Anda di halaman 1dari 46

LOKAKARYA

GERAKANPEREMPUANDAN
PENANGGULANGANKEMISKINAN:
PEMBELAJARAN,CAPAIANDAN
TANTANGANKEDEPAN
2931JANUARY2013

DibuatOleh:
AbdiSuryaningati
JuniThamrin

DAFTARISI

1.

PENDAHULUAN

1.1LATARBELAKANG

1.2Hasilyangdiharapkan

1.3PelaksanaanKegiatandanPeserta

2.HASILLOKAKARYA

2.1ALURDANAGENDALOKAKARYA

2.2PERKENALAN,KESEPAKATANLOKAKARYADANHARAPAN

2.3REFLEKSISEMINARSEHARI

10

2.4PEMBAHASANTENTANGVISIPROGRAMMAMPU

14

2.5LAPORANPERKEMBANGANKEGIATANMITRAPROGRAMMAMPU

19

2.5.1AisyIyah
2.5.2YAYASANBAKTI
2.5.3InternationalLABORORGANIZATION(ILO)
2.5.4KAPALPerempuan
2.5.5Koalisiperempuanindonesia
2.5.6KOmnasperempuan
2.5.7migrantcare
2.5.8PEKKA
2.5.9HASILDISKUSI

19
20
20
21
21
22
22
23
24

2.6DISKUSITEMATIKPROGRAMMAMPU

25

2.6.1TEmaperlindungansosial
2.6.2TEmaKESEHATANREPRODUKSI
2.6.3TEmaPEKERJAMIGRAN
2.6.4TEmaAKSESTERHADAPPEKERJAAN
2.6.5TEmapARLEMEN
2.6.6TEmaKEKERASANTERHADAPPEREMPUAN

25
24
25
25
26
27

2.7DIALOGPEMBELAJARAN

29

2.7.1evaluasi
29
2.7.2STRATEGIPEMBENTUKANKOALISI,PELIBATANPEMANGKUKEPENTINGAN,PENGGUNAANSOSIAL
MEDIADANPELIBATANPEREMPUANBERKEBUTUHANKHUSUSDALAMMENCIPTAKANPERUBAHAN
DIALOGPEMBELAJARAN
31

2.8PENINJAUANORGANISASIDANPENGEMBANGANKAPASITAS

36

2.9PEMBAHASANTENTANGPENGORGANISASIAN(STRUKTURKERJA)MAMPU

38

2.10CATATANPENUTUP

41

3.EVALUASIDANPENUTUP

42

DAFTARLAMPIRAN
Lampiran1
Lampiran2
Lampiran3
Lampiran4
Lampiran5
Lampiran6
Lampiran7
Lampiran8
Lampiran9
Lampiran10
Lampiran11
Lampiran12
Lampiran13
Lampiran14
Lampiran15
Lampiran16
Lampiran17
Lampiran18
Lampiran19
Lampiran20
Lampiran21

DaftarPeserta
RefleksiSeminarSehariolehTatiKrisnawati
PresentasiAusAIDtentangprogramMAMPU
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUAisyiah
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUYayasanBAKTI
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUILO
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUKapalPerempuan
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUKoalisiPerempuanIndonesia
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUKOMNASPerempuan
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUMigrantCare
PresentasiPerkembanganKegiatanMAMPUPEKKA
PresentasiDiskusiTemaKesehatanReproduksi
PresentasiDiskusiTemaPekerjaMigran
PresentasiDiskusiTemaParlemen
PresentasitentangEvaluasiDesigningandEvaluatingPilotInitiative
PresentasiPATTIROAdvokasiKebijakanMelaluiPengorganisasianPolitik
PresentasiKPPAMensinergiskanKebijakanyangProPerempuandanAnak
PresentasiPemanfaatanICTdanSocialMediadalamProgramMAMPU
PresentasiHWDIProgramMAMPUInklusi
RefleksiKelembagaanMitraMAMPUmenggunakanOCPAT/YAPPIKA
TindaklanjutPenjajakanKebutuhan&RencanaPengembanganKapasitas
MitraMAMPU/STATT
Lampiran22 MAMPUGovernanceStructureDiagram

1. PENDAHULUAN

1.1LATARBELAKANG

Indonesia telah mampu meningkatkan kesejahteraan penduduknya secara signifikan. Tingginya


angka pertumbuhan ekonomi nasional berkontribusi terhadap perbaikan pelayanan pemerintah.
Meskipunbegitu,pertumbuhanekonomi,belummengurangiketidakadilandisemuaareadanmasih
banyakpendudukyangmiskin.Di2011,12.5persendaritotalpendudukIndonesiamasihhidupdi
bawah garis kemiskinan. Dan bahkan hampir setengah dari penduduk Indonesia masuk kategori
hampirmiskindengantingkatkonsumsiperharidibawahduadollar.IndeksPembangunanGender
2010, Indonesia menempati urutan 108 dari 166 negara. Urutan ini mencerminkan gabungan dari
tingginya angka kematian ibu, rendahnya angka keaksaraan perempuan, rendahnya pendapatan,
danrendahnyaketerwakilanperempuandilembagapengambilankeputusan.

Indonesiasekarangsangatberkomitmenuntukmengurangiangkapendudukmiskindanmenjadikan
pengurangan kemiskinan menjadi agenda utama pembangunan. Hal ini ditunjukan dengan adanya
strateginasionaluntukpenanggulangankemiskinan.Meskipunbegitu,Indonesiamasihmenghadapi
tantangan besar dalam upaya melayani dan menjangkau penduduk miskin, terutama perempuan.
Perempuanberkontribusiaktifdalamekonominasionaldandirumahtangga,tetapitidakmendapat
posisi strategis di lembagalembaga pengambilan keputusan di semua level termasuk di rumah
tangga. Akibatnya, kepentingan perempuan tidak tersuarakan dalam kebijakan pembangunan dan
ekonomi.

Gerakan perempuan Indonesia terus berusaha menyuarakan kepentingan perempuan dan


mempromosikan kesetaraan gender sebelum dan sesudah Reformasi. Mereka di garda depan di
dalammemperjuangkanhakhakperempuandanberperansignifikandalamgerakanReformasiMei
1998.CapaiangerakanperempuandiIndonesiaantaralainkomitmennasionaluntukperlindungan
perempuan dari kekerasan, reformasi kepolisian untuk melayani perempuan korban kekerasan
dengan adanya womens desk, Undangundang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga,
UndangUndang Pemberantasan Tindak Perdagangan Orang, bertambahnya kebijakandan program
yang berpihak pada rakyat miskin, dan meningkatnya jumlah perempuan di lembaga pengambilan
keputusan.Capaiancapaianiniadalahbuktibahwaketikaorganisasiperempuandanorganisasiyang
berfokuspadaisugenderberkoalisidanbekerjasamamakaperubahanbisadicapai.

Pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan penduduk miskin menjadi prioritas


kemitraan Australia dan Indonesia yang salah satunya adalah program MAMPU (Maju Perempuan
Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan) yang belum lama diluncurkan. Program 8 tahun ini
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan miskin di Indonesia. Dari analisa dan
konsultasidenganberbagaipemangkukepentingantermasukorganisasiperempuan,teridentifikasi
limatemaprogramMAMPUyaitu:
1. Meningkatkanaksesperempuankepadaprogramperlindungansosial
2. Meningkatkan akses perempuan terhadap pekerjaan dan penghapusan diskrimininasi di
tempatkerja
3. Meningkatkankondisipekerjaanburuhmigran
4. Memperkuatkepemimpinanperempuanuntukkesehatanreproduksiyanglebihbaik
5. Memperkuat kepemimpinan perempuan untuk pengurangan kekerasan terhadap
perempuan.

BerkaitandenganprogramMAMPU,AusAIDakanmengadakanseminarsehariyangdilanjutdengan
tiga hari workshop. Tujuan seminar sehari adalah untuk membahas apa yang sudah dicapai oleh
3

gerakanperempuanselamalimabelastahuninisejakreformasidanapatantangankedepan,kondisi
perempuan terutama perempuan miskin, refleksi pemberdayaan perempuan dan kontribusi
pemimpin perempuan dan gender champion dalam membuat kebijakan yang berpihak pada
perempuan miskin dan kesetaraan gender. Sedangkan kegiatan workshop bertujuan untuk
membangun visi progam secara kolektif dan juga memastikan semua pihak yang terkait dengan
MampubekerjasamauntukmenghasilkankeluaranyangberkelanjutansesuaidenganvisiMampu.
Kegiatan workshop ini akan dihadiri oleh perwakilan organisasi mitra program MAMPU, individu
individu dan perwakilan lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program Mampu, serta
perwakilanlembagayangmemilikikegiatanterkaitdengankelimatemaMampu.1

Laporan ini secara spesifik ditujukan untuk menggambarkan hasilhasil workshop/lokakarya yang
dilaksanakanpadatanggal2931Januari2013.

1.2HASILYANGDIHARAPKAN

Hasilyangdiharapkandarikegiatanlokakaryasecaraumumadalah:
1. Adanya visi Program Mampu pada umumnya dan keluaran yang ingin dicapai dari setiap
temaProgramMampupadakhususnya.
2. Didapatnya berbagai masukan/pembelajaran dari berbagai pihak termasuk antar mitra
Mampumengenaibagaimanamenerjemahkanprinsipkedalamkegiatanpraktis.
3. Disepakatinyabentukkerjasamadariseluruhindividudanlembagayangterlibatdalam
pelaksanaanProgramMamputermasukrencanatindaklanjut.2

1.3PELAKSANAANKEGIATANDANPESERTA

Kegiatan Lokakarya berlangsung pada tanggal 29 31 Januari 2013 bertempat di Hotel Novotel,
Bogor.Lokakaryainidihadirioleh62orangpeserta,terdiridari:
DelapanMitraMampu:Aisyiyah,YayasanBaKTI,InstitutKapalPerempuan,InternationalLabor
Organization (ILO), Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilandan Demokrasi (KPI), Komisi
NasionalPerempuan(KomnasPerempuan),MigranCare,Pekka
PerwakilanKementrian/Lembagapemerintah
AnggotaKomiteStrategisProgramMampudanAnalyticalResearchUnit(ARU)
PerwakilanlembagalembagapendukungkegiatanProgramMampu:YappikadanSTATT
Individudanperwakilanlembagalembagayangdiundang
TimAusAID
DaftarpesertadapatdilihatpadaLampiran1.

2.HASILLOKAKARYA
2.1ALURDANAGENDALOKAKARYA
Lokakarya program MAMPU berjudul Gerakan Perempuan dan Penanggulangan Kemiskinan:
Pembelajaran, Capaian dan Tantangan ke Depan ini merupakan sebuah lokakarya visioning
melibatkan seluruh pihak yang terlibat dalam program MAMPU, sekaligus sebuah persiapan untuk
membekali mitramitra MAMPU agar dapat menuliskan proposalnya sesuai dengan visi bersama
yangdisepakatidalamlokakarya.Dengandemikian,alurlokakaryaditetapkansebagaiberikut:
1KerangkaAcuanSeminarNasionaldanWorkshopGerakanPerempuandanPenanggulanganKemiskinan:

Pembelajaran,CapaiandanTantangankeDepan,AusAID,2013
2

ibid
4

ALUR LOKAKARYA
Menemukan
asetaset
gerakan,
memperjelas
visi,capaian dan
strategi dasar
gerakan

HARI1

Menemukenali
sistem Monev
yg mendorong
pembelajaran,
guiding
principles
programdan
skema
pengembangan
kapasitas

HARI2

Mengembangkan
prinsipprinsip
kerja dan pola
relasi yangsesuai
untuk
pengembangan
gerakan

HARI3

Adapunagendalengkapyangdirancanguntuklokakarya3hariiniadalahsebagaiberikut:

Waktu

Agenda

Hari1,Selasa29Januari2013
O8.30
SelamatdatangdanPerkenalan
1) Perkenalanpartisipan
Workshop
2) PenjelasanmengenaiTujuan
Workshop
SESI1:MAMPUGAMBARANUMUM
09.30
GambaranUmumMAMPU

Pelaku/Pembicara
Fasilitator

Seluruhpelakuyangterlibatdalam
ProgramMAMPUsalingmengenal.
Seluruhpartisipanmemahamitujuan
workshop.

KateShanahan

Partisipanmemahamitujuanstrategis
dariProgramMAMPU

Partisipanmendapatkangambaran
umummengenaiisuisubesar
terutamayangterkaitdenganlima
areatemaProgramMAMPU.

Adanyakesepahamanbersama
mengenaivisiMAMPU

10.30
10.45

Rehatkopi
RefleksidariSeminarSehariIsu
danPembelajaranapayang
didapat?

Fasilitator

11.30

Visi,TujuandanKeluaranakhir
yangdiharapkandariProgram
MAMPU
Makansiang
Laporanperkembangankegiatan,
khususnyatemuantemuanutama
darihasilassessmentsetiapMitra

Fasilitator

13.00
14.00

Keluaran

MitraMAMPU

Seluruhpartisipanmengetahui
perkembangankegiatandarimitra
MAMPUlainnya
5

Waktu

Agenda

Pelaku/Pembicara

Keluaran

MAMPU
DiskusiKelompokberdasarkan
MitraMAMPU
Visidankeluaranuntuksetiaptema
TemaMAMPU
teridentifikasi.

Visidankeluaranuntuksetiap
Faktorfaktorpendukungdan
tema
penghambatteridentifikasi
Faktorfaktoryang

mempengaruhipelaksanaan
Disepakati/dipahaminyastrategidan
programdanmengidentifikasi
rencanakerjabersamaolehmitra
isuisustrategisyangakan
MAMPUyangmemilihtemayang
disasar.
sama.
Strategidanrencanakerja

bersamauntukmenghasilkan
keluaranygdiharapkan
16.30
RehatKopi

17.00
DiskusiUmum(pleno)
Fasilitator
Tantangandandukungan
teridentifikasi.
Tantanganumumyang
Disepakatinyakerjakerjakolektif
dihadapiberdasarkanhasil
untukmencapaikeluaranprogram
diskusikelompoktema
yangdiharapkan.
Dukunganyangdibutuhkan
Kerjakolektifseluruhpihak
yangterlibatsebagaisebuah
gerakan
Harike2,Rabu30Januari2013

8.30
ReviewdarihasilHari1.
Fasilitator

SESI2:MASUKANDANPEMBELAJARANDARISELURUHPIHAKTERMASUKMITRAMAMPU
09.00
Presentasi
Soedarno,Simone
Dipahaminyamanfaatevaluasidan
bagaimanamerancangnya.
Merancangujicobainovatif
Ideidemengenaikegiataninovatif.
untukmengatasiisubersama

ARU
Evaluasi:Mengapapenting?
Memahamimanfaatdari
evaluasi,bagaimanauntuk
mendesainevaluasidan
pilihanpilihanutk
mengevaluasi
Studikasus,contohcontoh
inisiatifdanevaluasi.
10.30
Rehatkopi

15.00

10.45

DialogPembelajaran
1. Studikasus:mobilisasikoalisi
untukpembaharuan
2. Berbagipengalaman:
bagaimanamelibatkan
berbagaipemangku
kepentinganuntuk
pembaharuan
3. Berbagipengetahuan
mengenaipenggunaansocial
media
4. Pelibatanperempuan
berkebutuhankhususdalam
progam

1.

