Anda di halaman 1dari 10

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN SUARA
Dosen Pengampu : Bp. Soegeng Partono

Disusun oleh:

1. Dwi Andri Yatmo (09310048)

2. Herini (09310053)

3. Kiki Endah Widowati (09310058)

4. Prima A. (09310067)

5. Tutycha Fibriana Karisma (09310074)

6. Zumroh Posida (09310080)

Pendidikan Matematika 2B

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

2009/2010
PENDAHULUAN

Apakah bunyi itu?


Bunyi atau suara ialah gejala yang berhubungan dengan pendengaran,biasanya
merangsang orang melalui telinga.

Ilmu alam mengatakan bahwa bunyi itu gejala getar. Sesuatu yang bergetar akan
menggetarkan udara atau medium lain yang ditempati sumber getar tersebut. Medium yang
ikut bergetar melanjutkan getar kesegala penjuru,dan apabila udara di dalam telinga juga ikut
bergetar maka bagian-bagian telinga akan terangsang sehingga rangsangan sampai ke saraf
pendengaran dan masuk ke otak yang bersangkutan dengan pendengaran,dan orang
mendengar suara.

Apabila orang mendengar bunyi suatu benda,ada 3 hal yang dapat


diperhatikan,kerasnya,tingginya,dan macamnya.

Untuk menyatakan lebar getar biasanya dipakai istilah amplitude,makin besar


amplitude yang sampai di telinga makin keras terdengar sumber suaranya. Tinggi suara
ditentukan oleh jumlah getar tiap detik,makin besar jumlahnya makin tinggi nadanya. Jumlah
getar tiap detik diberi istilah frekuensi.

Makin banyak frekuensi,makin kecil panjang – gelombang,yang dapat dinyatakan


dengan rumus sebagai berikut:

P=V/N

Keterangan:

P : Panjang – gelombang

V : Kecepatan(velositas)

N : frekuensi
PEMBAHASAN

Pencemaran oleh bunyi

Bunyi mencemarkan lingkungan apabila merupakan gangguan kepada penghuni


lingkungan. Gangguan yang dialami manusia ada 2 macam,gangguan fisiologi dan psikologi.

Bunyi sangat keras,seperti bunyi jet,helicopter,artileri,music rock,membuat tekanan


yang keras sekali kepada alat pendengar,sehingga telinga dapat rusak karenanya. Oleh karena
itu banyak orang yang tuli atau kurang pendengaran,sebab terlalu sering menderita sontakan
getar bunyi yang terlalu keras. Juga karena bunyi yang keras tersebut terdengarnya
mendadak,maka orang sering dikejutkan atau harus menahan kemarahan dan kejengkelan
yang mengakibatkan gangguan jiwa dan badan,dan inipada hakikatnya lebih parah daripada
tuli atau kurang pendengaran,karena mempengaruhi kesehatan dan watak orang.

Bunyi tidak diinginkan yang sering disebut bising,atau berisik,atau bunyi terlalu
keras,menimbulkan rasa kesal,menekan perasaan,atau mengejutkan. Reaksi tubuh terhadap
itu menyebabkan perubahan kadar hormone di dalam darah,yang akan membangkitkan
perubahan-perubahan jasmani,seperti denyut jantung makin cepat,pembuluh darah
menyempit,kejang-kejang,pupil mata membesar,dan sebagainya.

Gangguan perasaan dan gangguan kesehatan mengakibatkan perubahan-perubahan


watak dan tingkah laku.

Menurut Federal Noise Control Act of 1972, beberapa jenis kebisingan utama
adalah:

1. Kebisingan akibat industri

2. Kebisingan yang dihasilkan alat konstruksi.

3. Kebisingan akibat pesawat terbang.

Kebisingan akibat pesawat terbang terjadi pada saat pesawat akan


lepas landas atau mendarat di bandar udara. Kebisingan pada pesawat terbang
sangat tergantung dari perkembangan jenis pesawat dan jenis mesinnya.
Contohnya, pesawat yang menggunakan mesin turbo jet mempunyai tingkat
kebisingan yang lebih besar dari pesawat yang menggunakan mesin turbo fan.
Setiap pesawat memberikan kontribusi kebisingan yang berbeda karena
adanya perbedaan-perbedaan daya dorong pesawat dan keunikan karakter
setiap jenis pesawat (Saenz danStephen, 1986). Kebisingan akibat pesawat
pada umumnya berpengaruh pada awak pesawat dan penumpang, petugas
lapangan terbang dan masyarakat yang bekerja atau tinggal disekitar lapangan
terbang. (Harris, 1979)

