PENDAHULUAN
Vertigo atau dizzinesm giddiness, dan lightheadedness adalah adanya sensasi gerakan
atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar dengan gejala lain yang timbul, terutama
dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh
berbagai keadaan atau penyakit.1 Vertigo adalah perasaan seolah olah penderita bergerak atau
berputar, atau benda disekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai mula
dan kehilangan keseimbangan. Hal ini berlangsung beberapa menit, jam hingga hari.
Penderita vertigo akan merasa lebih baik jika berbaring diam.1
Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya atau rasa
berputar yang khayal dengan disorientasi ruang yang biasanya menimbulkan gangguan
keseimbangan Penderita merasa dirinya berputar atau lingkungannya yang bergerak
mengelilinginya. Penderita yang lain merasa dirinya seperti ditarik atau dalam keadaan
ketidakseimbangan 2
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi ruangan. Banyak system organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur
dan mempertahankan keseimbangan tubuh. Keseimbangan diatur oleh intergrasi berbagai
system, yang banyak peranannya adalah system vestibular, system visual dan system
somatosensorik.3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Umur
: 31 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: RT 33 kelurahan beringin pasar
Pekerjaan
: wiraswasta
MRS
: 18/03/2015
DAFTAR MASALAH
No
.
1.
Masalah Aktif
Tanggal
Masalah Pasif
Tanggal
2.
II. DATA SUBYEKTIF (Anamnesis tanggal 18 maret 2015)
1. Keluhan utama
: pusing berputar-putar sejak 1 hari SMRS
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Lokasi
: kepala
Onset
: Berulang
Kualitas
: pusing berputar-putar hilang dengan istirahat
Kuantitas
: Kegiatan sehari-hari terganggu
Kronologis
:
Seorang pasien perempuan berusia 31 tahun diantar keluarganya ke IGD
RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan pusing berputar 1 hari SMRS.
Pusing timbul setelah di pukul sama preman. mual (+) dan muntah (-). Pusing Pasien
mengaku sakit ini sering berulang. kelemahan anggota gerak disangkal. riwayat
trauma kepala 1 minggu yang lalu .setelah kajadian pasien sering mengeluhkan
pusing berputar-putar. Pandangan kabur disangkal .
Gejala penyerta
: mual (+)
Faktor yang memperberat : sakit kepala , susah tidur
Faktor yang memperingan : 3. Riwayat penyakit dahulu
:
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
4. Riwayat penyakit keluarga
OBYEKTIF
1. Status Presens
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Respirasi
Kepala
Leher
Dada
Jantung
Paru
Perut
Alat kelamin
Ekstremitas
2. Status Psikitus
Cara berpikir
Perasaan hati
Tingkah laku
Ingatan
Kecerdasan
: Baik
: Biasa
: Normoaktif
: Baik
: Baik
3. Status Neurologikus
a. Kepala
Bentuk
: Normochepal
Nyeri tekan
: (-)
Simetri
: (+)
b. Leher
Sikap
Pergerakan
Kaku kuduk
: Lurus
: Baik
: (-)
c. Nervus kranialis
N. Olfaktorius :
N. Optikus
Visus
:
N. Okulomotorius
Ptosis :
Pergerakan bola mata:
Pupil :
Diameter
Kanan
Normosmia
Kiri
Normosmia
6/6
Normal
Normal
6/6
Normal
Normal
Bulat isokor
Bulat isokor
3 mm
3 mm
3
Strabismus
Nistagmus
N. Trochlearis
Pergerakan bola mata: Normal
N. Trigeminus
Mengunyah
:
Normal
Menggigit
:
Normal
Membuka mulut :
Normal
Sensibilitas wajah:
Normal
N. Abdusen
Pergerakan bola mata: Normal
N. Fascialis
Mengerutkan Dahi :
Normal
Menutup mata
:
Normal
Memperlihatkan gigi: Normal
Bersiul
: Normal
N. Vestibulocochlearis
Detik arloji
:
Normal
Past pointing
:
Normal
N. Glosofaringeus & N. Vagus
Arkus faring
Gangguan menelan:
Berbicara
:
N. Accesorius
Memalingkan kepala:
Mengangkat bahu:
N. Hipoglosus
Menjulurkan lidah:
Atropi papil
:
Disatria
:
d. Anggota gerak atas
Motorik
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
R. Fisiologis
R. Patologis
Sensibilitas :
e. Anggota gerak bawah
Motorik
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
R. Fisiologis
R. Patologis
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Simetris
Simetris
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
-
Normal
-
Kanan
N
5
N
Eutropi
N
N
Kiri
N
5
N
Kanan
N
5
N
Eutrofi
N
-
Kiri
N
5
N
Eutrofi
N
-
Eutropi
N
N
Sensibilitas :
f. Gerakan Abnormal
Tremor : (-)
Atetosis : (-)
Miokloni : (-)
Khorea : (-)
Rigiditas : (-)
g. Alat Vegetatif
Miksi
: Normal
Defekasi : Normal
h. Koordinasi, gait dan keseimbangan
Cara berjalan
: terbatas
Romberg Test
: tidak dilakukan
Disdiadokokinesis: tidak dilakukan
Dismetri
: tidak dilakukan
Ataxia
: tidak dilakukan
i. Pemeriksaan lain : IV.
