KOMPUTER
IRSAD SADRI
Bagian Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang
akhirakhir ini sebagai tuntutan globalisasi mengharuskan seseorang untuk
selalu mendapat informasi mutakhir, baik melalui media elektronik, media
massa, internet serta penggunaan komputer yang sangat luas. Beberapa gejala
pada mata akibat penggunaan komputer telah dilaporkan dimana bagian dari
perangkat komputer yang berpengaruh terhadap mata operator adalah monitor
komputer atau Visual Display Terminal (VDT) 1. Gejalagejala yang dapat
terjadi pada mata adalah astenopia yang dapat mencapai 75 %90 % yang
dilaporkan WHO2, mata kering, sakit kepala, kabur melihat dekat secara
periodik, kadangkadang kabur melihat jauh, mata merah, rasa panas, silau,
pemakaian lensa kontak yang tidak nyaman, perubahan persepsi warna, nyeri
leher dan bahu, istilah yang digunakan akibat penggunaan komputer dikenal
dengan Computer Vision Syndrome (CVS) atau VDT 1,3. Sekarang ini di Amerika
serikat lebih 100 juta orang menggunakan komputer, lebih 50 persen
pengguna komputer mengalami Computer Vision Syndrom (CVS) sebagai
istilah yang digunakan oleh American Optometric Association 4.
Disamping astenopia akibat kerja mata yang berlebihan didepan komputer juga
Mata
kering
berpotensi
menimbulkan
mata
kering
(dry
eye)3,5.
menggambarkan suatu keadaan defisiensi air mata baik secara kualitas
maupun kuantitas, terjadi akibat penguapan air mata yang berlebihan. Pada
para pengguna komputer terjadinya mata kering dihubungkan dengan
berkurangnya kedipan mata selama menggunakan komputer 3,5,6
Keluhan yang banyak dari pengguna komputer adalah pengaruh langsung pada
mata, biasanya keluhan yang bersifat sementara, akan tetapi kerusakan
struktur yang permanen dapat terjadi 2. Untuk mengurangi dampak
penggunaan komputer tersebut telah dikembangkan ergonomis tempat dan
lingkungan kerja seperti monitor komputer, rancangan tempat kerja,
penerangan, suhu , kelembaban dan lainlain 2
Gejala mata kering yang terjadi pada pengguna komputer akibat kerja mata
yang berlebihan didepan komputer jika terjadi dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang menetap7
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah penggunan komputer selama 2
mempengaruhi sekresi air mata yang berarti
jam
terus
menerus
dapat
C. HIPOTESA
Terdapat perbedaan hasil Uji Schirmer I
menerus menggunakan komputer
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum:
Untuk mengetahui efek paparan cahaya komputer terhadap kondisi air mata
Tujuan khusus:
1. Mengetahui karakteristik sampel
2. Mengetahui perubahan sekresi air mata dengan menggunakan uji Schimer I
MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat memprediksi efek penggunaan komputer terhadap kondisi air mata
dengan uji Schirmer I
2. Apakah penggunaan komputer selama 2 jam terus menerus memerlukan
pengobatan substitusi (artificial tears) atau tidak
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
KERANGKA TEORI
A. 1. Sistim Lakrimal
Terdiri dari 2 sistim, yaitu 8,9 ,10:
1. Sistim sekresi
2. Sistim ekskresi
Ada beberapa komponen sekresi yang terdiri dari: Glandula lakrimal (kel.
Utama), glandula lakrimal asesoris (Krause dan Wolfring), glandula sebasea
palpebra (kel. Meibom) dan selsel goblet dari konjuntiva (Musin) 9,11.
