Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan suatu keadaan dimana tekanan bola mata merusak
saraf optik. Biasanya tekanan bola mata yang tinggi secara berangsur-angsur akan
merusak serabut saraf optik sehingga mengakibatkan terganggunya lapangan
penglihatan. Terdapat berbagai keadaan mengenai hubungan tekanan bola mata
dengan kerusakan saraf mata.1,2
Glaukoma pada anak bersifat heterogen. Glaukoma kongenital sendiri,
yang jumlahnya kira-kira 5070 %. Glaukoma kongenital lebih jarang terjadi
daripada glaukoma primer pada dewasa, dan glaukoma infantil lebih jarang lagi.
Pada kasus glaukoma pediatrik, 60 % didiagnosis pada umur 6 bulan dan 80 %
pada tahun pertama kehidupan. Kira-kira 65 % penderita adalah laki-laki, dan 70
% kasus bersifat bilateral.2,3
Karena penemuan gambaran histopatologis pada glaukoma infantil
bervariasi, banyak teori yang telah dikemukakan, yang dibagi dalam 2 kelompok
utama. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa kelainan pada sel atau membran
trabekular meshwork merupakan mekanisme patologi primer. Kelainan ini
digambarkan sebagai salah satu anomali impermeable trabekular meshwork atau
suatu membran yang menutupi trabekula meshwork. Peneliti lain menegaskan
suatu kelainan segmen anterior yang lebih meluas. Termasuk kelainan insersi
muskulus siliaris.1,3
Tekanan bola mata umumnya berada antara 1021 mmHg dengan rata-rata
16 mmHg. Tekanan bola mata dalam sehari dapat bervariasi yang disebut dengan
variasi diurnal. Pada orang tertentu tekanan bola mata dapat lebih dari 21 mmHg
yang tidak pernah disertai kerusakan serabut saraf optik (hipertensi okuli).
Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan tekanan darah.
Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan pembuluh darah
retina sehingga mengganggu metabolisme retina, yang disusul kematian saraf
mata. Pada kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkaan gangguan pada
fungsi retina. Bila proses berjalan terus, maka lama kelamaan penderita akan buta

total. Pada glaukoma akut akan terjadi penurunan penglihatan mendadak disertai
dengan rasa sakit dan mata yang sangat merah.1
Pada glaukoma infantil ditemukan tiga gejala klasik, yaitu epiphora,
photophobia dan blepharosme. Diagnosis glaukoma infantil tergantung pada
penelitian klinis yang cermat, termasuk ukuran IOP, diameter kornea, gonioscopy,
ukuran panjang axial dengan ultrasonografy, dan ophtalmoscopy.1,3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA1,2

Gambar: Anatomi Bola Mata

Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga
lapisan. Dari luar ke dalam, lapisanlapisan tersebut adalah : (1) sklera/kornea, (2)
koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan
ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih
mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan
tempat lewatnya berkasberkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah
sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluhpembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah
koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah

luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel
kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.
Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke
retina. Semua komponenkomponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke
retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan
gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang
akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada
sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impulsimpuls syaraf ini dan
menjalarkannya ke otak.
Cahaya masuk ke mata dari media ekstenal seperti, udara, air, melewati
kornea dan masuk ke dalam aqueous humor. Refraksi cahaya kebanyakan terjadi
di kornea dimana terdapat pembentukan bayangan yang tepat. Aqueous humor
tersebut merupakan massa yang jernih yang menghubungkan kornea dengan lensa
mata, membantu untuk mempertahankan bentuk konveks dari kornea (penting
untuk konvergensi cahaya di lensa) dan menyediakan nutrisi untuk endothelium
kornea. Iris yang berada antara lensa dan aqueous humor, merupakan cincin
berwarna dari serabut otot. Cahaya pertama kali harus melewati pusat dari iris
yaitu pupil. Ukuran pupil itu secara aktif dikendalikan oleh otot radial dan sirkular
untuk mempertahankan level yang tetap secara relatif dari cahaya yang masuk ke
mata. Terlalu banyaknya cahaya yang masuk dapat merusak retina. Namun bila
terlalu sedikit dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat. Lensa yang berada di
belakang iris berbentuk lempeng konveks yang memfokuskan cahaya melewati
humour kedua untuk menuju ke retina.
Untuk dapat melihat dengan jelas objek yang jauh, susunan otot siliare
yang teratur secara sirkular akan akan mendorong lensa dan membuatnya lebih
pipih. Tanpa otot tersebut, lensa akan tetap menjadi lebih tebal, dan berbentuk
lebih konveks. Manusia secara perlahan akan kehilangan fleksibilitas karena usia,
yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk memfokuskan objek yang dekat yang
disebut juga presbiopi. Ada beberapa gangguan refraksi lainnya yang

