Anda di halaman 1dari 14

Nama Peserta: Albert Gunawan, dr.

Nama Wahana: Puskesmas Cijagra Lama


Topik: ASI Eksklusif
Tanggal (kasus): 15 November 2016
Nama Pasien:
No. RM:
Tanggal Presentasi: 21 Desember 2016 Nama Pendamping: Hj. Tita Rostiana, dr.
Tempat Presentasi: Puskesmas Cijagra Lama
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Tujuan: Menilai Sanitasi dan Kelengkapan Alat di Tempat Praktik Dokter Gigi
Tinjauan
Bahan bahasan: Pustaka
Riset Kasus
Audit
Cara
Presentasi dan

membahas:
Diskusi
diskusi
Email
Pos
Data pasien:
Nama: Teddy
Nomor Registrasi:
Nama Puskesmas:
Puskesmas Cijagra
Lama
Telp:
Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Pemeirksaan Tempat Praktik Dokter Gigi
2. Riwayat Pengobatan: 3. Riwayat kesehatan/Penyakit: 4. Riwayat keluarga: 5. Riwayat pekerjaan: 6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) : 7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): 8. Lain-lain: (diberi contoh: Pem Fisik, lab dan tambahan yang ada, sesuai dengan fasilitas
wahana)
Hasil Pembelajaran: Mengetahui Cara Pemeriksaan dan Sanitasi Tempat Praktik Dokter
Gigi

BERKAS PORTOFOLIO

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya (WHO, 2004).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini (Depkes RI, 2004)
ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan
demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi (WHO, 2001).

2. Manfaat ASI dan Menyusui


Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan.
Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan
menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun.
a. Manfaat ASI untuk bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah
dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak
mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga
mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama,
seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C 3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus,
Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta
meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding)

b. Manfaat ASI untuk ibu

Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada
bayinya dan hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat,
bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. Dengan menyusui, rahim ibu
akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian rahim keukuran sebelum hamil
serta mempercepat berhentinya pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu
akan menjadi berkurang untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga
dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

3. Komposisi ASI
Keadaan yang menguntungkan dari ASI meliputi asam amino dan kandungan protein
yang optimal untuk bayi normal. Asam lemak esensial dalam jumlah yang berlimpah tetapi
tidak berlebihan, kandungan natrium yang relatif rendah tetapi adekuat, beban solut yang
rendah dibandingkan dengan susu sapi, dan absorbs yang sangat baik untuk zat besi, kalsium
dan seng, yang menyediakan jumlah yang adekuat dari zat-zat nutrisi ini untuk bayi yang
disusui ASI secara penuh selama 4-6 bulan.
ASI tidak saja mengandung makronutrien, vitamin,dan mineral tatapi juga faktor
pertumbuhan, hormon, dan faktor protektif. Paling sedikit terdapat 100 komponen pada ASI,
termasuk zat yang belum teridentifikasi dan belum jelas perannya. Dalam alquran, ASI
disebut sebagai darah putih. Hal ini merupakan penjelasan yang sangat tepat karena susu
awal memiliki lebih banyak sel darah putih daripada darah sendiri. Sifat khas manusia adalah
otak yang besar dan rumit, yang mengalami banyak perkembangan selama 2 tahun pertama.
ASI menyediakan laktosa, sistein, kolestrol, dan tromboplastin yang diperlukan untuk sintesis
jaringan system syaraf pusat. Namun, karena ASI merupakan nutrisi yang sempurna, analisis
komponenya memungkinkan kita memproduksi pengganti untuk ditambahkan kedalam susu
formula. Maka dari itu, susu formula tidak akan secara sempurna menyerupai ASI. Walaupun
ASI mungkin dapat dianggap nutrisi yang sempurna, komposisinya bervariasi. Komposisi
ASI bervariasi dari orang ke orang, dari satu periode laktasi ke periode lain, dan setiap jam
dalam sehari.
Adapun komposisi ASI antara lain mengandung protein, lemak, karbohidrat, garam
mineral, air, Vitamin seperti pada kolostrum (Melvyn, 2006). Kolostrum mengandung zat
kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena

itu, kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama
baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan
pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus dihindari (Depkes RI, 2005).
Kolostrum merupakan sekresi payudara yang bersifat alkali, yang mungkin mulai
dihasilkan selama bulan-bulan terakhir kehamilan dan pada 2- 4 hari pertama setelah
melahirkan. Mempunyai berat jenis yang lebih besar (1,040 - 1,060), kandungan protein yang
lebih tinggi, vitamin larut lemak, mineral, kandungan karbohidrat, dan lemak yang lebih
rendah daripada ASI biasa. Kolostrum mengandung IgA sekretori, leukosit, dan zat-zat imun
lainnya yang berperan dalam mekanisme pertahanan neonatus (Merenstein, 2001).
4. Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi
pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk
memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu.
Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Refleks Let Down atau refleks ejeksi susu ,
dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar hipofisis posterior untuk menghasilkan
hormon oksitosin, Di bawah pengaruh oksitosin, sel-sel di sekitar alveoli berkontraksi,
mengeluarkan susu melalui system duktus kedalam mulut bayi (Bobak, 2005). Laktasi dapat
dianggap terdiri atas dua fase, laktogenesis, inisiasi laktasi, dan galaktopoiesis, pemeliharaan
sekresi air susu. Inisiasi laktasi berkaitan dengan penurunan estrogen, progesteron, dari
sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon terpenting yang berperan dalam laktasi adalah
prolaktin yang merangsang produksi air susu, dan oksitosin yang berperan dalam
penyemprotan (ejeksi) susu. Menurut, berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari
kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mamae
dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi colostrum
dari hari ke hari dapat berubah, dan merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna
kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature. ASI juga merupakan suatu
laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan
mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Dengan ASI
Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah

globulin, Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan
sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Lebih rendah kadar karbohidrat
dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI
Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan
vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan menggumpal,
ASI Mature tidak. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature. Lemaknya lebih banyak
mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature. Terdapat trypsin inhibitor,
sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah
kadar antobodi pada bayi. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi
ASI Mature. Disekresi dari hari ke 4 hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 ke 5. Kadar protein
semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi serta volume
semakin meningkat.
3. Air Susu mature merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang
dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3
sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. ASI matur ini juga merupakan makanan yang
dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan
makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi. Air susu matur
merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflavin dan
karotin.Tidak menggumpal bila dipanaskan.Volume: 300 850 ml/24 jam. Terdapat anti
microbaterial factor, yaitu: Antibodi terhadap bakteri dan virus, Enzim (lysozime,
lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein), Faktor resisten terhadap
staphylococcus, Complecement ( C3 dan C4).

5. Pola pemberian ASI

Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan lain
perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI
diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan
payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa
duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap
ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam
sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap
secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih.
Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi
selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui. Seorang ibu yang menyusui harus
menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir yang
berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk kebutuhan bayi.

6. Masalah Pemberian ASI


Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel otak
sebanyak 15% 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap
selanjutnya. Ada beberapa masalah menyusui terkait dengan ibu yaitu :
1. Pembengkakan Payudara
Pembengkakan payudara ialah respon payudara terhadap hormon-hormon laktasi dan
adanya air susu. Payudara mambengkak dan menekan saluran air susu, sehingga bayi tidak
memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila. Perawatan yang lebih baik dapat
dilakukan dengan menggunakan es yang diletakkan di payudara. Es akan mengurangi
pembengkakan,sehingga sejumlah air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat
areola menjadi lunak. Payudara dapat menjadi sangat bengkak jika bayi tidak sering menyusu
atau kurang efisien dalam mengisap selama beberapa hari pertama setelah ASI keluar.
Payudara memang sedikit bengkak disaat sedang mulai menyusui, bengkak yang ekstrem
menyebabkan pembengkakan dari duktus susu dalam payudara dan pembuluh daerah di area
dada.