2.

3.
4.

Pattiro
Neneng/KPA

Simon

Maulani
Rotinsulu

Partisipanmemilikitambahan
wawasanmengenaibagaimana
menggunakanjaringan,hasil
penelitiandansocialmediauntuk
mempengaruhikebijakan.

Waktu
12.30
13.30

15.30

Agenda
Makansiang
Pendalaman
LimatemaMampu
Penelitian,monitoringdan
evaluasi
Berbagaipembelajaran
Rehatkopi

15.45

Presentasitemuanumumhasil
OCPATkhususnyamelihat
kebutuhandanAssetyangdimiliki
olehMitraMampusecaraumum
16.30
Assessmentdancapacitybuilding
Rencanadanpendekatanatau
prosessetelahOCPATdan
dukunganyangdisediakanSTATT
untukkegiatancapacitybuilding
dalam6bulankedepan

17.30
Selesai
Hari3,Kamis31Januari2013
8.30
ReviewdanRekapitulasihari
kedua
Diskusiterbuka(duaarah)antara
09.00
MitraMampudanseluruhpihak
yangterlibatdalamProgram
Mampu

12.30
13.00

Penutupan
Makansiang

Pelaku/Pembicara

Keluaran

SimonandDavid
Pattiro,
Simone/Darno,
Nana,Lisa,Gillian
Brown

Ideideuntukpelaksanaankegiatan
lanjutan

YAPPIKA

Partisipanmengetahuikekuatan
kebutuhandankekuatankolektif
MitraMampu.

Dipahaminyakegiatanlanjutandan
dukunganyangtersediaterkait
capacitybuilding

STATT

Fasilitator

Seluruhpartisipan

Kesepahamanmengenaiperandari
seluruhpihakyangterlibatdalam
programmampu.

Disepakatinyakegiatanbersama
termasukmerealisasikan/
menindaklanjutirencanarencana
yangpernahada.

Fasilitator

Selamaproseslokakarya,agendatersebutmengalamiperubahankarenaketerlambatanwaktumulai
di hari pertama, dan pembahasan tentang visi serta laporan perkembangan kegiatan 8 Mitra
ProgramMAMPUmengambilwaktulebihbanyakdariprediksi.Padaakhirnyagarisbesartatawaktu
menjadisebagaiberikut:

HARI1,29JANUARI2013
Pembukaan(perkenalan,penjelasantujuandanalurlokakarya,kesepakatanpokok,harapandan
kekhawatiran)
GambaranumumProgramMAMPUolehKateShanahan
RefleksidanpembelajarandariSeminarSehari
Visi,TujuandanKeluaranakhiryangdiharapkandariProgramMAMPU
Laporanperkembangankegiatan,khususnyatemuantemuanutamadarihasilassessmentsetiap
MitraMAMPU

HARI2,30JANUARI2013
ReviewHari1
LanjutanPembahasantentangvisi
DiskusikelompokberdasarkantemaprogramMAMPUdilanjutkandenganplenopembahasan
7

PresentasitentangEvaluasi(bagiandaridialogpembelajaran)
Dialogpembelajaranmenghadirkanbeberapanarasumber
PresentasitemuanumumhasilOCPATdariYAPPIKAdanrancangankegiatancapacitybuilding
lanjutanberdasarkantemuanOCPATolehSTATTdilakukandimalamhari

HARI3,31JANUARI2013
ReviewHari2
Pembahasantentangpengorganisasian(strukturkerja)MAMPU
Pembahasantentangbeberapakesepakatanpokokdanpekerjaanrumahyangharusdiproses
dalamwaktudekatuntukProgramMAMPU
EvaluasidanPenutupan

2.2PERKENALAN,KESEPAKATANLOKAKARYADANHARAPAN
Acara perkenalan dimulai dengan memperkenalkan fasilitator dan kepanitiaan untuk lokakarya
Program MAMPU ini, yang merupakan kolaborasiantara AusAID dan YAPPIKA. Fasilitator meminta
panitia untuk sekaligus memperkenalkan yang bertugas di bagian materi, bagian perlengkapan,
bagiankeuangan,notulen,danpenterjemahagarsemuapesertadapatdenganmudahberhubungan
dengan mereka, jika membutuhkan dukungan. Selanjutnya acara perkenalan diteruskan dengan
meminta peserta mengambil amplop diatas meja yang berisi puzzle dan berkelompok dengan
peserta lain yang memiliki puzzle dengan warna yang sama. Ada 6 tema puzzle, setiap temanya
harusdisusunolehmasingmasingkelompok.Berikutadalahtematemapuzzletersebut.


Selanjutnyakelompokyangtelahberhasilmenyusunpuzzledimintauntukmulaiberkenalandengan
pertanyaansebagaiberikut:
Tuliskandalammetaplan
o 3sifatdasaryangmenjadikeunggulanmu
o 1sifatdasaryangmenjaditantanganmu
Mulailahberkenalandalamkelompoksambilberceritatentangsifatsifatdasarmu
Temukan kesamaan dan perbedaan dan catat sifatsifat dasar yang menjadi keunggulan di
kelompokmu
Banguncarayangpalingmenarikuntukmemperkenalkanmasingmasinganggotakelompokmu
padaaudiensyanglebihluasdenganberlandaskansifatsifatdasarunggulanitu

Sesi perkenalan ini berlangsung menarik dan tampaknya berhasil mencairkan suasana diantara
peserta.Beberapasifatdasaryangmenjadikeunggulanpesertayangberhasildiidentifikasiadalah:
Semangat
Terbuka
Tekun
PekerjaKeras
Sabar
Penyayang
Disiplin
Organized
Konsisten
Berani
Ramah
Belajar
Komitmen
Jujur
Sisterhood
Empati
Rajin

Adapunkesepakatankesepakatandasaruntuklokakaryainiadalah:
Kesepakatanwaktu:
o Mulaipukul08:30tiappagi
o Mulaipukul14:00setelahmakansiang
o Sesiberakhirpadapukul17:30
KesepakatanHP:
o Menggunakanmodegetarsaatdalamruangan
o Penerimaantelepondiluarruangan
Kesepakatantentangpemakaianlaptop:Digunakansecarabijaksana

Sementara Harapan dan Kekhawatiran Peserta secara


umummencakup:
Harapan:
MemahamidenganbaikprogramMAMPU,maupun
sinergitasantarkomponensertaimplementasinya
Berbagi dan menambah pengetahuan serta
wawasan dalam melakukan perubahan bagi kaum
perempuan
Memetakan potensi dan aset, bersinergi, dan
membangunkerjasama/aliansiantar
Visidanmisisertastrategigerakanyanglebihjelas
Menjadipegangandalampembuatanprogramkerja
kedepan
Tumbuhnya rasa saling percaya anatara semua
stakeholder
Semuapesertabersemangat
Bahandiserahkanpadapeserta

Kekhawatiran:
Bingung
Tidak bisa terlibat secara optimal selama proses karena keterbatasan ilmu, bahasa dan
keterampilan
Diskusitakberujung
Pemanfaatanwaktuyangtidakefisien,pesertataktepatwaktu,keterbatasanwaktuuntuk
berdialogsecaramendalamdantidakdapatmenghasilkanrumusanbersama
Belumbisamelepaskanegountukkepentinganbersama
Tujuantidaktercapai
Terlalujauhmengakseskotatakadaojek

2.3REFLEKSISEMINARSEHARI
Dalam refleksi seminar sehari ini, Fasilitator
menggunakanbahanrumusanyangsudahditulis
Ibu Tati Krisnawati dan dipresentasikan di akhir
seminar, kemudian mendiskusikannya ke dalam
2tahap.BahanrumusanIbuTatiKrisnawatibisa
dilihatpadaLampiran2.

Tahap Pertama berdiskusi kelompok di masing


masing meja selama 15 menit dengan
pertanyaanberikutini:

Hal hal apa yang dirasa penting atau


strategis yang muncul dari seminar
kemarin yang perlu dipertimbangkan
untuk menjadi pelajaran penting
gerakanperempuandimasadepan

Apa yang melandasi pemikiran dibalik


pemilihan aspek aspek penting
tersebut.

TahapKeduamengundangperwakilankelompokuntukpresentasipokokpokokpikiranhasildiskusi
danmengundangadvisoruntukmemberikanmasukan.

Berikutadalahrangkumanmasukanmasukandaritiapmejadiskusidandariparaadvisor:

Meja1
Desentralisasimerupakanhalpentingyangperludicermati.Posisimasyarakatsipildibeberapa
daerahsemakinmelemah,misalnyadalamhalketerlibatandipenyusunanPerda.
Partisipasiperempuanyangbanyakdidoronghanyapadalevelproseduralbelaka,mengandalkan
pada kehadiran saja tanpa partisipasi yang aktif, dan tidak mengupayakan penguatan
kepemimpinanperempuan.
Radikalisasi mengatasnamakan agama marak. Munculnya isuisu sensitif jarang direspon,
10

persoalandidaerahbanyakmunculsepertikekerasandanpengabaian.
Privatisasipelayananpublikberimplikasipadanaiknyahargahargapelayanan.
Kemiskinan secara politik dan sosial, ditunjang dengan lemahnya kesalingterhubungan antara
masyarakatmiskinuntukmenyelesaikanmasalahsecarabersama.
PolitisasiKemiskinan.
Definisi kepemimpinan perempuan dalam arti luas juga menjadi isu karena belum ada
pemahaman yang sama terkait dengan ini. Kepemimpinan perempuan yang diakui saat ini
hanyalah kepemimpinan formal, seperti menjadi anggota DPR/D, Ketua RT, Kepala Desa.
Kepemimpinan dalam rumah tangga belum terakomodir menjadi bagian dari kepempimpinan
perempuan.
Perlunyapenyamaanpersepsitentanggerakanperempuan
Peranfunding/donoryanglebihprojectorientedkurangmembantupenciptaanmimpibersama
dangerakanperempuanyangsoliduntukpencapaianmimpitersebut.

Meja2
Kesamaanideologidanperspektifterkaitdenganpemahamangenderdanfeminism.Meskipun
sudahmenggunakannyatetapperludigalidandisebarluaskankepihakpihakyangterlibatdalam
program.
Pengetahuanyangbelumterdokumentasikan,khususnyapengetahuanyangberlandaskanpada
pengalamanperempuan.Padahaldokumentasiyangvalidpentinguntukmenyakinkanpihaklain
bahwaadamasalahyangdisasar.
Pengorganisasian basis sangat penting untuk menguatkan, sekaligus memperkuat proses
pembelajarandankaderisasiagarkepemimpinanditingkatbasisterusberjuang.
Kerja sama jaringan dan multistakeholder yang belum maksimal meskipun sudah dilakukan.
Perspektif gender perlu masuk dalam sistemsistem tata kepemerintahan dan perlu terus
dikawalimplementasinya.
Memandang pengalaman perempuan sebagai kebenaran, sehingga program perlu
dikembangkanberdasarkanpengalamanperempuan

Meja3
Banyak potensi yang sudah dimiliki tetapi belum terelaborasi secara baik dan mendalam,
padahalpotensitersebutdapatdibangunsehinggamenjadikekuatanbersama
Belum terbangun kerangka kerja multistakeholder, dan pendekatan lebih banyak terfokus di
masingmasinginstansisaja
Sudahbanyakcapaiannamunpendokumentasianterbatasdanbelumbaik
Terjadi fragementasi, dan dibutuhkan upaya merubah fragmentasi ke dalam satu gerakan.
Dibutuhkanpulastrategiinovatifuntukmengurangikemiskinanperempuan

Meja4
Gerakanperempuanpernahmempunyaimonumentmonumenkeberhasilan,misalnya:
o UUPKDRT
o Quota30persen
o Genderbudgeting
o PengarusutamaanGender/PUG(sudahdilaksanakanbelumoptimal)
o BerdirinyaPusatTerpaduPerlindunganPerempuandanAnak/PTPPA
o AturantentangKewarganegaraanyangmemberihakpadaperempuanIndonesiauntuk
mendapathakpengasuhanatasanakdariperkawinandenganlakilakiyangbukanwarga
negaraIndonesiaRuangterbukauntukberorganisasi
Perempuan menjadi kontrol sosial untuk mempengaruhi kebijakan misalkan kasus Aceng,
Daming,TolakPerdaDiskriminatif.
Keberhasilankeberhasilan itu mulai tenggelam dan saat ini banyak pihak lain mencoba
11

menjadikan isu seksualitas perempuan sebagai pembatas ruang gerak perempuan di ranah
publik.
Kekerasanberalihdariruangdomestikkeruangpublik
Mendorongperubahankebijakannasionaldandaerahperlumenjadibagiandaristrategipokok
gerakan
Perlu menguatkan parlemen dalam mendorong kebijakan publik pro perempuan. Perempuan
perempuan yang berminat untuk duduk di parlemen perlu dibekali sehingga dapat menjadi
kekuatanuntukmendorongperubahankebijakan.

Meja5
Datadatadanbuktibuktimenjadihalpentingadvokasikebijakan.Pengorganisasiansosialperlu
pula dimuati dengan upaya kompilasi data di beberapa tingkatan (lokal sampai ke tingkat
nasional)agaradvokasikebijakandilakukanberbasisbuktidanmenjadivalid/kuat.
Membangun koalisi antara Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang fokus pada isu gender
denganOMSyangbergerakdiisulain.
Mengisigapkebijakanmakrodanpengembangan/penguatangerakanperempuan

Meja6
Refleksiseminarterdiridar3bagianyaknisebagaiberikut:
CatatanKritis
Masihadanyagapyaknirealitaskemiskinanperempuandanklaimkeberhasilanpemerintah
untukmenurunkankemiskinan
Gerakanperempuanmasihfragmentatif
KemajuanIndonesiamasihdiwilayahtertentumisalkanjawasaja
Gerakanperempuanmasihlemahdata
Tantangangerakanperempuansemakinberat
Minusnya keterlibatan kelompok dan teritori marginal misalkan dokumen pembangunan
tidakmengakomodirwargayangbekerjadiluarIndonesia.
Kemajuan
Adakemajuanyakniperempuanperempuanparlemenyangprogresifdaripada10tahunlalu
DimanaposisigerakanperempuanIndonesiasaatini
Rekomendasi(kedepan)
Penguatanjaringan,strategiuntukmempengaruhikebijakan
Memperkuat posisi perempuan di parlemen di nasional serta advokasi berbasis data. Ada
presenterdengandatayangsamanamuninterpretasiberbeda
Dimanaposisigerakanperempuandisaatini

Meja7
Terkaitdenganrefleksiseminar,ada3aspekyangperlumendapatkanperhatiankhususyakni:
Pelayananpublik
o Kesehatanreproduksi(kespro)menjadihalyangpentingkarenakesproperempuandananak
mendasardalamkehidupanseharihari
o Adapeningkatankesadaran
o Pentingnyapenguatanekonomi
o Adainformasiutuhterkaitdenganpelayananpublikmisalkantentangkenaikanhargadasar
listrik
PerlindunganBuruhMigrant
o Hampir6jutatenagakerjadiIndonesiaberesikotinggipadahalsudahmenyumbangkanke
Indonesia 80 trilyun. Banyak UU tentang trafiking, tetapi UU nomor 39 tidak mengatur
perlindunganBMP.
o Jaminan ekonomi sangat dibutuhkan oleh pekerja migrant sehingga tidak tergantung pada
12

siapapun.
o Kebutuhanakaninformasiyanglengkapterkaitdenganpendapatandankondisikerja
Alokasianggaranterkaitisugenderdanpropoor
Adaanggaranuntuklayananpublikdananggaranuntukkebutuhanaparaturyangternyatalebih
besar. Banyak pelatihan yang dilakukan untuk aparatur negara. Penting untuk mendorong isu
anggaranyanglebihbesaruntuklayanan.