4. Kebisingan akibat kereta api


Bising kereta api pada umumnya diakibatkan oleh pengoperasian dari
kereta api atau lokomotif tersebut, bunyi sinyal di perlintasan kereta api,
bising di stasiun, dan pengerjaan serta pemeliharaan konstruksi rel. Tetapi
sumber utama penyebab kebisingan kereta api adalah bunyi bising akibat
roda dan gesekan antara roda dengan rel, serta bising yang ditimbulkan oleh
sistem dan proses pembakaran pada kereta api tersebut. (Harris, 1979).

5. Kebisingan akibat lalu lintas.

Salah satu sumber utama polusi suara atau kebisingan adalah bunyi
lalu lintas kendaraan bermotor. Bunyi lalu lintas adalah bunyi yang tidak
konstan tingkat suaranya.

Tingkat gangguan bising dari bunyi lalu lintas dipengaruhi oleh


tingkat suaranya, kekerapan kehadirannya dalam satu satuan waktu, serta
frekuensi bunyi yang dihasilkannya (Magrad, 1982). Bising lalu lintas
ditimbulkan oleh bising yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Dimana
bising kendaraan bermotor itu sendiri bersumber dari mesin kendaraan, bunyi
pembuangan kendaraan, serta burryi yang dihasilkan oleh interaksi antara
roda dengan jalan. Truk (kendaraan berat, termasuk bus) dan mobil
merupakan sumber bising utama di jalan raya. (AASHTO, 1993) Mobil
(kendaraan ringan) pada umumnya relatif tidak bising, tetapi karena
jumlahnya yang banyak maka kebisingan yang dihasilkan menjadi cukup
besar. Sumber bising utama dari mobil adalah bunyi pembakaran mesin serta
bunyi gesekan antara ban dengan lapisan perkerasan jalan raya. Pada saat
mesin mobil dinyalakan serta saat melakukan percepatan maksimum, bising
terutama dihasilkan oleh bunyi mesin, sedangkan saat mobil melaju dengan
kecepatan ringgi, sumber bising terbesar adalah bunyi gesekan roda dan
perkerasan jalan (AASHTO, 1993).

Truk (kendaraan berat), terutama yang bemesin diesel, karena ukuran


dan tenaga yang dihasilkan oleh mesinnya, dapat menghasilkan tingkat bising
lebih besar 15 dBA daripada mobil (kendaraan ringan). Bunyi pembakaran
dalam mesin truk memberikan kontribusi bising yang besar terhadap
kebisingan jalan raya, terutama saat truk melakukan percepatan, dan saat truk
mencapai kecepatan diatas 80 km/jam (AASHTO, 1993). Kebisingan jalan
raya {road traffic) memberikan proporsi frekuensi kebisingan yang paling
mengganggu jika dibandingkan dengan kebisingan lapangan terbang
(aircraft), anak-anak, manusia, hewan, kereta api maupun faktor-faktor
lainnya (Croome, 1982).

Kebisingan lalu lintas berada pada frekuensi 100 sampai 4000 Hz.
Pada umumnya bunyi lalu lintas berada pada frekuensi 1000 Hz, sedangkan
kebisingan akibat ban dan knalpot (pembuangan) terjadi diatas dari 250 Hz.
(AASHTO, 1993)
Standar Dan Kriteria Kebisingan Lalu Lintas

Tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh lalu Iintas selalu berubah


setiap wakru, sehingga diperlukan sebuah standar dan kriteria kebisingan
yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kebisingan sebuali lingkungan,
sebagai dasar perhitungan teknik untuk disain kontrol kebisingan, dan sebagai
dasar evaluasi kontrol kebisingan secara berkala (Lord, Gatley dan Evensen,
1980). Standar kebisingan adalah sebuah metode, prosedur, atau spesifikasi
yang berhubungan dengan aspek-aspek kebisingan (metode pengukuran, efek
bising pada manusia, level yang diijinkan). Sedangkan kriteria kebisingan
adalah ukuran kuantitatif (besaran) atau hubungan, yang digunakan untuk
menggambarkan pengaruh ringkat kebisingan, variasi perubahan, lamanya
bising berlangsung dan menjadi ukuran dari gangguan yang ditimbulkan
terhadap manusia. (Lord, Gatley dan Evensen, 1980) Pada umiunnya standar
dan kriteria kebisingan ditetapkan oleh komite perdagangan dan industri,
lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pihak pemerintah yang
berkepentingan dan bergerak di bidang akustik.

