Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Serangan jantung merupakan masalah yang menjadi perhatian di dunia.


Berdasarkan laporan WHO tahun 2011, dari 58 juta kematian di dunia, 17,5 juta
(30%) diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah,
terutama oleh serangan jantung (Kemenkes 2009). Menurut data American heart
association ada 81.100.000 kasus penyakit jantung diseluruh dunia, diantaranya
sebanyak 17.600.000 kasus penyakit jantung koroner, dimana penyakit jantung
coroner menyebkan manifestasi seperti infark miokard akut (Budiman dkk, 2015).
Infark miokard akut adalah masalah kesehatan di masyarakat dan merupakan
penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Angka fatalitas kasus atau case fatality
rate infark miokard akut merupakan salah satu yang tertinggi dibandingkan
penyakit jantung lainnya yaitu 16,6% pada tahun 2002 dan 14,1% pada tahun
2003 berdasarkan statistik rumah sakit di Indonesia (Delima et al., 2009).

Infark miokard akut yang dikenal sebagai serangan jantung adalah


terbentuknya suatu daerah nekrosis pada sel otot miokardium akibat suplai darah
yang tidak adekuat ke suatu daerah yang diawali dengan iskemik (Robbins et
al.,2007). Faktor resiko infark miokard yaitu umur, dyslipidemia, merokok,
hipertensi, diabetes, sindrom metabolik dan aktivitas fisik yang rendah (WHO
2008). Diagnosis IMA dapat dilakukan dengan cara yaitu : nyeri dada tipikal >20
menit, kelainan elektrokardiogram (EKG), peningkatan Creatinin Kinase
Myocardial Band (CKMB), cardiac specific troponin (cTn) I dan lain lain.
Diagnosis infark miokard akut (IMA) dapat ditegakkan jika terdapat minimal dua
dari tiga kriteria yang harus dipenuhi, yaitu : anamnesis nyeri dada, kelainan EKG
dan peningkatan enzim jantung. Troponin T adalah suatu protein jantung yang
terdapat pada otot lurik yang berfungsi sebagai regulator kontraksi otot yang
spesifik terhadap otot jantung.
Troponin I darah meningkat dalam 4 jam setelah kerusakan miokardium dan
menetap selama 10-14 hari (Rendi Dwi Prasetyo dkk,). Sedangkan ditinjau faktor
resiko IMA insiden infark miokard tergantung pada faktor resiko yang
mempengaruhi terjadinya aterosklerosis. Salah satu faktor resiko aterosklerosis
adalah diabetes mellitus. (Rachmi2003).

Pandangan islam tentang jantung diumpakan sebagai al qalbu atau kalbu yang
memiliki peranan untuk baik tidaknya fisik maupun jiwa seseorang. (Pur,2010).
Maka dari itu menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang halal dan
toyyib serta tidak berlebihan / israf. (Zuhroni,2003). Enzim jantung Troponin I
sebagai penanda terjadinya gagal jantung, dalam islam hal ghoib atau
pengetahuan hal yang akan datang adalah kewenangan dan kekuasaan Allah SWT.
Akan tetapi jika konteks penggunaannya hanya untuk memprediksi dan tidak
memvonis secara mutlak atau sejatinya untuk kebaikan maka diperbolehkan dan
tidak bertentangan dengan syariat. Dengan harapan pasien dapat memperbaiki
amal sholeh dan ibadahnya di akhir hayatnya.

Berdasarkan pembahasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti angka


kejadian pasien infark miokard akut dengan penanda troponin I dengan
peningkatan dengan peningkatan glukosa darah sewaktu dari kedokteran dan
islam.

1.2.PERUMUSAN MASALAH

Menurut penelitian yang dilakukan oleh riskesdas 2009 menyatakan bahwa


penyakit diabetes melitus menjadi salah satu faktor resiko yang berpengaruh
untuk penyakit jantung terutama infark miokard akut, sehingga apabila pasien
infark miokard akut dengan faktor resiko diabetes melitus akan terjadi
peningkatan glukosa darah sewaktu dan troponin I.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui angka


kejadian pasien infark miokard akut dengan penanda Troponin I yang disertai
dengan peningkatan Glukosa Darah Sewaktu.

