Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Pendahuluan
Bagian tubuh kita yaitu tangan adalah salah satu bagian dimana memiliki sensoris yang
lebih dan sebagai media untuk berinteraksi ke dunia luar. Tangan memiliki keunikan dalam hal
gerakan seperti menggenggam, mengambil, menulis, memutar dan sensor taktil yang
membedakan kita dengan spesies lain. Kita dapat memikirkan bahwa tangan adalah alat yang
canggih, namun tangan juga organ untuk komunikasi, digunakan untuk bersikap dan
mengekspresikan bermacam emosi dari cemas dan takut, benci, perintah, kelembutan dan cinta.
Tangan merupakan bagian tubuh yang paling cepat mengetahui adanya bahaya dibanding bagian
tubuh lain.1

Gambar 1. Fungsi Tangan (a) Pinch ; (b) key ; (c) tripod ; (d) grasp ; (e) power grip
Sumber : Solomon Louis, Warwick David J, Nayagam Selvadurai., Apleys System of
Orthopaedics and Fractures 8th Edition. London.Oxford University Press,
2001

Area pada tangan dideskripsikan secara terminologi standar terdiri atas permukaan
dorsal, volar atau palmar, radial dan ulnar. Telapak tangan atau palmar terbagi atas area thenar,
midpalm, dan hipothenar. Area thenar terdiri atas otot-otot kecil disebut sebagai eminensia
thenar. Area hipothenar terdiri atas otot-otot kecil disebut sebagai eminensia hipothenar. Masing-

masing jari terdiri atas phalanx proximal, media, distal. Masing-masing jari terdiri atas 3 sendi
metacarpophalangeal (MCP), proximal interphalangeal (PIP), distal interphalangeal (DIP). Jari
pertama atau ibu jari terdiri hanya 2 phalang (proximal dan distal) dan 2 sendi (MCP dan
interphalangeal).2
Saraf pada bagian tangan diinervasi oleh N.radialis, medianus dan ulnaris baik secara
sensoris maupun motorik. N.radialis memasuki antebrachii melalui m.supinator. N.radialis
menginervasi M.brachioradialis dan extensor carpi radialis longus dan extensor carpi radialis
breves sebelum bercabang menjadi posterior interosseus nerve yang membawa impuls motorik
dan cabang yang sensorik. N.medianus memasuki antebrachii diantara M.pronator teres, turun ke
distal diantara Flexor Digitorum Superficialis (FDS) dan Flexor Digitorum Profundus (FDP)
kemudian memasuki Carpal tunnel. Dalam perjalanannya bercabang menjadi N.anterior
interosseus memberikan inervasi ke Flexor pollicis longus, flexor digitorum profundus ke jari 2
dan pronator quadrates. N.medianus memberikan inervasi ke flexor carpi radialis, pronator teres,
flexor digitorum superficialis, palmaris longus dan flexor digitorum profundu jari 3. Cabang
palmar cutaneus muncul dari N.medianus pada 5cm proximal dari wrist joint dan berperan dalam
sensibilitas eminensia thenar. Pada proximal dari wrist, N.medianus berjalan superficial dan
memasuki carpal tunnel. N.ulnaris memasuki antebrachii diantara dua head flexor carpi ulnaris.
Pada antebrachii, N.ulnaris menginervasi FCU dan FDP jari 4 dan 5. N.ulnaris sensoris keluar
dari N.ulnaris pada proximal wrist dan melintasi sebelah dorsal pada level styloid ulna. Saraf ini
berperan dalam sensoris bagian ulnar dari tangan dan sisi dorsal dari jari 5 dan sisi ulnar jari 4.
N.ulnaris berjalan bersama A.ulnaris memasuki Guyons canal dan memberikan inervasi motorik
ke otot hipothenar. Cabang motorik profunda melewati hook of hamate memberikan inervasi
ke otot interossei, lumbrical sisi ulnar, flexor pollicis brevis (deep head) dan adductor pollicis.
Akhir dari N.ulnaris menjadi cabang sensoris yang berfungsi sebagai sensoris jari ke 5 dan sisi
ulnar jari ke 4. 2
Otot-otot intrinsik pada tangan adalah otot-otot yang origo dan insersinya pada tangan.
Otot-otot tersebut antara lain grup otot thenar, adductor pollicis, otot-otot lumbrical, otot-otot
interosseus dan grup otot hipothenar. Grup thenar menyelimuti metacarpal jari 1, antara lain
abductor pollicis brevis, opponens pollicis, flexor pollicis brevis. Otot-otot ini menggerakkan ibu
jari pada gerakan oposisi, cabang motorik dari N.Medianus menginervasi otot thenar. Pada

beberapa pasien otot thenar diinervasi oleh N.ulnaris. Adduksi dari ibu jari dilakukan oleh otot
adductor pollicis yang diinervasi oleh N.ulnaris. Otot-otot interosseus dan lumbrical berfungsi
untuk fleksi dari MCP dan ekstensi Interphalangeal joint. Otot interosseus juga berperan dalam
abduksi dan adduksi jari-jari. N.ulnaris menginervasi otot interosseus dan lumbrical jari 4 dan 5,
sedangkan lumbrical jari 2 dan 3 oleh N.medianus.
Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, tangan harus dapat berkoordinasi antara
otot-otot baik intrinsik maupun ekstrinsik. Ketika terjadi suatu gangguan pada saraf atau otot
akan terjadi gangguan dalam fungsional tangan. Salah satu deformitas yaitu claw hand dimana
penyebab dari kelainan ini dapat karena lesi N.ulnaris maupun chronic compartment syndrome
yang keduanya memiliki perbedaan karakteristik.
Ring Avulsion Injuries merupakan jenis cedera pada jari manis yang kompleks. Sebelum
adanya era microsurgery, pilihan terapi adalah amputasi. Di era repair microvaskuler sekarang,
pemilihan terapi lebih beragam dan lebih kompleks. Beberapa alternatif terapinya adalah
replantasi dan transfer jaringan sebagai tambahan untuk melakukan flap lokal, flap pedikel, atau
grafting untuk menutup jaringan yang teravulsi.
Jari manis mempunyai peran dalam melakukan genggaman tangan, menguncupkan
tangan, dan juga penampilan tangan itu sendiri. Supaya dapat melakukan fungsi tersebut, jari
manis tersebut harus memiliki fungsi motorik, sensorik serta range of motion yang baik dan
bebas dari deformitas dan rasa nyeri. Keputusan untuk mempertahankan atau mengamputasi
dengan semua konsekuensinya termasuk biaya, rehabilitasi, dampak pada pekerjaan, dan
fungsinya adalah merupakan hal yang sulit. Untuk membuat keputusan, cedera jari manis ini
dibuat klasifikasinya oleh Urbaniak et al yang membagi cedera tersebuut menjadi 3 kelas.
Nissenbaum menambahkan subclass IIA pada klasifikasi tersebut. Klasifikasi tersebut adalah :
I.

Sirkulasi darah masih adekuat

II.

Sirkulasi darah tidak adekuat


II.A Sirkulasi darah tidak adekuat (hanya arteri yang cedera)

III.

Degloving lengkap atau amputasi lengkap.

Urbaniak et al menyatakan bahwa pemilihan terapi pada cedera kelas III, jari masih dapat
dilakukan revaskularisasi dan mencapai fungsinya kembali atau harus diamputasi. Sebaliknya,
cedera kelas II secara berhasil, dapat dilakukan revaskularisasi hampir pada semua kasus dan
mencapai fungsinya secara normal lagi.

Anda mungkin juga menyukai