2. Puting yang luka

Puting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang luka dapat
dicegah atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan menghindari
pembengkakan sebelum hal ini terjadi.
3. Saluran Yang Tersumbat
Kadang-kadang saluran air susu tersumbat, menimbulkan nyeri di payudara, yang
terlihat bengkak dan panas. Saluran yang tersumbat ini dapat di sebabkan oleh pengosongan
payudara yang tidak baik, pemakaian bra yang terlalu ketat, posisi menyusui yang tidak
benar, atau selalu menggunakan posisi yang sama.
4. Affterpains
Ibu yang menyusui dapat mengalami affterpains. Affterpains lebih sering terjadi pada
ibu multipara daripada ibu primipara. Affterpains Ini dapat cukup kuat sehingga ibu merasa
tidak nyaman dan ketegangannya dapat mengganggu proses pemberian makan pada bayi .
5. Persepsi Tentang Jumlah Susu Yang Tidak Adekuat
Suplai air susu yang tidak cukup jarang menjadi masalah, karena isapan menstimulasi
aliran susu dalam waktu cukup lama seharusnya dapat memberikan suplai susu dan jumlah
besar (Bobak, 2005).
6. Mastitis
Mastitis merupakan suatu infeksi payudara yang disebabkan oleh bakteri dalam
sisstem duktus. Mastitis menyebabkan bengkak, panas, dan nyeri, biasanya hanya pada satu
payudara, dan juga menyebabkan ibu menyusui merasa demam dan sakit
7. Masalah pada Bayi.
Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui pada bayi, salah satu
diantaranya adalah bayi tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria. kelainan sumbing
bibir atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut sehingga bayi tidak dapat menghisap
dengan baik.

7. Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang


keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan,
segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Menurut (Arifin, 2004),
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pada masa Kehamilan (antenatal)
Memberikan penerangaan dan penyuluhan tentang manfaat keunggulan ASI, manfaat
menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara / keadaan putting susu, apakah ada kelainan
atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil. Lakukan perawatan
payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan
ASI yang cukup. Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester
kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil. Menciptakan suasana
keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami
kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
2. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui yang
baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu. Membantu
terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat
dilakukan tanpa jadwal. Ibu nifas dapat diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S 1)
dalam waktu dua minggu setelah melahirkan. 3. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya
memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari
biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga
ketenangan pikiran dan keberhasilan menyusui. Menghindarkan kelelahan yang berlebihan
agar produksi ASI tidak terhambat. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami
penting untuk menunjang. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila
ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. Menghubungi
kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses
menyusui bagi mereka. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan,
berikan MP ASsI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI


8.1. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh
terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang
diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak
akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan
terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga
mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang
menyusui anaknya mutlak diperlukan (Arifin, 2004). Makanan yang harus dihindari oleh ibu
menyusui adalah alkohol, merokok, dan juga hindari makanan pedas seperti sambal dan
makanan beraroma keras karena dapat membuat bau tertentu pada ASI dan akan mengganggu
bayi. Ini juga bisa membuat bayi sakit perut (Gupte, 2004). 8.2. Ketentraman Jiwa dan
Pikiran Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu
dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan
emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui
bayinya, reflek tersebut adalah reflek Prolaktin merupakan hormon laktogenik yang penting
untuk memulai dan mempertahankan sekresi susu. Jumlah prolaktin yang di sekresi dan
jumlah susu yang di produksi berkaitan dengan besarnya stimulus isapan, yaitu frekuensi,
intensitas, dan lama bayi mengisap. Ejeksi susu dari alveoli dan duktus susu terjadi akibat
refleks let-down. Akibat stimulus isapan, hipotalamus melepaskan oksitosin dari hipofisis
posterior. Refleks let- down dapat terjadi selama aktifitas seksual karena oksitosin dilepas
selama orgasme (Bobak, 2005) Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu
yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran.
Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup
mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan
semakin mengganggu let down reflex (jurnal Arifin, 2004). 8.3. Pengaruh persalinan dan
klinik bersalin Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap
kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin

lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak
berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat
perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini
memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu
sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin
dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan (Arifin, 2004).
8.4. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil
yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI
bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi
yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI
(Arifin, 2004). 8.5. Perawatan Payudara Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi
perlu dilakukan, yaitu memeriksa putting susu, mempersiapkan payudara dengan mengurut
payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia
terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga
9. Faktor- faktor Kegagalan Pemberian ASI
Ada 2 hal yang mempengaruhi kegagalan dalam pemberian ASI yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
9.1 Faktor Internal
Adapun yang termasuk kedalam faktor Internal yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang dipahami dan
pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara obyektif. Pengetahuan juga berasal
dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar secara
formal, informal dan non formal (Notoatmodjo,2005).
Dalam hal ini, banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan MPASI < 6 bulan.

Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur
nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang beranggapan ini benar.
Karena, belum sempurnanya sistem pencernaan sehingga harus bekerja lebih keras untuk
mengolah dan memecah makanan. Kadang anak yang menangis terus menerus dianggap
sebagai anak yang tidak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda anak yang
kelaparan. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan orang tua masih sangat rendah (Nurafifa,
2009).
b. Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumberdaya manusia.
Menurut Martoyo (1996) pendidikan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang yang
dilakukan secara sistematis dan prosedurnya diorganisisr melalui konsep belajar manajerial
perorangan dan pengetahuan teoritis untuk tujuan umum mengemukakan bahwa pendidikan
yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan wawasan sarana yang memudahkan
untuk dimotivasi serta turut menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu
proses belajar yang memberikan latar belakang berupa mengajarkan kepada manusia untuk
dapat berpikir secara obyektif dan dapat memberikan kemampuan untuk menilai apakah
budaya masyarakat dapat diterima atau mengakibatkan seseorang merubah tingkah laku.
Dalam hal ini, banyak ahli pendidikan setempat mempunyai program pendidikan yang
lebih jelas meliputi modal pendidikan untuk hidup sebagai subjek (mata pelajaran)
akademik tambahan. Kapanpun dan dimana mungkin, bidan harus dengan yakin menerima
kesempatan untuk ikut berperan dalam kelas Pendidikan Kesehatan, kursus perawatan
Anak dan Persiapan Menjadi Orang Tua yang sekarang dilaksanakan di banyak sekolah dan
pendidikan lanjut. Dapat terjadi pertukaran pikiran dan gagasan yang bermanfaat dengan
orang-orang muda yang merupakan generasi berikutnya setelah orang tua mereka. Selain dari
itu semua, mendengarkan mereka, bersikap peka terhadap sesuatu yang tidak ingin mereka
katakan; mendorong mereka untuk menyatakan gagasan dan tanggapan mereka, membantu
mereka untuk mengungkapkan hambatan dan emosi mereka. Apabila mungkin, izinkan
mereka bertemu dengan seseorang ibu yang baru melahirkan bersama bayinya, dan
membicarakan sikap ibu tersebut terhadap bayinya terutama dalam hubungannya dengan
pemberian air susu ibu.
c. Pekerjaan ibu

Beberapa wanita karier mempunyai kecemasan lain, yaitu bahwa memberikan air susu
kepada bayi selama 4 sampai 6 bulan akan mempengaruhi kegagalan profesi dan
kemasyarakatan mereka dan mungkin akan merusak prospek peningkatan karier. Ini semua
merupakan masalah besar yang telah berkembang pada kebudayaan dan masalah ini sangat
nyata bagi para wanita yang menghadapinya
Ibu menyusui yang bekerja tidak perlu khawatir. Mereka tidak perlu berhenti
menyusui anaknya. Sebaiknya ibu bekerja tetap harus memberi ASI eksklusif kepada bayinya
hingga umur 6 bulan. Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang diperoleh
dibandingkan jika anak disusui dengan susu formula. Tidak sulit untuk tetap menyusui bayi
saat bekerja. Jika memungkinkan, bayi dapat dibawa ke kantor ibu untuk disusui.
Hal tersebut akan sedikit terkendala jika di tempat bekerja atau di sekitar tempat
bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat
dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayi pada waktu istirahat atau bisa juga
meminta bantuan seseorang untuk membawa bayi ketempat bekerja. Lokasi kantor ibu yang
jauh dari rumah juga bukanlah penghalang untuk tetap memberikan ASI ekslusif. Walaupun
ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya. Sebelum pergi bekerja, ASI tersebut bisa dikeluarkan dan dititipkan pada
pengasuh untuk diberikan pada bayi. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali
(setiap 3 jam).
Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes.
ASI simpan di lemari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Ibu
juga bisa menyimpannya dalam termos yang diberi es batu atau blue ice. Kegiatan menyusui
dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu.
Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi
d. Penyakit ibu
Pilihan untuk menyusui tidak terbuka untuk setiap ibu. Beberapa ibu tidak bisa atau
tidak boleh menyusui bayi mereka. Alasanya bisa emosional atau fiscal, berkaitan dengan
kesehatan ibu atau bayi, bisa sementara (dimana kadang-kadang ibu bisa menyusui
sesudahnya) atau jangka panjang. Beberapa faktor yang paling sering bisa mencegah atau
menghalangi seorang ibu dari menyusui termasuk: Penyakit serius yang melumpuhkan
(misalnya gagal jantung atau gagal ginjal, atau anemia yang parah) atau kekurangan berat

