Anda di halaman 1dari 19

Modul 4

DISTRIBUSI PROBABILITAS

Diskrit dan Kontinu.


Kedisktritan suatu sistem dapat dilihat dari perubahan keadaan sistem dari waktu
ke waktu. Jika perubahan keadaan yang terjadi hanya pada waktu tertentu, bukan
pada setiap titik waktu, maka dikatakan sistem diskrit. Dalam hal lain dikatakan
sistem kontinu.
Dalam membuat suatu simulasi, harus sesuai dengan perilaku sistem. Dari sistem
diskrit, akan dijumpai variabel diskrit, untuk sistem kontinu, akan dijumpai variabel
kontinu. Contoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk
cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah mesin yang dibutuhkan. Contoh
mendapatkan variabel kontinu dengan menggunakan alat ukur, berat kemasan,
tekanan udara, waktu antar kedatangan, waktu proses.
Dari variabel diatas didapatlah data pengamatan, tidak hanya sifatnya yang harus
kita ketahui, tetapi pola penyebarannya juga harus kita ketahui, maka kita pelajari
mengenai pola distribusinya. Agar simulasi yang kita lakukan nantinya sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Pendugaan Pola Distribusi
Kita perlu mengetahui pola distribusi dari data pengamatan, sehingga pada saat
melakukan simulasi nantinya, pola distribusi variabel acak yang diambil akan
sesuai dengan pola distribusi data yang sebenarnya.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh :
1. Ringkasan Statistik
a. Beberapa distribusi dapat dikarakteristikan paling tidak oleh ringkasan
statistik

datanya.

Dari

ringkasan

ini

dapat

diketahui

keluarga

distribusinya. Nilai-nilai pemusatan merupakan besaran statistik yang

cukup penting guna menduga keluarga distribusi. Mean ( x

dan median ( med batasbawah kelasmed lebarkelas * (

fixi )
fi

fi fi
sebklsmed
2
fkelasmed

))

misalnya, pada distribusi kontinu jika nilainya sama, maka dapat


dipastikan bahwa kurva distribusi berbentuk simetris.
b. Koefisien varian ( cv s X ) juga mempunyai peranan yang penting dalam
menduga keluarga distribusi. Untuk nilai koefisien varian 1(satu) maka
dapat diduga data berdistribusi eksponensial, jika lebih besar atau lebih
kecil dari satu maka dugaan mengarah kepada ditribusi Gamma.
c. Untuk distribusi diskrit, maka dari nilai rasio lexis ( s X ) dapat diduga
2

distribusinya. Jika nilai rasio lexis = 1 dugaan berdistribusi poisson, Jika


nilai rasio lexis < 1 dugaan berdistribusi Binomial dan Jika nilai rasio
lexis > 1 dugaan berdistribusi binomial negatif.
d. Kelandaian distribusi (Skewness)
Rumus Skewness

= 3 * (mean median ) s

Untuk

distribusi

simetris,

skewness bernilai 0(nol), jika, skewness > 0 distribusi akan menjulur


kekanan dan sebaliknya ke kiri. Misal nilai skewness = 2 berarti data
berdistribusi eksponensial.
2. Histogram dan Grafik Garis
Dari bentuk histogram data, maka memcerminkan pola distribusinya.

Sebelum kita melakukan pendugaan pola distribusi dari data yang kita amati, perlu
kita pelajari terlebih dahulu fungsi Distribusi
1. Distribusi Diskrit
Distribusi prob uniform diskrit
Ciri-ciri : Setiap nilai variabel acak mempunyai probabilitas terjadi yang sama.
Discrete uniform
Probability mass function

n=5 where n=b-a+1


Cumulative distribution function

Parameters

Support
Probability
mass function
(pmf)

Cumulative
distribution
function (cdf)
Mean
Median
Mode

N/A

Variance
Skewness
Excess
kurtosis
Entropy
Momentgenerating
function (mgf)
Characteristic
function

Contoh :
Pada sebuah dadu, peluang muncul untuk setiap mata dadu adalah 1/6,
p(x) = 1/6 untuk x = 1,2,3,4,5,6

Distribusi Poisson
Ciri-ciri :
Merupakan limit dari distribusi Binomial dengan banyaknya percobaan n relatif
besar

Poisson
Probability mass function
4

The horizontal axis is the index k. The function is defined


only at integer values of k. The connecting lines are only
guides for the eye and do not indicate continuity.
Cumulative distribution function

The horizontal axis is the index k.


Parameters
Support
Probability
mass function
(pmf)
Cumulative
distribution
(where (x,y)
function (cdf) is the Incomplete gamma function)
Mean
Median
Mode
Variance

Skewness
Excess
kurtosis
Entropy
Momentgenerating
function (mgf)
Characteristic
function
Contoh :
Polisi sektor daerah A mencatat rata-rata 5 orang tertangkap dengan kasus
Narkotika setiap bulan. Hitunglah probabilitas bahwa pada bulan tertentu
antara 5 sampai 9 orang !