V.
RINGKASAN
S: Seorang pasien perempuan berusia 31 tahun diantar keluarganya ke IGD RSUD
Raden Mattaher Jambi dengan keluhan pusing berputar 1 hari SMRS. Pusing timbul
setelah di pukul sama preman. mual (+) dan muntah (-). Pusing Pasien mengaku sakit
ini sering berulang. kelemahan anggota gerak disangkal. riwayat trauma kepala 1
minggu yang lalu .setelah kajadian pasien sering mengeluhkan pusing berputar-putar.
VI.
PROGNOSIS
- Quo ad vitam
: dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanam
: dubia ad bonam
VII.
RIWAYAT PERKEMBANGAN: -
Kanan
N
5
N
Eutropi
N
N
Kanan
Kiri
N
N
5
5
N
N
Eutrofi
Eutrofi
N
N
N
N
: vertigo
: benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)
: vertigo simptomatik
Kiri
N
5
N
Eutropi
N
N
Kanan
N
Kiri
N
6
Kekuatan
Tonus
Trofi
R. Fisiologis
R. Patologis
Sensibilitas :
Anggota gerak bawah
Motorik
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
R. Fisiologis
R. Patologis
Sensibilitas :
A : Diagnosa Klinis
Diagnosa Topis
Diagnosa Etiologi
5
N
Eutropi
N
N
5
N
Eutropi
N
N
Kanan
Kiri
N
N
5
5
N
N
Eutrofi
Eutrofi
N
N
N
N
: vertigo
: benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)
: vertigo simtomatik
BAB III
A. Definisi
Vertigo atau dizzinesm giddiness, dan lightheadedness adalah adanya sensasi gerakan
atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar dengan gejala lain yang timbul, terutama
dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh
7
berbagai keadaan atau penyakit.1 Vertigo adalah perasaan seolah olah penderita bergerak atau
berputar, atau benda disekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai mula
dan kehilangan keseimbangan. Hal ini berlangsung beberapa menit, jam hingga hari.
Penderita vertigo akan merasa lebih baik jika berbaring diam.1
Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya atau rasa
berputar yang khayal dengan disorientasi ruang yang biasanya menimbulkan gangguan
keseimbangan. Penderita merasa dirinya berputar atau lingkungannya yang bergerak
mengelilinginya. Penderita yang lain merasa dirinya seperti ditarik atau dalam keadaan
ketidakseimbangan 2
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi ruangan. Banyak system organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur
dan mempertahankan keseimbangan tubuh. Keseimbangan diatur oleh intergrasi berbagai
system, yang banyak peranannya adalah system vestibular, system visual dan system
somatosensorik.3
Gangguan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan
menjadi3,4,5 :
1. Kelompok penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian perifer dari susunan
vestibularis, diantaranya :
-
Penyakit-penyakit telinga
Neuronitis vestibularis
Penyakit meniere
Infeksi
Neoplasma
Migren basiler
Gangguan di serebelum
Epilepsi
D. Gejala Klinis
Keluhan dari pasien dapat berupa rasa berputar, atau tempat di sekitarnya bergerak
atau perasaan bahwa mereka mengelilingi sekitarnya dan tidak dapat menentukan tempatnya.