MasukanAdvisorLiesMarcus
58tahunkedepankemiskinandapatteratasimakakitamenawarkandasarpikiruntukmelihat
pengalaman perempuan karena separuh penduduk dunia adalah perempuan. Sumbangan
MAMPU adalah merubah wacana bahwa isu perempuan tidak hanya ditinjau dari tolok ukur
ekonomitetapipersoalandignitydenganterabaikannyahakhakdasarperempuan
Ideologisasi, menggunakan kacamata analisis gender dalam melihat persoalan kemiskinan
karenaperempuanberadadalamstrukturyangtidakadil
Aspekkulturyangmasihdiskriminatifperluditelaahdandiupayakanuntukberubah.Perubahan
kebijakansajatidakcukupuntukmengatasiberbagaipersoalanperempuan.

MasukanAdvisorKamalaChandraKirana
Datadata
Basis data yang kuat untuk memperkuat gerakan sendiri penting menjadi landasan. Data ini
bukanhanyastatistik.Adagapantarapanelyangmemaparkandatastatistikdengancapaian
capaiangerakanperempuan.Dokumentasipengalamanperempuanperlumenjadilandasandata
yang sama pentingnya, termasuk juga pengumpulan dan analisis data dengan menggunakan
perspektifkeadilangender.
Minatuntukpendokumentasianperludilakukansecarabersama,sehinggakitamengetahuiapa
yangsudahdilakukanolehsemuaorganisasi,misalnyaapayangberhasildilakukananggotaKPI
danMigrantCare.Karenakitasemuabekerjadiberbagaidaerahdenganisumasingmasing,kita
perlu menyediakan ruang untuk membuat analisis bersama terhadap datadata itu. Ruang
analisis secara bersama inilah yang harus diciptakan oleh MAMPU. Dan dari analisis terhadap
datadata tersebut kita mendapat pengetahuan baru, yang bermanfaat untuk melakukan
perubahankebijakan.
Posisigerakanperempuan.
Sampai saat ini posisi gerakan perempuan yang berasal dari pengalaman kita sendiri belum
terumuskan. Padahal, MAMPU ini menjadi peluang agar organisasi bisa duduk bersama,
mempunyai visi bersama untuk merawat proses bersama. Dengan analisis yang baru dan
landasanpengetahuanyangkuat,akanlebihmudahdankuatuntukmembangunaliansidengan
pihakpihaklainbagigerakanperempuan
Publik
Beberapakalimunculpernyataanbahwastrategimempengaruhikebijakandanpelayananpublik
sertapengawasanterhadapkebijakantidakhanyadilakukanolehkitasebagaiOMS,tetapioleh
masyarakat.Bagaimanacaramempengaruhipubliksecaraefektifmembutuhkanpemikiranlebih
lanjut, dan kita memiliki 8 tahun untuk memastikan proses dengan memulai secara bersama
pembahasanmenyangkutstrategiberkomunikasidenganpublikdanpenyelenggaraandiskursus
diskursusuntukmempengaruhipublik.
Peranlembagafunding/donor
Program MAMPU sangat berbeda dengan program lain dengan komitmen yang panjang.
PrograminiberpotensimenjadisebuahbentukkolaborasiantarNegaradanantarwarganegara
dalamsatumodelkerjasamapembangunanyangmenginspirasidevelopmentarenasecaraluas.
Kitaperlumengupayakanjugadialogtentangdevelopmentaidsehinggatidakterjebakmenjadi
sekedar melaksanakan proyek, tetapi juga menjadi arena untuk dialog tentang strategi
pembangunan. Jika berhasil, maka program MAMPU akan menjadi teladan baik di kawasan
13

maupundiIndonesia.

MasukanAdvisorGillian
PerludiupayakanpenguatankapasitaspadaanggotaDPRD,sehinggatidakbekerjauntukdirinya
sendiri tetapi untuk kepentingan perempuan dan berkemampuan mengajak orang lain
mendorongkepentinganperempuan.
Mengupayakan agar MAMPU berbeda dengan proyekproyek lain dengan bekerja sama untuk
kemajuanperempuandiIndonesiayangmemilikidampakyangbesar.

2.4PEMBAHASANTENTANGVISIPROGRAMMAMPU

Pembahasan tentang visi MAMPU dimulai dengan


terlebih dahulu mengingat kembali gambaran
umum MAMPU yang dipresentasikan oleh wakil
AusAID, Mrs. Kate Shanahan. Pada saat
mempresentasikan gambaran umum tentang
ProgramMAMPU,disampaikanbeberapahalpokok
menyangkut: latar belakang; konteks kerja sama
pemerintah Indonesia dan Australia; tujuan; 2
komponen program; 5 tematema utama yang
menjadifokusatautitikmasukintervensi;capaian
capaian yang diharapkan dalam jangka pendek,
menengah, dan panjang; prinsipprinsip yang
menjadi landasan program; serta mitramitra kerja
yang dipilih untuk secara bersamasama
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dan
hasilhasilMAMPU.Dinyatakanpulabahwaselain8
mitra kerja yang ada saat ini (Aisyiyah
Muhammadiyah, BAKTI, ILO, KAPAL Perempuan,
KoalisiPerempuanIndonesia,KOMNASPerempuan,
MigrantCare,danPEKKA),AusAIDberencanauntuk
memperluas kemitraan dengan 6 organisasi lain.
Saatini,ada2organisasiyangsedangdiprosesdan
di tahun ini juga direncanakan seluruh proses penambahan mitra tersebut selesai dilakukan.
PresentasiAusAIDdapatdilihatpadaLampiran3.

FasilitatorkemudianmengajakpesertauntukmendialogkanvisibersamaprogramMAMPUmelalui
theory of change yang dikembangkan sebagai landasan program MAMPU, yaitu: penguatan
kapasitas untuk melakukan aksi bersama sebagai hasil jangka pendek menuju kemampuan
menyuarakankepentingandanmempengaruhipihaklaindijangkamenengahdanpadagilirannya
berkontribusiterhadappenguatanaksesdanpenghidupan(kualitashidup)perempuandalamjangka
panjang.

Pada dasarnya, fasilitator mengajak peserta untuk memperjelas tujuan jangka panjang program
MAMPU(penguatanaksesdanpenghidupan/kualitashidupperempuan)menjadikalimatvisi,yang
memberi gambaran (statement) tentang kondisi apa saja yang harus terjadi dan dimiliki oleh
perempuan Indonesia secara berkelanjutan sebagai impact kerjakerja yang dilakukan melalui
programMAMPU.

Untuk pembahasan visi di tingkat pleno, fasilitator menggunakan diagram dan pertanyaan kunci
14

sepertidibawahini:

VISI
Kaitan dengan outcome jangka panjang MAMPU
AKSESDAN
LIVELIHOOD

Implementasi
kebijakan
perlindungan hak
perempuan &
kesetaraan
gender

Perbaikan akses
thd pelayanan
publik &Kualitas
Hidup Perempuan
Miskin dan
Marjinal

PERTANYAANKUNCI
Sepertiapakualitashidupperempuan
miskin/marjinalyangdicitacitakan?Dansejauh
mana perempuan harus dapat mengakses
pelayanan publik agarmemiliki kualitas hidup
yangdicitacitakan tersebut
Seperti apa kinerja pelayanan yangdicita
citakan?

Perbaikan
Kinerja
Pelayanan

Kebijakankebijakanpublikapasajayangharus
adasehingga memberi jaminan perlindungan
terhadap hakhak perempuan sekaligus
mendorong kesetaraangenderpada tataran
praksis?

Pembahasan visi berlanjut dengan diskusi siapa perempuan miskin yang menjadi pemanfaat
utamadariprogramMAMPU?Dalampembahasantentangperempuanmiskinini,beberapapeserta
memberikanpandangan:
Pertama, definisi kemiskinan tidak hanya mengacu pada definisi BAPPENAS yakni pendapatan
270riburupiahkebawahnamunjugamemperhatikankerentanannya.Kedua,perlumemperluas
cakupan perempuan miskin dengan mengakomodir kelompok marginal yang mengalami
kesengsaraan,sepertiperempuanadat,disabilitas,LGBTdanlainnya.
Penerima manfaat tidak hanya perempuan miskin, rentan dan marginal, namun perlu pula
mempengaruhistakeholderdanperempuanperempuanyangtidakmiskinyangmemilikipotensi
untukmenyelesaikanpermasalahankemiskinanperempuan.

Diskusi mengerucut dengan pembahasan menyangkut katakata kunci yang bisa menjelaskan
mengenai kondisi kualitas hidup perempuan meningkat. Peserta menyarankan untuk membuat
ukurankualitashidup,misalnyasajamenikmaihakhakfundamentalsosbud,hakataskeamanandan
bermartabat, dan bebas dari rasa takut. Fasilitator kemudian meminta peserta memberikan
masukan dengan metaplan tentang ukuranukuran/kata kunci dari kualitas hidup tersebut, yang
bisa mengisi pernyataan visi program MAMPU. Berikut adalah katakata kunci yang disampaikan
olehpeserta:
Perempuanpemimpin
Adanyaaksesperempuandalammengambilkeputusan
Representationwomensvoiceneedtobeheardatalllevel
Adamekanisme
Mendapat kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan untuk
dirinya,keluargadanmasyarakatnya
Menikmatihakhakfundamentalsebagaimanusia
Kebijakannyaproperempuanmiskindanmarjinal
Akses
Accesstohealth
Mendapatlayanankesehatan/kesprosecaralayak
Mengaksespelayanananyangberkualitasdanterjangkau
Tersedialayanan
Terlayanikebutuhandasarpendidikan
Mempunyaiakseskepekerjaanyanglayak
Mendapatkesempatandalammeningkatkankualitasekonomi
Mendapatpekerjaanyanglayak
Kebebasanberserikat
Bebasberkelompok/berserikat
Kebebasanuntukberekspresi
15

Bebasdaridiskriminasi
UntukPerempuanbebasdarikekerasan
Bebasdarikekerasanberbasisgender
Bebasdarirasasakitdantidaksanggupbayar
Bebasdarirasatakut
Terpenuhihakhaknya
Hakhakfundamental
Perempuandifabeldapatmendapatkanhakhakpendidikankesehatandanpekerjaan
Sehat
Sejahtera
Mendapatkankeadilan
Hidupdalamlingkunganhidupyangnyamandansehat
Keadilandankesetaraan
Mandiri
Kontroldanotonomitubuhdanpikiran
Economicsecuritybeingindependent
Perempuanberpengetahuanmampumembawakekuatan
Mengambilkeputusan
Percayadiri
Bisamembuatkeputusanyangbebastentangtubuhsendiri

Katakatakuncitersebutdiatasdiclusterdalamempatkategori,yaitu:
1. Situasiyangberkaitandengankemandirianindividuperempuan
2. Kondisikondisiberkaitandenganpemenuhanhakhakperempuan
3. Kondisikondisiberkaitandenganaksesterhadapberbagaijenispelayanandankesempatan
berusahabagiperempuan
4. Kondisikondisimakrokehidupandanpenghidupanperempuan

Cluster2
Cluster3
Cluster4
Cluster1
Pemenuhanhak
Akses
Kondisimakro
Situasiindividu

kemandirian
punyaotonomipada terpenuhihak
tubuhdan
haknya
kemampuan
hakhak
fundamental
bisamembuat
keputusan
perempuandifabel
mengambil
mendapatkanhak
keputusan
pendidikan,
percayadiri
kesehatandan
pekerjaan
economicsecurity
beingindependence
perempuan
berpengetahuan
mampu
membangun
kekuatan
perempuan
pemimpin

mengetahui,memahami
danterlibat
accesstohealth
layanankesehatan
kesprosecaralayak
pelayananberkualitas
danterjangkau
tersedialayanan
terlayanikebutuhan
dasarpendiikan
aksespekerjaanlayak
berkesempatkanakses
ekonomi
akasesperempuandalam
pengambilankeputusan
suaraperempuanharus
didengarkandalamsetiap
level,
mendapataksesdirinya
dankeluarganya

akses
perempuan
terhadap pengambilan
keputusan
kebebasan berserikat,
berorganisasi,
berkelompok,
kebebasanberekpresi
bebasdaridiskriminasi
bebasdarikekerasan
bebas dari rasa sakit
dan tidak sanggup
bayar
bebasdarirasatakut
sejahtera
ekonomi
pendidikan
dan
kesehatan
mendapatkeadilan
dalam
hidup
lingkungan hidup yang
nyamandansehat
16

Cluster1
Situasiindividu
kemandirian

Cluster2
Pemenuhanhak

Cluster3
Akses

kebijakannyapro
perempuanmiskindan
kelompokmarginal
adamekanisme

Cluster4
Kondisimakro

mendapatkankeadilan
dankesetaraan

Setelahpengclusterantersebut,Fasilitatormengusulkanuntukmembuatrumusandengan
beberapakatapenghubung,yaitu:
1. PerempuanIndonesia(diisidenganringkasandariclusterpertama)
2. Terpenuhi(diisidenganringkasandariclusterkedua)
3. DanMendapat(diisidenganringkasandariclusterketiga)
4. Sehingga(diisidenganringkasandariclusterkeempat)

Pesertakemudiandibagidalamempatkelompokuntukmemprosesbeberapakatakunciyang
menjadibagiantugasnya.Hasildarikerjakelompokuntukperumusanvisiadalahsebagaiberikut:

17

1. Perempuan Indonesia, khususnya yang miskin dan termarjinal, berperspektif


keadilan gender dan pluralisme, memahami hak haknya, percaya diri, memiliki
otonomiuntukmemperjuangkanpemenuhanhakhakperempuansecarakolektif;
2. Terpenuhi hakhak fundamental Perempuan (Ekosob dan Sipol) dan terbebasnya
perempuandaridiskriminasidanketakutansertapaksaan;
3. Dan mendapat akses terhadap layanan dasar, penghidupan yang layak dan
pengambilankeputusan;
4. Sehingga hidup sejahtera berkeadilan, setara, bebas, dan bermartabat dalam
lingkunganyangamandansehat
18


Karenaterbatasnyawaktu,pembahasanlanjutanmenyangkutpernyataanvisikolektifdiatastidak
dapatdiperdalam,sehinggapadaakhirnyabelummencapaikesepakatan.Yangmenjadipegangan
sebagai visi program MAMPU adalah pernyataan tujuan jangka panjang peningkatan akses dan
kualitashidupperempuanmiskindanmarjinal.Selainpernyataantujuanjangkapanjangtersebut,
beberapa kata kunci yang menjadi penjelasan dari akses dan kualitas hidup yang sudah
didiskusikan sebelumnya juga disepakati untuk diterima sebagai bagian dari visi kolektif program
MAMPU.

