan mengamuk yang dialami
sejak 7 hari sebelum masuk RS. Pasien mengamuk dengan
melempar orang-orang di sekitarnya dan membentak-bentak.
Pasien tidak berhenti bicara dan jika ditegur pasien akan marahmarah. Pasien sering bicara-bicara sendiri, tertawa sendiri tanpa
sebab yang jelas. Pasien sering mendengar banyak suara-suara di
telinganya, suara yang didengar tidak jelas bicaranya. Suara itu
datang pagi dan sore kadang malam, tiap hari. Pasien sering
keluar rumah hampir tiap hari tanpa tujuan jelas. Pasien susah
tidur malam. Pasien sering mengatakan punya banyak pacar.
Pasien mengaku punya kekuatan yang didapat dari seorang
gurunya di mana dia bisa menghilangkan dirinya. Pasien
mengakui kekuatannya itu tersimpan di dalam cincin besi yang
sementara dipakai di jarinya. Pasien sering mengaji, baca-baca
doa dan azan di rumah. Riwayat terakhir dirawat di RS Dadi 1
tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, diberi obat
haloperidol 5mg dan Chlopromazine 100 mg --1 dan hanya
diminum satu minggu kemudian putus obat.

Seorang laki-laki, wajah lebih tua dari usia,


kulit hitam, memakai baju 3 lapis, kemeja
batik kuning dengan celana jeans dan
sarung. Perawakan badan tinggi, besar.
Perawatan diri kurang. Kesadaran berubah,
perilaku dan psikomotor gelisah dan
terfiksasi, pembicaraan spontan, intonasi
biasa, sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
Mood pasien sulit dinilai, afek inappropriate,
empati tidak dapat dirabarasakan,
keserasian tidak sesuai. Taraf pendidikan
sesuai, orientasi (waktu, tempat,orang) baik
dan daya ingat jangka panjang, pendek dan
segera baik. Konsentrasi baik, pikiran
abstrak terganggu, bakat kreatif tidak ada,
dan kemampuan menolong diri sendiri
kurang.

Pada gangguan persepsi ditemukan


halusinasi berupa halusinasi auditorik. Pasien
mendengar banyak suara yang berbicara
tidak jelas,suaranya datang pagi dan sore
kadang malam, tiap hari. Pada proses
berpikir, produktivitas cukup, kontinuitas
relevan, asosiasi longgar, tidak ada hendaya
berbahasa. Pada isi pikiran ditemukan
adanya gangguan isi pikiran yaitu waham
kebesaran. Pasien mengaku punya banyak
ilmu yang tersimpan di cincinnya, yang
didapat dari seorang gurunya. Pengendalian
impuls terganggu. Daya nilai normo sosial, uji
daya nilai dan penilaian realitas tergangggu.
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan secara
umum yang diutarakan oleh pasien dapat
dipercaya.

Evaluasi multiaksial
Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis
didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna
berupa perubahan pola tingkah laku yaitu
mengamuk dan sering berbicara sendiri.
Keadaan ini menimbulkan penderitaan pada
pasien dan keluarganya serta menimbulkan
hendaya sosial, pekerjaan dan penggunaan
waktu senggang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Pada pasien ini tidak terdapat kelainan fisik dan
riwayat trauma dan tidak terdapat gangguan
fungsi kognitif, berbahasa dan perilaku yang
menandai adanya disfungsi otak sehingga
pasien ini tidak menderita gangguan mental
organik.

Pada pasien ini tidak terdapat tanda intoksikasi


akut, sindrom ketergantungan maupun gejala
putus obat sehingga pasien ini bukan menderita
gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikotik.
Pada pasien ditemukan adanya hendaya berat
dalam menilai realitas berupa halusinasi auditorik
dan waham sehingga pasien digolongkan ke
dalam gangguan jiwa psikotik.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status
mental ditemukan afek yang tidak wajar
(inappropriate), gangguan persepsi berupa
halusinasi auditorik, gangguan isi pikiran berupa
ide kebesaran, dan gangguan proses berpikir yaitu
asosiasi longgar sehingga bisa digolongkan
sebagai skizofrenia (F20.-). Gejala pada pasien ini
tidak khas sehingga menurut PPDGJ III pasien
didiagnosa sebagai mengalami Skizofrenia
YTT (20.9).