Distribusi Binomial
Ciri-ciri :
-

Setiap percobaan hasilnya dapat dibedakan dalam 2 macam


kejadian: berhasil (probabilitas dinyatakan dengan notasi p) atau tidak
berhasil (probabilitas dinyatakan dengan notasi q = 1 p )

Masing-masing percobaan merupakan peristiwa yang bersifat bebas


yaitu peristiwa yang satu tidak mempengaruhi peristiwa yang lain.
Binomial
Probability mass function
6

The lines connecting the dots are added for clarity

Cumulative distribution function

Colors match the image above


Parameters

number of trials (integer)


success probability
(real)

Support
Probability
mass function
(pmf)
Cumulative
distribution
function (cdf)
Mean
Median

one of

Mode

Variance
Skewness
Excess
kurtosis
Entropy
Momentgenerating
function (mgf)
Characteristic
function
Contoh :
Menurut penelitian, probabilitas seseorang untuk sembuh dari penyakit
anthrax yang diberi obat tertentu sebesar 60 %. Jika diambil 10 orang yang
terjangkit secara acak, hitunglah probabilitas tidak lebih dari 2 orang
sembuh.
Ditanya P( X 2 ) = P(X=0) + P(X=1) + P(X= 2)

Distribusi Geometri
Ciri-ciri :
-

Percobaan

bebas

dilakukan

berulang,

dapat

menghasilkan

keberhasilan dengan probabilitas p dan kegagalan

dengan

probabilitas q = 1 p.
Geometric
Probability mass function

Cumulative distribution function

Parameters

success probability
(real)

Support
Probability
mass function
(pmf)
Cumulative
distribution
function (cdf)
Mean

Median
Mode

(not unique if
log(2) / log(1 p) is an integer)
1

Variance
Skewness

Excess kurtosis

Entropy

Momentgenerating
function (mgf)
Characteristic
function

(where q = 1 p)

Contoh :
Probabilitas wanita yang tidak menyetujui poligami 80 %. Tentukan
probabilitas seorang sosiolog memerlukan 3 orang wanita sampai diperoleh
wanita yang tidak setuju poligami.

2. Distribusi Kontinu
Distribusi Kontinu memiliki sifat kontinu, data yang diamati berjalan secara
berkesinambungan dan tidak terputus.
Distr probabilitas uniform kontinu
10

Uniform
Probability density function

Using maximum convention

Cumulative distribution function

Parameters
Support
Probability density
function (pdf)

11

Cumulative
distribution function
(cdf)
Mean
Median
Mode

any value in

Variance
Skewness
Excess kurtosis
Entropy
Moment-generating
function (mgf)
Characteristic
function

Contoh
Pada

suatu

sentra

telpon

ternyata

distribusi

pelayanan

telponnya

berdistribusi uniform kontinu dengan minimal waktu 3 menit dan maksimal 5


menit.

Distribusi Eksponensial
Exponential

12

Probability density function

Cumulative distribution function

Parameters

rate or inverse
scale (real)

Support
Probability density
function (pdf)

e x

Cumulative distribution
1 e x
function (cdf)
Mean
Median
Mode
Variance
Skewness
Excess kurtosis
Entropy

13

Moment-generating
function (mgf)
Characteristic function

Contoh :
Pada suatu sentra telpon ternyata distribusi penerimaan telponnya berdistribusi
eksponensial dengan mean = 0,1 menit.

Distribusi Normal
Distribusi Normal merupakan model yang baik untuk mendekati frekuensi dari
fenomena alam dan sosial jika sampelnya besar.
Normal
Probability density function

The green line is the standard normal distribution


Cumulative distribution function

14

Colors match the image above


Parameters location (real)
2 > 0 squared scale (real)
Support
Probability
density
function (pdf)
Cumulative
distribution
function (cdf)
Mean

Median

Mode

Variance

Skewness

Excess
kurtosis

Entropy
Momentgenerating
function (mgf)
Characteristic
function
n

Xi fi

i 1

15

fi ( Xi x )2

i 1

Xx
s

Dengan

X :
x

s :

Nilai tengah dari kelas distribusi


nilai rata rata
simpangan baku

Contoh :
Curah hujan yang tercatat di stasiun Pengamatan Cuaca Tanjung
Selor Kalimantan Timur selama 10 tahun terakhir rata-rata mencapai
2800 mm/th dengan simpangan baku 75 mm/th. Bila curah hujan
mengikuti distribusi normal, hitunglah probabilitas curah hujan kurang
dari 2675 mm/th atau lebih dari 2900 mm/th !

Distribusi Gamma
Gamma
Probability density function
16

Cumulative distribution function

Parameters

shape (real)
scale (real)

Support
Probability density
function (pdf)
Cumulative
distribution
function (cdf)
Mean
Median

no simple closed form

Mode
Variance
Skewness

17

Excess kurtosis
Entropy
Moment-generating
function (mgf)
Characteristic
function
Contoh Pendugaan pola distribusi :
Distribusi frekuensi dari permintaan distributor PT. A terhadap produk minuman B

Dari hasil diatas nilai rata-rata hampir sama dengan median, maka diduga data
berdistribusi normal.

18

SOAL :
Diberikan distribusi frekuensi Data pengamatan Produk kecap ABC pada tahun
2002

Bagaimana dengan dugaan pola distribusinya?

19

Anda mungkin juga menyukai