Badan yang membuat standar kriteria kebisingan antara lain American


Assocation of State Highway and Transportation Offwials (AASHTO),
National Cooperative Highway Research Program (NCHRP), The Federal
HighwayAdministration (FHWA). Standar dan kriteria untuk mengevaluasi
kebisingan lingkungan dibuat untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan
manusia, sehingga pada kondisi lingkungan yang berbeda digunakan besaran
dan skala yang berbedajuga (Lord, Gatley dan Evensen,1980). Besaran dan
skala yang dipakai contohnya Noise and Number Index (NNI) dipakai untuk
mengevaluasi kebisingan pada lapangan terbang, Corrected Noise Level
(CNL) unruk kebisingan didaerah industri dan instalasi, Leq dB(A) untuk
kebisingan lalu lintas, kereta api, tempat-tempat konstruksi dan daerah
pengurangan kebisingan, dan Lw dB(A) untuk kebisingan lalu lintas.
(Croome, 1982) Tingkat bising yang dihasilkan oleh lalu lintas akan
menunjukkan variabilitas perubahan tingkat suara terhadap waktu yang besar.
Oleh karena itu dibutuhkan perhitungan statistik yang dapat mencakup
variabilitas yang besar tersebut.

Alat standar untuk pengukuran kebisingan adalah sound level meter


(SLM). SLM dapat mengukur tiga jenis karakter respon frekuensi, yang ditunjukkan
dalam skala A, B, dan C. Skala C dapat menangkap suara dengan frekuensi dari 50 sampai
5000 Hz, sedangkan skala A dan B hanya akan menangkap suara dengan frekuensi 1000
Hz keatas. Skala A ditemukan paling mewakih batasan pendengaran manusia dan
respons telinga terhadap bising, termasuk bising lalu lintas serta bising yang
dapat menimbulkan kekilangan pendengaran. Skala A dinyatakan dalam
satuan dBA. (AASHTO, 1974; Croome, 1977; Lord, Gatley, dan Evensen,
1980).
Cara mengatasi pencemaran bunyi

a. Cara pertama untuk menghilangkan atau mengurangkan gangguan kebisingan ialah


dengan mematikan atau melemahkan sumbernya.

b. Dengan cara menghambat perambatan getar bunyi,bunyi dapat dicegah


kedatangannya di suatu tempat yang diinginkan. Tidak semua bahan mudah
menghantarkan getar. Udara,air dan benda padat yang kenyal mudah
menghantarkan,tetapi bahan yang remah atau rapuh seperti karton,kayu,serabut,batu
bata,dan sebagainya akan melemahkan getar yang sampai kepadanya. Bahan-bahan
ini disebut peredam bunyi yang dipakai untuk menghambat jalan dan berpantulnya
bunyi.

c. Ada kemungkinan bahwa orang tidak dapat melakukan cara pertama dan
kedua,misalnya orang yang pekerjaannya selalu harus bergaul dengan bunyi yang
tidak menyenangkan,seperti mereka yang melayani senjata berat atau mereka yang
bekerja di dalam pabrik yang penuh suara bising. Dalam hal ini orang dapat
mengurangi gangguan bunyi dengan menghambat supaya getar suara tidak sampai
masuk ke dalam telinga,dengan cara menutup telinga dengan jari,dengan kapas atau
dengan peredam bunyi lainnya.

