Anda di halaman 1dari 6

Tinjauan Umum Tentang Kesegaran Jasmani

1. Definisi
Menurut Kamisno dalam Krisdiyanto (2004) kesegaran jasmani
adalah kesanggupan dan kemampuan seseorang untuk melakukan
pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti. Kesegaran jasmani menurut Setiawan dalam Krisdiyanto
(2004) adalah suatu aspek yaitu fisik dari kesegaran jasmani yang
menyeluruh (total fitness) yang memberikan kesanggupan pada
seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif menyesuaikan
diri dari tiaptiap pembebanan fisik (physical fitness) dengan baik.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat
melakukan tugas sehari-hari dengan mudah tanoa menimbulkan
kelelahan yang berarti dan masih mempunyai sisa cadangan tenaga
untuk menikmati waktu luang dan keperluan yang sifatnya
mendadak. Dapat pula dipertegas bahwa kesegaran jasmani
merupakan kemampuan melaksanakan tugas dengan baik walaupun
dalam kesdaan sukar dimana orang yang keadaan kesegaran
jasmaninya kurang tidak akan dapat melakukannya (Sadoso, 1998
dalam Krisdiyanto, 2004).
Menurut Depdikbud (1997) dalam Haryanto (2004), kesegaran
jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan
kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya seharihari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga
cadangan untuk melaksanakan aktifitas lainnya.
2. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang sangat luas
dan kompleks. Untuk itu agar dapat memahami konsep kesegaran
jasmani yang baik, diperlukan pengetahuan tentang komponenkomponen kesegaran jasmani. Komponenkomponen kesegaran
jasmani merupakan satu kesatuan dan memiliki keterkaitan yang
erat antara satu dengan yang lain, dan masing-masing komponen
memiliki ciri-ciri tersendiri serta emiliki fungsi pokok atau
berpengaruh pada kesegaran jasmani seseorang. Agar seseorang
dapat dikatakan tingkat kondisi fisiknya baik atau tingkat kesegaran
jasmaninya baik, maka status setiap komponen kesegaran jasmani
harus dalam kategori baik (Haryanto, 2004).
Secara umum komponen atau unsur-unsur dari kesegaran
jasmani itu adalah:
daya tahan kardiovaskuler (cardiovasculer rendurance), daya
tahan otot (muscle endurance), kekuatan otot (muscle strength),
kelentukan (flexibility), komposisi tubuh (body composition),
kecepatan gerak (speed of movement), kelincahan (agility),
keseimbangan (balance), kecepatan reaksi (reaction time),
koordinasi (coordination) (Depdikbud, 1996 dalam Haryanto, 2004).

a.

a.

b.

c.

Untuk lebih jelasnya pengertian dari masing-masing komponen


kesegaran jasmani adalah sebagai berikut:
Daya Tahan Kardiovaskuler (Cardiovasculer Endurance)
Daya tahan kardiovaskuler adalah kesanggupan sistem
jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal
pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan
menyalurkan ke jaringan yang aktif sehingga dapat dipergunakan
pada proses metabolisme tubuh (Depdikbud, 1997 dalam Haryanto,
2004).
Daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan seseorang
dalam mempergunakan sistem jantung, pernapasan dan peredaran
darahnya. Dengan demikian untuk membina kesegaran jasmani,
kita harus memberi beban kepada sistem kardiorespiratori. Latihan
yang kita lakukan harus memberi beban kepada sistem jantung,
peredaran darah dan paru. Latihan semacam ini disebut latihan
aerobik yaitu latihan yang menggunakan udara dan dilakukan dalam
waktu yang cukup lama. Tujuan utama latihan aerobik adalah
menggunakan oksigen sebanyak mungkin atau memperbanyak
jumlah oksigen yang dapat diproses oleh tubuh (Sudarno, 1992
dalam Haryanto, 2004).
Daya Tahan Otot (Muscle Endurance)
Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan suatu kelompok ototnya untuk berkontraksi terus
menerus dalam waktu relatif cukup lama dengan beban tertentu
(Sajoto, 1988 dalam Haryanto, 2004). Dengan demikian daya tahan
otot berarti kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untuk
melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap
suatu beban dalam jangka waktu tertentu. Jadi daya tahan otot
merupakan kemampuan untuk mengatasi kelelahan otot dan
berkurang secara bertahap sesuai dengan bertambahnya umur.
Namun penurunan daya tahan otot tidak terjadi secepat
menurunnya kekuatan otot (Haryanto, 2004).
Kekuatan Otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot adalah tenaga atau gaya atau tegangan yang
dapat dihasilkan otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi
maksimal (Depdikbud, 1997 dalam Haryanto, 2004). Kekuatan otot
merupakan hal penting untuk setiap orang karena dapat
mendukung dalam menyelesaikan tugas-tugas. Penurunan kekuatan
otot tidak hanya menganggu keseimbangan tubuh dan aktivitas
berjalan, tetapi juga berhubungan dengan peningkatan resiko
terjatuh (Haryanto, 2004).
Kelentukan (Flexibility)
Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian
dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran
seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen disekitar
persendian (Sajoto, 1988 dalam Haryanto, 2004). Jadi, kelentukan
merupakan keleluasaan gerak tubuh pada persendian yang sangat