Beberapa orang menggambarkan perasaan tertarik ke arah lantai atau ke arah satu sisi
ruangan, sukar untuk memfokuskan penglihatan dan merasa tidak enak untuk membuka mata
selama serangan. Disertai pula dengan mual muntah, keringatan dan dada berdebar-debar (4).
Dari gejala yang didapatkan dapat dibedakan apakah kelainannya di perifer atau sentral,
seperti terlihat pada tabel 1.
Perifer
Sentral
Onset
Tiba-tiba
Perlahan
Beratnya keluhan
Kronik
Sifat vertigo
Rasa berputar
Rasa melayang,
hilang
keseimbangan, light headed
Nistagmus
Fiksasi visual
Berubah-ubah
Berubah-ubah
Arah
jatuh
Romberg test
Gangguan lain
Jarang
Penderita diminta melukiskan dengan kata-kata sendiri apa yang dimaksudnya dengan
pusing
dengan
penurunan
kesadaran
maka
perlu
dicurigai
kelainan
serebrovaskuler.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan mata dilakukan pada kondisi mata bergerak dan dalam posisi netral.
(6,7,8)
4. Manuver Hallpike
Langkah-langkah :
-
Pasien tetap membuka mata agar pemeriksa dapat melihat gejala nistagmus.
11
Pemeriksaan Keseimbangan
Berdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumit dan berjalan
secara tandem.
Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki dengan mata tertutup.
Pemeriksaan Pendengaran
Garpu tala
Audiometri
F. Klasifikasi Vertigo8,9,10
1. VERTIGO POSISIONAL BENIGNA
Vertigo benigna dikenal juga sebagai vertigo Barany. Syndrome vestibular ini paling
umum, dan dijuluki posisional karena vertigonya timbul kalau kepala berputar kekanan atau
kiri. Hal ini terjadi kalau kepala menoleh kekanan atau kekiri dan jika merebahkan badan
untuk berbaring atau berbalik kesamping sewaktu berbaring.
Vertigo yang timbul pada saat perubahan sikap kepala ini bersifat berputar-putar
dimana orang sakit merasa bahwa seisi ruangan berputar-putar seolah-olah bergelimpangan
dan berjungkir balik. Jika penderita disuruh berbaring untuk diperiksa seringkali ia tidak mau,
karena ia takut akan diserang oleh vertigo itu. Kebanyakan vertigo posisional benigna ini
tergolong pada kelompok yang berusia 45 tahun keatas dan kaum wanita. Nistagmus ritmis
selalu mengiringi vertigo tersebut. daya pendengaran tetap utuh, muntah jarang tetapi mual
hampir selalu ada.
Jika orang sakit disuruh berbaring dengan mata tertutup dan merebahkan dirinya
perlahan-lahan, serangan vertigo posisional dapat dihindarkan. Tetapi jika diprovokasi
dengan memutarkan kepala penderita, vertigo serta nistagmus akan bangkit. Etiologinya
jarang dapat ditentukan secara mantap dan biasanya tidak diketahui. Tetapi seringkali
dipikirkan ischemia vestibular akibat tertekannya arteria vertebralis karena osteofit yang
12
menonjol kedalam foramen intervertebralis, sewaktu kepala berputar. Adapun pengiraan lain
adalah tertekuknya arteria vertebralis pada kelokan-kelokan sepanjang perjalanan arteri
tersebut terutama jika sudah ada banyak tempat-tempat sklerotik pada dinding arteri.
Vertigo posisional benigna didasari oleh gangguan vestibular perifer yang
reversibel. Akan tetapi vertigo posisional dapat juga disebabkan oleh lesi sentral misalnya
karena lesi dibatang otak pada sclerosis multipleks, infark dan tumor infratentorial. Maka
pada setiap kasus vertigo posisional perlu diselidiki adanya gejala-gejala yang merupakan
manifestasi penyakit-penyakit tersebut diatas. Pada permulaan penyakit-penyakit tersebut
mungkin hanya menimbulkan vertigo posisional. Dalam hal ini perlu diadakan test-test yang
dapat membedakan vertigo posisional perifer dan sentral.