Hal lain yang relatif penting dan perlu didiskusikan kembali secara lebih intensif, sebagai bagian
integral dari pernyataan visi adalah tentang wujud gerakan perempuan yang akan dibangun
bersama. Peserta menyepakati bahwa dalam pertemuan mitra berikutnya, halhal prinsip
menyangkut gerakan perempuan (baik bentuk maupun proses) ini perlu dibahas secara
mendalam,agardapatmenjadilandasankerjabersamadimasadepan.

2.5LAPORANPERKEMBANGANKEGIATANMITRAPROGRAMMAMPU

Delapan(8)mitraProgramMAMPUmasingmasingmempresentasikanlaporanperkembangan
kegiatanselama8bulan,danberikutadalahringkasandarimasingmasingpresentasitersebut.

2.5.1AISYIYAH
Narasumber
menyampaikan
beberapa
kegiatan yang telah dilakukan antara lain
adalah: koordinasi pelaksanaan program;
workshop instrument penelitian; pelatihan
penelitian di 4 kabupaten; pelaksanaan
penelitian (pengumpulan data sekunder,
wawancara mendalam, dan FGD); penulisan
laporan penelitian; dan workshop OCPAT.
Fokus penelitian tentang kesehatan
reproduksi
yang
dikaitkan
dengan
kepemimpinan perempuan dalam konteks
mendorong perbaikan pelayanan kesehatan
reproduksi. Beberapa temuan menarik dari
penelitian
mencakup:
keberadaan
musrenbang khusus perempuan di Banten;
maraknya perkawinan dini karena dorongan
ekonomi dan ketakutan terhadap stigma
perawantua;tingginyakasusHIV/AIDSdikota
Lamongan yang yang terkenal sebagai kota
santri; variasi penderita HIV/AIDS yang juga
mencakupiburumahtanggadanTKW;pilKB
sebagai metoda utama untuk KB sementara
seringkali ditemui proporsi ketersediaan pil
KB di perbagai Puskesmas maupun Posyandu
tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan; dan
sosialisasiyangsangatlemahtentangprogramJAMPERSAL(JaminanPersalinan)yangmenyebabkan
banyakiburumahtanggatidakmengetahuikeberadaanprogramini.

19

SecaraumumhasilpenelitianAisyiyahmemberigambaranbahwasosialisasiberbagaiprogramyang
ditujukan untuk kesehatan reproduksi masih sangat lemah. Disamping itu, pemahaman terhadap
kesehatan reproduksi di kalangan masyarakat juga masih sangat rendah sehingga banyak ibu dan
remajamenganggapisuinitidakpenting.PresentasiAisyiyahdapatdilihatpadaLampiran4.

2.5.2YAYASANBAKTI
Kegiatanyangtelahdilakukanantaralainadalahpenguatankelembagaan,penelitiandalamkonteks
penguatankapasitasanggotaparlemenperempuandanpengorganisasianmasyarakat.Wilayahkerja
adalah Maluku, NTB (Lombok Timur dan Mataram) dan Sulawesi Selatan (Makasar dan Bone).
DaerahdaerahtersebutdipilihkarenaIndeksPembangunanManusia(IPM)nyaterendah,terkenal
radikal,baikIslammaupunKristen,sertadiperkuatbudayakarenaberasaldariwilayahkerajaan.

Penelitian dilakukan bekerjasama dengan Pusat Kajian Gender Universitas Hasanudin. Survey
dilakukankepadaanggotaparlemenperempuanterkaitsejauhmanaperananggotaparlemenuntuk
memperjuangkan hakhak perempuan dan harapan masyarakat terhadap anggota DPR perempuan
dalammemperjuangkanhakperempuan.Secarakeseluruhan,penelitianinimelibatkan14anggota
DPRD Provinsi Maluku, 3 orang anggota DPRD Kota Mataram, 4 orang anggota DPRD Kabupaten
Lombok Timur dan 8 anggota DPRD Kabupaten Bone. Hasil temuannya menyatakan bahwa sudah
ada beberapa kerja terkait perjuangan hak perempuan yang dilakukan anggota parlemen
perempuan, dan banyak pula ditemui anggota parlemen perempuan yang membangun jaringan
kerja dalam pembuatan kebijakan. Disisi lain, tidak ditemui relasi yang sistematis antara Kaukus
Perempuan Parlemen di tingkat daerah dan nasional. Dari sudut kapasitas, anggota parlemen
perempuansajabelumtentubisamendorongperubahankebijakandanmasihbutuhdukungandari
anggota parlemen lakilaki dan juga kelompok dari luar, termasuk dengan Kaukus Perempuan
Politik.Dengandemikian,strategiyangakandilakukanmencakuppenguatan kapasitasperempuan
parlemendananggotaparlemenlakilakiuntukmendukungkerjakerjaperjuanganhakperempuan.
Disamping itu, dibutuhkan pula penguatan kapasitas untuk eksekutif dalam rangka implementasi
kebijakan. Yayasan Bakti merencanakan untuk menyelesaikan desain progam di Bulan April tahun
ini.PresentasiYayasanBaktisecaralengkapdapatdilihatpadaLampiran5.

2.5.3INTERNATIONALLABORORGANIZATION(ILO)
ILO akan memfokuskan pada akses atas pekerjaan dan situasi kerja yang layak untuk pekerja
perempuan. Dalam 7 bulan terakhir, sudah dilakukan surve di Sumut dan Jawa Timur. Survey
dilakukan pada 1.000 rumah tangga di Sumut dan Jatim dengan berbagai metode. ILO akan
melakukanpeningkatankapasitasbaikkepadaserikatpekerja,pengusaha/sektorswastadanmedia
massa, dengan tujuan menguatkan pemahaman tentang diskriminasi dan ketidak adilan gender di
pasar kerja, sehingga masingmasing bisa mengembangkan strategi implementasi mereduksi isu
tersebut.Disampingitu,perlupuladilakukanstudiyangmendalamdanpengembanganstrategiaksi
untuk perempuan yang saat ini menjadi pekerja rumahan dan berada dalam situasi kemiskinan.
Perempuan yang bekerja dalam usaha/industri rumah tangga ini sering terlewat dari berbagai
advokasikarenaketiadaandatayangakurat.

Padafasekedua,programakanmelakukanadvokasidanmembangunpemahamanbersamadengan
semua stakeholder. Termasuk juga melakukan peningkatan kapasitas pada MWPRI (Homnet
Indonesia) dan organisasi perempuan untuk memperomosikan hakhak pekerja (termasuk hak
pekerjarumahan),melakukanpenguatankeorganisasianserikatpekerja,danmemberikandukungan
pada pekerja rumahan. Disamping itu, akan dikembangkan kerja sama dengan Pemerintah dalam
rangka mendorong beberapa kebijakan bagi pekerja perempuan; misalnya kebijakan yang
mengharuskan perusahaan untuk memiliki child care atau day care agar perempuan tetap dapat
bekerjadenganbaik.PresentasiILOsecaralengkapdapatdilihatpadaLampiran6.

20

2.5.4KAPALPEREMPUAN
KAPAL Perempuan melakukan penelitian
dengan metode live in selama tiga bulan di 4
propinsi, yaitu: Sulawesi Selatan, NTB, Jawa
Timur, Sulawesi Barat. KAPAL bekerjasama
dengan mitra daerah dengan 18 peneliti, dan
dua diantara mitra daerah hadir saat
pertemuan ini, yaitu: LPSDM (Lombok
Timur/NTB)danYKPM(SulawesiSelatan).Hasil
penelitian menggambarkan peta persoalan
kemiskinanyangdialamiperempuandiwilayah
pesisir, pertanian, kantong buruh migran dan
perkotaan (untuk wilayah perkotaan, KAPAL
Perempuan mengambil lokasi di daerah Sungai
Ciliwung Kecamatan Rawajati dan di Klender,
yang merupakan wilayah yang sudah
didampingi oleh KAPAL Perempuan selama
lebih dari 10 tahun). Studi menggali informasi
darisekitar200informanlewatFGDmaupunin
depth interview di tingkat desa maupun
kabupaten, termasuk pengambil kebijakan di
wilayahstudi.

Temuan penelitian memberi gambaran bahwa


pemiskinan terjadi utamanya karena feminisasi
kemiskinan, praktek desentralisasi, serta beberapa penyebab lainnya yang tergambar dalam
presentasi. Proses pemiskinan perempuan tersebut pada gilirannya berdampak pada rendahnya
kepemimpinanperempuan.PresentasidariKAPALPerempuandapatdilihatpadaLampiran7.

2.5.5KOALISIPEREMPUANINDONESIA
Kegiatankegiatan yang dilakukan Koalisi Perempuan Indonesia adalah penelitian tentang Beras
Miskin (Raskin) dan Jaminan Kesehatan (Jamkes), pengorganisasian dan penguatan kelembagaan.
Metode penelitian menggunakan kerangka analisis GAP dengan penggabungan kualitatif dan
kuantitatif.Padatingkatdaerah,fokusanalisisadalahtingkatmanfaat,proses,dankerentanannya.
Penelitian dilakukan di wilayah Bengkulu, Jambi dan Jatim. Selain itu dilakukan pengorganisasian
mulai tingkat desa. Dalam penguatan kelembagaan dilakukan penguatan kapasitas organisasi
wilayah/daerahdanditingkatnasionalterkaittatakelolaprogram.

Secara garis besar temuan penelitian menggambarkan ketidaksingkronan kebijakan nasional dan
daerahuntukpembagianRaskin,danbanyaknyamasalahseputarpembagianberastersebut.Terkati
Jamkesmas, persoalan yang dihadapi adalah rujukan dari Puskesmas dengan proses yang cukup
panjang, dan ketiadaan KTP (karena proses pengurusan yang mahal) untuk kelayakan mendapat
Jamkesmas bagi banyak warga miskin. Sebagai refleksi, cakupan penelitian dianggap relatif kecil
karena hanya berada di 2 Kabupaten dan 3 desa, sehingga DPRD Bengkulu dan Jambi pun
beranggapan bahwa cakupan penelitian perlu diperluas agar dapat menjadi acuan untuk pembuat
kebijakan.

Rencanakedepan,memanfaatkanpostMDGs2015,KoalisiPerempuanIndonesiaakanmerumuskan
advokasi nasional untuk mewujudkan sistem perlindungan sosial yang bernas, termasuk advokasi
tentang pendekatan, kebijakan, tata kelola, kelembagaan dan budget. Kegiatan tersebut akan
terintegrasi dengan program KPI yang lain. Hal lain yang disampaikan adalah permintaan bantuan
21

asistensiteknisdaribeberapaahliuntukpenguatankapasitasinternal,analisishasilpenelitian,dan
pembuatanpolicypaper.PresentasiKoalisiPerempuanIndonesiadapatdilihatpadaLampiran8.

2.5.6KOMNASPEREMPUAN
ProgramMAMPUyangdikelolaolehKOMNASPerempuanbekerjasamadenganForumBelajaryang
terdiri dari 35 lembaga layanan/NGO yang tersebar di tiga region, dalam rangka pengembangan
kepemimpinan perempuan untuk penguatan dan perlindungan korban kekerasan seksual. Capaian
spesifik dari progam MAMPU adalah RUU Kekerasan Seksual dengan sistem yang dibangun multi
stakeholder. KOMNAS Perempuan tidak melakukan penelitian karena data kasus sudah terkumpul
secararegularolehanggotaForumBelajar.Olehkarenaitu,persiapansatutahunprogramMAMPU
diarahkan untuk melihat situasi/kondisi korban, proses penanganan kasusnya, serta status
penyediaanlembagalayananbagikorbandiberbagaidaerah.Kegiatanyangtelahdilakukanadalah
konsolidasi anggota Forum Belajar, dengan memetakan mekanisme kerja nasional dan daerah,
menyepakati prinsipprinsip kerja dan capaian yang akan dilakukan tahunan. Dalam konsolidasi
tersebut juga dilakukan penyusunan peta awal kekerasan seksual, melibatkan akademisi untuk
melihat kekerasan seksual dengan perspektif HAM. Selain itu, juga dilakukan assessment
keorganisasianuntukmelihatkapasitaspengelolaankeuangandanpolakerjaanggotaForumBelajar,
yang selama ini banyak bekerja tanpa dana dan secara mandiri. Selain itu, dimulai diskusi alat
pemantauansecarakhusustentangkekerasanseksual.

Temuan awal memetakan berbagai bentuk kekerasan seksual (15 jenis); sedikitnya jumlah
pendampingkorbandibandingdenganjumlahkorbankekerasandanpendampinginijugaseringkali
memainkan peran ganda sebagai konselor sekaligus bendahara; layanan pendampingan tidak
terjangkau oleh korban, serta perlunya peningkatan kapasitas pendamping korban baik dari segi
keterampilanmaupunperspektif.Selainitu,ditemukanpulakurangnyadukungandanaPemdauntuk
penanganankasusdanperbedaanperspektifditingkataparatpenegakhukumsehinggakasustidak
tertangani. Pada tataran Forum belajar, hasil kerja juga kurang terdokumentasi dengan baik, dan
penguatankemampuanpendokumentasianiniakanmenjadibagiandariProgramMAMPU.Program
MAMPU akan berkontribusi pula pada pendalaman berbagai pengetahuan baru menyangkut
kekerasanterhadapperempuan;sertapeningkatankapasitaskonselordankelembagaan,termasuk
penguatan kelompok korban. Penyiapan naskah akademis RUU Kekerasan Seksual dan dorongan
agar RUU tersebut dibahas dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 20151019 juga menjadi
bagian dari kerjakerja yang akan dilakukan dalam Program MAMPU yang akan dikerjakan secara
bersamadengan35NGOdi36kota/kabupatendi16provinsi.PresentasiKomnasPerempuandapat
dilihatpadaLampiran9.

2.5.7MIGRANTCARE
Kegiatan yang telah dilakukan adalah proses assesement didaerah untuk mendorong perlindungan
buruhmigranperempuan.Assementdiawalidenganmemetakandesignprogamkedepandanuntuk
mengujinhipotesisMigranCaretentangperlunyakebijakandesentralisasipenangananburuhmigran
karena selama ini proses migrasi selalu sentralistik. Metode assement yang dilakukan adalah
melakukan kunjungan ke instansi pemerintah, NGO, mitramitra kerja, pelabuhanpelabuhan
pemberangkatan, kunjungan ke pusat buruh migran berkumpul (misal Sabah), serta FGD dengan
melibatkan buruh migran, aparat desa dan perwakilan Indonesia di Luar Negeri. Selain itu juga
dilakukan studi dokumen terhadap berbagai informasi untuk buruh migrant, termasuk iklaniklan,
seperti yang ditemukan di Larantuka yang berisi antara lain: untuk menjadi buruh migran (BM)
perempuantidakperluijazahhanyaperlukeberanian.Pelaksanaanassessmentmencakupwilayah
NTB,Malaysia(KLdanKK),Singapura,NTTdanJawaTimur(KelompokEgrang).

