TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
Diare adalah buang air besar yang cair atau lebih lunak yang biasanya minimal 3 kali
dalam 24 jam. Seringkali perubahan konsistensi kotoran lebih penting dibandingkan frekuensi
buang air besar.9,10
Penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua tertinggi pada anak di bawah 5 tahun
dengan jumlah sekitar 760.000 kematian per tahun. Secara global, sekitar 1,7 miliar kasus diare
terjadi setiap tahun dan diare menjadi penyebab utama malnutrisi pada anak di bawah 5 tahun.
Namun, penyakit diare masih dapat dicegah dan diobati.11
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, yaitu9:
1. Etiologi
a. Infeksi
Penyebab diare akibat infeksi tergolong menjadi virus, bakteri, dan parasit. Dua
tipe dasar diare akut infeksi adalah inflamasi dan non-inflamasi.
b. Non-infeksi
Penyebab diare non-infeksi antara lain kesulitan makan, defek anatomis,
malabsorpsi, endokrinopati, keracunan makanan, neoplasma, dan lain-lain
(seperti inflammatory bowel disease dan gangguan motilitas usus).
2. Mekanisme
a. Sekresi9,10
Keadaan ini terjadi ketika sistem transport pada epithelial intestinal berada pada
fase aktif yang disebabkan oleh secretagogue. Osmolalitas feses diketahui
berdasarkan elektrolit dan ion gap dengan nilai 100mOsm/kg atau kurang. Nilai
ion gap diketahui berdasarkan
Ion gap=osmolalitas feses[ ( Na feses+ K feses ) x 2]
b. Osmotik9,10
Mekanisme ini terjadi setelah masuknya zat kurang diserap akibat zat tersebut
memang sulit diserap atau tidak diabsorpsi dengan baik karena gangguan pada
usus halus. Karbohidrat yang tidak terabsorpsi akan difermentasi oleh bakteri di
kolon sehingga terbentuk asam lemak rantai pendek. Meskipun asam lemak
rantai pendek dapat diserap di kolon dan digunakan sebagai energy, asam lemak
tetap menyebabkan peningkatan tekanan osmotik di lumen. Osmolalitas feses
tidak dapat diterangkan berdasarkan elektrolit pada feses dan nilai anion gap
lebih dari 100 mOsm.
b. Lama/durasi
a. Diare akut
:
Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi
c. Diare persisten
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi
Diare merupakan manifestasi klinis. Diagnosis diferensial diare dapat terbagi sesuai usia,
tetapi diketahui bahwa gastroenteritis merupakan penyebab diare tersering.
Tabel 1. Diagnosis Diferensial Diare Akut10
Gastroenteritis adalah infeksi pada saluran gastrointestinal oleh bakteri, viral, atau parasit.
Kebanyakan infeksi tersebut adalah penyakit yang berasal dari makanan. Manifestasi yang paling
sering adalah diare dan muntah, meskipun bisa terdapat juga keluhan sistemik, seperti nyeri
abdomen dan demam. Infeksi virus, terutama rotavirus, merupakan penyebab dari 75-90% kasus.
Patogen bakterial menyebabkan 10-20% kasus dan parasit menyebabkan kurang dari 5%
kasus.10,11
Patogen gastroenteritis menyebabkan gejala melalui beberapa mekanisme, yaitu
membentuk toksin atau bersifat invasif. Hal tersebut menyebabkan respon inflamasi atau noninflamasi pada mukosa usus.9,10
a. Diare non-inflamasi
Diare non-inflamasi dapat disebabkan oleh enteropatogen melalui produksi enterotoksin
oleh bakteri, destruksi sel vili oleh virus, perlekatan oleh parasit, dan perlekatan dan/atau
translokasi oleh bakteria.
b. Diare inflamasi
Diare inflamasi biasanya disebabkan oleh bakteri yang langsung menginvasi usus atau
memproduksi sitotoksin dengan konsekuensi cairan, protein, serta sel (leukosit dan
eritrosit) yang memasuki lumen usus.
Faktor resiko mayor gastroenteritis adalah kontaminasi lingkungan dan peningkatan
paparan terhadap enteropatogen. Faktor resiko tambahan adalah usia muda, imunodefisiensi,
campak, malnutrisi, dan kurangnya ASI.10
Kebanyakan kasus diare selesai dalam 1 minggu, tetapi pada sebagian kecil kasus berlanjut
sampai lebih dari 2 minggu. Hal ini menyebabkan 50% dari keseluruhan kematian akibat diare.
