Anda di halaman 1dari 8

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA

UNIVERSITAS GADJAH MADA TENTANG BAHAYA


PENYAKIT AIDS

Oryza Hidayat
here.is.osha@gmail.com

Sri Rum Giyarsih


rum_ugm@yahoo.co.uk

Abstract

Knowledge of students about the dangers of AIDS is all that is known by the students
about HIV/AIDS. This study has the objective, (1) know the exact level of knowledge of students
and non-exact at the University of Gadjah Mada (UGM) on the dangers of AIDS, and (2)
determine the relationship level of knowledge about the dangers of AIDS with student behavior.
This study is a quantitative study. Selection of respondents using incidental sampling method.
This research uses descriptive quantitative analysis. The results showed that the level of
knowledge about AIDS in students of lower exact knowledge of 6 percent, 67 percent of
knowledge is, and knowledgeable high of 27 percent. Exact non-students are not much different
from the exact student, the student is knowledgeable low of 11 percent, 65 percent are knowledge,
students are knowledgeable and a high of 24 percent. The higher the level of knowledge of
students about the dangers of AIDS, the better an individual to control his behavior.

Key words : Knowledge, AIDS/HIV, Behavior, College student

Abstrak

Pengetahuan mahasiswa tentang bahaya penyakit AIDS merupakan segala sesuatu yang
diketahui oleh mahasiswa mengenai penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini mempunyai tujuan, (1)
mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa eksak dan non-eksak di Universitas Gadjah Mada
(UGM) tentang bahaya AIDS, dan (2) mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang bahaya
AIDS dengan perilaku mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pemilihan
responden menggunakan metode sampling insidental. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai AIDS
pada mahasiswa bidang studi eksak memiliki pengetahuan rendah sebesar 6 persen, pengetahuan
sedang sebesar 67 persen, dan berpengetahuan tinggi sebesar 27 persen. Mahasiswa non-eksak
tidak jauh berbeda dengan mahasiswa eksak, yaitu mahasiswa yang berpengetahuan rendah
sebesar 11 persen, pengetahuan sedang sebesar 65 persen, dan mahasiswa yang berpengetahuan
tinggi sebesar 24 persen. Semakin tinggi tingkat pengetahuan mahasiswa tentang bahaya AIDS,
maka semakin baik pula seorang individu dalam mengendalikan perilakunya.