Persyarafan dari sistim sekresi oleh
syaraf trigeminus (V) dan syaraf
simpatik tidak memberikan efek pada sekresi 10. Sistim sekresi terdiri dari
sekresi basal dan reflek sekresi. Sekresi basal terdiri dari kelenjar asesoris
air mata dari Krause dan Wolfring sedangkan reflek sekresi dari kelenjar air
mata yang utama terdiri dari porsi orbita dan palpebra 10
Sistim ekskresi dari air mata dimulai dari puntum lakrimalis superior dan
inferior, ampula, kanalikulus, kanalikulus komunis, sakkus lakrimalis, duktus
nasolakrimalis dibagian akhir terdapat katup Hasner 12 dan berakhir dimeatus
nasi inferior. Persyarafan juga berasal dari syaraf trigeminus dan simpatetik
yang berasal dari simpatetik orbita 10.
A. 2.
Air
1.
2.
3.
4.
5.
avaskuler
yang
Sekresi air mata pada satu mata adalah 60 gram/hari (Janin 1772), sedangkan
sekresi basal 0,6 ml1,2 ml permenit (Frieberg 1941, Nover dan Jaeger 1952,
Mishima 1966, Gonzales de la rosa 1981) 8,10. 10 %25 % dari total air mata yang
disekresi akan hilang melalui evaporasi. Bila tidak ada lapisan lipid eveporasi akan
meningkat 1020 kali.
B. Pemeriksaan air mata
Beberapa pemeriksaan air mata baik secara kuantitas maupun kualitas yang
ditentukan oleh komposisi komponen yang ada pada ketiga lapisan air mata akan
mencakup dua kategori pemeriksaan yaitu:
1. Untuk mengukur produksi air mata
2. Untuk mengevaluasi stabilitas air mata
Beberapa pemeriksaan air mata 17, 18 Yaitu:
1. Pemeriksaan Tear meniskus, cara pemeriksaan produksi air mata normal
menghasilkan meniskus air mata, penuh dan sedikit konkaf, kirakira 0,5
mm 18, 1,0 mm 17. Pada defesiensi air mata meniskus akan berkurang atau
tidak ada dan mungkin mengandung mukus atau debris
2. Uji Schirmer, untuk menilai kuantitas air mata, menilai kecepatan sekresi
air mata dengan memakai kertas filter Whatman 41 bergaris 5 mm30 mm
dan salah satu ujungnya berlekuk berjarak 5 mm dari ujung kertas . Kertas
lakmus merah dapat juga dipakai dengan melihat perubahan warna.
Perbedaan kertas lakmus dengan kertas filter hanya sedikit. Ratarata hasil
bila memakai Whatman 41 adalah 12 mm (1 mm27 mm) sedangkan lakmus
merah 10 mm (0 mm27 mm).
Uji Schirmer I dilakukan tanpa anestesi topikal, ujung kertas berlekuk
diinsersikan ke sakus konjuntiva forniks inferior pada pertemuan medial dan
1/3 temporal palpebra inferior. Pasien dianjurkan menutup mata perlahan
lahan tetapi sebagian peneliti menganjurkan mata tetap dibuka dan melihat
keatas. Lama pemeriksaan 5 menit dan diukur bagian kertas yang basah,
diukur mulai dari lekukan. Nilai normal adalah 10 mm25 mm 11, 10 mm30
mm 12
Uji Schirmer II dengan penetesan anestesi topikal untuk menghilangkan efek
iritasi lokal pada sakkus konjuntiva. Kemudian syaraf trigeminus dirangsang
dengan memasukkan kapas lidi kemukosa nasal atau dengan zat aromatik
amonium, maka nilai schirmer akan bertambah oleh adanya reflek sekresi.
Pemeriksaan ini yang diukur adalah sekresi basal karena stimulasi dasar
terhadap refleks sekresi telah dihilangkan.
3. Tear Film Breakup Time (TBUT), Pasien didudukkan didepan slit lamp,
kemudian diberi zat fluoresen kedalam sakus konjuntiva, pasien menutup
mata dengan tujuan agar fluoresen menyebar kepermukaan kornea. Dengan
memakai sinar filter cobalt warna biru dilihat gambaran bintik kering (dry
spot) pada kornea yaitu daerah bebas fluoresen berwarna hitam. Normal
waktu 15 detik30 detik, bila kurang 10 detik berarti defisiensi musin.
