Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

Gangren Diabetik

Gangren Diabetik
(E10.5/E11.5 + R02)
1. Pengertian ( Definisi)
Secara klinis gangren diabetik ditandai kematian
jaringan yang terjadi akibat makro dan mikroangiopati
diabetik dan disertai atau tanpa disertai faktor trauma
atau infeksi.
2. Anamnesis

a. Riwayat diabetes melitus


b. Nyeri pada kaki bila beraktivitas (Claudicatio
intermitten)
c. Kaki terasa kebas / baal
d. Kaki terasa dingin
e. Terdapat luka pada kaki, luka dapat disertai
nanah

f. Pemeriksaan Fisik

g. Kriteria Diagnosis

1. Keadaan umum
2. TTV, suhu tinggi
3. Lidah kotor dan ditutupi selaput putih, dengan tepi
lidah kemerahan
4. Nyeri tekan region epigastrik
5. Hepatosplenomegali
6. Bradikardia relatif
7. Penurunan kesadaran hingga delirium
Status lokalis
a. Inspeksi
-

Terdapat luka, blackening, dapat disertai

nanah
Pucat
Bengkak

b. Palpasi
-

Sensoris menurun
Terasa dingin
Pulsasi lemah

Klasifikasi Wagner
Kaki Diabetes

h. Diagnosis Kerja
i. Diagnosis Banding

Derajat
0
1
2
3
4
5
Kaki Diabetes

Kulit intak / utuh


Tukak superfisial
Tukak dalam (sampai tendo, tulang)
Tukak dalam dengan infeksi
Tukak dengan gangren pada 1-2 jari k
Tukak dengan gangren luas seluruh ka

a. Gangren karena PAPO (penyakit arteri perifer oklusif)


b. Penyakit arterio sklerotik obliterans
c. Ulkus trofik karena varises

j. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium
-

Darah rutin

Pemeriksaan gula darah

Pewarnaan gram

Kultur pus

Tes kepekaan kuman

b. Pemeriksaan radiologi
-

Rontgen ekstremitas

USG Doppler bila ada indikasi gangguan vaskular

k. Tata Laksana

Penatalaksaan berdasarkan klasifikasi dari wagner


a. non bedah :
-

pengendalian

penyakit

diabetes melitus
obat-obatan anti

agregasi

trombosit
antikoagulan
perawatan lokal ulkus, infeksi,

abses, osteomielitis
antibiotik sesuai kultur dan tes
kepekaan,
dapat

secara

diberikan

empiris
kombinasi

golongan Gram +, Gram -,


dan anaerob
b. bedah :
-

Lama Rawat

l. Edukasi
(Hospital Health Promotion)

nekrotomi atau debridement


disartikulasi atau amputasi

ekstremitas
- insisi drainage abses
- rekonstruksi vaskuler
c. Rehabilitasi medis:
- Remove-able cast walker
- Total contact casting
- Temporary shoes
- Felt padding
- Crutches
- Wheelchair
1. Edukasi
:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Menjaga kadar gula darah


Berobat teratur
Mengetahui tanda tanda kaki diabetes
Mengetahui cara menjaga kebersihan kaki
Mengetahui cara perawatan luka pada kaki
Menggunakan alas kaki yang baik untuk
mencegah terjadinya luka

m. Prognosis
n. Tingkat Evidens
o. Tingkat Rekomendasi

Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: ad bonam
: ad bonam
: dubia ad bonam
I
A

p. Penelaah Kritis
q. Indikator

KSM Ilmu Penyakit Bedah


1. Keadaan umum membaik sakit berat sakit
sedang sakit ringan
2. Perbaikan tanda-tanda vital
3. Perbaikan nilai-nilai rujukan laboratorium
4. Ada tidaknya komplikasi

r. Kepustakaan

a) Sukardja, Purnomo B, Tahalele P, Mamadi M,


Murtedjo U. Pedoman Pelayanan Medik Dokter
Spesialis Bedah Umum Indonesia. Edisi 2.
Jakarta: PABI. 2006. hal. 43.
b) Solomon L, Apleys System of Orthopaedics and
Fractures. Ninth Ed.HodderArnold. UK.2010.
Page 613-614.
c) Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR,, et all.
Schwartzs principles of surgery 8th editions.
USA: McGraw-Hill Education. 2004.
d) Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi 5.
Jakarta Pusat: InternaPublishing. 2009. Hal
1961-1966.

Disetujui oleh:
Ketua Komite Medik
RSUD Kota Bandung

Ketua SMF BEDAH ORTHOPEDI


RSUD Kota Bandung

Drg. Mulyadi, Sp.Ort


NIP. 196406161990111002

dr. Dadan Garnea Sp.OT


NIP.

DISAHKAN OLEH:
DIREKTUR RSUD KOTA BANDUNG

dr. Dr. Hj. Rita Verita Sri H., MM., MH.Kes


NIP. 196207161989032003

Anda mungkin juga menyukai