Kata Kunci : Pengetahuan, AIDS/HIV, Perilaku, Mahasiswa

159
PENDAHULUAN Dampak penyebaran wabah AIDS
berpengaruh terhadap kesehatan, kehidupan
AIDS (Acquired Immune Deficiency sosial, dan perekonomian. Wabah AIDS
Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan juga dapat mempengaruhi masalah
infeksi (sindrom) yang timbul karena ketenagakerjaan (dalam hal ini usia kerja
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia terpotong), menurunkan pendapatan per
akibat infeksi virus HIV. Virus HIV kapita pekerja, dan memperpendek harapan
merupakan virus yang memperlemah hidup (Singarimbun, 1994, dalam Suyanto,
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang 1997).
terkena virus ini rentan terhadap infeksi
oportunistik dan mudah terkena tumor. Usia remaja merupakan usia saat
Infeksi oportunistik atau yang disebut dimana remaja tersebut menentukan
dengan penyakit penyerta ini merupakan kehidupannya yang akan datang, dan juga
infeksi yang timbul akibat adanya merupakan usia yang sangat kritis dimana
penurunan kekebalan tubuh, hal ini dapat pada usia ini para remaja sedang mencari
timbul Karena mikroba yang berasal dari jati dirinya sendiri. Faktor yang
luar maupun dalam tubuh (Djamilah menyebabkan remaja mudah terjerumus
Najmuddin, 2012). Penularan virus HIV dan dalam pergaulan bebas antara lain adalah
virus sejenis lainnya dapat ditularkan sebagai berikut usia yang rentan disertai rasa
melalui kontak langsung antara lapisan kulit keingintahuan yang tinggi, serta masuknya
dalam (membrane mukosa) atau aliran darah, budaya barat tanpa adanya penyaringan
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV budaya mana yang baik dan buruk.
(seperti darah, air mani, cairan preseminal, Mahasiswa S1 termasuk dalam usia remaja
dan air susu ibu). Selain itu, penularan dapat menuju dewasa, pada saat usia tersebut
terjadi melalui hubungan intim atau seks, informasi dan pergaulan sangat mudah
tranfusi darah, dan jarum suntik yang sudah diperoleh, temasuk tentang bahaya AIDS.
terinfeksi HIV/AIDS. Pengetahuan mahasiswa terhadap bahaya
AIDS dapat menjadi gambaran bagaimana
WHO menyatakan AIDS merupakan informasi maupun pengetahuan mahasiswa
permasalahan global. Penularan AIDS di terhadap masalah AIDS. Dalam penelitian
Indonesia saat ini lebih dominan terhadap ini, responden yang digunakan ialah
perilaku seksual. Jika dahulu penularan mahasiswa yang berasal dari berbagai
HIV/AIDS di Indonesia lebih banyak fakultas yang berada di Universitas Gadjah
disebabkan karena penggunaan obat-obatan Mada Yogyakarta.
terlarang dan narkotika (Anonim, 2012).
Sejak tahun 1987, Indonesia secara resmi Universitas Gadjah Mada (UGM)
sudah terjangkit AIDS, hal tersebut merupakan salah satu universitas yang
dinyatakan dengan ditemukannya seorang berada di Provinsi Daerah Istimewa
wisatawan Belanda yang meninggal dunia di Yogyakarta. UGM adalah sebuah universitas
RSUP Denpasar akibat terinfeksi AIDS. negeri tertua, terbesar yang ada di Indonesia,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki jumlah mahasiswa yang banyak
telah menyatakan sampai Desember 2010 berasal dari berbagai daerah yang memiliki
bahwa kasus AIDS yang ada di Indonesia gaya hidup yang berbeda-beda, dan di UGM
sudah berjumlah 24.131 kasus yang tersebar memiliki berbagai disiplin ilmu yang terbagi
di 300 kabupaten/kota di Indonesia menjadi eksak dan non-eksak. Penelitian ini
(Kementerian RI, 2010). mengunakan objek penelitian mahasiswa
eksak dan non-eksak, karena mahasiswa

160
eksak dan non-eksak memiliki latarbelakang kesalahan 5 persen, agar peluang kesalahan
pendidikan yang berbeda. Total jumlah semakin kecil. Adapun persebaran jumlah
mahasiswa yang pernah belajar di UGM responden masing-masing fakultas dapat
hingga saat ini sudah lebih dari 30.000 orang, dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
dan jumlah mahasiswa pada tahun ajaran
2010/2011 ialah 26.173 mahasiswa. Tabel 1. Jumlah Responden Mahasiswa
Mahasiswa UGM dipilih sebagai responden UGM berdasarkan Fakultas Tahun Ajaran
karena jumlah mahasiswa yang banyak serta 2010/2011
kredibilitas kampus yang cukup baik di No. Fakultas Jumlah Mahasiswa
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Eksak 206
Maksud dan tujuan penelitian ini, yaitu: 1 Biologi 9
2 Farmasi 10
1. Mengetahui tingkat pengetahuan
mahasiswa eksak dan non-eksak di 3 Geografi 12

UGM tentang bahaya AIDS. 4 Kedokteran 19


2. Mengetahui hubungan tingkat 5 Kedokteran Gigi 9
pengetahuan tentang bahaya AIDS 6 Kedokteran Hewan 8
dengan perilaku mahasiswa. 7 Kehutanan 11
8 MIPA 27
METODE PENELITIAN
9 Pertanian 18