22

Temuan utama assessment memberikan


gambaran bahwa di beberapa daerah
tertentu sudah terlihat kinerja Pemda untuk
memberikan perlindungan terhadap buruh
migran, meskipun belum didukung dengan
anggaran dan kerja konkrit. Sebagai contoh,
di NTB ada Komisi Perlindungan TKI (satu
satunyadiIndonesia),namunhanyadidukung
anggaran sebesar Rp. 200.000, per tahun.
Ditemukan pula database yang tidak
memadai tentang buruh migran di berbagai
daerah; misalnya saja Disnaker Larantuka
hanya mencatat 12 orang yang berangkat
sebagai buruh migran, padahal kenyataanya
ketika mengunjungi KBRI Singapura dan
Malaysia ditemui bahwa buruh migran
bermasalah paling banyak berasal dari NTT.
Pelayanan terhadap buruh migran juga tidak
tersedia sampai ke desadesa. Kelemahan
kepemimpinan petugas perwakilan Indonesia
di LN dalam konteks perlindungan terhadap
buruh migran menjadi persoalan lain yang
perlu dipecahkan. Beberapa contoh
ketidakseriusan
penanganan
dan
perlindungan terhadap buruh migran juga
disampaikan dalam bentuk fotofoto (misal: foto gedung Lembaga Komisi Perlidungan TKI yang
sudah tidak memadai) dan sebuah video tentang anakanak buruh migran di Kota Kinabalu yang
fasihmenyanyikanlaguIndonesiaRayasaatmerayakan17Agustusdisebuahsekolahyanghampir
roboh.PresentasiMigrantCaredapatdilihatpadaLampiran10.

2.5.8PEKKA
Dalam satu tahun ini PEKKA melakukan penguatan organisasi jaringan kerjanya dengan
pengumpulan datadata yang dilakukan oleh ibuibu PEKKA, bernama Pemantauan Data Berbasis
Komunitas.Prosespengumpulandatadatainibelumsepenuhnyaselesaimengingatbahwaselama
ini jaringan kerja PEKKA di berbagai daerah tidak memiliki ketrampilan mengumpulkan data dan
sadar tentang apa manfaat data tersebut bagi mereka (selama ini data hanya dimiliki di tingkat
nasional). Data tentang situasi yang dihadapi ibuibu kepala rumah tangga dikumpulkan secara
sensusdi111desa,dengandukunganpuladataBPS.FGDjugadilakukanuntukmemperkayadata
dataterkumpultersebut,terutamauntukmendapatkandatakualitatiftentangkondisiperlindungan
sosial, serta tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak di berbagai daerah.
Hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh jaringan ibuibu PEKKA ini menunjukkan adanya
kontradiksidengandatayangdimilikiolehpemerintah.AudiensikepadaPemdapundilakukanuntuk
memperlancarprosespengumpulandatadanmendialogkantemuan.

Beberapa temuan pokok antara lain adalah: program Raskin yang dirasa oleh komunitas tidak
memberikan kontribusi yang signifikan untuk menanggulangi kemiskinan sehingga mereka
mengusulkanprogramyanglebihberkelanjutansepertipenyedianlapangankerjadanaksessumber
dayaalam;transparansibeberapaprogramperlindunganmasihrendah;danrendahnyapemahaman
aparatur daerah dan berbagai kelompok masyarakat tentang kekerasan terhadap perempuan.
Proses pendataan ini memberikan pembelajaran menyangkut pentingnya pengorganisasian di
tingkat basis, dan relevannya kepemimpinan PEKKA sebagai modalitas gerakan untuk perubahan
23

sosial lebih luas. Di akhir presentasi dijelaskan beberapa strategi yang sedang dan akan terus
dikembangkan oleh PEKKA, serta kepentingan PEKKA untuk bekerja sama dengan resource center
seperti KAPAL Perempuan untuk memperdalam analisis terhadap datadata yang berhasil
dikumpulkan.PresentasiPEKKAdapatdilihatpadaLampiran11.

2.5.9HASILDISKUSI

BeberapahasildiskusiyangmunculdaripresentasiparamitraProgramMAMPUantaralainadalah:

a. PentingnyamenarikpembelajarandarikerjakerjadenganParlemensebagaiberikut:
Efektifitas kerja Parlemen untuk pemberdayaan perempuan akan menguat jika ada koalisi
yang sinergis antara perempuan yang duduk di parlemen dengan gerakan sosial diluar
parlemen
Meningkatkan jumlah perempuan duduk di parlemen saja tidak cukup, namun perlu
didukung dengan strategi jitu mendorong transformasi institusi parlemen. Sebagai contoh:
mendorong perubahan rapatrapat, kegiatan lobby dan audiensi dengan parlemen agar
dilakukandiwaktukerjadandikantorresmi(selamainiseringdilakukandimalamharidan
bertempat di caf) sehingga tidak menyulitkan perempuan di parlemen turut terlibat di
dalamnya; mendorong penyediaan fasilitas khusus bagi perempuan yang memiliki bayi
sehinggatetapbisamemanfaatkanwaktunyasebagaiibusembariaktifmenjalankanmandat
sebagaianggotaparlemen
Peningkatan kapasitas perlu ditujukan tidak saja untuk memperbesar jumlah namun juga
memperkuat kinerja parlemen perempuan sehingga responsive terhadap persoalan
perempuan,sertameningkatkanpotensiparlemenperempuanmenjabatposisipengambilan
keputusanpentingdibeberapakomisi(misal:menjadiketuaatauwakilketuakomisi).
Perlu dilakukan upaya evaluasi yang serius terhadap kerjakerja parlemen perempuan di
masa 20092014 ini, sebagai landasan untuk sosialisasi dan edukasi pada pemilih agar
memilihcalonyangtepatdiPemilu2014.

b. PerandanusulanuntukKOMNASPerempuan
KOMNAS Perempuan memiliki peran sangat strategis dalam rangka melakukan dialog
kebijakan dengan berbagai Komisi dan Kementrian yang berkaitan dengan tematema
program MAMPU. Diharapkan bahwa KOMNAS Perempuan bisa memainkan peran
strategisnya, dengan keterlibatan mitramitra MAMPU, dalam rangka mendorong berbagai
kebijakanyangdiusungolehmitramitraMAMPU.
Pembelajaran regular berkaitan dengan hubungan kekerasan seksual dengan proses
pemiskinan dan dampak kekerasan seksual kepada proses pemiskinan perempuan perlu
dilakukan secara terusmenerus sebagai bagian dari kontribusi KOMNAS Perempuan untuk
membangunpengetahuanberbasispengalamanperempuan.
Usulanuntukmemandangpemaksaanpernikahandinisebagaibagiandaribentukkekerasan
seksualakandidialogkanlebihlanjutolehKOMNASPerempuandenganjaringankerjanya.

c. KolaborasiantarmitramitraMAMPU
GagasangagasanyangmunculdarimitramitraMAMPUmembuktikanketerkaitanantar
berbagaitemayangdiusungsehinggadibutuhkanupayakonkrituntukmenggalang
kolaborasidanmenciptakansinergidiantarakerjakerjayangdilakukanolehmitra.

24

2.6DISKUSITEMATIKPROGRAMMAMPU

DiskusiTematikProgramMAMPUdisepakatiuntukdilakukandiharikedua,dengan6tema.Berikut
adalahpembagiankelompoktematersebut:

o KomnasPerempuan
1.TemaPerlindunganSosial(Social
o GillianBrown
Protection)
o Simon
o PEKKA
4. TemaAksesterhadapPekerjaan
o KPI
o ILO
o KapalPerempuan
o ScottG.
o Aisyiyah
5. TemaParlemen
o AnneLockley
o BAKTI
o KemalaCandraKirana
o PEKKA
o Darno
o KPI
2. TemaKesehatanReproduksi
o Aisyiyah
o PEKKA
o KomnasPerempuan
o Aisyiyah
o Naomi
o KomnasPerempuan
o LiesMarcos
6. TemaKekerasanterhadapPerempuan
3. TemaPekerjaMigran
o KomnasPerempuan
o MigrantCare
o PEKKA
o Aisyiyah

Adapunpertanyaankunciuntukdiskusitematikadalah:
1. Visi/tujuandanoutputuntuktiaptiaptema
2. Faktorfaktoryangmempengaruhipelaksanaan:
a. Faktorpendukungdan
b. FaktorPenghambat
3. Strategidanrencanakerjabersamauntukmenghasilkancapaianyangdiharapkan
4. Identifikasiisuisukunciataugapuntukmencapaitujuantema

Berikutadalahhasilhasilkerjakuncitiapkelompoktematersebut:

2.6.1TEMAPERLINDUNGANSOSIAL

Tujuannyatemaperlindungansosialadalah:gerakanperempuanyangkuatuntukmewujudkan
sistimperlidungansosialyangadilgender,inklusifdantransformative.Dalamperlindungan
sosialadatigakomponenyanghendakdidorong:gerakanperempuan,negara/pemerintahyang
harusmelaksanakankewajibanmemberiperlindungan,danmasyarakatsbagaipenerima
manfaatagarmampumemintadanmendapatkanhaknya.
Misimencakup:
o KnowledgeDevelopment,menjadipentingkarenamasihsedikitsekalipemahamantentang
perlindungansosial,termasukdikalanganmasyarakatmenengahdanatas.
o Advokasiberbasisdatadanpengalamanperempuan.Banyaktemuanmenarikdibasisyang
harusdidokumentasikandenganbaiksehinggabisamenjadidasaradvokasi.
o Penguatanmasyarakatbasisdanmarjinal,agarmasyarakatmengetahuiprogramyang
sedangberjalandanbagaimanacaramengaksesnya.Mendorongkepemimpinanperempuan
dibasisjugamenjadisalahsatucapaianpentingyangharusdiupayakandalampenguatan
masyarakatbasisdanmarjinal.
25

o Sinergidankoalisigerakanperempuan.
Adapunoutputyangdiharapkanadalah:
o Terbangunnyapengetahuanberbasispengalamanperempuan,baikdatakuantitatifstatistik
maupundatakualitatif.
o Terkuatkannyaperempuanbasisdanmarginaluntukmemperjuangkanhakhaknya,
berpartisipasidalamsiklusperencanaandanpenganggaranpembangunan.
o Terkuatkannyagerakanmonitoringdankelompokpenekanuntuksistimperlindungansosial.
o Terbangunnyakonsepperlindungansosialberperspektifkeadilangender,inklusifdan
transformative
o Diadopsinyakonseptersebutolehnegara.
MengingatbahwaprogramMAMPUakanmelewatiprosespergantianpemerintahan,maka2
tahunpertamainipentingmelakukanpenguatanmasyarakatbasissehinggamerekamampu
memberimasukanpadapemerintahanbaruyangterbentukditahun2014.

2.6.2TEMAKESEHATANREPRODUKSI

Visi/Tujuanadalahterjadinyaperubahanparadigmamasyarakatdanpengambilkebijakandalam
pendekatan kesehatan reproduksi dari seks dan biologis ke seksualitas. Terjadinya perubahan
paradigma tersebut menjadi sangat penting karena selama ini program kesehatan reproduksi
hanyamelihatsisifisiksaja,sementaraperubahanparadigmaakanmelihatpersoalankesehatan
reproduksi sebagai isu seksualitas. Perubahan paradigama tersebut akan mempengaruhi
pendekatandalamkesehatanreproduksitidakhanyapadapendekatanlayanantetapipadahak
hak, dan akan membuka banyak komponen isu dengan melihat melihat perempuan mulai dari
lahir sampai saat dewasa dan menjadi ibu. Isu kesehatan reproduksi ini dapat diintegrasikan
dalamtematemaMAMPUlainnya,misalnyadenganisuburuhmigran.
Ada4outputyangdiharapkan,yaitu:
a. Adanya standar layanan yang menggunakan pendekatan hakhak kesehatan reproduksi
berdasarkanotonomitubuhperempuan
b. Harusadalayanankesehatanreproduksiyangmeliputiseluruhsikluskesehatanreproduksi
perempuansecaraadildarilahirsampaimeninggal.
c. Mendekatkanpelayanankesehatanreproduksipadamasyarakat.
d. Penguatanlocalleaderperempuanuntukisukesehatanreproduksibaikdikomunitasdandi
institusipendidikandenganpembuatankurikulumkesehatanreproduksi.
Peluangnya adalah struktur organisasi yang sudah terlembaga dan jaringan yang luas, serta
adanyaprodukprodukpengetahuanyangmenunjangperubahanparadigma.
Tantangan mencakup: struktur organisasi besar cenderung birokratis; seksualitas dianggap isu
kontradiktifdiIndonesiadanAustralia;danprodukpengetahuanprogresifhanyadipahamioleh
tingkatelitsehinggamembutuhkanstrategiuntukmembumikan.
Strategistrategi utama antara lain adalah: peningkatan kapasitas leader di semua lini termasuk
disekolah dan rumah sakit; menguatkan jaringan lokal sampai internasional; advokasi
berdasarkan penelitian untuk peningkatan pelayanan anggaran dan informasi kesehatan
reproduksi; peningkatan kesadaran kritis perubahan paradigm kesehatan reproduksi;
pengembangan pengetahuan berdasarkan pengalaman perempuan Indonesia dengan
pendokumentasian pengalaman dan proses; mengawal proses advokasi; dan mengembangkan
pilot project pelayanan kesehatan reproduksi berbasis otonomi perempuan dengan paradigma
baru.
Adapunisudalamtemakesehatanreproduksiadalah:(a)sikluskesehatanreproduksisejaklahir
sampai meninggal dunia; dan (b) Isu kesehatan reproduksi sebagai titik masuk mendiskusikan
ketidakadilangenderdalamkeluargadankomunitas.

