Definisi
llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang
orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan
menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).
LO.1.2.
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan,
ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu
LO 1.3.
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981
yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang
kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun
organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia
belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972
didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College
and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah
anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan
atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3
(tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di
masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluarga harus dilakukan dengan cara
mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak
dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan
diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid
pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu:
LI.2.
LO.2.1.
Definisi
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun
kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran
keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. ( IKK FKUI 1996 )
Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan personal, menyeluruh terpadu, berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan
pasiennya sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi masalah
kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai coordinator dalam konsultasi dan atau rujukan
pada dokter ahli yang sesuai. ( AAFP, IDI, Singapura )
Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya menggunakan pendekatan
kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat personal
(invidual) bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer artinya hanya melayani sebatas dokter pelayanan
primer, lalu komprehensif artinya DK sebagai Dokter praktek umum melayani 4 ranah pelayanan yaitu
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah kontinyu, ini yang sering dilupakan
para dokter prakter umum padahal hal tersebut sangat penting, the continuity of care atau kesinambungan
pelayanan. Jangan sampai seseorang itu dilayani oleh banyak dokter, sehingga mengulang pelayanan lagi,
pemeriksaan lagi, obatnya jadi double-double dan seterusnya. ( dr. Sugito Wonodirekso )
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang
peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter
Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu
yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat
pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan
diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American
Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).
Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia)
adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna
menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit,, usia, dan jenis
kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik,
bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan
menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung
3
tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya
(wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.
LO.2.2.
Prinsip
Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum ( untuk menghindari
terjadinya penyalahgunaan wewenang dokter )
Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu ( untuk mengendalikan mutu dan biaya
agar tidak berlebih atau kekurangan ).
Kompetensi
1
2
LO.2.4.
Syarat
LO.2.5.
Standar Pelayanan
A Prinsip pelayanan
Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu memberikan :
1 Pelayanan yang holistik dan komprehensif.
2 Pelayanan yang kontinu.
3 Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.
4 Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
5 Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya.
6 Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya.
7 Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8 Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
9 Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya :
1 lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal
pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan
rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani pasien yang
5
memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan
pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.
2 Lebih lengkap dan bervariasi
Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada semua
anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan bervariasi dari
pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang
ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang
dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.
3 Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan pelayanan
rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter spesialis. Praktek dokter
keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus
yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang
dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter
spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai
untuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja. The family
doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, but he can be expected to treat all
common diseases as best possible.
Pelayanan Dokter Keluarga
Jenis Pelayanan Dokter Keluarga :
1 Konsultasi
medis
dan
penyuluhan
kesehatan
2 Pemeriksaan dan Pengobatan oleh dokter
3 Tindakan medis kecil (ringan)
4 Pemeriksaan penunjang laboratorium
sederhana
5 Pemeriksaan ibu hamil, nifas dan ibu
menyusui, bayi dan anak balita
6
7
8
3 Bersifat holistik dan komprehensif Holistik artinya tidak dibatasi pada masalah biomedis pasien saja,
tetapi juga dengan melihat latar belakang sosial-budaya pasien yang mungkin berkaitan dengan
penyakitnya. Misalnya, banyak penyakit didapat dari pekerjaannya seperti nyeri otot dan tulang,
radang saluran napas, radang kulit atau kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak ditangani secara
holistik dan hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan benar- benar berhasil
disembuhkan.
Komprehensif artinya tidak hanya terbatas pada pelayanan pengobatan atau kuratif saja, tetapi
meliputi aspek lainnya mulai dari promotif-preventif hingga rehabilitatif. Misalnya, konseling,
edukasi kesehatan, imunisasi, KB, medical check-up, perawatan pasca RS dan rehabilitasi medik.
4 Pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan Artinya, pelayanan kesehatan dilakukan terus
menerus kepada pasien maupun keluarganya guna memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Dengan kata lain, hubungan dokter-pasien yang lebih kontinu atau sebagai dokter langganan.
Hubungan yang berke- sinambungan itu menguntungkan karena menjadi lebih saling kenal dan lebih
akrab sehingga memudahkan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan pasien/keluarga tersebut.
5 Pendekatan Keluarga Artinya, lebih menekankan keluarga sebagai unit sasaran pelayanan kesehatan
daripada perorangan. Pasien umumnya merupakan anggota sebuah keluarga yaitu sebagai suami,
isteri atau anak. Pendekatan keluarga. mempunyai berbagai keuntungan terutama untuk dukungan
yang diperlukan guna mengatasi masalah kesehatan. Misalnya seorang anak akan banyak
memerlukan pengertian dan dukungan orang tuanya. Suami yang menderita hipertensi perlu
dukungan isteri dan anaknya. Isteri yang sedang hamil, perlu dukungan suaminya dan banyak lagi
contoh lain.
Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum dapat
dibedakan atas tiga macam:
1 Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan
rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan
pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter
keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk
ke rumah sakit.
2 Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan
rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini
lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.
3 Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta
pelayanan rawat inap di rumah sakit. Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek
dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh
dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah
sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di
rumah sakit.
Menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), standar pelayanan dokter keluarga meliputi:
A Standar pemeliharaan kesehatan di klinik
1. Standar pelayanan paripurna
Sifat paripurna pada kedokteran keluarga yaitu termasuk pemiliharaan dan peningkatan kesehatan
(promotive), pencegahan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation), dan
rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)dengan memperlihatkan kemampuan sosial serta sesuai
dengan mediko legal etika kedokteran
Pelayanan medis strata pertama
untuk semua orang
7
Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik: Dokter keluarga memperdulikan dan
memperhatikan kebutuhan dan perliaku pasien dan kelaurganya sebagai masyarakat yang
menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas
kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan
ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga
secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan,
1 Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga,
2 Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran
keluarga,
3 Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien
untuk :
a Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus
terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga,
b Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan
pemantauan risiko kesehatan keluarga,
c Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan
pelayanan kedokteran/kesehatan.
4 Memiliki keterampilan manajemen pelayanan kliniks.
a
Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan potensi yang dimiliki
pengguna jasa pelayanan untuk menyelesaikan masalahnya.
Menyelenggarakan pelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
6 Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan termasuk sistem
pembiayaan (Asuransi Kesehatan/JPKM).
Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun
oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah (Danasari, 2008) :
a Keterampilan komunikasi efektif
b Keterampilan klinik dasar
c Keterampilan menerapkan dasar ilmu
biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran
keluarga
d Keterampilan
pengelolaan
masalah
kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat
dengan
cara
yang
e
f
g
Pada dasarnya kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter keluarga selain harus memiliki kompetensi
dokter menurut Konsil Kedokteran Indonesia, juga harus memiliki tambahan kompetensi untuk dokter
keluarga, diantaranya :
A Area komunikasi efektif
1 Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
Menempatkan diri sebagai mitra keluarga dalam penatalaksaan masalah kesehatan pasien dan
keluarga
Mampu melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient centered approach) dalam
rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai
keluhannya tersebut serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
Memahami masalah yang sebenarnya terjadi dengan menggali dan menganalisa faktor-faktor
keluarga pasien yang berhubungan dengan masalah kesehatan pasien
Mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,
kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan
pengobatan, tindakan dan sebagainya seingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan
segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi
Mampu menggali, menganalisa dan menganjurkan sumber daya yang ada pada keluarga dan
lingkungan untuk kepentingan pentalaksanaan kesehatan pasien dan keluarganya
Mampu melakukan konseling perorangan dan konseling kelompok (keluarga maupun
kelompok lain)
2 Berkomunikasi dengan masyarakat
Mampu merencanakan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang sesuai bagi pasien, keluarga
dan komunitas yang ada dihadapannya dengan media yang tepat guna
B Area keteampilan klinis
1 Mampu menganalisa informasi dalam rekam medik dan rekam keluarga utuk menegakkan
diagnostik holistik dan perencanaan komprehensif bagi pasien dan keluarganya
2 Mampu elaksanakan pendampingan pasien secara profesional demi kepentingan pasien pada saat
dibutuhkan dalam layanan konsultasi dan/atau rujukan
3 Mampu secara trampil melakukan prosedur tunjangan hidup dasar (basic life support) dan ACLS
dimanapun berada
C Area pengelolaan masalah kesehatan
1 Mampu menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga kualitas,
sadar mutu, dan sadar biaya
2 Mampu menyelenggarakan pelyanan yang peduli dan perhatian pada kebutuhan dan perilaku
pasien dan keluarganya sebgai masyarakat
11
Mampu mengidentifikasi, mmberi alas an, menerapkan dan merencanakan strategi pencegahan
primer, sekunder dan tersier bagi seluruh anggota keluarga pasien seta komunikasi sekitar pasien
4 Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pendidikan kesehatan bagi
komunitas sesuai dengan kebutuhan
5 Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam pergerakkan masyarakat dalam
penanggulangan bencana dan rehabilitasi komunitas pasca bencana
6 Mampu menyusun system untuk memandang pasien sebagai bagian keluarga pasien dan
memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhhi oleh situasi
dan kondisi kesehatan pasien
7 Mampu mendayagunakan sumber di sekitar kehidupan pasien untuk mengingkatkan keadaan
kesehatan pasien dan keluarganya
8 Mampu memperhatikan latar belakang social, budaya, ekonomi pasien dalam berkomunikasi dan
menawarkan pilihan tindakan
D Area pengelolaan informasi
1 Mampu mengaplikasikan EBM dan appraisal kritis suatu informasi baru dalam praktik keseharian
2 Mampu merencakan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi guna memberi
pelayanan yang memuaskan bagi pasein dan keluarganya
E Area mawas diri dan pengembangan diri
Mampu menginisiasi dan melaksanakan Program Pendidikan Keprofesian Kedokteran Berkelanjutan
(P2KB) untuk diri dan perkumpulan profesinya
F Area etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta keselamatan pasien
1 Mampu menempatkan diri sebagai mitra penyedia pelyanan kesehatan dengan berbagai sektor
pelyanan kesehatan formal di sekitarnya
2 Mampu melakukan program jaga mutu (quality assurance) secara mandiri dan atau bersama-sama
dengan dokter keluarga lainnya
3 Mampu menjadi pimpinan professional pada suau pusat pelayanan kedokteran kesehatan primer
4 Mampu menganalisa persamaan dan perbedaaan karate individu, keluarga, hingga factor social
budaya yang berpengaruh pada kesehatan pasien dan keluarga
A PERANAN
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :
a Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral
(tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang
dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga
sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan
b Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga
memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri
serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran
berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost
effectiveness untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan
empatik
d Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem
kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan
yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
12
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan
kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan
melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :
Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk
pelayanan spesialistik yang diperlukan,
Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit
Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
Menangani penyakit akut dan kronik,
Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran
keluarga secara khusus.
Kewajiban dokter keluarga :
Menjunjung tinggi profesionalisme
Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam
praktek
Bekerja dalam tim kesehatan
B KARATERISTIK
Karakteristik Dokter Keluarga
IDI (1982)
14
DAFTAR PUSTAKA
Fujiati,
2010.
Prinsip
Prinsip
Kedokteran
Keluarga.
Di
unduh
dari:
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDIQFjAE&url=http%3A%2F
%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000142-family-medicine
%2Ffmd175_slide_prinsip-prinsip_kedokteran_keluarga.pdf&rct=j&q=prinsip%20pelayanan
%20kedokteran%20keluarga&ei=AL2JToH7Dey10QXi7_TqDw&usg=AFQjCNGu-95bWb18KK4jLRkNzD7X-Y-Jg&cad=rja
(Diakses 2 Desember 2015).
dari