1.3.PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana rerata kadar Troponin I pada pasien dengan serangan jantung
(IMA)?
2. Bagaimana rerata kadar Glukosa Darah Sewaktu pada pasien dengan
serangan jantung (IMA)?
3. Berapa angka kejadian pasien IMA dengan peningkatan Troponin I yang
disertai dengan peningkatan Glukosa Darah Sewaktu?
4. Bagaimana angka kejadian pasien IMA dengan peningkatan Troponin I
yang disertai dengan peningkatan Glukosa Darah Sewaktu dari sudut
pandang islam ?
1.4.TUJUAN PENELITIAN
1.4.1. Tujuan umum

Untuk mencari angka kejadian pasien IMA dengan peningkatan Troponin

yang disertai dengan peningkatan Glukosa Darah Sewaktu dari sudut


pandang islam.

1.4.2. Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui rerata kadar Troponin I pada pasien IMA.
2. Untuk mengetahui rerata kadar Glukosa Darah Sewaktu pada
pasien IMA.
3. Untuk mengetahui angka kejadian pasien IMA dengan peningkatan
Troponin I yang disertai dengan peningkatan Glukosa Darah
Sewaktu
4. Untuk mengetahui angka kejadian pasien IMA dengan peningkatan
Troponin I yang disertai dengan peningkatan Glukosa darah
sewaktu dari sudut pandang islam.
1.5.MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti untuk
mengetahui korelasi antara kedua pemeriksaan yg dilakukan, dan untuk
menambah wawasan keilmuan peneliti serta agar penelitian ini menjadi
sumber informasi lebih lanjut untuk peneliti selanjutnya dan sebagai sumber
pembelajaran untuk mahasiswa berikutnya.
BAB V
ANGKA KEJADIAN PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DENGAN
PENANDA TROPONIN I DENGAN PENINGKATAN GLUKOSA
DARAH SEWAKTU DI RS JANTUNG BINAWALUYA PERIODE
JANUARI APRIL 2016 DITINJAU DARI PANDANGAN ISLAM

5.1. Pengguanaan organ dalam penelitian menurut islam

Penelitian adalah usaha untuk membuktikan hipotesis dengan syarat-syarat


yang ditentukan atau mencari sesuatu yang belum diketahui. Tujuannya adalah
untuk memajukan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran, yang
meliputi terapi, diagnosis, profilaksis dan pemahaman tentang etiologi dan
patognesis suatu penyakit (Sujatno, 2011).
Penelitian kesehatan dengan melibatkan manusia sebagai subjek penelitian, yang
disebut juga riset biomedik pada manusia harus bertujuan untuk menyempurnakan
tata cara diagnosis, terapi, pencegahan, serta pengetahuan tentang etiologi dan
pathogenesis penyakit. Tujuan penelitian kesehatan ini adalah untuk memberikan
masukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan lain yang diperlukan,
untuk menunjang pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Jusuf,2008).