mempengaruhi bantuk kornea dan lensa atau bola mata, yaitu miopi, hipermetropi
dan astigmatisma.
Selain lensa, terdapat humor kedua yaitu vitreous humor yang semua
bagiannya dikelilingi oleh lensa, badan siliar, ligamentum suspensorium dan
retina.

Dia

membiarkan

cahaya

lewat

tanpa

refraksi

dan

membantu

mempertahankan bentuk mata.

2.2 GLAUKOMA KONGENITAL


2.2.1 Definisi
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang artinya
hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada
pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah neuropati optik yang
disebabkan oleh tekanan intra okular (TIO) yang (relatif) tinggi,
yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang yang khas dan
atrofi papil saraf optik.1,2
Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang terjadi pada
bayi atau anak-anak terjadi akibat penutupan bawaan dari sudut
iridokorneal oleh suatu membran yang dapat menghambat aliran
dari aquous humor sehingga dapat meningkatkan tekanan intra
okuler. Kondisi ini progresif dan biasanya bilateral dan dapat
merusak saraf optik.5
2.2.2 Epidemiologi dan Genetik
Glaukoma pada anak bersifat heterogen. Glaukoma kongenital sendiri,
yang jumlahnya kira-kira 5070 %. Glaukoma kongenital lebih jarang terjadi
daripada glaukoma primer pada dewasa, dan glaukoma infantil lebih jarang lagi.
Pada kasus glaukoma pediatrik, 60 % didiagnosis pada umur 6 bulan dan 80 %
pada tahun pertama kehidupan. Kira-kira 65 % penderita adalah laki-laki, dan 70
% kasus bersifat bilateral.2

Meskipun ada dugaan tentang adanya suatu autosomal dominan inheritan,


kebanyakan pasien memperlihatkan pola resesif dengan penetran variabel atau
inkomplit, dan kemungkinan multifaktorial inheritan. Beberapa tipe glaukoma
juvenil yang mempunyai pola autosomal dominan inheritan dikelompokkan pada
kromosom IQ 2131. Beberapa kasus glaukoma kongenital primer dihubungkan
dengan penyusunan kembali pola kromosom. Awal kekacauan ini bervarisi.
Sebelum adanya terapi operasi yang efektif, kasus terburuk dengan penyakit ini
hampir selalu menyebabkan kebutaan.2,3
Beberapa pasien dengan glaukoma kongenital, infantil atau juvenil
kemungkinan juga menderita Axenfeld, Rieger Syndrom, Aniridia, atau
kekacauan multi sistemik genetik. Semua pasien glaukoma anak dan pasien
dewassa yang menderita glaukoma pada masa anak-anak harus dievaluasi oleh
seorang ahli genetik untuk tujuan konseling.2,3
2.2.3 Klasifikasi
Glaukoma infantil atau kongenital primer tampak jelas pada saat lahir atau
dalam tahun pertama kehiupan. Keduanya disebabkan oleh displasia sudut bilik
anterior tanpa kelainan sistemik okular lainnya. Glaukoma infantil sekunder
berhubungan dengan inflamasi, neoplastik, hamartomatous, metabolik atau
kelainan lainnya pada mata. Glaukoma juvenil belakangan ditemukan pada anakanak sesudah umur 3 tahun atau pada dewasa muda.2
Istilah glaukoma developmental termasuk glaukoma kongenital primer dan
glaukoma yang berhubungan dengan anomali perkembangan lainnya, baik okular
maupun sistemik. Glaukoma yang berhubungan dengan abnormalitas sistemik
atau okular bisa bersifat herediter atau didapat. Istilah buphtalmos (Cows eye)
mengarah pada pembesaran bola mata. Kondisi ini terlihat pada onset peningkatan
IOP yang terjadi sebelum umur 2 tahun pada glaukoma atau pada glaukoma
pediatrik berhubungan dengan kelainan okular dan atau sistemik lainnya.2
Glaukoma kongenital dapat diklasifikasikan menjadi 3
yaitu:3

1. Glaukoma kongenital primer yang menunjukkan kelainan


perkembangan terbatas pada sudut kamera anterior.
Glaukoma kongenital primer dibagi menjadi tiga yaitu
glaukoma kongenital primer yang terjadi pada tahun
pertama kelahiran, glaukoma kongenital primer yang
terjadi pada usia lebih dari 1 tahun sampai 3 tahun dan
glaukoma juvenil yang terjadi pada usia lebih dari 3 tahun
sampai usia remaja.
2. Glaukoma kongenital yang berhubungan dengan anomali
perkembangan segmen anterior yaitu sindrom Axenfeld,
anomali Peter dan sindrom Rieger. Disini perkembangan iris
dan kornea juga abnormal.4 Penyakit-penyakit ini biasanya
diwariskan secara dominan, walaupun dilaporkan ada
kasus-kasus sporadik. Glaukoma timbul pada sekitar 50%
dari mata dengan kelainan tersebut dan sering belum
muncul sampai usia anak lebih tua atau dewasa muda.
3. Glaukoma kongenital yang berhubungan dengan kelainan
lain termasuk aniridia, sindrom Sturge-Weber,
neurofibromatosis, sindrom Lowe dan rubella kongenital.3
2.2.4 Patofisiologi
Karena penemuan gambaran histopatologis pada glaukoma infantil
bervariasi, banyak teori yang telah dikemukakan, yang dibagi dalam 2 kelompok
utama. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa kelainan pada sel atau membran
trabekular meshwork merupakan mekanisme patologi primer. Kelainan ini
digambarkan sebagai salah satu anomali impermeable trabekular meshwork atau
suatu membran yang menutupi trabekula meshwork. Peneliti lain menegaskan
suatu kelainan segmen anterior yang lebih meluas. Termasuk kelainan insersi
muskulus siliaris.1,3
Meskipun kecepatan mekanisme dari glaukoma infantil primer tetap tidak
terbukti, terdapat sedikit keraguan bahwasanya penyakit ini memperlihatkan
kelainan perkembangan struktur mata. Kebanyakan memperlihatkan
perkembangan pada periode embrional akhir.2
7

Perkembangan glaukoma yang dihubungkan dengan anomali dengan


anomali. Glaukoma mungkin berhubungan dengan abnormalitas okuler lain,
seperti kondisi berikut:

Mikroptalmos
Anomali kornea (mikro kornea, kornea plana, sklerokornea)
Disgenesis segmen anterior (axenfeld-rieger sindrom dan peter sindrom)
Aniridia
Anomali lensa (dislokasi, mokrospherophakia
Hiperplasia persisten vitreus primer
Pada glaukoma kongenital primer iris mengalami hipoplasia

dan berinsersi ke permukaan trabekula didepan taji sklera yang


kurang berkembang, sehingga jalinan trabekula terhalang dan
timbul gambaran suatu membran (membran Barkan) yang
menutupi sudut. Banyak cairan (humor akuos) terus menerus
diproduksi tetapi tidak bisa didrainase karena tidak berfungsinya
saluran drainase secara tepat. Oleh karena itu, jumlah cairan di
dalam mata meningkat dan meningkatkan tekanan intraokular.
Serat optik mata dapat rusak akibat tekanan intraokular yang
terlalu tinggi.3,5
Glaukoma kongenital yang berhubungan dengan anomali
perkembangan segmen anterior mencerminkan suatu spektrum
gangguan perkembangan segmen anterior, yang mengenai
sudut, iris, kornea, dan kadang-kadang lensa. Biasanya terdapat
sedikit hipoplasia stroma anterior iris, disertai adanya jembatanjembatan filamen yang menghubungkan stroma iris dengan
kornea. Apabila jembatan filamen terbentuk di perifer dan
berhubungan dengan garis Schwalbe yang mencolok dan
tergeser secara aksial (embriotokson posterior), penyakit yang
timbul dikenal sebagai sindrom Axenfeld. Hal ini mirip dengan
trabekulodisgenesis pada glaukoma kongenital primer. Apabila
perlekatan iridokorneanya lebih luas yang disertai oleh disrupsi
iris, dengan polikoria serta anomali tulang dan gigi, timbul apa
yang disebut sindrom Reiger (suatu contoh disgenesis
8

iridotrabekula). Apabila perlekatannya adalah iris sentral dan


permukaan posterior sentral kornea, penyakit yang timbul
disebut anomali Peter (suatu contoh trabekulodisgenesis
iridokornea).3

Gambar 2.2 Aliran cairan bilik mata.6


Glaukoma Bisa Terjadi Pada Multisistem Sindrom
Perkembangan glaukoma dengan salah satu sudut tertutup atau terbuka
mungkin berhubungan dengan anomali lainnya. Beberapa anomali yang penting
termasuk sindrom dengan kelainan kromosom yang diketahui, penyakit sistemik
dengan penyebab yang tiddak diketahui dan penyakit mata kongenital. Beberapa
penyakit sistemik yang juga berhubungan dengan glaukoma anak adalah:

Stuge Weber Syndrom


Neurofibrimatosis
Marfan Syndrom
Homocystiuria
Weril-Marchesani Syndrom
Terutama pada Struge Weber Syndrom dan Neurofibromatosis yang

melibatkan kelopak mata bagian atas berhubungan dengan peningkatan resiko


glaukoma. Beberapa kondisi ini memiliki gambaran yang sama seperti yang
ditemukan pada glaukoma primer, dan pada keadaan lain, glaukoma bersifat
sekunder.
Glaukoma sekunder mungkin berkembang pada bayi dan anak-anak,
disebabkan beberapa penyebab seperti yang terjadi pada orang dewasa: trauma,

inflamasi, retinopati, atau prematuritas dengan glaukoma tertutup sekunder, dan


glaukoma sekunder akibat tumor intraokuler.2
Retinoblastoma, juvenile Xanthogranuloma, dan Medulloepithelioma
adalah beberapa tumor intra okuler yang diketahui menyebabkan glaukoma
sekunder pada bayi dan anak. Rubella dan katarak kongenital juga merupakan
penyebab yang penting. Pada anak-anak sering terjadi glaukoma setelah 3 tahun
operasi katarak kongenital.2,3
2.2.5 Manifestasi Klinis dan Diagnosis
Pada glaukoma infantil ditemukan 3 gejala klasik: epiphora, photophobia
dan blepharosme. Diagnosis glaukoma infantil tergantung pada penelitian klinis
yang cermat, termasuk ukuran IOP, diameter kornea, gonioscopy, ukuran panjang
axial dengan ultrasonografy, dan ophtalmoscopy.1,2
Pemeriksaan mata luar mungkin menampakkan buphtalmos dengan
pelebaran diameter kornea lebih daari 12 mm sepanjang tahun pertama kehidupan
(Normalnya diameter horizontal dari kornea adalah 9,5-10,5 mm pada bayi cukup
bulan dan lebih kecil pada bayi prematur). Edema kornea bisa terjadi mulai dari
kekaburan yang ringan sampai berat pada stroma kornea karena peninggian IOP,
25% edema kornea terjadi pada saat lahir dan 60% pada usia 6 bulan.
Penurunan ketajaman visual bisa akibat atropi optik, pengawanan kornea,
astigmat, amblyopia, katarak, dislokasi lensa, pemisahan retina. Amblyoma
mungkin disebabkan oleh opacity kornea itu sendiri atau kesalahan refraksi.
Pembesaran mata menyebabkan myopia, dan robekan pada descemen membran
bisa menyebabkan astgmat yang luas. Langkah tepat untuk pencegahan dan
pengobatan amblyopia harus dilakukan secepat mungkin. Robekan membran
Descement disebut Haabs striae dapat terjadi karena regangan
kornea dan peningkatan kedalaman kamera anterior (disertai
oleh peningkatan generalisata segmen anterior mata) serta
edema dan kekeruhan stroma kornea.3,6