Selain itu, episode diare akut yang sering dapat menyebabkan gangguan nutrisi dan
menyebabkan kerentanan terhadap diare persisten, malnutrisi protein kalori, dan infeksi
sekunder. Episode prolonged acute diarrhea dalam 7-13 hari juga berhubungan dengan
gangguan nutrisi yang lebih berat.10
Manifestasi klinis diare bergantung dari patogen dan dosis inokulum. Demam biasanya
terjadi akibat proses peradangan atau akibat dehidrasi sehingga lebih umum terjadi pada
penderita diare inflamasi. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut
bagian bawah serta rektum menunjukkan daerah yang terkena adalah usus besar. Mual dan
muntah merupakan gejala non-spesifik tetapi dapat menandakan adanya organisme yang
menginfeksi saluran cerna bagian atas (contoh enterik virus, enterotoksin bakteri, Giardia,
cryptosporodium). Selain itu, muntah juga sering terjadi pada diare non-inflamasi.9
Rotaviru
Klinik
Masa
s
17-72
Salmonel
Shigela
Inkubasi
Demam
Mual
ETEC
EIEC
Kolera
6-72
48-72
a
24-48
6-72 jam
6-72 jam
jam
+
jam
++
++
jam
++
jam
-
sering
jarang
sering
Sering
Tenesmu
Tenesmu
s kram
s kolik
5-7 hari
> 7 hari
3-7 hari
2-3 hari
variasi
3 hari
muntah
Nyeri
tenesmus
perut
Nyeri
Tenesm
-
Kram
us kram
kepala
Lama
sakit
Sifat
Tinja
Volume
Frekuens
i
Konsiste
Sedang
5-10
Sedikit
>
10
kali/hari
kali/hari
Sedikit
Banyak
Sedikit
Sering
Sering
Sering
Banyak
Terus
menerus
Cair
Lembek
Lembek
Cair
Lembek
Cair
nsi
Darah
Sering
Kadang
Amis
Bau
Langu
Busuk
Tidak
khas
Air
Kuning
merah-
Kehijaua
Tak
Merah-
Warna
cucian
hijau
Leukosit
anoreksi
Lain-lain
hijau
kejang
sepsis
berwarna
hijau
meteorism
Infeksi
us
sistemik
beras
+
Manifestasi lain bergantung pada komplikasi, yaitu dehidrasi dan gangguan elektrolit.9,10
Tabel 3. Gejala dan Tanda Derajat Dehidrasi11
glukosa BUN
+
18
2,8
1. Anamnesis
Hal yang perlu ditanyakan adalah lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna,
bau, dan ada tidaknya lendir dan darah. Bila disertai muntah, perlu ditanyakan volume dan
frekuensinya. Buang air kecil juga perlu ditanyakan apakah seperti biasa ataukah terjadi
perubahan, seperti berkurang atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir. Makanan dan minuman
yang diberikan selama diare juga perlu ditanyakan. Keluhan demam dan penyakit lain yang
menyertai juga perlu ditanyakan. Selain gejala pada pasien, tindakan yang sudah dilakukan
selama anak diare juga perlu ditanyakan.
2. Pemeriksaan Fisik
Hal yang perlu diperiksa pada pemeriksaan fisik adalah berat badan, suhu tubuh, frekuensi
denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Selanjutnya, perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi, yaitu kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen serta tanda tambahan lain, seperti
ubun-ubun besar cekung, mata cekung, air mata, dan keringnya bibir, mukosa mulut, dan lidah.
Pernapasan yang cepat dan dalam menandakan kemungkinan terjadinya asidosis
metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada dapat menandakan terjadinya hipokalemia.
Selain itu, pemeriksaan ekstremitas perlu dilakukan untuk menghitung perfusi dan capillary
refill time sehingga dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya tidak diperlukan dan
diindikasikan pada keadaan tertentu, seperti penyebab dasar yang tidak diketahui atau adanya
dehidrasi berat.
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan darah
: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, kultur dan tes
Setelah mengetahui diare dengan derajat dehidrasi, tata laksananya terbagi menjadi rencana
terapi A untuk diare tanpa dehidrasi, rencana terapi B untuk diare dengan dehidrasi ringansedang, dan rencana terapi C untuk diare dengan dehidrasi berat.
Rehidrasi
Penggantian Cairan
dehidrasi
Tanpa dehidrasi
Tidak perlu
Rencana terapi A
Ringan-sedang
Rencana terapi B
Berat
Rencana terapi C
ml/kg/5 jam
Idem
tahun.
Terdapat oralit baru dan oralit lama, yaitu oralit WHO/UNICEF 2004 dan oralit
WHO/UNICEF 1978. Perbedaannya terdapat pada tingkat osmolaritasnya, yaitu oralit
baru 245 mmol/L dan oralit lama 331 mmol/L. Oralit baru dapat mengurangi volume
tinja hingga 25%, mual-muntah hingga 30%, dan pemberian cairan intravena.
2. Berikan tablet zinc selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu mikronutrien. Diare menyebabkan penurunan zinc sehingga
dibutuhkan suplementasi tambahan zinc. Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari
berturut-turut meskipun diare sudah berhenti. Dosisnya adalah tablet (10 mg) per hari
untuk balita usia kurang dari 6 bulan dan 1 tablet (20 mg) per hari untuk balita lebih dari
sama dengan 6 bulan.
3. Teruskan ASI-makan
ASI dan makanan sesuai dengan usia anak harus tetap diteruskan untuk mencegah
kehilangan berat badan dan mengganti nutrisi yang hilang.
4. Berikan antibiotik secara selektif
Tidak seluruh diare diberikan antibiotik. Antibiotik diberikan hanya bila terdapat indikasi,
yaitu diare berdarah atau kolera. Antibiotik diberikan pada diare dengan etiologi:
Tabel 6. Etiologi Diare dan Antibiotik9
Etiologi
Kolera
Disentri Shigella
Amoebiasis
Antibiotik Pilihan
Tetrasiklin
12,5 mg/kgBB
4x/hari selama 3 hari
Ciprofloxacin
15 mg/kg BB
2x/hari selama 3 hari
Alternatif
Eritromisin
12,5 mg/kg BB
4x/hari selama 3 hari
Ceftriaxone
50-100 mg/kg BB
1x/hari IM selama 2-5
hari
Metronidazole
10 mg/kg BB 3x/hari selama 5 hari (10 hari bila kasus
Giardiasis
berat)
Metronidazole
5 mg/kg BB 3x/hari selama 5 hari
Populasi Target
Isi Standar
a. Uraian standar
b. Pengertian
c. Gejala dan tanda
d. Pemeriksaaan klinis
e. Pemeriksaan penunjang
dan atau khusus
f. Kriteria Diagnosis
g. Diagnosis
h. Penatalaksanaan
Pemantauan terapi
i. Komplikasi
j. prognosis