PresentasikelompoktemaKesehatanReproduksidapatdilihatpadaLampiran12.
24


2.6.3TEMAPEKERJAMIGRAN

Goal adalah terpenuhinya hakhak fundamental buruh migran perempuan dan terbebaskannya
darikondisiyangekploitatifdandiskriminatif.
Tujuan jangka menengah adalah terbangunnya kondisi yang menjamin perempuan bermigrasi
secaraamandanbermartabatdi6provinsi.
Outputmencakup:
o AdanyakebijakandaerahsampaitingkatdesatentangperlindunganBuruhMigran(BM),
o AdanyamekanismelayananyangintegratifbagiBMsampaiditingkatdesa,
o Adanya keterlibatan BM perempuan dan keluarganya dalam proses perencanaan dan
pengambilankebijakan
o Memperkuatkomunitasdanjaringanorganisasiburuhmigranperempuanditingkatdaerah
dannasional.
Faktor pendukung yang pokok adalah UU No.6/2012 tentang Ratifikasi Konvensi Perlindungan
BuruhMigrandanSemuaAnggotaKeluarganya.SaatiniMigrantCaresudahbekerjasamadengan
mitra terpilih termasuk dengan pemerintah (eksektif dan legislatif) serta perwakilan di luar
negeri. Faktor pendukung lainnya adanya dukungan dari masyarakat sipil dan dukungan media.
Penangan kasus Migrant Care selalu diikuti dengan penguatan komunitas di wilayah program
sehinggainijugamenjadikekuatan.Sudahadasumberdayadanpengelolaprogramdansudah
adacountryrepresentativeMigrantCarediMalaysia.
Faktor penghambat, adanya persepsi salah tentang save migration oleh masyarakat dan
pemerintah, kuatnyapengaruhpelakubisnisswastamelaluPPTKISyangmengakibatkan migrasi
berbiaya tinggi, masih adanya stigmatisasi terhadap PRT migran perempuan yang cenderung
mempersalahkan. Penghambat terakhir adalah terbatasnya akses informasi yang valid tentang
migrasi aman, sebagai contoh ditemui iklan di daerah tentang menjadi buruh migran, namun
informasiyangtercantumdalamiklantersebuttidakbenar.
Strategidanrencanakerjameliputi:(a)melakukanperencanaanstrategidenganmitradidaerah;
(b) membangun perencanaan dan monitoring evaluasi program secara bersama; (c) melakukan
penguatan kapasitas kepada mitramitra di daerah; (d) membangun linkage advokasi dengan
organisasi buruh migran di luar negeri; dan (e) membangun reveral system dengan organisasi
lainnya.
Ditemukanadanyagapseperti:isumigrandianggappentingbagipemerintahsebagaiisuekonomi
(peningkatanremittance,mengurangipengangguran,menggerakkansektorekonomi)padahalisu
migrasi adalah soal hak warga negara untuk bermigrasi; kemampuan daerah untuk melayani
buruh migran ada, tetapi kewenangan untuk melayani di monopoli oleh pemerintah pusat; dan
kebijakanmigrasiseharusnyaadalahbentukpelayananpubliktetapipadaprakteknyapemerintah
justerumelegitimasipraktekpraktekpengambilankeuntungandalamprosespenempatanburuh
migran.

PresentasitemaburuhmigraninibisadilihatpadaLampiran13.

2.6.4TEMAAKSESTERHADAPPEKERJAAN

Tujuandaritemainiadalahmemperkuataksesbagiperempuanyangrentankepekerjaanyang
layakdanpenghapusanperlakuannondiskriminasidalamketenagakerjaan
Faktor pendukung, yakni adanya komitmen dan dukungan dari stakeholder baik MNT, Serikat
Pekerja/SerikatBuruh,APINDOdanlembagamitrakerjaILO
FaktorPenghambatyakniRendahnyakesadarantentang:
o Isupekerjarumahan(termasukbarudantidakdiperhatikansecaraluas)

25

o Kepentingan dukungan yang konsisten dari pemerintah (rotasi dan mutasi jabatan menjadi
salahsatupenghambatkemajuan)
o Pentingnya isu diskriminasi di tingkat pengusaha dan dalam budaya. Bisa dipastikan akan
munculpenolakanpengusahaketikamembahasisudiskriminasiditempatkerja.
Strategiyangakandikembangkanmencakup
- Pendekatan stakeholder melalui tripartite, bekerja sama dengan pemerintah/program
pemerintah,LSM/OrganisasiMasyarakatSipil,dandenganpengusaha
- Kegiatankegiatanpeningkatankapasitas
- Pembuatanpanduansertapelaksanaanpanduan.
- Pendampingankepadapekerjarumahan
o Isu yang teridentifikasi adalah terlalu banyak stakeholder yang harus dilibatkan termasuk
berbagaikantorpemerintahan.

2.6.5TEMAPARLEMEN

Di awal presentasi BAKTI menjelaskan bahwa program MAMPU hanya mendukung perempuan
yang sudah menjadi anggota parlemen, dan bukan untuk mendukung perempuan menjadi
anggotaparlemen.
Tujuannya adalah: (a) meningkatkan kapasitas anggota parlemen perempuan yang beperspektif
gender untuk optimalisasi tugas pokok dan fungsinya; (b) memperkuat KKPol dan KKPar untuk
mendukunganggotaparlemenperempuan;(c)memfasilitasisinergidankerjasamaoptimalmulti
stakeholder dengan anggota parlemen perempuan; (d) mendokumentasikan dan
mendiseminasikanpembelajarandanpengalamanhasilkerjaanggotaparlemenperempuan;dan
(e)mengembangkansistemmonitoringdanevaluasiuntukoptimalisasikinerjaparlemen.
Faktor yang pendukung pelaksanaan program antara lain adalah: adanya anggota parlemen
perempuanyangtelahbekerjadanberkomitmenuntukperempuan(danadabeberapakebijakan
yang sudah dihasilkan); adanya lembaga mitra yang sudah bekerja di isu pendidikan politik dan
perempuanparlemen;hubunganbaikdengananggotaparlemenyangmemegangkekuasaandan
memiliki pengaruh; dan dukungan dari media. Dijelaskan bahwa anggota parlemen perempuan
saatinisudahadayangberhasilmendoronglahirnyakebijakandananggaranyangberpihakpada
perempuan,danaktivisdilembagamitrajugasudahmemilikipengalamanmelakukanpendidikan
bagi anggota parlemen perempuan. Proses yang sudah dilakukan adalah meyakinkan anggota
parlemen perempuan tentang manfaat dari program sehingga mereka memberikan dukungan
terhadappelaksanaanprogramMAMPU.
Ada faktor lain yang bisa menjadi pendukung namun juga bisa menjadi penghambat, yaitu
agenda Pemilu 2014. Sekalipun ada quota pencalonan perempuan di Pemilu, realitasnya quota
perempuan diproses pencalonan tidak sertamerta memberikan jalan yang mudah bagi
perempuanuntukduduksebagaianggotaparlemen.
Strategidanrencanakerjayangakandilakukanmencakup2hal,yaitu:
o Tingkat internal adalah melakukan penguatan kapasitas anggota parlemen perempuan,
terkaitmenjalankantupoksidandalamkontekspenguatanpersektiffeminisdanperspektif
kemiskinan, serta penguatan kapasitas anggota parlemen lakilaki sehingga perlu tentang
perspektifkesetaraangender.
o Tingkat Eksternal terdiri dari: dukungan data yang terbaru, meningkatkan kapasitas
pemahaman isu, medorong tenaga ahli dan lainya. Selain itu akan dilakukan penguatan
jaringan baik dengan LSM lokal, KPPol dan KPPPar, Parpol dan lainnya. Pengorganisasian
komunitas/konstituen dilakukan untuk untuk mendukung pemantauan kinerja parlemen.
Disamping itu, perlu pula membangun sinergi dengan pemerintah. Publikasi media juga
diperlukan dalam rangka memberikan informasi kepada masyarakat, dan strategi lain
adalah membangun kerja sama dengan lembagalembaga yang bekerja di isu pendidikan
politikperempuandanparlemen
26

Adagapyangditemukan,yaitu:
o Adanya tingkat kemampuan dan komitmen yang berbedabeda dari anggota parlemen
perempuan.
o Belum terbentuknya dan dilantiknya Pengurus KPPol dan KPPar di wilayah program oleh
pengurustingkatnasional.
o Kurangnyadukungananggotaparlemenlakilakiterhadap5isuMAMPU.
o Ketidaksepahaman eksekutif dan legislatif mengenai kebijakan yang pro perempuan dan
masyarakatmiskin.
o Ketidaksepahamananggotaparlemenperempuandenganpenguruspartaipolitikmengenai
isugender.
o Intervensieksekutifkepartaipolitik.

PresentasitemaparlemendapatdilihatpadaLampiran14.

2.6.6TEMAKEKERASANTERHADAPPEREMPUAN

TujuanKhusus:
o Perempuandi53kotaataukabupatenmemilikipengetahuanyangutuhtentangkekerasan
terhadapperempuan(regulasi,caramengakseslayanan,danlainlain)
o Perempuan di 53 kota atau kabupaten terlibat aktif dalam upaya penghapusan kekerasan
terhadapperempuan
o Pemerintah (pusat dan daerah) di 53 kabupaten melaksanakan program perlindungan,
pencegahandanpemenuhanhakkorban
o Terbangunnyasistemdukungankomunitas
o Terbangunnya jaringan yang solid antara pemerintah, legislative, masyakarakat sipil dalam
upayapenghapusankekerasanterhadapperempuan
Faktorpenghambatmencakup
o Sebagiankebijakanatauregulasisudahadatapitidakterimplementasidenganbaik
o Komitmenmasihrendah(termasukanggaran)
o Komunitassudahmempunyaikesadaranuntukterlibat
o Kelompokkelompokfundamentalis
o Datadatayangbelumterdokumentasisecarasistematis
o Masihterjadinyakriminalisasiterhadapperempuankorbankekerasan
o Rotasi dan mutasi pejabat pemerintah yang seringkali menyebabkan pengulangan
pendekatanterhadappejabatbaru
o Pemerintahmasihseringmembalikkansituasikekerasanterhadapperempuansebagaikasus
moralitas
Faktor pendukung adalah komunitas yang secara terusmenerus mencermati dan memberi
dukungan terhadap korban kasus kekerasan terhadap perempuan (misalnya dukungan
masyarakatbesardalamkasusDamingdanBupatiGarut).ProgramMAMPUakanterusmengawal
keterlibatan masyarakat ini mengingat sudah ada dampak yang bisa dilihat menyangkut
dukungan masyarakat untuk penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan
olehpejabatpublik(ditandaidenganbanyaknyalaporankorbantentangperilakupejabatpublik
tertentu).
Adapunstrategiyangingindikembangkanmencakup:
o Membangun jaringan MAMPU di setiap wilayah lalu memetakan permasalahan dan
strategistrategikerjabersama
o Membangunjaringandengankomunitasuntukmemperluasgerakan

27

BeberapacatatanpentingdiakhirpembahasanhasildiskusitematikProgramMAMPUadalah:
Isutentangperempuanparlemenpentingpulamemilikikaitanketingkatnasionalsehingga
bisaberdampaksecarameluas,meskipunBAKTIsecaraspesifikbekerjadiwilayahIndonesia
Timur.Dengandemikiantemaparlemeninibarangkaliperludipikirkanuntukmenjadi
semacamcrosscuttingthemesdandigarapsecarabersamalintasmitra.
DiperlukankerjasamaantarmitraMAMPUmengingatbahwasemuatemasebenarnya
salingberkaitan.Untukitudibutuhkankoordinatoryangberfungsimembangunlinkageantar
tema,danparaAdvisorbisaberperandisini.
Dalamduatahunpertamainipentingdipikirkanmembangunsatusistemkerjaagarmampu
menghasilkanbasispengetahuanbersama.Untukituperludikembangkanjaringanantar
mitraMAMPUbaikditingkatwilayahmaupuntingkatnasional.Dengandemikian,
dibutuhkanpertemuanpertemuanlanjutanuntukmendiskusikanlangkahkolektif
membangunpengetahunbersamaini,sekaligusmendialogkanprosessharinginformasidan
kolaborasiefektifantarmitra,sehinggagerakanperempuanyangsoliddankuatyang
diharapkanterjadibetulbetulterwujud.
Dalamkonteksmembangungerakanyangsoliddankuat,perludipikirkanminimum3level
keterkaitan/hubunganantarmitra,yaitu:
o Komunikasi:apasajainformasiyangharusdikomunikasikan?bagaimanacara
mengkomunikasikannya?mediakomunikasiapasajayangharusdibangun?kapan
harusdilakukan?danpadatataranapadilakukan?
o Koordinasi:apasajayangharusdikoordinasikan?kapankoordinasiperludilakukan
danpadatataranapa?sepertiapamekanismekoordinasiyangharusdibangun?
o Kerjasama:apasajayangharusdibagi/sharing(maknakerjasamaadalahterjadi
sharingresources)?kapandilakukandanpadatataranapa?sepertiapamekanisme
yangharusdibangununtukmemudahkanterjadinyasharingresources(misal:
sharingkeahlian,tenagafasilitatordantrainerdanpeneliti,dana,analisisbersama)?

28

2.7DIALOGPEMBELAJARAN
Dialog pembelajaran ini dimaksudkan untuk memberi input tentang pengalaman para ahli dan
organisasi lain dalam pengembangan dan pelaksanaan evaluasi, advokasi kebijakan, serta
implementasiprinsipinklusifitas.Diharapkandiskusipembelajaraninibisamenjadibagiandariinput
bermanfaat untuk mitramitra dalam rangka pengembangan program kerja ke depan. Materi yang
disampaikan dalam diskusi pembelajaran terkait dengan beberapa aspek penting dari 7 prinsip
prinsipdasaryangmenjadilandasanProgramMAMPU,yaitu:
1. Perubahanyangmeluas
2. Pendekatanmultistakeholder
3. Menjembatanikesenjanganantaranasionallokal
4. Berlandaskanpadadukunganbukti/data
5. Keberlanjutan(dampak)
6. Akuntabilitas
7. Bekerjadenganlandasankekuatanmitramitra

Dialogpembelajaranterbagidalam2tahap:
Yangpertamamerupakanmasukan,mengenalkaninovasiyangberkembanguntuk
kebutuhanevaluasidampak(impactevaluation)program
Yangkeduamenceritakanpengalamanpengalamanlembagalaindalammelakukan
mobilisasikoalisi,pelibatanberbagaipemangkukepentingan,penggunaanmediasosial,dan
pelibatanperempuanberkebutuhankhususuntukpembaharuan.

Berikutadalahpokokpokokmateridanhasildialogpembelajaranyangmenjadimasukandariahli
danbeberapaorganisasilain.

2.7.1EVALUASI

BahantentangevaluasidisampaikanolehSimoneSchanerdanSudarnoSumarto,duaorangahli
yangakanmenjadibagiandariAnalyticalResearchUnit(ARU)untukProgramMAMPU.Presentasi
lengkaptentangmonitoringdanevaluasiinidapatdilihatpadaLampiran15.

Sudarno Sumarto mengawali presentasi tentang evaluasi


dengan mengemukakan mengapa evaluasi penting
dilakukan, tujuan evaluasi, dan contoh tentang sebuah
proses evaluasi yang dilakukan terhadap program
penguatan
ekonomi
untuk
kelompokkelompok
perempuan. Selanjutnya dijelaskan pula aspekaspek
pokokyang membuatsebuahevaluasidikatakanbaikdan
menjawab kebutuhan organisasi untuk belajar dari
pengalaman dan menjadi akuntabel atas upayaupaya
yang dilakukannya. Logical frame work dan theory of
change yang dikembangkan oleh organisasi ketika
mendesain sebuah program merupakan alat bantu yang
efektifbagimereka,ketikamelakukanevaluasiatasupaya
upaya yang dilakukan. Ketika mengembangkan theory of
change tersebut maka organisasi dengan jernih dapat
melakukan pilihanpilihan strategis tentang: (a) Apa/siapa
yang menjadi target perubahan atau pemanfaat utama
perubahan?; (b) Apa yang menjadi kebutuhan dari
target/pemanfaat tersebut; (c) Program apa yang bisa
29

dikembangkanuntukmelakukanperubahanitu?;dan(d)Bagaimanaprogramitudapatdijalankan.