13
Vertigo post trauma posisional menjadi suatu kenyataan beberapa hari atau minggu
setelah mengidap trauma kepala. Jenis vertigo ini umumnya mulai timbul setelah gejalagejala sindroma vertigo post trauma akut menghilang. Jadi, segera setelah mengalami trauma
kapitis timbul vertigo yang terus-menerus. Kemudian, vertigo itu hanya timbul pada sikap
kepala tertentu. Tanpa pengobatan vertigo posisional tersebut dapat lenyap dengan sendiri,
tetapi dapat juga sekali-kali timbul kembali. Bahkan adakalanya vertigo posisional itu
menetap dan amat mengganggu kehidupan penderita. Destruksi sistema vestibular pada sisi
yang sakit harus dianjurkan bila vertigo posisional itu tidak dapat diredakan dengan obat-obat
dan orangsakit tidak dapat merobah sikap kepalanya sedikit pun.
3. NEURONITIS VESTIBULARIS
Penyakit tersebut diatas timbul secara mendadak dengan serangan vertigo yang berat
diiringi mual-mual dan muntah-muntah. Nistagmus spontan menyertai serangan vertigo itu.
Komponen cepat vertigo ini mengarah kesisi yang normal. Pada test kalorik ditemukan
paralisis vestibular unilateral. Nistagmus posisional dapat dijumpai 30% dari kasus-kasus
neuronitis vestibularis. Tinitus atau perasaan seolah-olah liang telinga kemasukan air dapat
ditemukan pada 40% dari kasus-kasus. Namun demikian, daya pendengaran tidak terganggu.
Juga audiogramnya nornal. Penyakit ini tidak pernah dijumpai pada anak-anak, melainkan
pada orang dewasa saja yang berumur antara 20-60 tahun. Dengan obat atau tanpa obat
serangan vertigo berat terlukis diatas dapat hilang sama sekali dalam beberapa minggu atau
dengan gejala sisa yang berupa vertigo posisional yang berlangsung sejenak dan bangkit
sekali-sekali saja.
Walau dinamakan neuronitis vestibularis , jenis infeksinya belum pernah
diungkapkan. Pendapat umum adalah infeksi virus, tetapi sebenarnya faktor etiologiknya
masih tetap belum diketahui.
4. PENYAKIT MENIERE
Secara tidak tepat diagnosa penyakit meniere dibuat untuk setiap jenis vertigo yang
timbul secara berkala. Dalam praktek lebih sering dijumpai neuronitis vestibularis atau
14
vertigo posisional benigna daripada penyakit meniere. Ciri banding yang pokok ialah, pada
neuronitis vestibularis dan vertigo posisional benigna daya pendengaran tidak terganggu,
sebaliknya pada penyakit meniere pendengaran selalu terganggu pada waktu serangan vertigo
berlangsung. Maka oleh karana itu diagnosa penyakit meniere harus digunakan hanya untuk
sindroma yang dilukis dibawah ini saja:
Serangan berkala yang terdiri dari mual, muntah-muntah dan vertigo dengan tinitus
atau perasaan penuh didalam telinga dan tuli sementara. Tinitus, perasaan pengang atau
penuh didalam telinga dapat berkembang secara berangsur-angsur untuk memuncak dan pada
saat itu bangkit vertigo secara tiba-tiba yang disertai dengan muntah-muntah, mual dan tuli.
Tiap serangan berlangsung beberapa jam. Setelah serangan berlalu, daya pendengaran pulih
kembali dalam beberapa jam. Jika serangan kerap kali timbul, daya pendengaran bisa mundur
secara mantap dan akhirnya bisa menjadi tuli mutlak setelah itu tidak akan bangkit vertigo
lagi. Yang mendasari serangan vertigo itu ialah hidrops unilateral. Namun demikian proses
apa yang menimbulkan hidrops unilateral itu belum diketahui. Maka karena itu
pengobatannya simptomatik.
