TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep diantaranya adalah
konsep ibu bersalin, konsep persalinan, konsep primigravida, konsep fase aktif
memanjang, konsep manajemen asuhan kebidanan ibu bersalin primigravida
dengan kala I fase aktif memanjang.
2.1 Konsep Persalinan Normal
2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba IBG,
2010 : 164).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan
keluarga. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan janin
turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa dikatakan bahwapersalinan
adalah ranagkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai
dikeluarkannya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban dan cairan ketuban) dari
uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau
dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2009: 1).
2.1.2 Bentuk Persalinan
1. Persalinan berdasarkan teknik.
a. Partus spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan seksio sesaria.
c. Persalinan anjuran yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi baru berlangsung setelah memecahkan ketuban, pemberian pitocin
aprostaglandin (Rukiyah, 2014: 2)
2. Persalinan berdasarkan umur kehamilan.
a. Abortus : Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
b. Partus Immaturus : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan
28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
c. Partus prematurus : Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan
37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499
gram.
d. Partus Maturs atau aterm : Pengeluaran buah kehamilan antara 37
minggu dan 42 minggu dengan berat badan bayi diatas 2500 gram.
e. Partus postmaturus (serotinus) : Pengeluaran buah kehamilan setelah 2
minggu atau lebih dari waktu persalinan yang ditaksirkan (Rukiyah,
2014: 2-3)
5.
Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibanding dengan sebelum
persalinan, kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa
nyeri, kekhawatiran serta penggunaan tehnik pernafasan yang tidak benar.
Untuk itu diperlukan tindakan untuk mengendalikan pernafasan (untuk
menghindari hiperventilasi yang ditandai oleh adanya perasaan pusing)
(Sumarah, 2009 : 60).
6. Perubahan renal
Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh
kardiak output yang meningkat, serta disebabkan karena filtrasi glomelurus
serta aliran plasma ke renal. Polyuri tidak begitu kelihatan dalam posisi
terlentang, yang mempunyai efek mengurangi aliran urine selama kehamilan
(Sumarah, 2009 : 60).
7. Perubahan gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat
berkurang akan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama persalinan
dan menyebabkan konstipasi. Lambung yang penuh dapat menimbulkan
ketidaknyamanan, oleh karena itu ibu dianjurkan tidak makan terlalu banyak
atau minum berlebihan, tetapi makan terlalu banyak atau minum berlebihan,
tetapi makan dan minum semaunya untuk mempertahankan energi dan hidrasi
(Sumarah, 2009 : 60).
8. Perubahan hematologi
Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan
kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila
tidak terjadi kehilangan darah selama persalinan, waktu koagulasi berkurang
dan akan mendapat tambahan plasma selama persalinan. Jumlah sel-sel darah
putih meningkat secara progesif selama kala satu persalinan sebesar 5000 s/d
15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak
berindikasi adanya infeksi (Sumarah, 2009 : 60-61).
9. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos
uterus dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya
hormon oksitosin. Kontraksi uterus dimulai dari fundus uteri menjalar
kebawah, fundus uteri bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin
kebawah, sedangkan uterus bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan dan
segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan serviks menjadi lembek dan
membuka. Kerjasama antara uterus bagian atas dan uterus bagian bawah
disebut polaritas (Sumarah, 2009 : 61).
2.1.7 Sebab Mulainya Persalinan
Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan
kumpulan teoritis yang kompleks teori yang turut memberikan andil dalam proses
terjadinya persalinan antara lain : teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi hal inilah yang diduga memberikan
pengaruh sehingga partus dimulai :
1. Penurunan kadar progesteron
Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanis.
Progesteron
Berfungsi meurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti oksitosin, prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan
otot rahim dan otot polos relaksasi.
Pada saat kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang
seimbang, sehingga kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan
kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise
parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk braxton hicks.
(Sumarah. 2009: 2)
2.1.3.2 Teori yang memungkinkan terjadinya persalinan :
Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu sirkulasi
uretroplasenter sehinggan plasenta mengalami degenerasi
b.
AB, 2010: 104). Untuk menggunakan partograf dengan benar, petugas harus
mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
1. Informasi pasien : isi nama, status gravida, status paritas, nomer register,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, serta jam pecah ketuban atau lama waktu
ketuban pecah (apabila pecah ketuban terjadi sebelum pencatatan pada
partograf dibuat). (Yulianti, devi. 2005 : 67)
2. Denyut jantung janin. Catat setiap jam.
3. Air ketuban. Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina :
U : selaput Utuh
J : selaput pecah, air ketuban Jernih
M : air ketuban bercampur Mekoneum
D : air ketuban bernoda Darah
4. Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase):
1: sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat atau bersesuaian
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
5. Pembukaan mulut rahim (serviks). Dinilai pada setiap pemeriksaan vaginam
dan diberi tanda (x).
6. Penurunan. Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada
pemeriksaan abdomen/luar) di atas simfisis pubis; catat dengan tanda
lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam.
7. Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima.
8. Jam : Catat jam sesungguhnya.
9. Kontraksi. Catat setiap setengah jam; lakukan palpasi untuk menghitung
banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya masing-masing kontraksi
dalam hitungan detik.
Kurang dari 20 detik :
Antara 20 dan 40 detik :
Lebih dari 40 detik :
10. Oksitosin. Bila memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin per volume
cairan infuse dan dalam tetesan per menit.
11. Obat yang diberikan. Catat semua obat lain yang diberikan.
12. Nadi. Catatlah setiap 30-60 menit dan ditandai dengan sebuahtitik besar ().
13. Tekanan darah. Catatlah setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah.
14. Suhu badan. Catatlah setiap dua jam.
15. Protein, aseton, dan volume urine. Catatlah setiap kali ibu berkemih.
Bila temuan-temuan melintas ke arah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan
harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari
rujukan yang tepat (Saifuddin AB, 2010: 104).
2.1.10
2.2 Konsep Primigravida
2.2.1 Pengertian Primigravida
Primigravida adalah perempuan yang pertama kali hamil (Wirakusumah,
2014: 83).
2.
1.
Periksa denyut jantung janin selama atau segera setelah his. Hitung
frekuensinya sekurang kurangnya sekali dalam 30 menit selama fase aktif dan
tiap 5 menit selama kala II.
2. Jika terdapat gawat janin, lakukan secsio sesaria. Kecuali jika syarat-syarat
dipenuhi lakukan ekstraksi vacum atau forcep.
3. Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau bercampur darah.
Pikirkan kemungkinan gawat janin.
4. Jika tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban pecah,
pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban yang mungkin
menyebabkan gawat janin.
a. Perbaiki keadaan umum dengan memberikan dukungan emosional.
b. Bila keadaan masih memungkinkan anjurkan bebas bergarak, duduk
dengan posisi berubah.
c. Berikan cairan baik secara oral atau parenteral dan upaya buang air kecil.
5. Bila penderita merasakan nyeri yang sangat berikan analgesik : tramadol atau
penitidin 25mg dinaikkan samapai maksimum 1 mg/Kg atau morfin 10 mg
IM.
a. Lakukan pemeriksaan vagina untuk mnentukan kala persalinan.
b. Lakukan penilaian frekuensi dan lamanya kontraksi berdasarkan
partograf.
(Saifuddin AB, 2010: 184-185)
2.3.6 Penanganan Khusus
1. Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban
masih utuh, pecahkan ketuban.
2. Nilai his :
a. Jika his adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang
dari 40 detik) pertimbangkan adanya inersia uteri.
b. Jika his adekuat (3 kali dalam 10 mmenit dan lamanya lebih dari 40
detik), pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi, dan mal
presentasi.
3. Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat
kemajuan persalinan (Saifuddin AB, 2010: Mk-49).
2.3.7 Gejala Utama yang Perlu Diperhatikan
Gejala utama yang perlu diperhatikan pada persalinan yang lama diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi
a. Temperatur tinggi
b. Nadi dan pernafasan
c. Abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen
a. Meteorismus
b. Lingkaran bandle tinggi
c. Nyeri segmen bawah rahimi
4. Pemeriksaan lokal vulva- vagina
a. Odema vulva
5.
6.
7.
2.3.8
2.4 Konsep Managemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Primigravida
Dengan Kala I Fase Aktif Memanjang
2.4.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang
digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara sistematis,
mulai mengumpulkan data, menganalisis data, menegakkan diagnosis kebidanan,
menyusun rencana asuhan, melaksanakanan rencana asuhan, mengevaluasi
keefektifan pelaksanaan rencana asuhan dan mendokumentasikan asuhan
(Mangkuji, 2013: 2).
2.4.2 Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan pada ibu bersalin yaitu asuhan yang dibutuhkan ibu saat persalinan
(Rukiyah, 2014: 85).
2.4.3 Langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan ibu bersalin primigravida
dengan kala I fase aktif memanjang
Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses
penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis didalam
mengantisipasi masalah (Mangkuji, 2013: 5). Ada tujuh langkah dalam
manajemen kebidanan menurut Varney. Langkah manajemen asuhan kebidanan
ibu bersalin primigravida dengan kala I fase aktif memanjang, adalah sebagai
berikut :
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Biodata
a) Nama
: Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
b) Umur
: Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan
psikisnya belum siap (Anggraini Y, 2010:
135).
c) Agama
d) Pendidikan
e) Suku/bangsa
f)
Pekerjaan
g) Alamat
2) Keluhan Utama
Pada proses persalinan keluhan utama yang biasa muncul
ditandai dengan pengeluaran lendir, lendir bercampur darah, dapat
juga disertai ketuban pecah. Sebagian besar ketuban baru pecah
menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam (Manuaba
IBG, 2010: 165).
3) Riwayat kesehatan yang lalu
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai
penanda (warning) akan adanya penyulit masa hamil (Sulistyawati
A, 2009 : 168).
4) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji riwayat kesehatan keluarga melalui genogram. Dari
genogram tersebut dapat di identifikasi megenai penyakit turunan
dan menular yang terdapat dalam keluarga (Hutahaen S, 2013: 98).
5) Riwayat haid :
a) Menarche
: usia waktu pertama kalinya mendapat haid
(menarche) bervariasi, yaitu antara 10-16
tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun.
b) Dismenorhea : rasa nyeri dan sakit pada bagian perut saat
menstruasi. Dismenorhea primer terjadi
setelah menarche biasanya setelah 12 bulan
atau lebih (Prawirohardjo S, 2009: 103).
c) Siklus
: haid dikatakan normal bila didapatkan siklus
haid, tidak kurang dari 24 hari, tetapi tidak
melebihi 35 hari.
d) Lama
: lama haid biasanya antara 3-7 hari.
e) Jumlah darah : jumlah darah selama haid berlangsung tidak
melebihi 80 ml ganti pembalut 2-6 kali per
hari. (Prawirohardjo S, 2011 : 73).
f) HPHT
6)
7)
8)
9)
b.
Data Objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita
dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian
data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi yang dilakukan secara berurutan (Sulistyawati A, 2009 : 171174).
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Sadar dan mampu melakukan komunikasi. Tidak
tampak sakit. Tidak terdapat kelainan bentuk tubuh yang dapat
mengganggu jalannya persalinan. Status gizinya baik (Manuaba
IBG, 2010 : 210).
b) Kesadaran
Dalam keadaan normal, pemeriksaan ini dilakukan pada
tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh (Uliyah
M, 2008 : 147). Penilaian status kesadaran secara kualitatif
antara lain :
(1) Composmentis : mengalami kesadaran penuh dengan
memberikan respons yang cukup
terhadap stimulasi yang diberikan.
(2) Apatis
: mengalami acuh tak acuh terhadap
keadaan sekitarnya.
(3) Somnolen
: memiliki kesadaran yang lebih rendah,
ditandai
dengan
anak
tampak
mengantuk, selalu ingin tidur, dan tidak
responsif terhadap rangsangan ringan.
(4) Sopor
: tidak memberikan respons ringan
maupun
sedang
tetapi
masih
memberikan respons sedikit terhadap
rangsangan yang kuat dengan adanya
refleks pupil terhadap cahaya yang
masih positif.
(5) Koma
: tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
atau rangsangan apa pun sehingga
refleks pupil terhadap cahya tidak ada.
(6) Delirium
: tingkat kesadaran yang paling bawah,
ditandai dengan disorientasi yang sangat
iritatif, kacau, dan salah persepsi
terhadap rangsangan sensorik (Uliyah M,
2008: 153).
c) Tanda-tanda vital :
(1) Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya
kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar
10-20 mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 5-10 mmHg
(a) Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian
janin yang berada di fundus dengan kedua telapak
tangan.
(b) Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kirikanan, jari kea rah kepala pasien, mencari sisi bagian
besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian
keras bulat (kepala) janin.
(c) Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang
terletak di bawah (di atas simfisis) sementara tangan
lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
(d) Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus
dari kiri-kanan, jari kea rah kaki pasien, untuk
konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian tersebut sudah masuk/melewati pintu
atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5)
(Dewi V, 2011: 155).
c) Auskultasi
Denyut jantung janin menunjukan status kesehatan dan
posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin sejak
kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120160x/menit (Hutahaen, 2013: 184).
Dalam keadaan normal, frekuensi DJJ berkisar antara
120-160 kali permenit. Berdasarkan partograf WHO, denyut
<120 kali permenit (bradikardi) dan >160 kali permenit
(takikardi) saat ibu tidak sedang his menunjukkan adanya gawat
janin (Mansjoer, 2009 : 258). Jika didapati denyut jantung janin
tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut per
menit), curigai adanya gawat janin (Saifuddin AB, 2010 : N-13).
d) Perkusi
Reflek patella.
Normal : tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
diketuk (Romauli, 2011: 176).
e) Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada setiap parturien yang
baru datang dengan tujuan menetapkan apakah parturien inpartu,
menetapkan titik awal rencana persalinan, dan menetapkan
ramalan perjalan persalinan. Selanjutnya pemeriksaan dalam
dilakukan berdasarkan petunjuk (indikasi) sehingga dapat
menghindari infeksi. Indikasi pemeriksaan dalam berdasarkan :
(1) Bila ketuban pecah sebelum waktunya.
(2) Untuk mengevaluasi pembukaan.
2.
3.
Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain sebagai
berikut :
1) Paritas, adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan
dengan kehamilannya (jumlah kehamilan). Dibedakan dengan
primigravida (hamil pertama kali), dan multigravida (hamil yang
kedua atau lebih) (Sulistyawati, 2009: 177).
2) Cara penulisan paritas dalam interpretasi data adalah sebagai berikut
a) Primigravida : G1P0A0
(1) G1 (gravid 1) atau hamil yang pertama kali.
(2) P0 (partus nol) berarti belum pernah partus atau melahirkan.
(3) A0 (Abortus nol) berarti belum pernah mengalami abortus
(Sulistyawati, 2009: 177).
b) Multigravida : G3P1A1
(1) G3 (gravida 3) atau ini adalah kehamilannya yang ketiga.
(2) P1 (partus 1) atau sudah pernah mengalami persalinan satu
kali.
(3) A1 (abortus 1) atau sudah pernah mengalami abortus satu
kali (Sulistyawati, 2009: 178).
3) Usia kehamilan dalam minggu.
4) Kehamilan tunggal
5) Intra uterine
6) Keadaan janin
7) Letak kepala sudah masuk PAP apa belum
8) Keadaan jalan lahir
9) Keadaan umum
Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada pada ibu bersalin
dengan kelainan his antara lain inersia uteri hipotonis atau inersia uteri
hipertonis (Martaadisoebrata, 2014: 134).
b. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah masalah dan
diagnosis. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah
tidak dapat diidentifikasikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah
sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan
terhadap diagnosisnya (Sulistyawati A, 2009: 178). Masalah yang
mungkin terjadi pada ibu bersalin dengan inersia uteri adalah adanya
nyeri saat his.
c. Kebutuhan pasien
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati A, 2009: 180).
Contohnya kebutuhan untuk KIE dan bimbingan untuk menghadapi
persalinannya dan pengawasan kala I dengan partogram
(Martaadisoebrata, 2014: 133)
Merumuskan Diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini
4.
5.
6.
Melaksanakan asuhan
Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara
tepat waktu dan aman. Hal ini akan menghindarkan terjadinya penyulit dan
memastikan bahwa ibu dan/atau bayinya yang baru lahir akan menerima
asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan. Jelaskan pada ibu dan
keluarga tentang beberapa intervensi yang dapat dijadikan pilihan untuk
kondisi yang sesuai dengan apa yang sedang dihadapi sehingga mereka dapat
membuat pilihan yang baik dan benar.
7. Evaluasi
Pada lngkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman
(Sulistyawati A, 2009: 184).
Diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar
telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat
dianggap efektif dalam pelaksanaannya (Yulifah,2013: 135). Evaluasi pada
ibu bersalin dengan inersia uteri adalah pemahaman ibu terhadap penjelasan
petugas kesehatan yang dapat di evaluasi dengan petugas kesehatan meminta
ibu menerangkan kembali penjelasan dari petugas kesehatan. Selain itu
petugas dapat mengevaluasi apakah ibu melakukan apa yang sudah
dianjurkan petugas kesehatan.
2.4.4 Catatan Perkembangan
Dokumentasi, dibuat sebagai catatan perkembangan yang menggambarkan
urutan kejadian pasien dari masuk pelayanan kesehatan sampai pulang atau pulih
(Syafrudin dan Hamidah, 2012: 74).
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam kebidanan meliputi
SOAP (Subjektif, objektif, assessment, planning), SOAPIER (subjektif, objektif,
assessment, planning, intervensi/implementasi, evaluasi dan revisi), atau
SOAPIED (ditambahkan dokumentasi).
Subjektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
melalui anamnesis dan merupakan ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan
dengan diagnosis.
Objektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan, hasil
analisis, dan interpretasi objektif dalam suatu identifikasi.
Planning atau perencanaan, dibuat pada saat itu atau yang akan datang.
Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien dan tindakan
yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan
harus mendukung rencana dokter jika ada dalam manajemen kolaborasi atau
rujukan.
Intervensi, adalah pelaksanaan rencana tindakan untuk mengatasi masalah,
keluhan, atau mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus disetujui oleh pasien.
Oleh karena itu, jika pasien mengubah pilihannya, intervensi mungkin juga harus
diubah.
Evaluasi, adalah tafsiran dari efek tindakan yang telah dilakukan. Ini
penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang
masuk BPS
engkajian
Masuk
dicapai menjadi fokus penilaian terhadap ketepatan tindakan. Jika kriteria tujuan
tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk tindakan alternatif
sehingga dapat mencapai tujuan.
Revisi, adalah komponen evaluasi yang dapat menjadi petunjuk perlunya
perbaikan dan perubahan tindakan, perubahan dari rencana awal, kolaborasi baru
atau rujukan.
Tn. S
30 th
Islam
Jawa / Indonesia
SMA
Wiraswasta
Dsn. Besuk, Toyoresmi, Ngasem Kediri
Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng dan nyeri pada perut bagian
bawah yang menjalar sampai ke pinggang sejak pukul 04.00 WIB. Ibu
mengatakan terdapat lendir dan bercak darah pada celana dalamnya.
3.
Riwayat Menstruasi
Menarche
: 12 tahun
Lama haid
: 6 7 hari
Banyaknya
: 2 3 x ganti pembalut
Siklus
: 30 hari
Teratur / tidak : teratur
Dismenorhea
: ya
Fluor albus
: ada
Jumlah
: banyak
Warna/bau
: merah / khas
HPHT
: 20-07-2011
HPL/HTP
: 27-04-2012
4.
6.
No
Kehamilan
Persalinan
Nifas
HAMIL
INI
7.
Riwayat KB
Alat Kontrasepsi yang pernah digunakan
: ibu mengatakan belum pernah
Rencana alat kontrasepsi yang akan digunakan : ibu mengatakan belum tahu
8.
Riwayat Psikososial
Apakah kehamilan itu direncanakan / diinginkan : iya
Apakah kehamilan ini diharapkan : iya
Harapan terhadap kehamilan sekarang : laki-laki perempuan sama saja
Status perkawinan
: kawin
Jumlah
: 1 kali
Lama perkawinan
: 1 tahun
Jumlah keluarga ayang tinggal serumah : 2 orang
Susunan keluarga yang tinggal serumah :
Jenis
Umur
Hubungan
No.
Kelamin
(tahun)
Keluarga
1.
2.
L
L
9.
60
30
Ayah kandung
Suami
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
SD
SMA
Wiraswasta
Wiraswasta
Selama hamil
: BAB 2-3hari sekali (lunak, kuning, bau khas) / BAK 7-8x/hari (kuning jernih,
bau khas)
Sebelum hamil :BAB1x/hari (lunak, kuning, bau khas) / BAK 3-5x/hari (kuning, bau khas)
Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah
c. Pola Istirahat Tidur
Selama hamil : siang 1-2 jam / malam 6-8 jam
Sebelum hamil : siang 1-2 jam / malam 6-8 jam
Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah
d. Pola Aktivitas
Selama hamil : ibu melakukan kegiatan rumah tangga (memasak, menyapu)
Sebelum hamil : ibu melakukan kegiatan rumah tangga (memasak, menyapu)
Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah
e. Pola Seksualitas
Selama hamil : jarang (1x/minggu)
Sebelum hamil : 2-3x/minggu
Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah
f.
Perilaku Kesehatan
Penggunaan obat2an/alkohol/jamu/rokok/sirih/kopi/,dll selama hamil tidak pernah
Penggunaan obat2an/ alkohol/ jamu/ rokok/ sirih/ kopi/ ,dll sebelum hamil tidak
pernah
Lain-lain (personal hygiene) : mandi dan gosok gigi : 2x/hari
ganti celana dalam
: 2x/hari
keramas
: 2hari sekali
B. Data Obyektif
a.
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Keadaan emosional
4. Tekanan darah
5. Suhu tubuh
6. Denyut Nadi
7. Pernapasan
8. Tinggi badan
9. BB sekarang
10. BB sebelum hamil
11. Lila
b. Pemeriksaan Khusus
1.
Inspeksi
- Kepala
Warna rambut
Ketombe
Benjolan
Rontok
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Baik
Composmentis
Stabil
120/80 mmHg
36,7 0C
86x / mnt
22 x / mnt
158 cm
64 kg
52 kg
32 cm
: hitam
: tidak ada
: tidak ada
: tidak
Chloasma Gravidarum
: tidak ada
- Mata
Kelopak mata kanan dan kiri : tidak ada oedema/tidak ada oedema
Konjungtiva kanan dan kiri : warna merah muda, tidak anemis.
Sklera kanan dan kiri
: warna putih, tidak ikterus.
- Hidung
Simetris
: ya
Sekret
: tidak ada
Polip
: tidak ada
Kebersihan
: bersih
Hipersalivasi
: tidak ada
Gigi
: putih, tidak ada karies dan karang gigi
Gusi
: warna merah muda, tidak oedem, tidak lesi
Stomatitis
: tidak ada
Bibir
: lembab, tidak pucat, tidak ada lesi
Lidah
: warna merah muda, tidak ada luka
- Telinga
Bentuk
: simetris
Serumen kanan dan kiri
: tidak ada
Kebersihan
: bersih
- Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Pembesaran vena jugularis
: tidak ada
- Axilla
Pembesaran kelenjar limfe : tidak terjadi ka/ki
Kebersihan
: bersih
- Payudara
Bentuk
: simetris (kanan dan kiri)
Pembesaran
: ada (kanan dan kiri)
Hiperpigmentasi
: ada pada areola (kanan dan kiri)
Papilla mamae
: menonjol (kanan dan kiri)
Benjolan / tumor
: tidak ada (kanan dan kiri)
Keluaran
: tidak ada (kanan dan kiri)
Kebersihan
: kurang bersih (kanan dan kiri)
- Perut
Pembesaran
: ada sesuai dengan usia kehamilan
Striae
: livide
Linea
: nigra
Bekas luka operasi
: tidak ada
Pembesaran lien/liver
: tidak ada
- Punggung
Posisi tulang belakang
: lordosis
Vulva dan vagina warna : merah kecoklatan
Luka parut
: tidak ada
Varices
: tidak ada
Oedem
: tidak ada
Keluaran
: lendir bercampur bercak darah
: tidak ada
Hemoroid
: tidak ada
Kebersihan
: kurang bersih
- Ekstremitas atas dan bawah
Oedem
: atas tidak ada (ka/ki), bawah tidak ada (ka/ki)
Varices
: atas tidak ada (ka/ki), bawah tidak ada (ka/ki)
Simetris
: iya (ka/ki), iya (ka/ki)
nan
2. Palpasi
- Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
- Payudara
Benjolan / tumor
: tidak ada (kanan dan kiri)
Keluaran
: ada kolostrum (kanan dan kiri)
- Perut
Pembesaran lien/liver
: tidak ada
Kontraksi Uterus
: 2 kali dalam 10 menit lamanya 20 detik
Leopold I
: pertengahan px-pusat, fundus teraba bokong
Leopold II
: puka
Leopold III
: letkep ( U )
Leopold IV
: devergent
TFU Mc. Donald
: 33 cm
TBJ
: (33-11) x 155 = 3410 gr
- Ekstremitas atas dan bawah
Oedem
: atas tidak ada (ka/ki), bawah tidak ada (ka/ki)
3. Auskultasi
Punctum maximum
: dibawah pusat sebelah kanan perut ibu
Frekuensi
: 11-12-11 (136 x/mnt)
Teratur / tidak
: teratur
4. Perkusi
Refleks Patella kanan / kiri : tidak dikaji
c.
Hodge
Bloodslym
:I
:+
d.
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
f. Pemeriksaan Lab.
Darah
Hb
: tidak dilakukan
Golongan darah
: tidak dilakukan
WR
: tidak dilakukan
VDRL
: tidak dilakukan
Urien
Protein
: tidak dilakukan
Reduksi
: tidak dilakukan
g. Pemeriksaan Penunjang Lain
- USG
: tidak dilakukan
- NST
: tidak dilakukan
- Rotgent foto
: tidak dilakukan
h. Kesimpulan
Ny. J GI P0000 UK : 40 1/7 mg.T/H/I, presentasi kepala, KU ibu baik
II.
INTEPRETASI DATA
Tanggal/
Dx/Mx
Jam
Data Dasar
/Kebutuhan
28-04-2012
DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya Dx: Ny.J
10.20 WIB
dengan usia kehamilan 9 bulan.
GI P0000UK:40 1/7
- Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng danmg T/H/I,
nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar sampai kepresentasi kepala,
pinggang sejak pukul 04.00 WIB. Ibu mengatakan KU ibu baik
terdapat lendir dan bercak darah pada celana dalamnya. dengan inpartu kala
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 20-7-I fase aktif
2011
akselerasi
: KU
: Baik
Kesadaran
: composmentis
Keadaan emosional: stabil
TD
: 120/80 mmHg
N
: 86 x/mnt
S
: 36,7 0C
RR
: 22 x/mnt
Pemeriksaan khusus
Inspeksi :
: ada sesuai dengan usia kehamilan
: livide
: nigra
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran lien/liver : tidak ada
Vulva dan vagina warna : merah kecoklatan
Luka parut : tidak ada
Varices
: tidak ada
Oedem
: tidak ada
Keluaran
: lendir bercampur bercak darah
: tidak ada
Hemoroid
: tidak ada
Kebersihan
: kurang bersih
Palpasi:
Pembesaran lien/liver : tidak ada
Kontraksi uterus : 2 kali dalam 10 menit lamanya 20 detik
Leopold I : pertengahan px-pusat, fundus teraba bokong
Leopold II : puka
Leopold III : letkep ( U )
Leopold IV : devergent
TFU Mc. Donald : 33 cm
: (33-11) x 155 = 3410 gram
- Ekstremitas atas dan bawah
INTERVENSI
Tangal/
Jam
Dx / Mx / Keb
Intervensi
Rasional
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/70 140/90 mmHg
S : 365-375 0 C
N : 60-100x/mnt
Dx: Ny.J
RR : 16-24 x/ mnt
GIP0000 UK:40 1/7
TFU sesuai usia kehamilan
mg T/H/I,
Pembukaan 10 cm
dengan inpartu
Effacement 100%
28-04-2012 kala I fase aktif
Kepala Hodge IV
10.25 WIB akselerasi
orang
terdekat
dan
merasa tidak sendiri
Mencegah dehidrasi dan
memenuhi
kebutuhan
Berikan asupan nutrisi
energi ibu.
Anjurkan ibu untuk tidak menahanDapat
menghambat
kencing
proses penurunan kepala
Dapat dengan cepat dan
tepat
mengambil
Lakukan pemantauan kemajuankeputusan jika terdapat
persalinan, keadaan ibu dan janintemuan-temuan
pada lembar partograf
abnormal.
dukungan emosional.
IV.
IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam
Dx / Mx / Kebutuhan
Implementasi
Dx: Ny.J GI P0000 UK:40 1/7 mg
T/H/I, presentasi kepala, KU ibu
24-04-2012 baik dengan inpartu kala I fase
1. Menjalin hubungan baik dengan pasien untuk
11.30 WIB
aktif akselerasi
meningkatkan kepercayaan klien terhadap kita
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
kondisi ibu baik janinnya juga sehat, dari hasil
pemeriksaan didapatkan pembukaan 4 cm, jadi
ibu diharap tinggal dan mempersiapkan diri
11.30 WIB
menghadapi persalinan.
Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan,
jongkok, atau tidur miring ke kiri, hal tersebut
dapat mempercepat proses penurunan kepala
11.40 WIB
janin.
Mengajarkan ibu teknik relaksasi saat terjadi
kontraksi dengan cara menarik napas panjang
lewat hidung, kemudian keluarkan lewat
mulut dan memberikan masase pada punggung
11.45 WIB
ibu untuk mengurangi rasa nyeri.
Melibatkan suami dan keluarga dan
memberikan dukungan emosional selama
proses persalinan berlangsung, kehadiran dari
orang-orang terdekat dapat menambah rasa
11.45 WIB
percaya diri ibu.
6. Memberikan asupan nutrisi pada ibu, berupa
makanan dan minuman untuk memenuhi
12.00 WIB
kebutuhan energi selama persalianan.
7. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan
kencing, kandung kemih yang penuh dapat
12.00 WIB
menghambat proses penurunan kepala.
11.30 WIB
EVALUASI
Tanggal / jam
24-04-2012
21.00 WIB
Dx / Mx / Keb
Evaluasi
- Ibu mengatakan perutnya sakit, dan
badannya terasa lemas
: KU ibu cukup
Kesadaran : composmetis
Keadaan emosional stabil
TTV : TD
: 100/70 mmHg
Suhu : 36 0 C
Nadi : 92 x /mnt
RR
: 20 x / mnt
Ekspresi wajah ibu tambak kesakitan
Kontraksi uterus : 3x dalam 10 menit
lamanya 25 detik
DJJ : 92x/mnt (gawat janin
Pemeriksaan dalam :
Pembukaan : 6 cm
Penurunan kepala : 3/5
Ketuban pecah (jam 21.00) : bercampur
mekoneum
Molase : derajat 2
Dx: Ny.J
Ny.J GI P0000 UK:40 1/7 mg T/H/I,
GI P0000UK:40 1/7 presentasi kepala, KU ibu baik dengan
mg T/H/I,
inpartu kala I fase aktif memanjang
presentasi kepala, Jelaskan hasil pemeriksaan
KU ibu baik
- Minta informed concent pada ibu dan
dengan inpartu kala keluarga
I fase aktif
- Segera bawa ibu ke tempat rujukan dan
akselerasi
dampingi ibu
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup di dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
Setelah melakukan asuhan kebidanan, mahasiswa dapat melakukan
pengkajian data secara lengkap, yaitu Ny.J GI P0000 UK:40 1/7 mg T/H/I,
presentasi kepala, KU ibu baik dengan inpartu kala I fase aktif akselerasi. Dari
hasil pemeriksaan didapatkan , KU : Baik, kesadaran : composmentis, TD :
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk mahasiswa
Dalam melakukan asuhan kebidanan, mahasiswa harus mampu memberikan
asuhan yang dapat memotivasi ibu agar menjadi yang lebih baik.
Mahasiswa harus bisa memberikan penyuluhan dan informasi sejelas mungkin
dan mudah dipahami
5.2.2 Saran untuk klien dan keluarga
Ibu dan keluarga hendaknya punya kesadaran tinggi akan kesehatannya untuk
memperkecil resiko komplikasi
Bila terjadi komplikasi sarankan ibu untuk segera datang ke bidan atau petugas
kesehatan terdekat.
5.2.3 Saran untuk tenaga kesehatan
Untuk petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan.
5.2.4 Saran untuk institusi
Diharapkan dari kasus yang diambil pada persalinan dengan inpartu kala I fase
aktif memanjang, pihak institusi bisa lebih melengkapi buku buku yang
berhubungan dengan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, ida bagus, dkk. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Nugraheny, esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Saifuddin, abdul bari,dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, abdul bari,dkk. 2008. BukuAcuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta : Fitramaya
Wiknjosastro, gulardi,dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan
dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
: JNPK-KR