d.

e.

f.

g.

dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligamen sekitar sendi


dan sendi itu sendiri. Hubungan antara bentuk persendian
umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu
sebagai akibat struktur anatominya. Gerak yang paling penting
dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi batang tubuh. Tetapi
kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu ditempat
lainpun demikian (Dangsina, 1984 dalam Haryanto, 2004). Dengan
demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan
secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik
pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk
penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan
adalah usia dan aktivitas fisik. Pada usia lanjut kelentukan tubuh
atau elastisitas otot berkurang akibat kurang latihan (aktivitas fisik),
sehingga alternatif yang terbaik untuk menghambat berkurangnya
elastisitas otot secara drastis adalah dengan latihan atau aktivitas
fisik yang teratur (Haryanto, 2004).
Komposisi Tubuh (Body Composition)
Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa
lemak dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas massa
otot (40-50%), tulang (16-18%) dan organ-organ tubuh (29-39%).
Berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan
total. Secara umum dapat dikatakan makin kecil persentase lemak,
makin baik kinerja seseorang (Depdikbud, 1997 dalam Haryanto,
2004). Jadi, komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang
digambarkan sebagai dua komponen yaitu lemak tubuh dan masa
tubuh tanpa lemak (Haryanto, 2004).
Kecepatan Gerak (Speed of Movement)
Kecepatan gerak adalah kemampuan untuk melaksanakan
gerakgerak yang sama atau tidak sama secepat mungkin
(Depdikbud, 1997 dalam Haryanto, 2004).
Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah
arah, dalam posisi-posisi di arena tertentu (Sajoto, 1988 dalam
Haryanto, 2004). Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara
cepat arah tubuh/bagian tubuh tanpa gangguan pada
keseimbangan (Depdikbud, 1997 dalam Haryanto, 2004). Jadi,
kelincahan merupakan kemampuan dari seseorang untuk merubah
posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang
dihadapi dan dikehendaki. Kelincahan tidak hanya diperlukan dalam
situasi kerja dan kegiatan rekreasi. Seseorang yang mampu
merubah suatu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan
koordinasi yang baik, berarti kelincahannya baik, kesegaran jasmani
yang baik tentunya juga didukung oleh kelincahannya yang baik
pula. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis
kelamin, berat badan dan kelelahan (Dangsina, 1984 dalam
Haryanto, 2004).
Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan


organ-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang
cepat dengan perubahan letak titik-titik berat badan yang cepat
pula, baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam gerak
dinamis (Sajoto, 1988 dalam Haryanto, 2004). Keseimbangan
bergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera
penglihatan, kanalis semisirkularis pada telinga dan reseptor pada
otot. Diperlukan tidak hanya pada olahraga tetapi juga dalam
kehidupan sehari-hari (Dangsina, 1984 dalam Haryanto, 2004).
Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun
berolahraga, unsur ini penting dimana tanpa keseimbangan orang
tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Dengan
bertambahnya umur keseimbangan akan menurun sebagai akibat
dari penurunan sruktur dan fungsi organ keseimbangan (Haryanto,
2004).
h. Kecepatan reaksi (Reaction Time)
Kecepatan reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
memberi jawaban gerak setelah menerima suatu rangsangan
(Depdikbud, 1997 dalam Haryanto, 2004). Kecepatan reaksi adalah
waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberi jawaban kinetis
setelah menerima suatu rangsangan. Hal ini berhubungan erat
dengan waktu refleks, waktu gerakan dan waktu respon. Faktor
yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain adalah: usia, jenis
kelamin, kesiapan, intensitas stimulus, latihan, diet, dan kelelahan
(Dangsina, 1984 dalam Haryanto, 2004).
i. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam
mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola
gerakan tunggal secara efektif (Sajoto, 1988 dalam Haryanto,
2004).
3. Fungsi dan Manfaat Kesegaran Jasmani
a. Fungsi Kesegaran Jasmani
Fungsi dari kesegaran jasmani adalah untuk
mengembangkan kemampuan, kesanggupan daya kreasi dan
daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk
mempertinggi daya kerja. Jadi, daya kerja dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan kesegaran jasmani, kesegaran jasmani
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan keseimbangan
antara latihan-latihan yang dilakukan dengan reaksi-reaksi
organ-organ tubuh (antara ergosistem primer dan sekunder)
(Kamiso, 1991 dalam Haryanto, 2004).
b. Manfaat Kesegaran Jasmani
Latihan-latihan kesegaran jasmani yang dilakukan
secara tepat dan benar akan memberikan manfaat bagi
tubuh, yaitu: (Depdikbud, 1997 dalam Haryanto, 2004)
1) Memperkuat sendi-sendi dan ligamen.

2) Meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru


(ketahanan kardiorespirasi).
3) Memperkuat otot tubuh.
4) Menurunkan tekanan darah.
5) Mengurangi lemak tubuh.
6) Memperbaiki bentuk tubuh.
7) Mengurangi kadar gula.
8) Mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner.
9) Memperlancar pertukaran gas.
Selain mempunyai manfaat biologis seperti tersebut di
atas, latihan kesegaran jasmani juga mempunyai manfaat
lainnya, yaitu: (Depdikbud, 1997 dalam Haryanto, 2004)
1) Secara psikologis adalah mengendurkan ketegangan
mental, suasana hati tenang, nyaman dan rasa
terhibur.
2) Secara sosial adalah persahabatan dengan orang lain
meningkat dalam kualitas dan kuantitas serta
menghargai lingkungan hidup dan alam sekitar.
3) Secara kultural adalah kebiasaan hidup sehat, teratur
dan terencana, melestarikan nilai-nilai budaya yang
berkaitan dengan jenis latihan kesegaran jasmani.
4. Sasaran dan Tujuan Kesegaran Jasmani
Sasaran dan tujuan kesegaran jasmani akan selalu tergantung
dengan kepada objek yang dituju. Sedangkan objek yang dituju
adalah: (Kosasih, 1985 dalam Haryanto, 2004)
a. Golongan yang Dihubungkan dengan Pekerjaan
1) Kesegaran jasmani bagi olahragawan untuk
meningkatkan prestasi para atlet.
2) Kesegaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan
hasil efisiensi dan produktifitas.
3) Kesegaran jasmani bagi para pelajar dan mahasiswa
untuk mempertinggi kemampuan aktivitas gerak dan
kemampuan belajar.
b. Golongan yang Dihubungkan dengan Keadaan
1) Kesegaran jasmani bagi penderita cacat dan
rehabilitasi.
2) Kesegaran jasmani bagi ibu hamil untuk
perkembangan bayi dalam kendungan dan untuk
memperisapkan diri menghadapi kelahiran.
c. Golongan yang Dihubungkan dengan Usia
1) Kesegaran jasmani bagi anak-anak menjamin
perkembangan pertumbuhan.
2) Kesegaran jasmani bagi orang tua untuk
mempertahankan kondisi fisik terhadap serangan
suatu penyakit.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak, segala bentuk dan


fungsi tubuh yang menunjang pergerakan tersebut akan disesuaikan
dengan kebutuhan. Manusia sejak lahir telah diberikan sifat dasar
masing-masing, dalam pertumbuhan dan perkembangannya akan
dipengaruhioleh cara hidup dan lingkunganya. Salah satu cara hidup
atau kebiaaan tersebut adalah pergerakan fisik (Krisdayanto, 2004).
Sesuai dengan kegiatan manusia yang masing-masing beraneka
ragam, maka kesegaran jasmani yang dimiliki oleh orang-orang juga
beraneka ragam, kesegaran jasmani berbeda-beda tergantung pada
beberapa hal antara lain: (Krisdayanto, 2004)
a. Jenis pekerjaannya
b. Keadaan kesehatan
c. Jenis kelamin
d. Usia
Penjelasan tersebut mengartikan kesegaran jasmani masingmasing orang memiliki tingkat kesegara jasmani yang berbedabeda. Suatu tingkat kesegaran jasmani terdapat kebutuhan minimal
yang diperlukan agar dalam suatu tingkat profesi tertentu dapat
kemampuan untuk melaksanakan fungsi hidup lain diluar kerja
sehari-hari. Olahraga dan latihan fisik yang teratur dapat
menunjang hasil tetap dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial
(Krisdayanto, 2004).

Anda mungkin juga menyukai