Aksis II : Dari informasi yang


didapatkan, pasien termasuk orang
yang pendiam tapi mudah bergaul
dalam masyarakat.
Aksis III: tidak ada diagnosa.
Aksis IV: tidak jelas
Aksis V : GAF scale 50-41 = gejala
berat (serious), disabilitas berat

Daftar problem
Organobiologik: tiak ditemukan kelainan
organobiologik, namun diduga ada
ketidakseimbangan neurotransmitter
sehingga memerlukan farmakoterapi .
Psikologik: ditemukan adanya hendaya
berat dalam menilai realita, berupa
halusinasi dan waham sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
Sosiologik: ditemukan adanya hendaya
berat dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang sehingga
membutuhkan sosioterapi.

Prognosis : dubia
Faktor pendukung:
1. Dukungan keluarga baik
2. Pasien sudah menikah.
Faktor penghambat:
1. Riwayat putus obat
2. Stress psikososial yang tidak
jelas.

RENCANA TERAPI
Farmakoterapi: Haloperidol 5mg 3x1
Psikoterapi supportif: memberi kesempatan
kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan
keinginannya sehingga pasien merasa lega serta
member penjelasan dan pengertian kepada
pasien tentang penyakitnya agar pasien
memahami kondisi dirinya dan memahami cara
menghadapinya dan memotivasi pasien agar
tetap minum obatnya secara teratur.
Sosioterapi: memberi penjelasan kepada
keluarga dan orang-orang terdekat pasien
tentang gangguan yang dialami pasien sehingga
tercipta dukungan sosial untuk membantu
penyembuhan pasien.
FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien
dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas
terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.

PEMBAHASAN/TINJAUAN
PUSTAKA
Skizofrenia adalah
gangguan psikotik yang bersifat

kronis atau kambuh ditandai dengan terdapatnya


perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan
perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada
pasien digambarkan dengan adanya gejala
fundamental (atau primer) yang spesifik yaitu
gangguan pikiran yang ditandai dengan gangguan
asosiasi khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala
fundamental lainnya adalah gangguan afektif, autism,
dan ambivalensi. Sedangkan gejala sekundernya
adalah waham dan halusinasi (Kaplan&Sadock, 2004).
Berdasarkan DSM-IV, skizofrenia merupakan
gangguan yang terjadi dalam durasi paling sedikit
selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala
(atau lebih) yang diikuti munculnya delusi, halusinasi,
pembicaraan yang tidak terorganisasi dan adanya
perilaku yang katatonik serta adanya gejala negatif
(APA 2000).

Menurut PPDGJ III, skizofrenia adalah suatu sindrom


dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik
dan sosial budaya. Pada umumnya skizofrenia ditandai
oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek
yang tidak wajar (inapprppriate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual
biasanya tetap terpelihara walaupun kemunduran
kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
ditemukan afek yang tidak wajar (inappropriate),
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik,
gangguan isi pikiran berupa ide kebesaran, dan
gangguan proses berpikir yaitu asosiasi longgar
sehingga bisa digolongkan sebagai skizofrenia (F20.-).
Gejala pada pasien ini tidak khas sehingga menurut
PPDGJ III pasien didiagnosa sebagai mengalami
Skizofrenia YTT (20.9).

Terdapat 2 tipe obat anti-psikotik yaitu obat tipikal


dan obat atipikal. Mekanisme kerja obat tipikal
adalah memblokade dopamine pada reseptor
pasca-sinaptik neuron di otak khususnya di sistem
limbik dan system ekstrapiramidal (dopamine D2
reseptor antagonis). Sedangkan obat atipikal
disamping berafinitas terhadap Dopamine D2
Receptor juga terhadap Serotonin 5 HT2
Receptors (serotonin-dopamine antagonists).
Pada pasien ini diberikan obat anti-psikotik tipikal
golongan Butyrophenone (Haloperidol) karena
pada susunan saraf pusat haloperidol mempunyai
efek sedatif lemah dan menyebabkan tidur pada
orang yang mengalami eksitas. Pada sistem saraf
otonom, efek haloperidol lebih kecil daripada efek
anti-psikotik lain. Haloperidol juga efektif untuk
mengurangi waham dan halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai