Disusun oleh:
Pembimbing:
1
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Y
• Umur : 36 tahun
• Alamat : Cibatu
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : IRT
• No. Medrek : 84-32-XX
• Masuk RS : 3 Maret 2016
• Keluar RS : 7 Maret 2016
• Pukul masuk : 11.30 WIB
Identitas Suami
• Nama Suami : Tn. R
• Umur : 35 thn
• Alamat : Cibatu
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesis
2
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan datang dengan keluhan tekanan darah tinggi
bercampur lendir dan cairan yang keluar dari jalan lahir. Gerakan janin
dirasakan pasien sejak 4 bulan yang lalu hingga sekarang. Pasien mengaku
+2.
Riwayat Obstetri
Jenis
Kehamilan Penolon Cara Cara Keadaan:
Tempat BB lahir kelami Usia
ke g kehamilan persalinan hidup/mati
n
Puskesma
I Bidan Aterm Spontan 2700 gr L 7 th H
s
II Kehamilan saat ini
Keterangan Tambahan
3
Menarche : 14 tahun
• Kontrasepsi terakhir : Tidak Pernah
• Pre Natal Care
Terakhir pasien prenatal care adalah hari ini. Pasien tidak memiliki
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Compos Mentis
Tekanan Darah : 170/110 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5
Kepala : Conjungtiva Anemis(-)/(-), Sklera Ikterik (-)/(-)
Leher : Tiroid: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
4
Status Obstetrik
• Pemeriksaan Luar
TFU/LP : 32 cm/ 114 cm
LA : letak memanjang (presentasi sungsang)
HIS : - X/10 menit, lama his - detik
DJJ : 140 X/ menit, reguler
(DJJ terdengar setinggi umbilikus, tidak terjadi gawat janin)
TBBJ : 2790 gram
Inspekulo :-
• Perabaan Fornises: -
• Pemeriksaan Dalam
Vulva : T.A.K
Vagina : T.A.K
Porsio : Tebal lunak
Pembukaan : Tertutup
Ketuban :-
Bagian Terendah : bokong murni
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi rutin:
Hematokrit : 37 %
Trombosit : 236.000
Eritrosit : 4.00
5
Kimia Urine
pH urine : 6.0
Urobilinogen : Normal
Diagnosis
bokong murni)
Rencana pengelolaan
• Rawat konservatif
• Observasi keadaan umum, TTV,HIS, BJA, kemajuan persalinan
• Cek darah dan urin rutin
• Infus RL 500 cc 20 gtt/menit
• Dopamet 3x500 mg (po)
• Nifedipin 3x10 mg (po)
• Mgso4 20% 4 gr dalam 100cc RL loading dose, habiskan selama 15 menit
• Mgso4 20% 10 gr dalam 500cc RL maintanance dose
• Pro usg
• Informed consent
• Rencana persalinan perabdominal
6
• Motivasi KB: menolak IUD, setuju suntik 3 bulan.
Follow Up
Dilakukan USG pada tanggal 3-3-2016 : G2P1A0 gravida 38-39 minggu, berat
janin 2790 gram, ketuban -
7
Laporan Pemantauan Persalinan Kala I
PD :
v/v : t.a.k
Portio: tebal lunak
Pembukaan : 2 cm
Ketuban : -
8
Kategori operasi : Besar
Diagnosa akhir
P2A0 partus maturus dengan SC a/I PEB + letak sungsang (presentasi bokong
murni)
9
1.7. Follow Up
10
BAB II
PERMASALAHAN
dan diastolik pasien mencapai 110 mmHg ( > 110 mmHg ) dan
PEB
Letak sungsang
sungsang
38-39 minggu
sungsang
11
2. Apakah Penanganan Pasien Ini Sudah Tepat?
vital, his, dan bja, pemeriksaan fisik untuk memastikan keadaan ibu layak
Skor Andros merupakan penilaian yang lebih tepat untuk mengetahui janin bisa
0 1 2
Paritas Primi Multi
Umur kehamilan >39 mg 38 mg <37 mg
Taksiran Berat Janin >300 gram 3000-3600 gram <3000 gram
Pernah letsung (2500 gram) Tidak 1x >2x
Pembukaan serviks <2cm 3 cm >4cm
Stasion <-3 -2 -1 / lebih rendah
Keterangan:
≤3 : persalinan perabdominal
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai
12
Berdasarkan pedoman diagnosis dan terapi untuk preeklampsi berat di
preeklampsi berat pada pasien ini telah sesuai dengan standar prosedur
- Quo ad vitam pada pasien ini ad bonam karena setelah pasien partus
13
- Autonomy : Dokter memberikan inform consent kepada keluarga pasien
apa saja tindakan yang harus dilakukan, dan keluarga pasien memiliki hak
ghaib dan yang tampak; yang maha besar lagi maha tinggi. ( QS. Al-
Ra’ad:8-9)
14
BAB III
DASAR TEORI
Preeklamsi
Definisi
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan.
Pembagian Klasifikasi
High Blood Presure Education Program Working Group on High Blood Pressure
pascapersalinan
15
pascapersalinan atau dengan tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa
proteinuria.
Faktor Risiko
a. Primigravida, Primiparitas
d. Riwayat keluarga
f. Obesitas
Patofisiologi
Pada kehailan normal rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
arteri basalis memberi cabang menjadi arteri spiralis. Pada hamil normal
dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar
lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi
16
Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumuhan janin yang baik. Proses ini
Pada hipertensi tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot
arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
spiralis adalah 500 mikron, sedangkan pada preeklamsi rata-rata 200 mikron.
salah satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis terhadap dinding
endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang
Peroksida lemak selain akan merusak mebran sel juga akan merusak nukleus,
dan protein sel endotel. Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak
maka terjadi kerusakan sel endotel yang kerusakannya dimulai dari membran
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini
disebut disfungsi endotel. Pada waktu terjadi kerusakan sel endotel maka akan
terjadi :
17
- Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya HLA-G yang
berperan penting dalam modulasi respon imun, sehingga si ibu tidak menolak
hasil konsepsi. Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin
bahan vasopressor, atau dibutuhkan kadar vasopressor yang lebih tinggi untuk
18
oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Hal ini
dibuktikan bahwa daya refarakter terhadap bahan vasopressor akan hilang bila
e. Teori Genetik
familial jika dibandingkan dengan genotip janin. Telah terbukti bahwa ibu
preeklamsia.
19
masih dalam batas wajar, sehingga reaksi inflamasi juga masih dalam batas
beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi lebih besar. Respon inflamasi
ini akan mengaktivasi sel endotel, dan sel makrofag yang lebih besar sehingga
pada ibu.
Volume plasma
terjadi hipertensi
Hipertensi
Fungsi Ginjal
20
- Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas
proteinuria
pembuluh darah
plasma.
menyebabkan anuria.
Elektrolit
Pada preeklamsia kadar elektrolit total sama sperti hamil normal. Pada
21
bikarbonat menurun disebabkan timbulnya asidosis laktat dan akibat
yang berat tetapi sering dijumpai. Pada preeklamsia terjadi peningkatan FDP,
Viskositas darah
Hematokrit
Edema
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nonpenden pada muka dan
tangan atau edema generalisata dan biasanya terjadi kenaikan berat badan
yang cepat.
Hematologik
22
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan hematokrit akibat
hemolisis mikroangiopatik.
Hepar
pendarahan. Bila terjadi pendarahan pada sel periportal lobus perifer akan
terjadi nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim hepar. Pendarahan ini dapat
Neurologik
- Akibat spasme atreri retina dan edema retina terjadi gangguan visus
- Hiperrefleksi
Kardiovaskular
Paru
23
Dapat terjadi edema paru. Edema disebakan oleh jantung kiri yang
menurunya diuresis
Janin
- IUGR
Klasifikasi Preeklamsi
Preeklampsi ringan
Preeklampsi berat
Diagnosis ditegakkan bila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah ini:
c. Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri (< 400 ml/24 jam)
24
Membedakan penyakit ini dari hipertensi esensialis kadang-kadang sulit, tetapi
2. Pembesaran jantung.
Pengobatan
cara istirahat dan pemberian sedative. Idealnya harus dirawat inap, akan tetapi
1. Rawat jalan
d. Roboransia.
2. Rawat inap
gejala klinis.
25
c. Timbul salah satu atau lebih gejala (tanda-tanda) preeklampsi berat
aktif.
1. Ibu
a. Kehamilan ≥ 37 minggu.
konservatif.
ada perbaikan.
Pengobatan
26
2. Pemberian MgSO4
Dosis awal
Dosis pemeliharaan
cc/kgBB/jam).
27
b. Klonidine 1 ampul dalam 10 cc NaCl IV, lanjut dengan titreasi 7
4. Lain-lain:
kehamilan.
Pengelolaan Obstetrik
28
Apabila persyaratan perawatan konservatif belum terpenuhi, sebaiknya
Belum inpartu :
1. Induksi persalinan:
a. Syarat tetes oksitoksin tidak dipenuhi atau adanya kontra indikasi tetes
oksitoksin
b. Delapan jam sejak dimulainya tetes oksitoksin belum masuk fase aktif.
Sudah inpartu:
Kala I
Fase laten:
Fase aktif:
1. Amniotomi
Kala II:
29
Pada persalinan pervaginam, maka kala II diselesaikan dengan partus buatan.
Pengelolaan Konservatif
a. Indikasi
b. Pengobatan medisinal:
awal MgSO4 tidak diberikan i.v cukup i.m saja. (MgSO4 40%, 8 gr i.m).
c. Pengelolaan obstetric
2. Bila setelah 2 kali 24 jam tidak ada perbaikan maka kedaan ini
Pengelolaan Aktif
Indikasi :
a. Kehamilan > 34 minggu (dengan kortikosteroid selama 2 hari telah
diberikan)
30
f. Adanya HELLP syndrome
LETAK SUNGSANG
A. DEFINISI
fundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri, bokong sebagai bagian yang
pada usia kehamilan cukup bulan (≥37 minggu) presentasi bokong merupakan
kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30 % dan sebagian besar akan
B. KLASIFIKASI
1. Letak bokong murni (frank breech), yaitu hanya bokong saja yang jadi
31
3. Letak kaki (footling breech/incomplete breech), yaitu salah satu atau
C. ETIOLOGI
presentasi kepala pada kehamilan aterm atau pada persalinan prematur sebelum
Oligohidramnion
Prematuritas
Panggul sempit
32
Multiparitas
Janin besar
Gemelli
D. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalamuterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
letak sungsang atau letak lintang, Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang.Karena bokong dengan
kedua tungkai terlipat lebih besar dari pada kepala, makabokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang
E. DIAGNOSIS
Untuk menegakan diagnosis maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan
33
adalah melakukan :
1. Anamnesis
Pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, ibu sering merasa terasa
penuh di bagian atas ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : tidak bisa ditentukan jika presentasi bagian bbawah adalah bokong.
- Palpasi: teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat
diraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, diatas
Pemeriksaan Luar
melenting pada fundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi
perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Di atas simfisis, akan
teraba bagian yang kurang bundar dan lunak. Bunyi jantung terdengar pada
34
- Auskultasi: denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas
pada tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
Pemeriksaan dalam
Vagina Toucher: tebagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischia
dan ujung os sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat
diraba.
Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika
anus posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak
menghisap, keluar meconium, jika presentasi kaki maka akan teraba 90 0 , terasa
jari-jari , pada presentasi lutut akan terasa patella dan popliteal. Pada presentasi
mulut maka akan terasa ada hisapan di jari, teraba rahang dan lidah. Presentasi
Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki: pada kaki ada kalkaneus,
sehingga terjadi tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya
ada mata dipergelangan tangan, kaki tidak dapat dilurskan terhadap tungkai, jari
35
kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.
Pada pemeriksaan dalam, jika pembukaan sudah besar dapat teraba tiga
tonjolan tulang, yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os sacrum, sedangkan os
scrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing dengan deretan prosesus
Antara tiga tonjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak.
Persentasi bokong harus dibedakan dari muka karena pada letak muka jika caput
succedaneum besar, muka dapat disangka bokong karena kedua tulang pipi dapat
mulut di sangka anus. Yang menentukan ialah bentuk os sacrum yang mempunyai
1. Pada kaki ada calcaneus, jadi ada tiga tonjolan tulang, yaitu mata kaki dan
kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti
dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke
dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam
mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada
presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong,
36
sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki
disamping bokong.
3. Pemeriksaan Penunjang
dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
Imaging).
dan USG. Namun karena adanya faktor resiko paparan radiasi maka USG lebih
sering digunakan pada saat ini. Dengan menggunakan USG dapat diketahui
presentasi, letak dan habitus dari bayi, adanya kehamilan multipel, lokasi dari
F. PENATALAKSANAAN
37
Yang paling penting adalah berusaha memperbaiki letak anak dalam kehamilan
sebelum persalinan dengan versi luar. Hendaknya versi luar sudah dicoba pada
bulan ke-7. Versi luar masih dapat diusahakan pada saat persalinan, dengan
syarat:
Versi luar tidak boleh dipaksakan karena mungkin ada faktor-faktor, seperti
kelainan bentuk rahim atau tali pusat yang pendek. Bila dipaksakan, dapat terjadi
kerusakan anak atau solusio plasenta. Versi luar juga sering gagal bila plasenta
terletak di depan.
1. Persiapan
buruk);
d. Kaki dibengkokkan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut
kendor;
lain hingga badan anak membulat dan dengan demikian lebih mudah
diputar;
38
4. Versi‒anak diputar sehingga kepala anak terdapat di bawah; arah
Bila ada pilihan, versi diarahkan arah perut anak agar tidak terjadi defleksi
dan anak tidak menunggangi tali pusat. Setelah versi berhasil, bunyi
jantung anak diperiksa lagi; bila bunyi jantung anak buruk, anak diputar
Versi luar tidak selalu berhasil dan sekali-kali tidak boleh dipaksakan,
misalnya dengan memberi narcosis agar dinding perut kendor. Kesukaran versi
5. Kelainan rahim, seperti uterus bikornis, subseptus atau karena mioma, dll.;
Bahaya versi luar ialah solusio plasenta, rupture uteri dan letak defleksi. Oleh
2. Luka parut di dinding rahim, seperti bekas seksio sesarea atau luka
enukleasi mioma;
39
4. Kehamilan ganda;
6. Hidrosefalus;
9. Oligohidramnion.
Pimpinan Persalinan
a. Pervaginam
pecah, his adekuat dan taksiran berat badan janin < 3500 gram. Terdapat
sesar tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian cepat, persalinan terjadi
bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin kedua pada
kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki,
hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3500 gram, tidak adanya informed
pertolongan persalinan.
40
Penolong bersikap konservatif sampai tali pusat lahir. Setelah lahir, tali
pusat dilonggarkan dan anak harus lahir dalam 8 menit setelah tali pusat lahir.
harus lancar.
3. Ekstraksi total;
4. Seksio sesarea.
Persalinan Spontan
besar daripada letak kepala. Persalinan pervaginam harus berjalan lancer. Dalam
Bandung, persalinan spontan pervaginam hanya dilakukan bila letak anak bokong
murni atau bokong kaki dengan taksiran berat badan anak <3500 gram, baik
primi- maupun multipara, serta tidak ada penyulit lain. Bila syarat-syarat ini tidak
diangkat ke atas searah dengan punggung anak supaya badan anak searah dengan
41
Teknik Pertolongan secara Bracht
di permukaan bokong.
Bila kaki sudah lahir seperti pada letak bokong kaki, letak lutut, dan letak
kaki; bokong dipegang sedemikian rupa, sehingga kedua ibu jari terletak pada
lipat paha dan jari-jari lainnya menggenggam bokong. Bokong dibawa ke atas ke
arah perut ibu dan sedikit ke kiri atau ke kanan sesuai letak punggung anak, sama
sekali tidak boleh ditarik karena lengan dapat menjungkit. Bokong kemudian terus
Keuntungan pertolongan secara Bracht ialah bahwa tanan sama sekali tidak masuk
Ekstraksi Parsial
Biasanya letak sungsang dapat lahir spontan sampai pusat lahir karena
rintangan baru timbul pada kelahiran bahu. Bila pusat sudah lahir dan tidak ada
kemajuan, misalnya karena his lemah atau rintangan bahu, kita tidak boleh
menunggu terlalu lama karena pada saat ini kepala mulai masuk ke dalam rongga
panggul dan tali pusat akan tertekan di antara kepala dan dinding panggul,
sehingga anak harus dilahirkan dalam kurun waktu ± 8 menit setelah tali pusat
42
lahir. Dalam hal ini, untuk melahirkan anak, kita pergunakan ekstraksi parsial atau
manual aidi. Ekstraksi disebut parsial karena sebagian tubuh anak sudah lahir.
sacrum, kedua jari telunjuk di krista iliaka dan jari lainnya menggenggam bokong
sampai terasa ada rintangan. Pada saat ini, kita dapat melahirkan bahu dengan 2
Bila bahu yang sulit dilahirkan masih terletak tinggi (diketahui dari adanya ujung
distal scapula di bawah simfisis), lengan dilahirkan dengan cara klasik. Dalam hal
ini, bila kita hendak melahirkan lengan belakang dulu, tangan yang dimasukkan
sesuai dengan lengan anak yang akan dilahirkan (misalnya, lengan kiri anak
Untuk memperluas daerah yang akan dimasuki, tangan penolong yang lain
memegang kedua kaki anak dengan jari telunjuk di antara kedua malleolus
internus kaki anak dan jari-jari lainnya menggenggam kedua kaki tersebut. Kaki
dibawa ke atas ke arah yang berlawanan dengan bahu yang akan dilahirkan
(misalnya, bila lengan ada di kanan belakang, kaki dibawa ke kiri depan). Jari
telunjuk dan jari tengah tangan penolong menyusuri punggung anak dan scapula
anak, lalu lengan atas yang akan dilahirkan sampai ke lipatan siku. Kedua jari
penolong tadi kemudian diletakkan sejajar dengan lengan dan bekerja sebagai
spalk. Lipat siku ditekan sedemikian rupa, dan lengan anak digerakkan dengan
43
bantuan kedua jari yang bekerja sebagai spalk tadi sedemikian rupa hingga
Untuk melahirkan bahu depan, maka kaki anak dipindahkan ke tangan yang lain
dan dibawa ke kanan belakang ke arah yang berlawanan dengan bahu depan (bahu
kanan anak terletak kiri depan) dan kemudian lengan depan dilahirkan
2. Cara Muller
kesulitan melahirkan
sudah berada di bawah simfisis. Keuntungan cara Muller ialah jari tidak jauh
masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko infeksi berkurang. Namun, metode
klasik lebih berhasil pada bahu yang sulit lahir karena rongga sacrum lebih luas.
