Anda di halaman 1dari 4

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan

kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri


merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks,
membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi pembentukan kompleks atau
yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak
hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang
kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh
reaksi titrasi kompleksometri :
Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- HgCl2
(Khopkar, 2002).
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya
kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa
seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi
kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat
pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan
oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
(Khopkar, 2002).
Kompleksometri merupakan metoda titrasi yang pada reaksinya terjadi
pembentukan larutan atau senyawa kompleks dengan kata lain membentuk hash
berupa kompleks. Untuk dapat dipakai sebagai dasar suatu titrasi, reaksi
pembentukan kompleks disamping harus memenuhi persyaratan umum amok
titrasi, maka kompleks yang terjadi harus stabil. Titrasi ini biasanya digunakan
untuk penetapan kadar logam polivalen atau senyawanya dengan menggunakan
Na-EDTA sebagai titran pembentuk kompleks (Tim Penyusun, 1983).
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, missal Mg,
Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi
kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai
pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang
berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator
metalokromat, contohnya : Eriochrome black T dan Asam salisilat.
Penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk
titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrome black T. pada pH tinggi, 12,
Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+
dengan indicator murexide (Basset, 1994).
Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam
keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai pada percobaan kompleksometri.

Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan dibufferkan


sampai PH yang dikehendaki,(misal PH untuk logam Ca 10 dan untuk logam Mg
12) dan ditirasi langsung dengan Na.EDTA 0,01 M dan ditambah indicator EBT
untuk Ca dan Murexide-NaCl untuk Mg. Amati titik akhir titrasi untuk ca dari
warna merah anggur menjadi biru sedangkan untuk Mg dari pink menjadi violet.
Metode-metode titrasi kompleksometri :
1. Titrasi Langsung
Titrasi ini dapat dilakukan terhadap sedikitnya 25 kation dengan menggunakan
indikator logam. Pereaksi pembentukan kompleks, seperti sitrat dan tartrat,
sering ditambahkan untuk pencegahan endapan hidroksida logam. Buffer NH3NH4Cl dengan pH 9 sampai 10 sering digunakan untuk logam yang membentuk
kompleks dengan amoniak.
2. Titrasi Kembali
Titrasi ini digunakan apabila reaksi antara kation dengan EDTAlambat atau
apabila indicator yang sesuai tidak ada. EDTA berlebih ditambahkan berlebih dan
yang bersisa dititrasi dengan larutan standar Mg dengan menggunakan
calmagnite sebagai indicator. Kompleks Mg-EDTA mempunyai stabilitas relative
rendah dan kation yang ditentukan tidak digantikan dengan magnesium. Cara ini
dapat juga untuk menentukan logam dalam endapan, seperti Pb di dalam PbSO4
dan Ca dalam CaSO4.
3. Titrasi Subtitusi
Titrasi ini berguna bila tidak ada indicator yang sesuai untuk ion logam yang
ditentukan. Sebuah larutan berlebih yang mengandung kompleks Mg-EDTA
ditambahkan dan ion logam, misalnya M2+, menggantikan magnesium dari
kompleks EDTA yang relative lemah itu.
4. Titrasi Tidak Langsung
Titrasi ini beberapa jenis telah dilaporkan, antara lain penentuan sulfat dengan
menambahkan larutan baku barium berlebihan dan menitrasi kelebihan tersebut
dengan EDTA. Juga pospat sudah ditentukan setelah pengendapan sebagai
MgNH4PO4 yang tidak terlalu sukar larut lalu menitrasi kelebihan Mg.
Titrasi kompleksometri sangat dipengaruhi oleh pH. Hanya pada hargaharga pH lebih besar kira-kira 12, kebanyakan EDTA ada dalam bentuk
tetraanion Y'-. Pada harga-harga pH yang lebih rendah, zat yang berproton HY3-,
dan seterusnya, ada dalam jumlah berlebihan. Jelaslah bahwa kecenderungan
yang sebenarnya untuk membentuk khelonat logam pada sembarang pH tidak
dapat diperbedakan langsung, dari Kabs. Oleh sebab itu, pada titrasi
kompleksometri ini juga dilakukan penambahan buffer pH 10.
Prinsip perubahan warna indikator logam, dalam larutan yang suasananya
sederhana dalam mentitrasi logam, M+m oleh EDTA dengan memakai indikator
2

Ind- akan tersangkut 3 jenis reaksi dalam hubungannya dengan perubahan


warna indikatornya.
(i)

M+m + Z-z MZm-z

(ii)

M+m + Ind-i MIm-i

(iii)

M+m + Y-4 MYm-4


Sebelum penambahan EDTA akan berlangsung reaksi (i) dan (ii)

Pada percobaan ini juga dilakukan penambahan Na-EDTA, dengan


penambahan EDTA maka reaksi (ii) dan (i) begeser ke kiri dan perubahan warna
MInd ke warna Ind-i.
Sehingga hasil reaksi pada titrasi kompleksometri dalam percobaan ini
adalah :
Ca-EBT (merah anggur) + Na-EDTA Ca-EDTA + EBT (biru laut)
pembentukan kompleks disamping harus memenuhi persyaratan umum
titrasi maka kompleks yang terjadi harus stabil. Titrasi ini biasanya digunakan
untuk penetapan kadar logam polivalen atau senyawanya dengan menggunakan
NaaEDTA sebagai titran pembentuk kompleks (Tim Penyusun, 1983).
4.Reaksi
Struktur 3 Dimensi EDTA
Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan suatu
pereaksi (sebagai titran) yang dapat membentuk kompleks dengan logam
tersebut.
Salah satu senyawa komplek yang biasa digunakan sebagai penitrasi dan
larutan standar adalah ethylene diamine tetra acetic acid :
EDTA merupakan asam lemah dengan empat proton. Bentuk asam dari
EDTA dituliskan sebagai H4Y dan reaksi netralisasinya adalah sebagai berikut :
Reaksi antara ion Mg2+ dengan EDTA tanpa adanya penambahan
indikator adalah :
Mg2+ + H2Y2- ? MgY2- + 2H+
Jika sebelum titrasi ditambahkan indikator maka indikator akan
membentuk kompleks dengan Mg2+ (berwarna merah) kemudian Mg2+ pada
komplek akan bereaksi dengan EDTA yang ditambahkan. Jika semua Mg2+ sudah
bereaksi dengan EDTA maka warna merah akan hilang selanjutnya kelebihan
sedikit EDTA akan menyebabkan terjadinya titik akhir titrasi yaitu terbentuknya
warna biru.

mujahidah raihanah http://tehrere89.blogspot.com/2012/12/titrasikompleksometri.html

Anda mungkin juga menyukai