Pemeriksaan ini digunakan pada pemeriksaan defisiensi musin 17.
4. Uji Rose Bengal, uji ini lebih sensitif dari fluoresen, warna rose bengal akan
mewarnai selsel epitel kornea yang tidak vital juga selsel pada konjuntiva.
Penilaiannya: 0 4 +, bila 3 + - 4 + berarti pewarnaan lebih banyak,
secara klinis adalah hiposekresi lakrimal.
sikatrik konjintiva karena infeksi sekunder dari bakteri dan virus,inflamasi kronis
kel. Lakrimal dan atrofi senilis kelenjar lakrimal.
Produksi air mata dapat dipengaruhi obatobatan sistemik dan topikal. Obat
yang mengurangi produksi air mata: Atropin, skopolamin (parasimpatolitik),
antihistamin, beta blokker, phenotiazin, diazepam, nitrous oxide dan halotan.
Obatobat yang meningkatkan produksi air mata seperti: Pilokarpin
(parasimpatomimetik), metakholin, neostigmin (antikholinesterase), epinefrin,
efedrin, fluouracil dan bromhexin.
D. Komputer dan dampak fisik
Komputer secara umum terdiri dari dua perangkat, yaitu hard ware dan soft
ware. Monitor komputer atau dikenal dengan video display terminal (VDT)
dimasukkan sebagai hard ware sedangkan aplikasi program dimasukkan sebagai
soft ware. Seharihari kita selalu dipengaruhi oleh radiasi karena kita dikelilingi
oleh radioaktifitas alam dipermukaan bumi dan sinar kosmik dari ruang angkasa,
radiasi ini tidak dapat dikendalikan. Selain itu terdapat radiasi buatan manusia
dan radiasi itu harus dikendalikan. Semua radiasi buatan manusia berasal dari
produk atau peralatan elektronik, misalnya mesin sinarX diagnostik, piranti
radar, sumber laser dan komputer.
Banyak komponen pesawat televisi dan komputer beroperasi pada tegangan
tinggi,
membuat
layar
monitor
televisi
atau
komputer
berpotensi
membangkitkan sinarX (24), dengan demikian pesawat televisi dan komputer
yang menghasilkan radiasi sinarX yang mempunyai bahaya potensial. Efek fisik
yang berasal dari radiasi komputer, bahkan bila kita mematikan komputer
radiasi masih tetap ada, sehingga kita tidak bisa menghindar.
Efek fisik yang ditimbulkan radiasi gelombang elektromagnetik dibedakan antara
radiasi yang menghasilkan ion
dan yang tidak menghasilkan ion. Radiasi
pengion mempunyai energi yang lebih tinggi, radiasi elektromagnetik yang
ditimbulkan monitor komputer sebagian kecil adalah radiasi pengion, karena
intensitasnya yang kecil radiasi pengion sudah habis sebelum mencapai tubuh.
Bagian terbesar radiasi komputer tidak mempunyai sifat radioaktif yang berarti
radiasi nonpengion 24. Dapat dikatakan bahwa radiasi komputer tidak akan
menimbulkan efek yang berbahaya terhadap manusia, tetapi yang diperhatikan
adalah lamanya radiasi menyinari tubuh, khususnya yang mengenai mata.
Intensitas radiasi yang rendah tetapi lama penyinaran yang panjang, beberapa
jam dalam sehari dapat menimbulkan gangguan fisiologis.
Untuk mengurangi dampak dari monitor komputer perlu memperhatikan aspek
ergonomis dari tempat kerja dan lingkungan kerja.