badan yang ekstrem meskipun beberapa ibu bisa mengatasi masalah ini dan menyusui
bayinya.
Infeksi yang serius, misalnya tuberculosis (TBC) aktif yang tidak dirawat (setelah
dirawat selama dua minggu, ibu boleh menyusui); untuk sementara waktu, payudara bisa
dipompa dan air susunya dibuang agar cadangan air susu sudah ada ketika tindakan menyusui
dimulai. Penyakit yang menahun yang memerlukan obat yang akan memasuki air susu ibu
dan membahayakan bayi, misalnya obat-obat anti tiroid, antikanker, antihipertensi atau obatobat yang bisa mengubah suasana hati, misalnya lhitium, penenang, atau sedatif. Jika anda
menggunakan obat-obat saperti ini, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter anda sebelum
anda mulai menyusui. Pada beberapa kasus, perubahan obat atau jarak makan obat bisa
memungkinkan anda untuk menyusui. Kontak dengan beberapa bahan kimia tertentu di
tempat kerja.
Infeksi AIDS atau HIV, yang bisa ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk air susu
ibu. Penyalahgunaan obat-obatan termasuk penggunaan obat penenang, kokain, heroin,
metadon, marijuana, atau penyalahgunaan alkohol. penolakan yang mendalam terhadap
menyusui. Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui, tatapi bukan tidak
mungkin untuk mencobanya (dengan dukungan medis yang benar). Termasuk diantaranya
adalah kelainan-kelainan seperti tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria (PKU), di
mana susu manusia maupun susu sapi tidak bisa dicerna. Sumbing bibir dan atau langitlangit, dan kelainan bentuk mulut lainya yang mengganggu penghisapan. Meskipun
keberhasilan menyusu sebagian tergantung dari jenis cacatnya, tetapi dengan bantuan khusus,
tindakan menyusui msih bisa dimungkinkan.

9.2. Faktor eksternal


Adapun hal yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu :
a. Promosi Susu Formula Bayi
Tempat melahirkan memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif pada
bayi karena merupakan titik awal bagi ibu untuk memilih apakah tetap memberikan bayinya
ASI Eksklusif atau memberikan susu formula yang diberikan oleh petugas kesehatan maupun
non kesehatan sebelum ASI-nya keluar. Meskipun ada kode etik internasional tentang

pengganti ASI (susu formula), pemasaran susu formula langsung ke rumah sakit saat ini
semakin gencar dan sangat mengganggu keberhasilan program ASI Eksklusif. (Nurafifa,
2009). Selain itu adanya promosi susu formula juga bisa menjadi kemungkinan gagalnya
pemberian ASI walaupun mindset awal sebenarnya ASI, promosi bisa berasal dari petugas
kesehatan misalnya pada saat pulang dibekali susu formula, ataupun dari iklan-iklan di
beberapa media baik cetak maupun elektronik.
b. Penolong Persalinan
Menurut Depkes RI, 1998 tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan
dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kebidanan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) dan dukun bayi (terlatih dan tidak
terlatih).
Kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap
sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui dan bayi
baru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersalin dan
perawatan dirumah sakit, rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada
bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada
bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebahagian besar rumah sakit atau
klinik.

Anda mungkin juga menyukai