Karena itu cara Muller dipergunakan bila bahu terhenti di pintu bawah panggul,
Setelah kedua bahu lahir, kepala anak dapat dilahirkan dengan cara Mauriceau de
44
1. Cara Mauriceau
Dengan cara ini, tangan yang masuk ialah tangan yang berhadapan dengan perut
anak. Mula-mula, tangan luar menggenggam kaki dengan jari telunjuk di antara
kedua kaki dan mengangkat kaki tinggi ke atas. kemudian, tangan dalam masuk
dan jari telunjuk dimasukkan ke dalam mulut atau jari tengah dan jari telunjuk
ditempatkan pada fossa kanina. Jari-jari ini berfungsi mempertahankan fleksi dan
memutar dagu anak ke belakang bila anak ditarik, bukan untuk menarik. Badan
Tangan luar menggenggam leher anak sedemikian rupa sehingga leher anak
terdapat di antara jari telunjuk dan jari tengah dan jari-jari terletak di pundak.
Tangan luar menarik ke arah bawah dan tangan dalam memutar dagu ke belakang
Badan anak lalu dibawa ke atas ke arah perut ibu sehingga berturut-turut lahirlah
dagu, mulut, hidung dahi dan akhirnya belakang kepala pada komisura posterior.
2. Perasat de Lee
Perasat ini dianjurkan bila kepala anak sulit dilahirkan: speculum dipasang di
dinding vagina belakang yang ditekan ke bawah agar hidung dan mulut anak
3. Forceps Piper
Bila kepala sukar lahir dengan cara Mauriceau, forceps Piper dipergunakan untuk
Ekstraksi Total
45
Dahulu dikenal tindakan ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki, tetapi karena angka
kesakitan dan angka kematian anak tinggi, cara ini sudah ditinggalkan.
Insisi Duhrsen
Tindakan ini dilakukan dalam keadaan darurat, yakni bila kepala anak tersangkut
akibat pembukaan yang belum lengkap. Pada keadaan ini, bokong dan badan
sebagai bagian lunak sudah lahir dan dapat melewati pembukaan yang belum
lengkap, tetapi kepala sebagian bagian yang keras tidak dapat. Insisi serviks
dibuat di arah pukul 10, pukul 2, dan pukul 6; serviks dijahit kembali setelah
46
Penyulit yang mungkin timbul adalah rupture uteri akibat perluasan sayatan di
Seksio Sesarea
yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak
sungsang pervaginam member trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal
ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus dilahirkan perabdominal.
Nilai
Parameter
0 1 2
47
Penurunan < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan serviks 2 cm 3 cm ≥ 4 cm
Keterangan :
≤3 : persalinan perabdominal.
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan :
Riwayat persalinan yang lalu : riwayat persalinan buruk, nilai social janin
tinggi.
resistensi.
Terjadi infeksi
Perdarahan.
48
Keuntungan Seksio sesar pada persalinan sungsang :
G. KOMPLIKASI
a. Asfiksia bayi
b. Trauma persalinan
49
c. Infeksi dapat terjadi karena
H. PROGNOSIS
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu
kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat
Selain itu bila janin bernapas sebelum hidung dan mulut lahir dapat
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat yang menumbung, hal ini
sering dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak
kepala, sehingga tidak ada waktu bagi kepala untuk menyesuaikan diri dengan
besar dan bentuk panggul. Kompresi dan dekompresi kepala terjadi dengan
50
cepat, sehingga mudah menimbulkan luka pada kepala dan perdarahan dalam
tengkorak.
obstetri yang baik, tidak selalu menjamin persalinan dalam letak sungsang
DAFTAR PUSTAKA
51
2. Wiknjosastro, Saifuddin, Rachimhadhi (ed.).Iilmu Kebidanan Edisi ke-4
2010
5. Krishadi, Sofie R.et all. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri
: RSHS.
52