Tempat kerja
memperhatikan monitor komputer, rancangan tempat kerja memperhatikan
tinggi meja, tinggi kursi dan jarak mataVDT (450700) mm, dan jarak optimal
500600 mm2. Lingkungan kerja memperhatikan penerangan sebaiknya 300
700 lux. Suhu dan kelembabn disarankan 1926 C dan kelembaban 4060 %,
sedangkan suhu yang nyaman diindonesia 24-26 C dan perbedaan suhu
didalam dan diluar ruangan tidak melebihi 5 C. Kebisingan secara umum
dibawah 60 dB (4060 dB). Disamping faktor diatas dianjurkan untuk istirahat
selama 15 menit setelah bekerja terus menerus dengan VDTselama 2 jam
dengan beban kerja sedang dan 1 jam pada beban kerja berat. Olah raga yang
teratur juga dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran 2.
E. KERANGKA KONSEPSIONAL
1. Paparan cahaya komputer akan meningkatkan evaporasi air mata yang akan
menyebabkan kekeringan mata
2. Paparan cahaya komputer untuk jangka waktu lama atau bekerja lebih dari 2
jam akan merubah kondisi air mata
3. Uji Schirmer merupakan salah satu pemeriksaan klinis sekresi air mata yang
cepat, sederhana dan mudah dilakukan
4. Uji Schirmer I menilai refleks sekresi dan sekresi basal
5. Nilai Schimer I akan mengalami perubahan sebelum dan sesudah 2 jam
menggunakan komputer
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pengukuran satu
kelompok sebelum dan sesudah perlakuan
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di SMF Penyakit Mata RSUP. H. Adam Malik pada setiap
hari pukul 8.0012. 00 Wib. Penelitian dimulai bulan April 2003
C. Populasi dan sampel
Populasi: Semua residen yang berusia kurang dari 40 tahun yang datang ke SMF
penyakit
Mata RSUP H. Adam Malik Medan
yang dapat mengoperasikan
komputer pada April 2003
Sampel: Semua residen yang bersedia menjadi subjek penelitian sesuai dengan
kriteria inklusi dan ekslusi.
D. Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi:
- Visus kedua mata dengan atau tanpa kacamata 6/6
- Usia kurang dari 40 tahun tahun
- Bisa mengoperasikan komputer
- Tidak sedang menggunakan obatobat yang meningkatkan/menurunkan
produksi air mata
- Tidak ada keluhan lakrimal
- Tidak ada kelainan kornea, konjungtiva dan palpebra
- Anel test ( + )
Kriteria eksklusi:
- Visus kedua mata tidak 6/6
- Usia lebih dari 40 tahun
- Yang sedang memakai obat dry eye
- Ada kelainan lakrimal
E. Besar sampel
Untuk menguji hipotesa penelitian besar sampel dihitung dengan menggunakan
rumus 25
n = Z<2 P Q / d 2
Dengan nilai baku normal berdasarkan nilai < yang ditentukan, untuk < = 0,05
didapat (Z <) = 1,96. Proporsi (P) pengguna komputer yang TIO mengalami
G. Cara kerja
1. Penelitian dilakukan pagi hari antara pukul 8.0012.00 Wib
2. Sampel yang telah dianamnesis, kemudian dilakukan pemeriksaan visus dan
pemeriksaan mata
3. Dilakukan pemeriksaan air mata dengan cara Uji Schirmer I pada kedua mata,
dengan menginsersikan kertas Schirmer (Schirmer tear test strips Alcon)
kedalam sakus konjungtiva pada pertemuaan bagian tengah dan 1/3 temporal
palpebra inferior. Mata ditutup perlahanlahan, setelah 5 menit kertas dicabut
dan diukur bagian kertas yang basah mulai dari lekukan
4. Sampel menggunakan komputer selama 2 jam terus menerus pada jarak yang
tetap (60 cm) pada suhu kamar, kemudian dilakukan pemeriksaan Uji Schirmer I
yang kedua
5. Hasil yang didapat kemudian dicatat, dikumpulkan dan dimasukkan kedalam
suatu tabel
H.