Selanjutnya dijelaskan tentang beberapa jenis evaluasi, khususnya untuk menjelaskan perbedaan
antara monitoring, evaluasi program dan evaluasi dampak. Dalam tahap ini, dijelaskan beberapa
tahapanevaluasiprogram,yangbukanmerupakankategorievaluasidampaknamunmenjadibagian
integral dari strategi evaluasi dampak yang baik. Kepentingan penjajakan kebutuhan (need
assessment), pengembangan theory of change (untuk menjawab kebutuhan), dan evaluasi proses
(apakah semua kegiatan yang dirancang dalam sebuah program telah dijalankan dengan seksama,
dan mampu menjawab kebutuhan serta menciptakan perubahan/perbaikan pada kehidupan
penerimamanfaat)merupakantahaptahapevaluasiprogramyangpentingdilakukan.

Simone Schaner kemudian melanjutkan diskusi untuk membahas evaluasi dampak, dengan diawali
pertanyaan: apa yang dimaksud dengan perubahan yang berdampak positif? Beberapa peserta
menjawabpertanyaandenganmemberigambarantentangdampakpositifdaripelaksanaansebuah
program serta pentingnya untuk
menelaah berbagai faktor kunci diluar
Impact:Whatisit?
program yang juga turut berpengaruh
terhadap capaian dan dampak sebuah
program. Setelah diskusi singkat ini,
Simonekemudianmengemukakansebuah
Intervention
e
m
inovasi dalam evaluasi dampak, yaitu
o
cn
Impact
i
pendekatan counterfactual. Pendekatan
sd
ae
counterfactual secara singkat adalah
h
el
menelaah dampak sebuah program,
a
m
dengan cara melakukan evaluasi secara
eF
paralel terhadap komunitas lain yang
dianggap serupa dengan komunitas yang
didampingi, sehingga bisa diperoleh
Time
realitas perubahan bersih (netto) dari
dampakprogramterhadapkomunitasyangdidampingitersebut.Halinisejalandenganpertanyaan
terhadap evaluasi dampak, yang seharusnya menjelaskan perbandingan antara apa yang terjadi
karenaadanyaprogramdenganapayangterjadijikaprogramtidakdilakukan?Caramenetapkan
counterfactual, sebagai contoh adalah: (1) mengidentifikasi 50 desa yang memiliki karakter dan
kondisiserupa;(2)memilihacakwilayahyangmenjadisasaranprogramyaknisampel30desayang
tertarikterhadapprogrammaka20desalainnyainimenjadicontroller;(3)programdilakukanpada
20desa;(4)setelahprogramselesai,dilakukanevaluasiuntukmelihatperubahandi30desayang
mendapatkan program dan 20 desa lain yang tidak mendapatkan program. Perbedaan situasi
(dampak) yang terjadi di 20 desa tidak menerima program tersebut lah yang disebut sebagai
counterfactual. Dan dampak sesungguhnya dari pelaksanaan program dapat diukur menggunakan
perbandinganantaradampakyangterjadididesadesayangterlibatdalamprogramdengansituasi
counterfactualnya.

Beberapa tanggapan pokok, khususnya ditujukan untuk inovasi evaluasi dampak diatas
(counterfactual)antaralainadalah:
PEKKA pernah melakukan ujicoba dengan counterfactual, dan mengemukakan bahwa
counterfactual terlalu menyederhanakan perubahan sosial seolaholah berada di ruang yang
hampa. Counterfactual mengandaikan manusiamanusia yang menjadi pemanfaat program
seperti halnya tanaman atau kelinci percobaan didalam laboratorium dimana seluruh faktor
dapat dikontrol oleh scientist. Diungkapkan contoh uji coba pada pengembangan tanaman
pertaniantahanhamayangjugamenggunakanmetodecounterfactual.Satujenistanamanada
yang diberi asupan tertentu dan ada yang tidak, dan kemudian disuntikkan hama pada
30

keduanya, kemudian dilihat apakah asupan tertentu tersebut menyebabkan tanaman tersebut
lebihtahanhamaatautidak.Realitasperubahansosialterlalukompleksuntukbisadisederhakan
seperti halnya berada di dalam laboratorium ujo coba tanaman tersebut. Dengan demikian,
efektifitas pemanfaatan metode/pendekatan counterfactual dalam program MAMPU yang
kompleksmasihmembutuhkanpertimbanganyanglebihserius.
Menjadi pertanyaan serius untuk mengukur perubahan yang bersifat kualitatif dengan
menggunakan counterfactual, mengingat bahwa yang diceritakan lebih banyak berpijak pada
pengukuran perubahan yang bersifat kuantitatif. Mengukur perubahan pendapatan barangkali
bisa menggunakan counterfactual, namun mengukur pemberdayaan bagi manusia akan lebih
kompleksdansulituntukbisaditentukandenganmenggunakancounterfactual.
Meskipun counterfactual menarik untuk diujicoba, perlu menjadi pertimbangan bahwa
perubahan sosial tidaklah disebabkan karena satu faktor saja, namun terjadi karena beragam
faktor (internal dan eksternal) yang saling berkelindan. Pelaksanaan program tentu menjadi
salahsatufaktorpentingdariterjadinyaperubahan,namunbukansatusatunyafaktorperubah.
Dengan demikian, dalam rangka mendapatkan gambaran perbedaan dampak yang disebabkan
olehprogram,dibutuhkanupayayangserius,secaraberkala,untukmenelaahfaktorfaktoryang
menyebabkanperubahanterjadididuajeniskomunitassekaligus(yangterlibatdalamprogram
danyangtidakdilibatkandalamprogram).Daripenelaahanberkalasemacaminimakaprogram
tidaksajabisamelihatdampaksesungguhnyayangdicapai,namunjugabelajartentangberbagai
faktorkunciyangberpengaruhterhadapperubahan,dalamrangkamemperbaikistrategistrategi
programselamaberlangsungnyaprogram.

Di akhir diskusi, Simone dan Darno mengemukakan bahwa inovasi menggunakan counterfactual
untuk mengukur dampak diatas tidaklah menjadi prasyarat pelaksanaan program namun menjadi
usulanbagiorganisasiyangberminatdenganmetode/pendekatanini.MitramitraprogramMAMPU
yangberminatuntukmelakukanmetodepengukurandampakdengancounterfactualdiharapdapat
menghubungi ARU dan akan mendapat asistensi khusus dari Simone dan Darno untuk
mengembangkan instrumeninstrumen yang sesuai, sebagai bagian intergral dari perencanaan
program.

2.7.2STRATEGIPEMBENTUKANKOALISI,PELIBATANPEMANGKUKEPENTINGAN,
PENGGUNAANSOSIALMEDIADANPELIBATANPEREMPUANBERKEBUTUHANKHUSUS
DALAMMENCIPTAKANPERUBAHANDIALOGPEMBELAJARAN

Sesidialogpembelajaranmenggunakandiskusipanelinidiisioleh:PATTIRO,KPPASulawesiTengah,
HWDI,dansebuahperusahaanyangbergerakdipengembanganICTdanmediasosial.Ada4
presentasiyangdikemukakanolehpanel,yaitu:
1) AdvokasiKebijakanmelaluiPengorganisasianPolitikolehSadDianUtomo/Direktur
EksekutifPATTIRO
2) MensinergiskanKebijakanyangProPerempuandanAnakdiSulawesiTengaholeh
MutmainahKorona/KomunitasPeduliPerempuandanAnak(KPPA)SulawesiTengah
3) ProgramMAMPUInklusiolehAryani/HimpunanWanitaDisabilitasIndonesia(HWDI)
4) ImplementasiICTdanSocialMediadalamprogramMAMPUolehNamira

Berikutadalahbeberapapokokmateriyangdibawakanolehtiaptiapnarasumberdiatas.

AdvokasiKebijakanmelaluiPengorganisasianPolitik(PATTIRO)
PATTIRO yang diwakili oleh Sad Dian Utomo mempresentasikan pengalaman PATTIRO dalam
mengintervensi perbaikan pelayanan publik, termasuk anggaran untuk pelayanan publik di
Semarang dan Pekalongan. Program kerja tersebut merupakan bagian dari program Prakarsa
MasyarakatSipilMelawanKemiskinan(CivilSocietyInitiativeAgainstPoverty/CSIAP),yangdikelola
31

olehtheAsiaFoundation(TAF)dengandukungandanadariAusAID,danPATTIROmenjadisalahsatu
mitrapelaksana.

PATTIROmenceritakanmengenaipengorganisasianpolitikyangdilakukandalamrangkamendorong
perbaikanpelayananpubliktersebutdiPekalongandanSemarang.Halmenarikyangdikemukakan
adalah pemetaaan stakeholder yang secara regular dilakukan sejak dimulainya program, dalam
rangka mengidentifikasi tokohtokoh reformis dari kalangan Pemda, DPRD, akademisi, dan CSOs
(dengan basis masa) untuk menjadi sekutu perjuangan perubahan kebijakan. Tidak jarang bahwa
hasil pemetaan stakeholder ini merubah pola pendekatan pada tokoh dan/atau merubah siapa
tokoh yang harus didekati terlebih dulu karena memberikan gambaran tentang kekuatan dan
keinginanuntukmelakukanreformasi(reformminded)daritokohtokohkuncitersebut.Pendekatan
padaWalikotayangmenjadipengambilkeputusantertinggidiKotaSemarangdanPekalonganpun
bisadimulaidaripendekatanpadatokohtokohyangmemilikipengaruhterhadapWalikota(mampu
mempengaruhi pengambilan keputusan Walikota), sebelum akhirnya menarik Walikota sebagai
bagian dari sekutu penting perubahan. Dalam konteks membangun koalisi dengan berbagai tokoh
tersebut,kepercayaanmenjadifaktorpenting.Olehkarenaitu,komunikasiharusdijalankansecara
intensif dan menggunakan beragaram pendekatan informal, selain yang formal seperti audiensi.
Pemanfaatan momentum yang tepat untuk masuk dan mempengaruhi tokohtokoh kunci juga
merupakan strategi lain yang dikembangkan dalam proses pengorganisasian politik. Tak jarang,
PATTIRO pun harus membantu tokoh reformis itu untuk urusanurusan lain diluar program kerja,
dalam rangka membangun kepercayaan. Yang penting dijaga adalah tidak menjadi partisan dan
tetapkritis,meskipunmemilikikedekatanterhadappusatkekuasaan.

PATTIRO mengemukakan pula beberapa tantangan dalam pengorganisasian politik, seperti:


meyakinkan kalangan CSO bahwa tidak ada hidden agenda dalam proses advokasi; birokrasi di
daerah yang terbiasa dengan pola kerja yang tertutup; stamina untuk melakukan reformasi yang
sekaliwaktukuatdandilainwaktumelemah;sertapotensiterjebakdalampolitikpartisan.Sebagai
bagian akhir dari presentasi, dikemukakan beberapa capaian penting (perubahan kebijakan) yang
bisa diperoleh dari pengorganisasian politik, diantaranya adalah: munculnya Perda Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, mulai dibangunnya TKPKD, peluncuran Jamkesda, dan kenaikan
anggarankesehatandiduakota,SemarangdanPekalongan.PresentasiPATTIROdapatdilihatdalam
Lampiran16.

MensinergiskanKebijakanyangProPerempuandanAnak(KPPA)
KPPA dengan presenter Mutmainah Korona mengemukakan pengalamannya menggerakan
komunitas perempuan di akar rumput dan kelompok muda dalam proses perubahan kebijakan.
Dalam pendekatannya, KPPA menggunakan pendekatan multidimensi, yang didasarkan pada studi
tentang situasi yang menyangkut situasi yang dihadapi perempuan dan anak, dan kebutuhan
kebutuhan pokok yang perlu dicari solusinya. Sehingga, selain melakukan pengorganisasian politik
dalamrangkaadvokasikebijakan,menyelenggarakankampanyedansecararegularmengisiacaradi
televisi lokal dan radio untuk menyampaikan masukan dan kritik pada pemerintahan, KPPA pun
mendorongpenguatanekonomisecarakolektifdikelompokyangdidampingi.

Program KPPA diawali dengan melakukan pengkaderan lewat sekolah politik untuk perempuan,
yangdiisidengansubstansidasarsepertifeminismedanansos,danterusberlanjutdengansekolah
ketrampilan, seperti ketrampilan paralegal, analisis anggaran, audit sosial dan sebagainya. Untuk
kelompokmuda,dilakukanpendidikanpluralisme,kesetaraangenderdanetikasosial.Setiaptahun
pengkaderan ini dilakukan, minimum 2 kali. Dari kaderkader tersebut lah komunitas berkembang
danmampumembentukkoalisiforumanggaranditingkatprovinsisertaditingkatkabupaten(Sigi,
Donggala, dan Motong). KPPA juga terus melakukan komunikasi secara regular dengan
pemerintahandi3kabupatendanditingkatprovinsidanbahkanbersinergidudukbersamauntuk
32

mencarigagasan/idekreatifdalamkonteksperumusankebijakanresponsifgenderdanramahanak,
meskipunpadasaatyangbersamaankampanyeyangkritistetapdilakukanmelaluimediamasa.

Ada cukup banyak kebijakan yang muncul karena intensitas advokasi melibatkan kelompok basis,
misalnya saja tentang: Perda Kabupaten Donggala No. 12 tahun 2006 Partisipasi dan Keterwakilan
PerempuandalamPemerintahanDesa,LKDdanProsesPembangunanDesa;MOUdenganwalikota
Kota Palu ttg ARG dan Pro Poor (2007); MOU dengan Pemkot ttg Rumah Aman, dan Proses
pendampingan Korban kekerasan dengan P2TP2A (2010) ada sekitar 8 pos pengaduan; Perda
Propinsi ttg Trafficking perempuan dan anak (2011); perda Propinsi tentang pemenuhan dan
perlindungananak(2011);InstruksiGubernurttgGenderBudgetSystem(2012)denganmelibatkan
10 SKPD; Perwali Kota Palu No. 1 tahun 2013 tentang RKASKPD yang responsive gender. Saat ini
juga sedang diproses dorongan kepada puskesmas dan pasar yang ramah perempuan dan anak;
RaperdaPUG/pembangunanyangramahperempuanPropinsiSulawesiTengah;7naskahkebijakan
yangmenjadipanduanbagiSKPDdalammenyusunprogramyangramahperempuandananak;serta
skemaKotalayakAnakdikotaPalu.