10

Gambar 2.3 Gambaran buftalmos pada anak.3


Seorang dokter dapat mengukur IOP pada anak dibaawah 6 bulan tanpa
general anestesi atau sedasi dengan melakukan pengukuran pada saat anak makan
atau pada saat anak tidur. Bagaimanapun bisa terjadi keadaan yang kurang baik
bila pemeriksaan menggunakan anestesi umum. Kebanyakan bahan anestesi
umum dengan sedatif menurunkan IOP. Dan lagi, bayi bisa mengalami dehidrasi
dalam persiapan anestesi. Satu-satunya pengecualian dalam hal ini adalah
ketamin, yang bisa meningkatkan IOP. Normalnya IOP pada bayi dibawah
pengaruh anestesi umum adalah antara 10-20 mmHg, tergantung pada tonometer.
Peningkatan IOP yang signifikan mungkin terjadi pada 1 mata banyak pada 2530% kasus.2,4
Gonioscopy dengan anestesi, menggunakan lensa gonioscopy direk lebih
direkomendasikan. Pada glaukoma anak tersendiri yang khas adalah bilik anterior
dalamnya dengan struktur yang normal. Penemuan lainnya dalah inersi iris yang
tinggi dan datar, tidak adanya sudut reses, hipoplasia peripheral iris, epitel pigmen
peripheral iris tenting dan perkabutan neural trabekular meshwork. Bagian sudut
terbuka dengan inersi tinggi dan iris yang membentuk suatu garis bergelombang
yang disebabkan jaringan abnormal yang terlihat berkilau-kilau. Jaringan ini
menahan peripheral iris dibagian anterior. Bagian sudut selalu avaskuler, tetapi
aliran pembuluh darah dari arteri besar mungkin bisa terlihat di sekitar dasar iris.
Normalnya sudut bilik anterior antara anak-anak dan dewasa berbeda.
Kebanyakan penemuan yang telah ada tidak spesifik, dan ini bisa menyulitkan
11

untuk membedakan hasil gonioscopy antara glaukoma infantil dengan yang


normal. Jika edema kornea menghalangi pandangan sudut secara adekuat,
epitelium bisa dipindahkan dengan menggunakan pisau scalpel atau cotton-tippod
applicator yang direndam dalam alkohol 70% untuk meningkatkan jarak
penglihatan.1,2,3
Gambaran ketajaman penglihatan mungkin bisa dimudahkan dengan
menggunakan ophthalmoscope langsung dan gonioscopyc langsung atau fundus
lensa pada kornea. Normalnya nervus opticus pada anak berwarna merah muda
dengan mangkok fisiologis kecil. Glaukomatous cuping pada anak-anak mirip
dengan orang dewasa, dengan keistimewaan hilangnya jaringan neural pada poles
superior dan inferior. Pada anak-anak kanal sclera mempunyai respon lebih besar
untuk peningkatan IOP, karena pelebaran mangkok. Cuping mungkin bisa
reversibel jika IOP jadi lebih rendah dan progresivitas cuping mengindikasikan
jeleknya kontrol IOP. Disini dokumentasi foto optik dianjurkan.2,4

