Anda di halaman 1dari 2

KAPLAN

Gangguan Obsesif Kompulsif

1. Definisi
Adalah gejala obsesi atau kompulsi berulang yang cukup berat hingga menimbulkan
penderitaan yang jelas pada orang yang mengalaminya
a. Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan tau sensasi yang berulang dan mengganggu
b. Kompulsi adalah perilaku yang disadari, standar, dan berulang, seperti menghitung,
memeriksa dan menghindar.
2. Etiologi
a. Faktor Biologis
Keterlibatan neurotransmitter di otak, karena kurangnya jumlah serotonin. Serotonin
merupakan pembentuk gangguan obseseif kompulsif yang terjadi karena gangguan
proyeksi pada ganglia basalis.
b. Faktor Psikologis
Menyetarakan pikiran dengan tindakan atau aktivitas yang disebabkan oleh timbulnya rasa
bersalah seperti yang berkembang pada masa kanak-kanak.
c. Faktor Psikososial
Menurut Sigmund Freud, gangguan obsesif kompulsif mengalami egresi perkembangan
psikoseksual ke fase anal. Mekanisme pertahanan psikologis memegang peranan penting
pada manifestasi gangguan obsesif kompulsif.
3. Pola Gejala
a. Kontaminasi
Obsesif terhadap kontaminasi, kompulsi berupa keinginan mencuci serta menghindari
objek yang diduga terkontaminasi. Dengan cara mencuci tangan berulang kali sampai
tidak keluar rumah untuk menghindari kontaminasi.
b. Keraguan Patologis
Obsesi keraguan disertai kompulsi memeriksa. Melibatkan suatu bahaya seperti lupa
mematikan kompor atau tidak mengunci pintu.
c. Pikiran yang Mengganggu
Pikiran obseseif yang mengganggu tanpa suatu kompulsi merupakan pikiran berulang
mengenai tindakan seksual atau agresif yang tercela bagi pasien.
d. Simetris

Kebutuhan akan simetris atau ketepatan yang dapat menyebabkan kompulsi berupa
kelambanan. Pasien membutuhkan waktu berjam jam untuk makan atau mencukur wajahnya.
4. Kriteria Diagnostik DSM-IV Gangguan Obsesif Kompulsif
Obsesif didefisinisikan :
a. Pikiran, impuls atau bayangan yang pernah dialami yang berulang dan menetap yang
intrusive dan tidak serasi dan yang menyebabkan ansietas dan distress, yang ada selama
periode gangguan.
b. Pikiran, impuls atau bayangan bukan ketakutan terhadap problem kehidupan yang nyata.
c. Individu berusaha untuk mengabaiakan atau menekan pikiran, impuls atau bayangan atau
menetralisir dengan pikiran lain atau tindakan.
d. Individu menyadari bahwa pikiran, impuls, bayangan yang berulang berasal dari
pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar atau pikiran yang disisipkan).

Kompulsi didefisinisikan :
a. Perilaku yang berulang (Misalnya, Cuci tangan, mengecek) atau aktivitas mental (Berdoa,
menghitung, mengulang kata dengan tanpa suara) yang individu merasa terdorong
melakukan dalam respon dari obsesinya, atau sesuatu aturan yang dilakukan secara kaku.
b. Perilaku atau aktivitas mental ditujukan untuk mencegah atau menurunkan distress atau
mencegah kejadian atau situasi; walaupun perilaku atau aktivitas mental tidak
berhubungan dengan cara yang realistic untuk mencegah atau menetralisir.

Anda mungkin juga menyukai