Pengaruh atau akibat-akibat kebisingan

Jenis-jenis dan akibat-akibat kebisingan

Tipe Uraian

Kehilangan Perubahan ambang batas sementara akibat


kebisingan
pendengaran
Perubahan ambang batas permanen akibat
Akibat-akibat kebisingan
badaniah
Akibat-akibat Rasa tidak nyaman atau stress meningkat,tekanan
darah meningkat,sakit kepala,bunyi dering
fisiologis

Gangguan Kejengkelan, kebingungan


emosional

Gangguan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi


Akibat-akibat gaya hidup waktu bekerja, membaca dsb.
psikologis
Gangguan Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio,
pendengaran percakapan, telpon dsb.
Pengaruh pada sistem transportasi

Jika dikaitan dengan sistem transportasi, polusi suara tentu akan memberikan
dampak yang tidak baik. Dampak yang terjadi lebih pada dampak secara makro.
Kebanyakan orang berpikir bahwa penyumbang terbesar polusi suara adalah sistem
transportasi dan komponen- komponennya. Selanjutnya, polusi suara yang ada akan
membuat orang berpikir bahwa sistem transportasi yang ada tidak layak diterapkan
karena menimbulkan efek yang buruk yakni polusi itu sendiri. Sehingga diperlukan
suatu kebijakan baru untuk mengganti sistem yang tidak layak ini.
PENUTUP

a. Kesimpulan

Polusi suara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak
dikehendaki dan mengganggu manusia. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sehingga
seberapa kecil atau seberapa haluspun suara jika tidak diinginkan akan disebut bising
dan mengganggu.

Polusi suara di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan


Surabaya, agaknya perlu mendapatkan tanggapan serius dari pemerintah. Seperti kita
ketahui, polusi suara banyak bersumber dari suara bising kendaraan-kendaraan
bermotor. Untuk itu diperlukan suatu regulasi untuk mengatur keberadaan
kendaraan-kendaraan ini sehingga keberadaanya di masa mendatang tidak lagi
menjadi pengganggu. Jika diberlakukan standar emisi gas buang pada kendaraan,
seharusnya diberlakukan juga standar intensitas kebisingan untuk masing-masing
tipe dan ukuran kendaraan. Berdasarkan peraturan standar emisi gas buang, bila
kendaraan sudah melebihi ambang batas yang ditentukan, maka kendaraan itu sudah
tidak layak jalan. Seharusnya, hal yang sama juga berlaku dalam hal intensitas
kebisingan. Jika hal ini tidak ditangani secara serius, akan menimbulkan masalah
yang dampaknya baru bisa dirasakan dalam jangka panjang. Selain itu, polusi suara
yang timbul juga akan berpengaruh pada kelangsungan sistem transportasi
dikarenakan polusi yang timbul akan membuat orang menyalahkan sistem
transportasi yang diterapkan.

Pemerintah hendaknya juga berperan dalam pengelolaan polusi suara. Seperti halnya di
luar negeri yang memilih musik sebagai solusi, hendaknya di
negara kita juga bisa diterapkan hal serupa.Jika hal ini diterapkan, selain dapat
menghilangkan gangguan yang timbul akibat polusi suara, juga dapat membuat suatu
terobosan untuk mengubah polusi menjadi hiburan.

Apabila suatu suara mengganggu sedang membaca atau mendengarkan music, maka
suara itu adalah kebisingan bagi orang itu meskipun orang-orang lain mungkin tidak
terganggu oleh suara tersebut. Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-
faktor psikologis dan emosional, ada kasus-kasus dimana akibat-akibat serius seperti
kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara pada tingkat
tekanan suara berbobot A atau karena lamanya telinga terpasang terhadap kebisingan
tersebut.
Apabila tingkat kenyaringan dari suatu suara, pada suatu titik tertentu, suara tidak lagi
terdengar. Tingkat ini juga berbeda sesuai dengan frekuensi. Tingkat ini diindikasikan
sebagai tingkat minimum yang bisa terdengar. Tingkat minimum yang bisa terdengar
pada 20 dB atau lebih dipandang sebagai kesulitan pendengaran.

b. Saran

Secara teori, pencemaran suara dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sesuai dengan
cara-cara yang telah disebutkan di atas. Namun, banyak kemungkinan kita tidak dapat
menjalankan.

Sehingga kita terpaksa mengalami gangguan. Jalan lain yang masih bisa ditempuh ialah
kita pindah dari tempat yang penuh pencemaran ke tempat atau pekerjaan lain yang lebih
aman.
DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo,harsoyo.2006.Dasar-dasar Ilmu Lingkungan.Semarang:IKIP PGRI


Semarang Press.

2. Prawiro,Ruslan H.Ekologi Lingkungan Pencemaran.Semarang.SATYA


WACANA

Anda mungkin juga menyukai