Kepemilikan jasad manusia adalah milik Allah, milik manusia seperti harta, atau
milik bersama. Maka, apakah seseorang itu memiliki tubuhnya sendiri sehingga ia
dapat mempergunakanya sekehendak hatinya, misalnya dengan mendonorkanya
atau lainya. Namun demikian, perlu diperhatikan di sini bahwa meskipun tubuh
merupakan pemberian dari Allah, tetapi manusia diberi kebebasan untuk
memanfaatkan dan mempergunakanya sebagaimana harta (Kurniadin,2012).
Pemilik sejati jasad manusia adalah Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-
Quran:
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang
yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS.Ali
Imran(3):26).
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah adalah pemilik segalanya, hanya Allah lah
yang bisa mencabut semua yang ada dengan kehendak-Nya. Dalam hal ini Allah
mengajak hamba-Nya untuk selalu mengingat bahwa Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu yang diberikan kepada hamba-Nya.
Berdasarkan hal tersebut, maka melakukan kegiatan penelitian dalam
keadaaan darurat atau hajat sama halnya hal yang haram menjadi halal, dikiaskan
dengan kehalalan makanan haram karena darurat.
Batasan boleh tidaknya melakukan penelitian dengan media menusia baik yang
hidup maupun yang sudah meninggal yaitu hukumnya boleh dengan alasan
karena darurat, atau sangat diperlukan (hajat) tidak ada pilihan lain hukumnya
boleh termasuk yang dianggap baik (istihsan) dan mengandung kemaslahatan bagi
kehidupan insani (maslahah), dan lebih mementingkan kebutuhan orang hidup
daripada yang mati. Sedangkan haram karena terkait dengan masalah kepemilikan
tubuh mayat (organ manusia adalah hak Tuhan), kehormatan (mayat jenazah
manusia harus dihormati) serta larangan berobat dengan yang haram (al-
Muharram atau yg menjijikkan (al-Khabaits) (Zuhroni,2016).
5.2 Organ jantung dalam tinjauan islam.

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga
dada dibawah perlindungan tulang iga. Tubuh manusia tersusun oleh berbagai
organ vital yang menopangnya untuk bisa bekerja dengan semestinya sesuai
kodrat illahi dan salah satu organ vital tersebut adalah jantung. Sebuah organ kecil
sebesar kepalan tangan kita yang berfungsi sangat penting dengan memompakan
darah ke seluruh tubuh berserta zat-zat makanan yang terkandung didalamnya
yang dibutuhkan oleh sel sel tubuh untuk melangsungkan hidup sel-sel tersebut.
Organ ini bekerja tanpa henti dengan terus menerus berdenyut dan berdenyut
tanpa henti dan tak punya lelah. (saif Al battar, 2012).

Mengenai sistem jantung, darah dan sirkulasinya mario lukas menyebutkan


tentang sebuah ayat Al Quran dengan firman Allah sebagai berikut :

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui


apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya. (QS. Qaaf :16)

Ayat diatas menunjukan tentang bagaimana hubungan antara Allah SWT dengan
hamba-Nya, sekaligus mengisyaratkan pentingnya pembuluh darah di leher dan
hubungannya dengan jantung. (saif Al battar, 2012).

Istilah yang mendeskripsikan jantung dalam Al-Quran berbeda beda yaitu Qalb,
Fuaad dan Qadr. Qalb adalah kata yang mendefinisikan jantung, yang secara
bahasa adalah suatu yang dapat berubah atau diputarbalikan. Fuaad artinya
meradang atau api untuk menjelaskan ketika hati kita terbakar oleh emosi.
Sedangkan Sard artinya dada yang digunakan ketika Allah merujuk kepada
rahasia atau motif, seperti pada surat An-Nas ayat 5 yang membisikan
(kejahatan) ke dalam dada (Sadr) manusia (Khawlah Bin Yahya, 2013).

Qalb memiliki pengertian yaitu adalah daging yang bersuhu panas berbentuk
kusam berada disisi sebelah kiri dada, di dalam isinya ada rongga yang berisi
darah hitam sekali. Kalbu secara psikologis memiliki daya daya emosi (al-
syuur) dan fungsinya kalbu selain berdaya emosi juga berdaya kognisi. Hal itu
menunjukkan bahwa kalbu memiliki dua daya, yaitu daya kognisi dan daya emosi
(masgono, 2015).

Mengenai pembahasan diatas adapun terdapat firman Allah SWT dalam Al-Quran
Artinya : maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai kalbu yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai
telinga yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar, karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta ialah kalbu yang di dalam dada.(QS. Al-Hajj(22);46).