Metode penelitian yang digunakan 10 Peternakan 10


adalah metode survei, yaitu pengumpulan 11 Teknik 59
data meliputi data primer dan data sekunder. 12 Teknologi Pertanian 14
Dalam pengambilan data primer ini, peneliti Non-Eksak 105
melakukan wawancara terstruktur dengan 13 Ekonomi dan Bisnis 21
menggunakan questionaire, dengan 14 Filsafat 3
pemilihan mahasiswa menggunakan metode
15 Hukum 16
sampling insidental. Pengumpulan data
16 Ilmu Budaya 23
sekunder dilakukan dengan menggunakan
data data yang telah ada sebelumnya. 17 Isipiol 32
18 Psikologi 10
Langkah pertama penelitian diawali Total 311
dengan pengumpulan data sekunder berupa Sumber : Studi pustaka dan hasil perhitungan, 2011
pengumpulan data banyaknya mahasiswa
Selanjutnya membuat questionaire,
Universitas Gadjah Mada (UGM) yang aktif
langkah kemudian melakukan penentuan
pada tahun ajaran 2010/2011. Setelah itu
skoring untuk mengetahui tingkat
dilakukan penentuan jumlah responden
pengetahuan mahasiswa. Proses skoring
(sampel). Jumlah sampel diharapkan dapat
dilakukan dengan cara melakukan
mewakili populasi yaitu sama dengan
pemasukan data pengetahuan tentang AIDS
karakter populasi itu sendiri. Makin besar
dari kuesioner ke dalam program komputer.
jumlah sampel mendekati populasi, maka
Kemudian masing-masing jawaban
peluang kesalahannya semakin kecil dan
responden diberi skor. Skor 1 diberikan
sebaliknya makin kecil jumlah sampel
untuk jawaban ya, sedangkan untuk
menjauhi populasi, maka makin besar
jawaban tidak diberikan skor 0.
peluang kesalahannya (Sugiyono, 2010).
Kemudian seluruh skor jawaban yang
Dalam penelitian ini digunakan tingkat
diperoleh dijumlahkan, dari hasil
161
penjumlahan skor tersebut diperoleh skor teori persepsi, teori kepribadian, dan teori
tertinggi dan terendah. Kemudian untuk perkembangan.
menentukan kelas tinggi, sedang, dan rendah,
dihitung dengan cara nilai tertinggi Mahasiswa setelah mengetahui
dikurangi dengan nilai terendah dan dibagi 3 tentang HIV/AIDS akan lebih meningkatkan
sesuai dengan jumlah kelas yang akan dibuat. status kesehatan mereka, disamping itu juga
meningkatkan sikap dan perilaku kesehatan
Adapun hasil penentuan kelas tingkat mahasiswa itu sendiri. Penelitian ini
pengetahuan sebagai berikut: merujuk pada teori persepsi, hal ini
dikarenakan semakin banyak informasi yang
dimiliki oleh seseorang, maka semakin
paham seseorang tersebut dalam pentingnya
berperilaku.

Tabel 2. Persentase Mahasiswa terhadap


Pengetahuan AIDS dan HIV
Jadi, Kategori Rendah = 2 9,7
Eksak Non Eksak
Kategori Sedang = 9,8 17,5 Pengetahuan
Kategori Tinggi = 17,6 25,3
Mengetahui AIDS