5.PUSING IATROGENIK
Intoksikasi
obat-obat
dapat
menimbulkan
vertigo
dan
lain-lain
gejala
saat terjadinya penyumbatan arteri tersebut timbul secara serentak vertigo, muntah-muntah
dan singultus. Pertolongan dokter dicari karena vertigonya yang sangat mengganggu. Setelah
vertigo mereda, barulah pasien merasa adanya hemihipestesia alternans, yaitu perasaan baal
pada belahan wajah sisi ipsilateral dengan perasaan baal pula pada belahan tubuh sisi
kontralateral, selanjutnya disfagia dan suara sedikit sengau karena kelumpuhan N.IX dan
N.X.
Adapun pembagian Vertigo yang lainnya adalah sebagai berikut :
1 VERTIGO VESTIBULAR
ini adalah salah satu pemicu munculnya vertigo. Jika ada gangguan pada sistem ini, yang
lazim disebut vertigo vestibular, dunia akan terasa seperti berputar. Serangan vertigo jenis ini
umumnya terjadi secara mendadak, bersifat datang-pergi (episodik), disertai rasa
mual/muntah, kadang-kadang ada denging di telinga. Pencetus serangan ini adalah gerakan
kepala.
Vertigo vestibular ini dibedakan menjadi dua tipe
1. Tipe sentral, gangguan terjadi pada batang otak sampai otak besar. Adapun gejalanya
diplopia (pandangan ganda), sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, koordinasi tubuh
menurun, mual dan muntah, serta lemas.
2. Tipe perifer, gangguan terletak pada batang otak sampai labirin di telinga bagian dalam.
Gejalanya adalah pandangan kabur, letih, lesu, sakit kepala, detak jantung cepat, kehilangan
keseimbangan, kehilangan konsentrasi, nyeri otot terutama di leher dan punggung, mual,
muntah kemampuan kognitif menurun, serta sensitif terhadap cahaya dan bunyi.
2. VERTIGO NONVESTIBULAR
Pada vertigo nonvestibular, sensasi yang dirasakan penderita adalah melayang,
bergoyang, atau sempoyongan. Serangan biasanya terjadi terus-menerus, tetapi tidak ada
mual maupun muntah. Vertigo akibat gangguan sistem visual biasanya dicetuskan oleh situasi
yang ramai, banyak orang atau benda lalu lalang.
Pada gangguan sistem somatosensorik/proprioseptik atau gangguan pada saraf
sumsum tulang belakang, misalnya gangguan pada saraf tepi berupa kaki baal atau pundak
kaku, impuls gerakan terlambat diterima otak besar. Akibatnya, keseimbangan penderita
terganggu dan termanifestasi sebagai vertigo.
17
Gangguan baal biasanya dialami penderita diabetes. Adapun leher kaku (cervical
tension) umumnya dialami mereka yang bekerja di belakang meja.
Selain dari vertigo vestibular dan nonvestibular, ternyata flu juga bisa menjadi pemicu
dari vertigo. Jika flu tersebut menyebabkan infeksi atau peradangan di telinga dalam, maka
akan mengakibatkan organ keseimbangan kita kacau dan terjadi deh si vertigo-nya. Selain
flu, alergi dari obat-obatan juga bisa memicu si vertigo jika si obat-obat tersebut menyerang
tiga sistem keseimbangan .
G. Pengobatan
1. Medikamentosa
Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Beberapa obat yang dapat diberikan
antara lain sebagai berikut (6,7) :
1. antikolinergik/parasimpatolitik
2. antihistamin
3. penenang minor dan mayor
4. simpatomimetik
5. vasodilator
2. Fisioterapi
Bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya mekanisme kompensasi/ adaptasi atau
habituasi sistem vestibuler yang mengalami gangguan tersebut(6,7).
Pengobatan vertigo :
Terapi kausal : merupakan pengobatan terbaik yaitu sesuai dengan etiologi
DAFTAR PUSTAKA
1. Lumbantobing S.M. Neurologi Klinik, Pemeriksaan Fisik dan Mental. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2003.
2. Marjono M, Sdharta P. Dalam : Neurologi Klinik Dasar. Dian Rakyat. Jakarta, 1997
19
20