Akal dan nafsu manusia terletak di dalam kalbu. kolbu dalam arti jasmani adalah
organ jantung manusia. Seperti yang diterangkan dalam hadist nabi riwayat
muslim yang artinya ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal
daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya
apabila dia buruk maka jasad terssebut akan menjadi buruk, Ketahuilah
segumpal daging tersebut adalah Qolbu (hadist riwayat Bukhori)

5.3 Enzim troponin I menurut pandangan islam.

Enzim Troponin I adalah suatu protein jantung yang terdapat pada otot lurik yang
berfungsi sebagai regulator kontraksi otot lurik yang spesifik terhadap otot
jantung. Enzim sangat berperan penting dalam tubuh manusia karena hampir
semua proses kimia yang terjadi dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh enzim.
Sebagai contoh enzim yang terdapat di di usus atau sistem pencernaan. Enzim
pencernaan membantu dalam proses pencernaaan kimiawi di dalam tubuh mulai
dari mulut, lambung, usus halus, pankreas dan hati memiliki fungsi yang spesifik,
bayangkan saja jika tidak ada enzim yang membantu untuk mencerna makanan
yang kita makan seperti nasi daging dan lain lain ada sesuatu pengelola dalam
tubuh yang diciptakan oleh Allah SWT, untuk proses mencerna saja
membuntuhkan waktu yang sangat lama sampai bertahun tahun apabila tidak
dicerna dengan bantuan enzim. Maha suci Allah yang telah menciptakan zat yang
telah mempersingkat proses pencernaan yang harusnya berlangsung lama menjadi
sangat singkat (Ibnu Abdil Dari,2011).

Enzim Troponin I merupakan enzim yang ada dijantung dan meningkat apabila
terjadi gagal jantung, dengan kata lain apabila enzim tersebut meningkat berarti
menandakan adanya bahaya atau terjadi gangguan di organ jantung (Rendy Dwi
Prasetyo 2014).

Membahas mengenai enzim, tidak semua enzim dikatakan halal bagi umat islam.
Dalam dunia kesehatan enzim babi sering digunakan untuk mengobati suatu
penyakit, padahal babi dalam islam hukumnya haram seperti firman Allah SWT
berikut ini :

Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,


daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan adapun hadist Rasulullah SAW sebagai berikut :

Sesungguhnya Allah telah mengharamkan khamr dan hasil penjualannya dan


mengharamkan bangkai dan hasil penjualannya serta mengharamkan babi dan
hasil penjualannya (HR. Abu Daud).

Penggunaan insulin dari turunan babi haram karena terdapat dalil yang
menunnjukan kwharaman berobat dengan yang diharamkan. Sesungguhnya Allah
tidak menjadikan kesembuhan atau obat pada apa yang Allah haramkan (Raehanul
Bahraen, 2015).
Insulin berperan penting pada berbagai proses biologuis dalam tubuh terutama
menyangkut metabolisme karbohidrat. Hormon ini berfungsi dalam proses
utilisasi glukosa pada hampir seluruh tubuh terutama pada otot, lemak dan hepar.
Seseorang diharuskan menggunakan insulin apabila ia menderita diabetes melitus
tipe 1 karena kesembuhannya sangat bergantung pada insulin. Dari hasil
penelitian ilmuan menyatakan bahwa tidak sedikit dari insulin terbuat dari
pangkreas babi, karena secara ilmiah organ yang ada pada babi memiliki
perwujudan yang sangat serasi dengan manusia. Perbandingan yang lain juga
ditemukan dari hasil struktur kimia yang dimiliki oleh babi yaitu struktur insulin
yang dimiliki oleh pankreaas babi memiliki bentuk yang hampir sama dengan
insulin manusia (Raehanul Bahraen, 2015).

Firman Allah pada Al-Quran dan hadist yang dijelaskan diatas tidak hanya dilihat
dari dua pokok utama itu saja, karena sudah banyak pembuktian kebenaraannya
kenapa Allah mengharamkan babi untuk dimakan atau digunakan untuk apapun.
Sesungguhnya pengharaman menggunakan babi dalam islam sudah ditinjau dari
segi ilmu pengetahuan materi juga kesehatan (Raehanul Bahraen, 2015).