Data yang dikumpulkan dalam Ya 204 99.0 103 98.1


penelitian ini, selanjutnya dianalisis dengan
Tidak 2 1.0 2 1.9
menggunakan analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif digunakan untuk memberikan Total 206 100.0 105 100.0
kesimpulan objektif tentang hasil penelitian Mengetahui HIV
yang dilakukan peneliti. Selain itu, analisis
deskriptif juga digunakan untuk menjelaskan Ya 201 97.6 103 98.1
tentang fenomena-fenomena dan Tidak 5 2.4 2 1.9
permasalahan yang dikaji dalam penelitian
ini. Total 206 100.0 105 100.0
Sumber : Data Primer, 2012
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
AIDS merupakan sekumpulan gejala dengan jelas bahwa pengetahuan mengenai
dan infeksi (sindrom) yang ditimbulkan AIDS dan HIV baik mahasiswa eksak dan
karena adanya kerusakan sistem kekebalan non-eksak sudah cukup baik. Mahasiswa
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. eksak terdiri dari mahasiswa Fakultas
Usia remaja merupakan usia yang rentan Biologi, Fakultas Farmasi, Fakultas
terhadap penyakit AIDS, untuk itu perlu Geografi, Fakultas Kedokteran, Fakultas
pengetahuan terhadap cara penularan dan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran
gejalanya. Hasil dari penelitian ini adalah Hewan, Fakultas Kehutanan, Fakultas MIPA,
persentase tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan,
eksak dan non-eksak di UGM tentang Fakultas Teknik, dan Fakultas Teknologi
bahaya AIDS, serta hubungan tingkat Pertanian. Mahasiswa non-eksak terdiri dari
pengetahuan tentang bahaya AIDS terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomika Bisnis,
perilaku mahasiswa. Hasil tersebut Fakultas Filsafat, Fakultas Hukum, Fakultas
didapatkan dari 3 pendekatan teori yaitu Ilmu Budaya, Fakultas Isipol, dan Fakultas
Psikologi. Pengetahuan mengenai AIDS

162
pada mahasiswa eksak dan mahasiswa non-
eksak hampir sama yaitu mahasiswa eksak
sebesar 99 persen dan mahasiswa non-eksak
sebesar 98,1 persen. Pengetahuan mengenai
HIV pada mahasiswa eksak dan mahasiswa
non-eksak juga hampir sama yaitu sebesar
97,6 persen dan mahasiswa non-eksak
sebesar 98,1 persen. Adanya mahasiswa
yang menjawab tidak pada mahasiswa Gambar 1. Grafik Tingkat Pengetahuan
eksak dan non-eksak disebabkan adanya Mahasiswa tentang HIV/AIDS
mahasiswa yang mengetahui penyakitnya
(AIDS) tetapi tidak mengetahui virusnya Informasi mengenai HIV/AIDS ini
(HIV), oleh sebab itu perlu adanya dapat diperoleh mahasiswa UGM dari
peningkatan pengetahuan AIDS dan HIV berbagai media, baik media massa atau pun
pada mahasiswa agar dapat mencegah media elektronik, seperti koran, majalah,
menularnya virus HIV dan penyakit AIDS. televisi, radio, internet. Adapula sumber lain
yang berasal dari sekolah, orang tua, dan
Pengukuran tingkat pengetahuan teman. Berdasarkan data pada Gambar 2
mahasiswa eksak dan non-eksak tentang dapat diketahui bahwa mahasiswa UGM
bahaya HIV/AIDS dalam penelitian ini baik bidang studi eksak maupun non-eksak
dilakukan dengan cara menghitung skor banyak memperoleh informasi tentang
yang berasal dari banyaknya jumlah HIV/AIDS dari televisi, internet, dan
pertanyaan yang dapat dijawab oleh sekolah. Televisi dan internet memang
responden, dalam hal ini mahasiswa. Dari merupakan salah satu jenis media yang
hasil skoring didapatkan hasil bahwa paling sering digunakan mahasiswa untuk
mahasiswa bidang studi eksak memiliki mencari informasi baik hiburan maupun
pengetahuan yang tidak jauh berbeda pendidikan. Keberadaan media informasi
dibandingkan mahasiswa bidang studi non- saat ini sangat berpengaruh terhadap
eksak (lihat Gambar 1). Mahasiswa bidang pengetahuan HIV/AIDS yang mahasiswa
studi eksak memiliki pengetahuan rendah atau remaja miliki, melalui media informasi
sebesar 6 persen, pengetahuan sedang maka dengan mudah mendapatkan informasi
sebesar 67 persen, dan berpengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kesehatan
tinggi sebesar 27 persen. Mahasiswa non- reproduksi (pengetahuan AIDS), namun
eksak tidak jauh berbeda dengan mahasiswa dengan maraknya media saat ini tidak
eksak, yaitu mahasiswa yang dipungkiri bahwa media dapat menimbulkan
berpengetahuan rendah sebesar 11 persen, dampak positif dan dampak negatif. Dampak
pengetahuan sedang sebesar 65 persen, dan positifnya adalah dapat menambah wawasan
mahasiswa yang berpengetahuan tinggi tentang bahaya penyakit AIDS sehingga
sebesar 24 persen. Hal ini dapat dikarenakan diharapkan mereka menjadi mahasiswa atau
mahasiswa bidang studi eksak maupun non- remaja yang bertanggungjawab. Dampak
eksak pada umumnya pernah mendapatkan negatifnya dapat berupa mencoba-coba
pengetahuan tentang bahaya HIV/AIDS dengan narkoba atau seks bebas yang dapat
melalui penyuluhan-penyuluhan dari instasi menyebabkan tertularnya penyakit AIDS
pemerintah maupun lembaga swadaya jika tidak memahaminya dengan benar. Oleh
masyarakat. sebab itu orang tua diharapkan dapat
menjadi penyeleksi yang kuat bagi
mahasiswa atau remaja. Sebenarnya para