Gambar 2.4 Gambaran Haabs striae6

2.2.6 Diagnosis Banding


Air mata yang berlebihan bisa disebabkan oleh onstruksi sistem drainase
lakrimal. Abnormalitas okular berhubungan dengan pelebaran kornea termasuk
megalokornea kongenital X-linked tanpa glaukoma. Robekan membran descemet
disebabkan trauma lahir, sering dihubungkan dengan tindakan forseps, biasanya
vertikal atau oblik. Perkabutan kornea bisa disebabkan banyak hal:2,3

12

Trauma lahir
Disgenesis (patern anomali dan sklerokornea)
Distropi (distropi endotelia herediter kongenital dan distropi poli morpous

posterior)
Choristhomas (choristhoma dermoid dan dermis like)
Inflamasi intra uteri (syphilis dan rubella kongenital)
Kelainan metabolik bawaan (mukopolisakaridosis dan cystinosis)
Keratomalasia
Penyakit kulit yang mempengaruhi kornea (ikhthyosis dan koretosis
kongenital).

Tabel 1. Pertimbangan Diagnosis Untuk Gejala dan Tanda dari


Glaukoma Kongenital Primer1,3
Kondisi mata merah dan epifora
- Obstruksi duktus nasolakrimalis kongenital
- Defek epitel kornea atau abrasi
- Konjungtivitis
- Inflamasi okuler (uveitis/trauma)
Kondisi dari edema kornea atau ipasifikasi
- Distropi kornea (distropi endotelial herediter kongenital, distropi
polimorfik posterior)
- Obsetriki birh trauma with descemets tears
- Storage disease (mukopolisakarida, sistinisis)
- Anomali kongenital (sklero kornea, anomali peter)
- Keratitis (keratitis rubela maternal, herpetik, pliktenular)
- idiopatik
Kondisi dari pembesaran kornea
- Aksial miopia
- megalokornea
Kondisi abnormalitas nervus optik
- Optic atrophy
- Optic nerve coloboma
- Optic nerve hypoplasia
- Optic nerve malformation
- Physiologic cupping
2.2.7 Penatalaksanaan
Kebanyakan kasus glaukoma infantil dan kongenital mempunyai
keterbatasan jangka panjang dlam pengobatan dan operasi merupakan terapi yang

13

lebih disukai. Pilihan prosedur utama adalah goniatomy, jika korneanya bersih.
Jika korneanya berkabut pilihannya adalah tuberkulotomy ab eksterno. Tingkat
kesuksesannya sama pada kedua prosedur.
-2 agonist atau karbonik anhidrat inhibitor adrenergik antagonist,
mungkin bisa digunakan sebagai terapi utama selama menunggu tindakan operasi
untuk mengontrol IOP dan membantu membersihkan kornea yang berawan.
Penggunaan obat ini harus diperhatikan dan pemberian dosis sesuai dengan berat
badan anak untuk mencegah efek samping sistemik. Pada orang tua harus
dijelaskan tentang sistem drainase nasolakrimalis yang harus dilakukan setidaknya
2 menit segera sesudah pemberian -2 agonis. Dan berhati-hati terhadap adanya
-adrenergik antagonis atau apnoe dan hipotensi. Pada anak yang lebih kecil,
pemberian karbonik anhidrase inhibitor memungkinkan terjadinya asidosis, dan
hipokalemia.1,2,3
Tatalaksana yang dilakukan pada glaukoma kongenital
yaitu membuat lubang pada trabekulum Meshwork supaya ada
saluran pembuangan akuos humor. Pembuatan lubang dapat
dilakukan dengan goniotomi, yaitu operasi membuat torehan
sudut iridokorneal, sehingga terjadi hubuangan langsung COA
dengan kanalis Schlemm, selain itu dapat dilakukan pembukaan
trabekulum yang tidak sempurna tadi dengan cara trabekulotomi
yaitu pada kanalis Schelmm dimasukkan alat seperti probe
kemudian probe diputar kearah COA sehingga jaringan
trabekulum sobek atau terlepas, akibatnya terjadi hubungan
langsung antara COA dan kanalis Schelmm. Operasi filtrasi juga
dapat dilakukan, salah satunya dengan trabekulektomi, yaitu
pembuatan fistula antara COA dengan ruang subkonjungtiva
melalui pengangkatan sebagian jaringan trabekulum secara
bedah, sehingga akuos humor akan dibuang ke ruang
subkonjungtiva. Pemasangan tube implant juga dapat dilakukan
pada glaukoma kongenital karena operasi trabekulektomi
hasilnya tidak memuaskan, fistula akan menutup kembali.
Gabungan trabekulotomi-trabekulektomi aman dan efektif dalam
14