Variabel penelitian
Hasil Schirmer I sebelum dan sesudah 2 jam menggunakan komputer
I. Definisi operasional
Uji Schirmer I merupakan pemeriksaan sekresi air mata memakai kertas filter
Schirmer tanpa anestesi topikal
Uji Schimer I normal apabila didapatkan nilai Schimer lebih dari 10 mm25 mm
Mata kering (Dry eyes) dikatakan jika pada pemeriksaan Schirmer I sebelum dan
sesudah menggunakan komputer kurang dari 10 mm
J. Analisa data
1. Analisa Deskriptif digunakan untuk menyajikan data karakteristik sampel
2. Untuk melihat perbedaan sekresi air mata
sebelum dan sesudah 2 jam
menggunakan komputer diuji dengan Uji-T berpasangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama lebih kurang 1 bulan pada bulan april 2003,
diperoleh sampel sebanyak 42 mata dari 21 orang peserta pendidikan spesialis
penyakit mata dan peserta kepaniteraan senior di SMF penyakit Mata RSUP H
Adam Malik Medan, yang memenuhi kriteria.
Data
yang diperoleh dikumpulkan, diolah dan kemudian disajikan secara
deskriptif dan dianalisa dengan hasil dibawah ini.
KARAKTERISTIK PENDERITA
Tabel. 1 SEBARAN SAMPEL MENURUT KELOMPOK UMUR
UMUR
n
%
20 - 24
13
61,90
25 - 29
5
23,81
30 - 34
2
9,53
30 - 39
1
4,76
JUMLAH
21
100,00
Pada penelitian ini usia penderita berkisar antara 22-38 tahun, dengan kelompok
terbanyak berusia 2224 tahun (61,9 %). Ratarata usia adalah 25,24 tahun
dengan simpangan baku 4,09
Tabel . 2 JENIS KELAMIN
JENIS KELAMIN
n
LAKI -LAKI
6
PEREMPUAN
15
JUMLAH
21
%
28,57
71,43
100,00
Dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel atau 15 orang (71,42 %) berjenis
kelamin perempuan, sedangkan lakilaki hanya 6 orang (28,57 %)
Tabel . 3 GAMBARAN SEKRESI AIR MATA KANAN
SEKRESI
n
X + SD
PERBE
AIR
MATA
DAAN
kanan
SEBELUM
21
18,29+
5,59
1,10
SESUDAH
21
2 JAM
17,86
+
7,63
0,700
CI = Confidence Interval
Ratarata hasil Uji Schirmer I pada mata kanan sebelum menggunakan
komputer 18,29 mm + 5,59 dan sesudah menggunakan komputer 17, 86 +
7,63. Dengan menggunakan UjiT berpasangan pada selang kepercayaan (CI =
confidence interval) 95 % didapatkan p > 0,700. bahwa tidak ada pengaruh
penggunaan komputer pada mata kanan terhadap sekresi air mata
Tabel . 4 GAMBARAN SEKRESI AIR MATA KIRI BAGI PENGGUNA KOMPUTER
SEKRESI AIR
n
X + SD
PERBE
CI 95 % BAGI
PROBA
MATA KIRI
DAAN
RATA - RATA
BILITAS
SEBELUM
21
18,48
+
4,75
0,87
(-0,34 ; 3,29)
0.105
SESUDAH
21
2 JAM
17,00
+
5,96
CI = Confidence Interval
Ratarata hasil Uji Schirmer I pada mata kiri sebelum menggunakan komputer
18,48 mm + 4,75 dan sesudah menggunakan komputer 17,00 mm +
10
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan:
- Tidak terdapat perbedaan sekresi air mata sebelum dan sesudah 2 jam
menggunakan komputer dengan menggunakan Uji Schirmer I
- Tidak diperlukan terapi artificial tears pada 2 jam pertama penggunaan
komputer
B. SARAN
Perlu penelitian lebih lanjut untuk penggunaan komputer yang lebih lama dan
yang memakai kaca mata.
