BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Area pertambangan emas (Au) gunung tumpang pitu kabupaten
Banyuwangi merupakan salah satu daerah pertambangan yang cukup diminati
warga sekitar. Kegiatan penambangan emas telah meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat. Penambangan ini dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan
menggunakan bantuan mesin maupun dengan cara tradisional. Penambangan emas
secara tradisional dapat dilakukan dengan menggunakan merkuri dalam
penambangan emas tersebut. Merkuri (Hg) dalam penambangan emas digunakan
sebagai pelarut emas dan untuk menyatukan bijih-bijih emas kasar menjadi satu
bentuk emas yang besar dengan ukuran gram sampai ons. Merkuri dapat terlepas
ke lingkungan pada tahap pencucian dan penggarangan. Merkuri yang terlepas ke
lingkungan akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar karena
merkuri merupakan salah satu logam berat yang berbahaya dan beracun yang
dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup yang lain.
Pemulihan kembali kondisi lingkungan yang ada terutama kondisi tanah
sekitarnya akansangat sulit dan butuh waktu yang sangat lama. Salah satu
alternatif yang bisa digunakan untuk mengurangi pencemaran merkuri (Hg)
adalah metode fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan salah satunya metode
pengolahan limbah yang menggunakan tanaman sebagai akumulator, mudah
untuk diakukan atau diaplikasikan, tidak memakan biaya banyak dan tanaman
yang digunakan juga banyak terdapat di alam. Tanaman yang digunakan
merupakan jenis tanaman hiperakumulator. Tumbuhan hiperakumulator adalah
jenis tumbuhan yang mampu menyerap logam dengan konsentrasi yang tinggi dan
mampu menyerap logam berat pada batas yang sudah ditentukan.
Pada penelitian ini, peneliti mecoba untuk menggunakan tanaman
kangkung yang merupakan salah satu jenis tanaman hiperakumulator sebagai
+
dikeringkan dan digerus untuk memperoleh ukuran partikel tanah yang lebih
kecil, kemudian tanah diayak menggunakan ayakan yang memiliki ukuran
lolos 70 mesh, kemudian hasil ayakan tanah tersebut dicampur dan
dihomogenkan. Tanah tersebut disimpan dalam sebuah wadah yang kedap
udara dan terlindung dari cahaya matahari serta kontaminan sampai siap
digunakan untuk dianalisis kadar Hg dalam tanah setelah ditanami kangkung
darat.
b. Kadar logam berat Hg pada tanah setelah ditanami kangkung darat
Ditimbang 1 gram sampel tanah yang diambil tiap 15 hari, 30 hari dan
45 hari ini ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 1 mL HCl 10 M dan 5 mL
HNO3 10 M, dishaker selama 24 jam. Tanah yang telah dishaker, hasil
destruksi disaring menggunakan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak
jernih, kemudian ekstrak jernih diukur dengan ICP-MS.
5. Analisis Data
%Efisiensi serapan Hg =
x 100%
1.
Tanah Awal
2.
Tanah 15 Hari
3.
Tanah 30 hari
Jumlah Hg dalam
tanah (mg/Kg)
0,405
121,5
0,453
135,9
0,434
130,2
0,369
110,7
0,363
108,9
0,392
117,6
0,327
98,1
0,380
114
0,357
107,1
Rata-rata Hg
(mg/Kg)
129
112
106
4.2 Pembahasan
Tanaman kangkung dikenal sebagai tanaman hiperakumulator terhadap
logam berat Hg. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
tanaman kangkung dalam menyerap logam berat Hg pada tanah yang tercemar
merkuri. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah bekas pertambangan emas di
daerah Sanggar kabupaten Banyuwangi dan media tanam yang digunakan adalah
tanaman kangkung darat (Ipomoea reptana). Tanaman kangkung darat ditanam
selama 45 hari pada tanah tersebut dan diambil setiap 15 hari sekali untuk
dianalisis menggunakan ICP-MS. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian
kelompok kami adalah data penyerapan logam Hg oleh tanaman kangkung sampai
pada hari ke-15 dan ke-30.
Berdasarkan data dari hasil penelitian, terlihat bahwa kadar Hg berkurang
setelah tanah yang tercemar Hg terebut ditanami kangkung. Kadar Hg awal pada
tanah adalah sebesar 129 mg/Kg, kemudian berkurang menjadi 11 mg/Kg setelah
ditanami tanah selama 15 hari dan berkurang menjadi 106 mg/Kg setelah tanah
ditanami kangkung selama 30 hari. Kadar Hg terus berkurang dikarenakan
tanaman kangkung darat menyerap kadar Hg pada tanah tersebut dan
mengakumulasi dalam bagian tanaman kangkung darat, karena kangkung
merupakan tanaman hiperakumulator terhadap logam berat Hg. Logam berat
dapat masuk dan terakumulasi di dalam tanaman melalui tiga proses yang
Logam berat dapat masuk dan terakumulasi di dalam tanaman melalui tiga
proses yang berkesinambungan yaitu yang pertama adalah penyerapan oleh akar,
agar tanaman dapat menyerap logam, maka logam harus dibawa ke dalam larutan
di sekitar akar (rhizosfer) dengan beberapa cara bergantung pada spesies tanaman.
Senyawa-senyawa yang larut dalam air biasanya diambil oleh akar bersama air,
sedangkan senyawa-senyawa hidrofobik diserap oleh permukaan akar, kemudian
yang kedua translokasi logam dari akar ke bagian tanaman lain, setelah logam
menembus endodermis akar, logam atau senyawa asing lain mengikuti aliran
transpirasi ke bagian atas tanaman melalui jaringan pengangkut (xilem) ke bagian
tanaman lainnya. Ketiga yaitu lokalisasi logam pada sel dan jaringan, hal ini
bertujuan untuk menjaga agar logam tidak menghambat metabolisme tanaman.
Sebagai upaya untuk mencegah peracunan logam terhadap sel, tanaman
mempunyai mekanisme detoksifikasi, misalnya dengan menimbun logam di
dalam organ tertentu seperti akar (Darmono, 1995).
Logam Hg masuk melalui akar bersama dengan masuknya air, garam
mineral dan nutrien dari dalam tanah. Garam mineral diambil dari dalam tanah
sebagai ion dan masuk ke dalam tanaman melalui epidermis akar, menembus
korteks akar, masuk ke dalam stele, kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem
sampai ke sistem tunas. Kebanyakan proses penyerapan ini terjadi di ujung akar,
di mana epidermisnya permiabel terhadap air dan juga terdapat rambut akar.
Rambut akar dan luas permukaan sel-sel kortikal yang sangat besar meningkatkan
penyerapan air dan mineral (Taberima, 2004).
Mekanisme masuknya logam berat Hg dan akumulasinya di dalam
jaringan tanaman dijelaskan dalam gambar 4.4 seperti di bawah ini:
Gambar 4.4 Mekanisme akumulasi senyawa kimia oleh tanaman (Taberima, 2004).
10
11
LAMPIRAN
1. Perhitungan
- %Efisiensi
serapan
Hg
x 100%
Description of Sample
Average Hg (mg/Kg)
Tanah Awal
Tanah 15 Hari
Tanah 30 Hari
129
112
106
2.
Absorbtion Eficience of
Hg (%)
0
13,18
17,83
Biaya
KETERANGAN
1.
12
2.
3.
4.
5.
Bukti pembayaran
pengiriman sampel
menggunakan JNE Press
13
6.
14
KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
15
5.
6.
Preparasi reagen