lanjutan perkembangan glaukoma primer dengan kornea 14 mm


diameter atau lebih. Sebelum dilakukan operasi tetap diberi obat
untuk menurunkan TIO supaya kerusakan saraf optik tidak lebih
parah.1,3,7
2.2.8 Prognosis
Prognosis jangka panjang mengalami peningkatan yang besar seiring
dengan perkembangan teknik operasi yang efektif, terutama pada pasien yang
asimptomatik pada saat lahir dan memperlihatkan onset gejala sebelum usia 24
bulan. Jika gejala terlihat saat lahir atau jika penyakit didiagnosis sesudah usia 24
bulan, harapan operasi untuk mengontrol IOP nya selalu terkontrol, kemungkinan
bisa terjadi komplikasi lambat seperti ambliopia, scar pada kornea, srabismus,
anisometropia, katarak dan glaukoma rekuren pada mata affected dan unaffected
beberapa tahun kemudian.2

BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata merusak saraf
optik. Biasanya tekanan bola mata yang tinggi secara berangsur-angsur akan
merusak serabut saraf optik sehingga mengakibatkan terganggunya lapangan
penglihatan. Terdapat berbagai keadaan mengenai hubungan tekanan bola mata
dengan kerusakan saraf mata.
Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang terjadi pada
bayi atau anak-anak terjadi akibat penutupan bawaan dari sudut
iridokorneal oleh suatu membran yang dapat menghambat aliran
dari aquous humor sehingga dapat meningkatkan tekanan intra
okuler. Kondisi ini progresif dan biasanya bilateral dan dapat
merusak saraf optik.
Pada glaukoma infantil ditemukan 3 gejala klasik: epiphora, photophobia
dan blepharosme. Diagnosis glaukoma infantil tergantung pada penelitian klinis

15

yang cermat, termasuk ukuran IOP, diameter kornea, gonioscopy, ukuran panjang
axial dengan ultrasonografy, dan ophtalmoscopy.
Kebanyakan kasus glaukoma infantil dan kongenital mempunyai
keterbatasan jangka panjang dlam pengobatan dan operasi merupakan terapi yang
lebih disukai. Jika korneanya bersih, pilihan prosedur utama adalah goniatomy.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. 2003. Glaukoma, dalam: Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi II.
Jakarta: Penerbit FK-UI.
2. American Academy of Ophthalmology. 2003. Glaucoma. In: Basic and
Clinical Science Course. Last Major Revision. Section 10., The Eye M.D
Association. United States of America.
3. Vaughan DG, Asbury. 2000. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta:
Penerbit Widya Medika.

4. Suhardjo, Hartono. 2007. Ilmu Kesehatan Mata.


Yogyakarta : Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah Mada.
5. Urban, R. C. 2011. Primary Congenital Glaucoma. Diakses
dari: http:// www.emedicinehealth.com. Tanggal akses 17
November 2012.
6. Blanco AA, Wilson RP, Costa VP. 2002. Pediatric Glaukoma
and Glauoma Associated with Developmental Disorders. In

16

Textbook: Handbook of Glaucoma. Martin Dunitz Ltd;10:


147-51.
7. Chakrabarti D, Mandal AK. Update on congenital glaucoma.
Indian Journal Ophtamology. 2011;59 (7):148-57.

17

Anda mungkin juga menyukai