163
dan lingkungan terhadap kepribadian akan
membentuk perilaku tertentu, sedangkan
menurut teori perkembangan terjadinya
perilaku individu disebabkan oleh pengaruh
faktor internal dan ekternal yang bekerja
bersama-sama. Faktor internal dapat terjadi
karena perilaku yang timbul dari dalam diri
sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal
dari lingkungannya.

Tabel 3. Persentase Perilaku Mahasiswa


Eksak Non Eksak
Pertanyaan
Gambar 2. Peta Perolehan N % N %
Gaya hidup mempengaruhi
Informasi Mengenai HIV/AIDS tingkat pengetahuan
seseorang
Ya 187 90.8 88 83.8
mahasiswa sudah mendapatkan informasi Tidak 19 9.2 17 16.2
tentang HIV/AIDS dari orang tuanya, tetapi Total 206 100.0 105 100.0
tidak semua orang tua memberikan Pernah/suka pergi ke club
(tempat dugem/bar)
pengarahan tentang pentingnya menjaga Ya 17 8.3 13 12.4
kesehatan dari penyakit AIDS. Sebagai Tidak 189 91.7 92 87.6
orang tua, diharapkan memberikan Total 206 100.0 105 100.0
Pernah/suka pergi ke
pengetahuan pendidikan seks dan tempat porstitusi
penyakitnya sejak dini untuk perkembangan Ya 14 6.8 7 6.7
anaknya. Tidak 192 93.2 98 93.3
Total 206 100.0 105 100.0
Pernah menggunakan jarum
Persentase informasi mengenai HIV/AIDS suntik secara bergantian?
yang diperoleh mahasiswa dari media radio Ya 3 1.5 1 1.0
menunjukkan angka yang relatif kecil Tidak 203 98.5 104 99.0
Total 206 100.0 105 100.0
dibandingkan media lainnya. Hal ini Sering bergonta-ganti
dikarenakan penggunaan radio dalam pasangan
pemberian informasi mengenai HIV/AIDS Ya 9 4.4 5 4.8
Tidak 197 95.6 100 95.2
sekarang ini tidak cukup banyak Total 206 100.0 105 100.0
memberikan efektifitas dalam Sumber : Data Primer, 2012
penyampaiannya. Terkecuali radio tersebut
meyiapkan waktu yang cukup panjang untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukannya penyuluhan, pemberian dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan
informasi ataupun tanya jawab mengenai bahwa 90,8 persen mahasiswa yang
HIV/AIDS, karena penggunaan radio dalam menjawab ya dan 83,8 persen mahasiswa
pemberian informasi dibutuhkan waktu yang non-eksak yang menjawab ya mengenai
cukup panjang, terkecuali juga adanya iklan gaya hidup mempengaruhi tingkat
layanan pemerintah yang singkat di sela-sela pengetahuan seseorang. Hal tersebut
acara radio mengenai peringatan bahaya menunjukkan bahwa lingkungan kehidupan
HIV/AIDS. mahasiswa yang baik (sehat) dan lingkungan
mahasiswa yang buruk mempengaruhi
Menurut teori kepribadian bahwa tingkat pengetahuan seseorang. Sumengen
pengaruh keturunan, keyakinan diri pribadi, Sutomo (1991) mengemukakan usaha