5.4. Glukosa darah sewaktu menurut pandangan islam

Glukosa Darah Sewaktu adalah fraksi gula yang terdapat dalam darah yang

terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati

dan otot rangka. Salah satu faktor resiko yang membuat tingginya kadar Glukosa

Darah Sewaktu dalam tubuh adalah diabetes melitus (Brown, 2006).

Dalam A1-Quran dan Sunnah tidak ada kata Diabetes Melitus. Dengan demikian
sebelum berkembangnya ilmu gizi dalam dunia kedokteran didalam agama Islam
telah diberikan tuntunan bagaimana prinsip diet (perencanaan makan) harus
dijalankan. Banyak hadis hadis Nabi maupun nash - nash dalam Al-quran yang
menjelaskan pentingnya perencanaan makan. Islam memberikan tuntunan
masalah gizi baik mengenai kualitas, kuantitas maupun jenis makanan yang boleh
dimakan (Soegondo,1995).
Dalam kaitannya dengan perencanaan makan AIlah SWT telah Memperingatkan
manusia melalui firman-Nya:

makan dan minumlah dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah


tidak rnenyukai orang orang yang berlebihan. (Q.S Al Araf (7) :31)

Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti

ditegaskan dalam ayat:

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya... (Q.S. Abasa


(80):24)

Juga dalam ayat lain dinyatakan:

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah (Q.s. al-Nahl (16):114).

Islam mengajarkan untuk menjaga jadwal menu makan dengan baik. Manusia
diajarkan mengonsumsi berbagai variasi makanan dengan cukup dan tidak
berlebih-lebihan. Baik Al Quran maupun Hadis banyak membahas tentang hal
ini, sebelum ilmu pengetahuan menemukan konsep angka kecukupan gizi (righ
dietary allowance). (Sudan,1997)

Al-Quran menyatakan secara berkali-kali larangan untuk makan berlebih-


lebihan. Manusia cukup mengonsumsi makanan sesuai dengan angka kecukupan
gizi. Allah berfirman: (Aydid,1996)

Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku
menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya
binasalah ia. (Q.S. Thh (20):81)

Jika seseorang menderita penyakit jantung, hendaknya ia melakukan perencanaan


makan dengan tidak makan makanan berkadar lemak tinggi dan Karbohidrat
tinggi atau makanan yang mengandung glukosa yang tinggi. Makanan dan
minuman tersebut antara lain :

1. Jeroan hewan seperti sapi, kerbau, kambing dan ayam


2. Kuning telur, otak, keju, mentega, santan serta semua minyak yang tebuat
kelapa.
3. Susu, kopi, coklat atau es krim
4. Makanan siap santap (Fastfood), (Aydid,1996)

Dalam kaitannya dengan jenis makanan yang diajurkan dalam Islam, ada beberapa
kaidah yang perlu ditaati yaitu makanan harus halal dan baik, sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran :

makanlah rizqi yang diberikan Tuhanmu makanan yang halal dan baik ... (Q.S
AI- Maidah (5), 88).

Kalau berbicara mengenai halal, memang harus dilihat dalam


konteks yang Iebih luas, jenis bahannya, materinya, pengolahannya, dan tujuan-
tujuannya(Yafie,1996).

Sedangkan pengertian baik adalah sesuatu makanan yang jika diberikan kepada
seseorang nemberikan manfaat dan tidak membahayakan, misalnya saja makanan
yang mengandung lcmak tinggi tidak boleh dikonsumsi oleh pendcrita penyakit
jantung koroner walaupun status hukumnya halal. demikian juga gula tidak baik
untuk pendenta Diabetes Melitus (kencing manis). Selain itu juga pengertian baik
harus disesuaikan dengan umur seseorang yang akan mengkonsumsi
makanananya, misalnya untuk seorang bayi sampai umur 4 bulan dianjurkan
untuk ASI ekslusif karena memang ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi.
Disini jelas bahwa agama Islam sangat memperhatikan sekali mengenai
perencanaan makanan (Najib, 1997).

Anda mungkin juga menyukai