NPM
: 1406533434
Kelompok/ Jurusan
: 2/ Teknologi Bioproses
Materi Bahasan
Outline
: 1. Hukum Fourier
2. Hukum Fourier dengan Perpindahan Panas Kondisi tunak
satu dimensi
3. Efesiensi termal
Pembahasan
1. HUKUM FOURIER
Perpindahan panas adalah proses dimana energi (dalam bentuk panas) dipertukarkan diantara
benda-benda atau bagian dari benda yang sama karena adanya perbedaan temperatur. Panas
akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah. Ada 3
mekanisme perpindahan panas yaitu Konduksi, Konveksi dan Radiasi.
Konduksi adalah mekanisme perpindahan panas pada zat padat atau fluida stasioner.
Yang terdapat medium namun mediumnya tidak ikut berpindah, driving force pada
perpindahan secara kondisi adalah beda temperature
Jean Baptiste Joseph Fourier (21 Maret 1768 - 16 Mei 1830) adalah matematikawan
dan fisikawan Perancis yang paling dikenal karena mengawali penyelidikan deret Fourier dan
penerapannya pada masalah arus panas. Transformasi Fourier juga dinamai untuk
menghormatinya. Persamaan Konduksi (Hukum Fourier-1822) (Jean Baptiste Joseph Fourier
1768-1830):
Laju perpindahan panas konduksi pada suatu plat sebanding dengan beda temperature
diantara dua sisi plat dan luasab perpindahan panas,tetapi berbanding terbalik dengan tebal
plat
Perpindahan kalor konduksi atau hantaran adalah perpindahan energi yang terjadi
pada medium yang diam (padat atau zat yang dapat mengalir) apabila ada gradien temperatur
dalam medium tersebut. Sehingga, besi yang merupakan konduktor listrik yang paling baik
juga merupakan konduktor panas yang baik juga. Tahun 1822 Fourier menyajikan karyanya
pada aliran panas di analytique Thorie de lachaleur (Teori Analitik panas), dimana ia
berdasarkan penalaran di atas hukum Newton pendingin, yaitu, bahwa aliran panas antara dua
molekul berdekatan sebanding dengan perbedaan yang sangat kecil dari temperatur mereka.
Hukum Fourier menyatakan bahwa laju perpindahan kalor dengan sistem konduksi
dinyatakan dengan:
1. Gradien temperatur dalam arah-x dinyatakan dengan, dT/ dx.
2. Luas perpindahan kalor arah normal pada arah aliran kalor, A.
Berikut Contoh gambar perpindahan panas secara konduksi
Qx = -k.A dT/dX
Dimana:
Qx
= luas penampang yang tegak lurus denga arah laju perpindahan kalor (m2)
b. Jika temperatur meningkat pada arah x positif, dT/dx adalah positif, Qx berubah menjadi
negatif, dan aliran kalor berada pada arah-x adalah negatif, sebagaimana diilustrasikan
pada gambar berikut. Qx merupakan nilai positif, aliran kalor berada pada arah-x positif,
dan sebaliknya.
Perpindahan panas konduksi dalam keadaan Steady state (tunak) untuk koordinator
satu dimensi dapat dihitung dengan menggabungkan persamaan neraca panas suatu volume
dengan hukum Fourier untuk perpindahan panas konduksi yang akan diperoleh persamaan
distribusi suhu pada suatu benda. Perbedaan suhu pada perpindahan panas konduksi meliputi
koordinat yaitu koordinat Cartesian (bidang x, y, z) koordinat silinder (r, z, dan ) dan
koordinat bola (r, , ). Dalam kategori sistem satu dimensi ini terdapat berbagai bentuk fisik
yang berlainan yaitu bidang datar, bidang silinder maupun bidang berbentuk bola. Sistem
silinder dan bola dikatakan satu dimensi bila suhu benda hanya merupakan fungsi jarak radial
dan tidak tergantung dari sudut azimut atau letak pada poros. Dalam beberapa masalah dua
dimensi, pengaruh koordinat ruang kedua mungkin kecil sekali sehingga dapat diabaikan dan
soal-soal perpindahan panas dimensi rangkap dapat didekati dengan analisis satu dimensi.
Persamaan Fourier untuk ketiga koordinat dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
differensial parsial sebagai berikut:
Untuk koordinat
Arah x:kartesian:
dT
qx = -kA dX
Arah y:
qy = -kA
Untuk koordinat
Arah r:silinder
dT
qr = -kA dr
dT
dr
dT
dy
qz = -kA
dT
dz
Arah z:
Arah :
k
dT
q = - r A d
Untuk koordinat
Arah r:bola
qr = -kA
Arah z:
qz = -kA
dT
dz
Arah :
Arah :
k
dT
q = - Arah
r sin z: A d
k
dT
q = - r A d
qz = -kA
dT
dz
3. Efisiensi termal
Dalam termodinamika, efisiensi
menunjukkan
performa
peralatan
termal adalah
termal
ukuran
seperti mesin
tanpa
dimensi
pembakaran
yang
dalam dan
sebagainya. Panas yang masuk adalah energi yang didapatkan dari sumber energi. Output
yang diinginkan dapat berupa panas atau kerja, atau mungkin keduanya. Jadi, termal efisiensi
dapat dirumuskan dengan
Berdasarkan hukum pertama termodinamika, output tidak bisa melebihi input, sehingga
Ketika ditulis dalam persentase, efisiensi termal harus berada di antara 0% dan 100%.
Karena inefisiensi seperti gesekan, hilangnya panas, dan faktor lainnya, efisiensi termal
mesin tidak pernah mencapai 100%. Seperti contoh, mesin mobil bensin memiliki efisiensi
25%, dan mesin pembangkit listrik tenaga batu bara yang besar memiliki efisiensi maksimum
46%. Mesin diesel terbesar di dunia memiliki efisiensi maksimum 51,7%.
Daftar Pustaka
Cengel, Yunus. 2006. Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc Graw-Hill
Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill
Incropera, F.P., and Dewitt, D.P. 2002. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. New Jersey
: John Wiley & Sons, Inc.
Kern, D.Q. 1950. Process Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill
Moran, Michael J. Fundamentals of Engineering Thermodynamics: SI version / MichaelJ.
Moran, Howard N. Shapiro. -- 5th ed.
Pane, Ali Hasimi. 2015. Perpindahan panas konduksi steady state one dimensional. Medan