164
melindungi kesehatan manusia dapat bagaimana individunya saja yang ingin
dilakukan dengan pengelolaan, pengawasan, mendatangi tempat tersebut atau tidak.
dan pencegahan faktor lingkungan yang
dapat menganggu kesehatan manusia. Dari Pertanyaan selanjutnya adalah
pendapat tersebut dapat diketahui bahwa pernah menggunakan jarum suntik secara
kesehatan lingkungan merupakan hal yang bergantian dijawab ya oleh mahasiswa
memberikan energi positif juga dapat eksak berjumlah 1,5 persen dan dijawab
dibentuk dan dilakukan oleh manusia itu ya oleh mahasiswa non-eksak berjumlah
sendiri, contohnya menghindari seks bebas, 1,0 persen. Penggunaan jarum suntik secara
tidak menggunakan narkoba, tidak bergantian biasanya dilakukan ketika
meminum minuman terlarang, dan lainnya. seseorang sedang menggunakan narkoba.
Dengan melakukan hal-hal tersebut Penggunaan jarum suntik secara bergantian
diharapkan tentunya tidak adanya atau tidak baik bagi kesehatan karena tidak
kemungkinan kecil faktor lingkungan yang diketahui kebersihan jarum suntik setelah
dapat merusak kesehatan manusia. digunakan oleh pengguna lain. Namun,
diluar hal tersebut penggunaan jarum suntik
Pada pertanyaan kedua yaitu secara bergantian sangatlah tidak baik.
pernah/suka pergi ke club (tempat Pertanyaan terakhir yaitu sering bergonta-
dugem/bar) dijawab oleh mahasiswa eksak ganti pasangan dijawab oleh mahasiswa
yang menjawab ya berjumlah 8,3 persen eksak 4,4 persen yang menjawab ya dan
dan 12,4 persen untuk mahasiswa non-eksak 4,8 persen untuk mahasiswa non-eksak yang
yang menjawab ya. Hal ini dikarenakan menjawab ya. Hal ini pun tidak jauh
lebih kepada pribadi atau individu dari berbeda dengan empat pertanyaan
mahasiswa itu sendiri. Beberapa mahasiswa sebelumnya karena hal ini kembali kepada
memang senang pergi ketempat tersebut diri pribadi masing-masing.
untuk menghabiskan waktunya, apalagi
Kota Yogyakarta terdapat cukup banyak Dari data di atas dapat diketahui
fasilitas hiburan seperti club dan tempat semakin tinggi tingkat pengetahuan
dugem/bar. Namun, di lain sisi ada juga mahasiswa tentang bahaya AIDS, maka
mahasiswa yang menghabiskan waktunya semakin baik pula seorang individu dalam
tidak datang ke tempat seperti itu dan mengendalikan perilakunya. Hal ini dapat
dihabiskan untuk membaca buku atau dilihat dari hasil kuesioner mahasiswa,
melakukan kegiatan positif lainnya. Pada diantaranya penggunaan pengaman
pertanyaan berikutnya mengenai (kondom) saat berhubungan seks, tidak
pernah/suka pergi ke tempat prostitusi ada menggunakan jarum suntik secara
6,8 persen mahasiswa eksak yang menjawab bergantian, tidak melakukan seks dengan
ya dan 6,7 persen mahasiswa non-eksak berganti-ganti pasangan, serta tidak
yang menjawab ya. Hal tersebut melakukan transfusi darah dengan ODHA
disebabkan oleh faktor individu menjadi parameter tingkat bahaya AIDS
mahasiswanya masing-masing, apalagi di dengan perilaku mahasiswa UGM. Adapun
kota Yogyakarta terdapat tempat porstitusi kesulitan yang dihadapi dalam melakukan
yang cukup terkenal yaitu Sarkem dimana penelitian ini adalah kurang terbukanya
tempat atau kegiatan di sana sudah diketahui responden dalam memberikan kejelasan
oleh masyarakat sekitar dan ada juga informasi.
sekarang banyak salon-salon di Yogyakarta
yang menyediakan salon plus-plus (tempat Mahasiswa sebagai generasi penerus
porstitusi terselubung). Jadi tinggal bangsa baik di Indonesia maupun di UGM