DAFTAR PUSTAKA
Abrams D. The Clinical Importance of Refraction in Duke-Elder,s Practice of
Refraction, Tenth Edition, Edinburg, Churchill Livingstone, 1993; 3-8
American Academy of Ophthalmology, External Eye Disease, Section 8, Basic and
Clinical Science Course, 19971998; 155-163
American Academy of Ophthalmology, Fundamental and Principles of Ophthalmology,
Section 2, Basic and Clinical Science Course, 19911992; 149-152
American Academy of Ophthalmology, Orbit, Eyelids, and Lacrimal System, Section
7, Basic and Clinical Science Course, 19971998; 199-205
Asyari
F. Mata Kering, Astenopia Ancam Pengguna Komputer, Republika, 10
November; 2002
Batubara JE, Dampak Radiasi Komputer, Seminar Sehari Komputer dan Kesehatan
Mata, Jakarta; 2002
Chacko B, Lemp MA. Diagnosis and Treatment of Tear Deficiencies in Duane,s Clinical
Ophthalmology, Volume 4, Chapter 14, LippincottRaven
Publishers,
Philladelphia, 1997; 1-13
Crystal D. Dry Eyes in Dry Eye treatment, Edinburg, 2002; 1-3
Digirolamo J. Dry eyes in primary Eye Care, Charlotesville, 2002; 1-3
Goldberg RA. Disease of the Lacrimal and Orbital System in Clinical Guide to
Comprehensive Ophthalmology, Thieme, New york, 1999; 107-136
Gondhowiardjo TD, Medical and Surgical Managemen of Ocular Surface Disorder in
Understanding Ocular Infection and Inflamation, Continuiting Medical
Eucation,FKUI- RSCM, 1999; 84-90
Gondhowiarjo TD, Qualities Deterioration of Lipid and Mucous Fractions of The tear
Film in Understanding Ocular Infection and Inflamation, Continuiting Medical
Education, FKUI-RSCM 1999; 59-68
Grossman M. Dry Eyes in Vision Works Alternative Eye CareDisease Prevention and
Treatment, 2001; 1-4
Harahap H. Hubungan Produksi Air Mata Dengan Usia Pada Uji Schirmer II Terhadap
Usia Subur Dan Menopause, Tesis; FKUSU, 1999
Ismael S, Sastroasmoro S. Besar Sampel Untuk Data Nominal, DasarDasar
Metodologi Penelitian Klinis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta,
1995; 197198
Kanaan E, Keratoconjuntivitis Sicca in Disease and prevention.http//www.tear
test.com
Kansky. Disorder of the Lacrimal Drainage System in Clinical Ophthalmology, Third
Edition, ButterworthHeinemann, 1994; 60-69
11
Lamberts DW, Physiology of the Tear Film in The CorneaScientfic Foundation and
Clinical Practice, Little Brown and Company, Boston, 1987; 38-49
Milder B. The Lacrimal Apparatus, Adler,s Physiology of The eye Clinical Application,
8 th ,edition, Toronto, 1987; 15-35
Miller SJH, Disease of Lacrimal Apparatus in Parson,s Disease of The Eye, 18 th
Edition, Churchill Livingstone, Edinburgh, 1990; 371377
Sheedy JE. Bausch & Lomb in Computer Vision Syndrome, Ophtometry University of
California, 2000; 1-4
Stephen C, Lubfelder PF, Whitcher PJ. Sjogren Syndrome in Ocular Infection &
Immunology, Mosby, 1996; 313-330
Suharyanto FX. Cara Menggunakan Komputer Sesuai Prinsip Kesehatan Kerja,
Seminar Sehari Komputer dan Kesehatan Mata, Jakarta; 2002
Tanenbaum M, Mc Cord Jr CD. The Lacrimal Drainage System in Duane,s Clinical
Ophthalmology, Volume 4, Chapter 13,LippincottRaven Publishers,
Phhiladelpia, 1997; 133
Vaughan DG, Asbury T, Riordan PEva. Lacrimal Apparatus in General
Ophthalmology, 14 th Edition, PrenticeHall International 1998; 87-94
12