165
pada khususnya dapat menjadi contoh yang www.pdpersi.co.id/content/news.php?
baik sebagai mahasiswa yang bersih dan catid=23&mid=5&nid=809.
tidak masuk kedalam faktor-faktor
pendukung yang membawa seseorang Kementerian RI. 2011. Laporan Situasi
kearah bahaya AIDS, seperti seks bebas dan Perkembangan HIV&AIDS di
penyalahgunaan narkoba. Indonesia sampai dengan Desember
2010.
KESIMPULAN
Komunitas AIDS Indonesia. 2010, Maret 3.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Retrieved April 11, 2011, from
disimpulkan, yaitu: Komunitas AIDS
Indonesia: http://aids-
1. Mahasiswa bidang studi eksak memiliki ina.org/modules.php?name=
pengetahuan yang tidak jauh berbeda FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categori
dibandingkan mahasiswa bidang studi es=HIV-AIDS#11
non-eksak. Mahasiswa bidang studi eksak
memiliki pengetahuan rendah sebesar 6 Najmuddin, Djamilah. 2012, Mei 24. Infeksi
persen, pengetahuan sedang sebesar 67 Oportunistik ODHA. Diakses tanggal
persen, dan berpengetahuan tinggi 26 Juni 2012, pukul 19:00 WIB,
sebesar 27 persen. Mahasiswa non-eksak dari http://www.djamilah-
tidak jauh berbeda dengan mahasiswa najmuddin.com/infeksi-oportunistik-
eksak, yaitu mahasiswa yang odha
berpengetahuan rendah sebesar 11
persen, pengetahuan sedang sebesar 65 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
persen, dan mahasiswa yang Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
berpengetahuan tinggi sebesar 24 persen. Bandung: Alfabeta.
Hal ini karena mahasiswa bidang studi
eksak maupun non-eksak pada umumnya Sutomo, Sumengen. 1991. Kesehatan
pernah mendapatkan pengetahuan tentang Lingkungan. Diakses tanggal 27 Maret
bahaya HIV/AIDS melalui penyuluhan- 2012, pukul 21:30 WIB,
penyuluhan dari instasi pemerintah dari http://www.scribd.com/doc/
maupun lembaga sosial masyarakat. 19374542/Definisi-Kesehatan-
Lingkungan
2. Tingkat pengetahuan tentang AIDS
mempengaruhi perilaku mahasiswa. Hal
ini karena semakin tinggi tingkat Suyanto, E.,Kuncoro, B.,Setiawan,
pengetahuan mahasiswa tentang bahaya D.,Imron, M. 1997. Pelembagaan
AIDS, maka semakin baik pula seorang Penggunaan Kondom Di Kalangan
individu dalam mengendalikan Pramunikmat. Yogyakarta: Pusat
perilakunya. Penelitian Kependudukan, Universitas
DAFTAR PUSTAKA Gadjah Mada.

Anonim. 2012, Mei 22. Terjadi Pergeseran


Pola Penularan HIV/AIDS di
Indonesia. Diakses tanggal 26 Juni
2012, pukul 19:00 WIB, dari http://

166

Anda mungkin juga menyukai