Beberapa pembelajaran yang disampaikan antara lain adalah membangun militansi gerakan
perempuanakarrumputyangmembutuhkanstrategiinternalorganisasisalingmenguatkandengan
menghubungkan antara domestik, produksi dan organisasi; pentingnya pendekatan analisis politik
ekonomi penting dalam konteks advokasi kebijakan; pentingnya pemetaan karakter pemerintahan
karena sangat berpengaruh pada proses advokasi perbaikan (prespektif dan komitmen) dengan
pertimbangan bahwa jika perspektif bermasalah akan berimplikasi negative terhadap komitmen;
dankrusialnyarelasidenganpimpinandaerahyangmenjadipenentuutamaperubahankebijakan.
Tantangan rotasi/mutasi pegawai di birokrasi pemerintahan juga dialami oleh KPPA dalam
mengusung isu. Dan hal ini disikapi dengan mengelola stamina untuk advokasi, yang terkadang
memangbutuhwaktuyangpanjangdanbelumtentulinearmenujukeberhasilan.PresentasiKPPA
dapatdilihatpadaLampiran17.

ImplementasiICTdanSocialMediadalamProgramMAMPU
Menggantikan David, Namira mengawali presentasinya tentang ICT dan social media dengan
menjelaskanapaituICTdansocialmedia,kemudiandilanjutkandenganberbagaibentukaplikasiICT
dan social media dalam organisasi. Dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan ICT dan social
media,sepertiprogramBetterWorkyangdilakukanolehILO bekerjasamadengan International
Financial Center (IFC) dalam rangka menciptakan solusi terukur dan berkelanjutan, melalui
penguatan kerja sama antara pemerintah, pengusaha dan organisasi pekerja dan pembeli
internasional. Better Work mengembangkan program layanan penyebaran informasi bagi para
pekerja di pabrikpabrik partisipan Better Work melalui implementasi perangkat social media dan
peranti komunikasi telepon genggam. Dengan Yayasan Pulih yang bergerak di bidang layanan
psikososial untuk pencegahan, penanganan dan pemulihan trauma psikologis dan masalah
psikososial, dikembangkan Pulih Ecounseling Website yang menyediakan konseling versi
elektronikdimanaseorangkonselordapatberinteraksidengankliendarijarakjauhmelaluijaringan
internet.DalamkonteksprogramMAMPU,BaKTIberencanauntukmengimplementasisistemSMS
Gatewayyangditujukanuntukkeperluankomunikasidenganparastakeholder.Presentasitentang
ICTdanSocialMediadapatdilihatpadaLampiran18.

ProgramMAMPUInklusi(HWDI)
Dalam presentasinya, Aryani yang merupakan ketua pengurus HWD berbagi cerita tentang
pengalamannya dalam advokasi isu disabilitas dengan menggunakan prinsip inklusif. Program
MAMPU inklusi dikembangkan sesuai dengan UU NO 19 Tahun 2011 tentang ratifikasi konvensi
penyandangdisabilitas.Definisidisabilitasadalahmerekayangmemilikiketerbatasanfisik,mental,
intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama sehingga mengalami berbagai hambatan,
33

termasuk menghalangi partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat. Ibu Aryani
kemudianmenceritakanberbagaikondisiyangdialamiperempuandengandisabilitas.

Perempuandisabilitasmengalamidiskriminasigandasebagaiperempuandanpenyandangdisabilitas
di masyarakat dan keluarga, sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan,
terdiskriminasi dalam pelayanan kesehatan, tidak disekolahkan, serta seringkali diabaikan hak
haknyauntukmenikahdanberkeluarga.Perempuandengandisabilitasjugatidakdidaftarmenjadi
anggotapenerimabantuandantidakditargetkanmasukpelatihanpelatihan,bahkanditingkatdesa,
cenderung dibiarkan menjadi buta huruf. Bahkan dari sudut bangunan fisik pun banyak hambatan
bagiperempuandisabilitas,misalnyabangunanbertingkatyanghanyabisadicapaidenganmenaiki
tangga, pintu toilet yang sempit, dan sebagainya. Gerakan pengarusutamaan gender belum
berdampakpadaperempuandisabilitassehinggaminimkemampuanmelakukanperubahan.Karena
itulah harus inklusi, mengingat bahwa perempuan disabilitas samasama memiliki masalah
selayaknyaperempuanlain(bahkanseringlebihparah),meskipunyaketerbatasan.

Selanjutnya,dikemukakanhalhalyangbisameningkatkanpeluangbagiperempuandisabilitasuntuk
terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan gerakan perempuan. Beberapa hal tersebut
antaralainadalah:
Berkomunikasidenganmenggunakanalatperaga,braille,tandatimbul,audio,dll
Pemanfaatanbahasaisyarat,bahasabibir,bahasalisan
Reasonable accommodation terhadap kebutuhan khusus perempuan disabilitas, atau
modifikasi dan penyesuaian yang perlu dan sesuai dengan tidak memberikan beban
tambahanyangtidaksemestinyabiladiperlukan,gunamenjaminpenikmatanhakasasi
manusiadankebebasandasarpenyandangdisabilitas
Pemanfaatandisainyanguniversal,berupadisainproduk,lingkunganfisik,programdan
pelayanan yang dapat digunakan oleh semua orang tanpa memerlukan suatu desain
khusus (misal: handphone yang menggunakan mode getar, titik timbul, dan sinar
merupakandisainuniversal;begitupulapintuotomatisdanbeberapadesainlaptop)

Sementaraprinsipprinsipinklusimencakup:
Penghormatan pada martabat yang melekat, otonomi individu, termasuk kebebasan
untukmenentukanpilihan,dankemerdekaanperseorangan
Nondiskriminasi
Partisipasipenuhdanefektif,dankeikutsertaandalammasyarakat.
Penghormatanpadaperbedaandanpenerimaanpenyandangdisabilitassebagaibagian
darikeragamanmanusiadankemanusaiaan.
Kesetaraankesempatan(dalampembangunan)
Aksesibilitas(kemudahanuntukpenyandangdisabilitas)

Selanjutnya dijelaskan tentang beberapa masalah yang masih dihadapi perempuan disabilitas
dalam konteks: akses terhadap lapangan kerja; akses terhadap perlindungan sosial; kebijakan
menyangkut buruh migran; akses terhadap fasilitas kesehatan dan terutama kesehatan
reproduksi;sertatindakkekerasandanpelecehanterhadapperempuandisabilitas.Padabagian
akhir disampaikan beberapa keberhasilan (best practices) dalam mendukung perempuan
disabilitas, antara lain adalah: pelatihanpelatihan spesifik yang ditujukan untuk perempuan
disabilitas yang dilakukan oleh LPTKP; gugatan seorang perempuan penyandang predikat cum
laude dari Unversitas Airlangga dan memiliki disabilitas (menggunakan kursi roda) yang
dimenangkan sampai ke tingkat Mahkamah Agung (MA) ketika menuntut Pemda Jatim yang
menolaklamarannyasebagaipegawainegeri;dangugatankasuspelecehandanperkosaanyang
dialamiseorangperempuantunarungudanbutahurufyangdibantusecarapenuholehHWDI
membuahkan keputusan bersalah bagi tiga pelaku kejahatan (mendapat hukuman penjara). Di
34

akhirpresentasi,HWDImenyatakankebahagiaanyabisaberjuangbersamagerakanperempuan
lain dalam program MAMPU, dan harapan bahwa solidaritas sesama perempuan yang juga
menyertakan secara aktif perempuan disabilitas akan terbangun melalui program MAMPU.
PresentasiIbuAryani/HWDIdapatdilihatpadaLampiran19.

Beberapatanggapanumummenutupdialogpembelajaraniniadalah:

Perubahan kebijakan saja tidak cukup untuk


melakukan perubahan, namun harus secara
berkelanjutan
diikuti
dengan
pengorganisasian basis sehingga kelompok
kelompok warga mampu melakukan
pengawasanpengawasan reguler terhadap
implementasikebijakantersebut.Jurnalisdan
media masa, di sisi lain, juga memiliki peran
penting untuk pengawasan berkelanjutan ini
sehinggainisiatiftakberhentihanyaditataran
perubahankebijakansaja.
Pentingnya keterkaitan antara advokasi
perubahan kebijakan tingkat daerah dengan
tingkat nasional. Halhal yang dilakukan oleh
KPPA di Sulawesi Tengah misalnya, menjadi
inspirasi untuk koalisi nasional yang
melibatkan KPP dan Bappenas, mendorong
Mendagri melahirkan panduan strategi
nasional untuk anggaran responsive gender.
Disampaikan pula bahwa perubahan bisa
dimulai dari daerah dan tidak selalu harus
berawal di tingkat nasional dalam rangka mendorong kelahiran kebijakan pro perempuan dan
anak. Dalam beberapa kasus, strategi desa mengepung kota (kelahiran kebijakankebijakan
dan implementasi kebijakan inovatif di beberapa daerah sebagai inspirasi untuk dorongan
perubahankebijakanditingkatnasional)bisamenjadistrategijituuntukmelakukanperubahan
substansialyangberskalaluas.
PemanfaatanICTdansocialmediabukanbarangbarudansudahdikembangkandandilakukan
oleh beberapa mitra program MAMPU. Yang justru dibutuhkan adalah contoh konkrit
pemanfaatan ICT dan social media untuk, misalnya, penguatan database kasus dan analisis
kebijakan atas dasar kasuskasus yang masuk. Sayangnya presentasi tidak didukung dengan
fasilitasonlineuntukmelihatsecaralangsung,misalnyapemanfaatanSMSgatewaydanonline
counselingwebsite,sebagaidasarpembuatandatabasetentangisutertentu.
Sampai sejauh ini, HWDI memiliki program penyadaran keluarga bagi keluarga perempuan
disabilitas dan telah ada lembaga khusus untuk orang tua yaitu Forum Anak Kecacatan.
Sementara dalam konteks mendorong perempuan disabilitas untuk ikut serta berpolitik, telah
pula dilakukan meskipun hanya sebatas pada menjadi calon yang berlaga dalam Pemilu.
Memang masih sangat terbatas upaya untuk mendorong perempuan disabilitas berlaga dalam
ajangpolitikpraktis.Yangsudahbanyakdiupayakanadalahmenjagaagarpenyandangdisabilitas
tetap dapat berpartisipasi aktif mencoblos di Pemilu maupun Pilkada melalui penyediaan
fasilitasfasilitaskhusus.

35

2.8PENINJAUANORGANISASIDANPENGEMBANGANKAPASITAS

Sesi yang dilakukan di malam hari kedua ini dibawakan oleh YAPPIKA, mempresentasikan temuan
umum hasil Organizational Capacity and Performance Assessment Tool (OCPAT) ; dan STATT ,
mempresentasikan tindak lanjut dari penjajakan kebutuhan dan potensi bentukbentuk dukungan
untuk capacity building (pengembangan kapasitas) pada kurun waktu 6 bulan ke depan bagi mitra
MAMPU.

Berikut adalah pokokpokok presentasi dari kedua narasumber tersebut, yang dilanjutkan dengan
diskusi.

RefleksiKelembagaanMitraMAMPUmenggunakanOCPAT

Sri Indiyastutik/Wakil Direktur YAPPIKA mempresentasikan hasil peninjauan kapasitas dan kinerja
organisasi menggunakan OCPAT terhadap 6 organisasi. Secara lengkap, presentasi ini dapat dilihat
padaLampiran20.

Secara umum, presentasi dibuka dengan ucapan terima kasih kepada 6 organisasi Mitra MAMPU
yangtelahmendukungkegiatanpeninjauankapasitasdankinerjaorganisasi.Dikatakanpulabahwa
presentasi ini tidak bertujuan membandingkan satu organisasi dengan organisasi lain, tetapi justru
mencoba meninjau kemiripan kekuatan dan tantangan dari berbagai organisasi tersebut, untuk
kemudian mengusulkan rekomendasi pengembangan kapasitas yang dibutuhkan dalam rangka
memanfaatkanberbagaikekuatanyangadauntukmenghadapitantangantantangannya.
Secaraumum,mitramitraMAMPUadalahorganisasiyangkuat,dalamartian:mempunyaipassion
yang kuat dan konsisten terhadap visi, misi dan nilainilai yang dianut bersama dalam organisasi
mereka; memiliki aturanaturan kebijakan kelembagaan yang relatif lengkap yang cukup efektif
mendukung operasional organisasi; mempraktikkan mekanisme kontrol terhadap praktikpraktik
internal organisasi yang dilakukan secara bertingkat sesuai dengan tingkat kewenangan masing
masing organ organisasi; dan memiliki kekayaan pengalaman dan instrument pendukung yang
menarik untuk dikapitalisasi sebagai pembelajaran bersama. Peranperan yang dimainkan dan
ditekuni oleh tiap organisasi mitra MAMPU ini juga bervariasi, yang menjadi potensi untuk saling
memperkuat ketrampilan, pengetahuan, serta keahlian yang diperoleh dari pengalaman dan
pembelajaran.

Adabeberapatantanganyangberbedayangdihadapiolehmasingmasingmitra.Misalnyasaja,bagi
organisasi yang berbentuk organisasi masa seperti PP Aisyiyah dan Koalisi Perempuan Indonesia,
tantangan terbesar adalah pengembangan strategi yang tepat dan efektif untuk memperkuat
organisasi dan kaderkadernya di tingkat daerah, serta strategi untuk mempertahankan semangat
kesukarelawan dan keswadayaan yang ada selama ini ketika ada intervensi program (bantuan
pembangunan). Menjalankan proses bottomup dalam menentukan strategi dan programprogram
organisasi,yaitumelibatkanseluruhtingkatanorganisasi(Wilayah,Daerah,CabangdanRantingatau
BalaiPerempuandidesa),jugamemunculkantantanganmengenaibagaimanamengakomodasidan
merangkum seluruh usulan dari berbagai tingkatan tersebut. Tantangan ini dapat dilihat sebagai
praktik demokrasi yang khas di dalam gerakan masyarakat sipil yang penting untuk terus diuji
sebagailaboratoriumpembelajarandemokrasi.

Proses kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan organisasi, di sisi lain, masih menjadi tantangan
bagi Seknas PEKKA dan Migrant CARE. Sementara tantangan yang umum dihadapi oleh berbagai
organisasi mitra adalah mengemas berbagai pengalaman, informasi/data, dan pembelajaran
berharga yang diperoleh selama ini sebagai produkproduk komunikasi yang bervariasi untuk
konsumsi publik luas maupun dalam rangka mendukung terbentuknya gerakan perempuan yang
36

lebihmasif.Sebagianbesarorganisasiinimemangmerancangdirinyamenjadiresourcecenterbagi
gerakan perempuan, sehingga pengemasan berbagai produk atau aset organisasi (kekayaan
pengalaman, pembelajaran, data dan informasi) menjadi pengetahuan baru yang layak
disebarluaskan di berbagai kalangan menjadi isu penting untuk diupayakan secara sistematis. Hal
lain yang ditemui selama proses OCPAT ini adalah realitas bahwa seluruh mitra belum memiliki
kebijakanpengelolaaninformasipublik(SOP)sesuaidenganaturanUUNo.14Tahun2008tentang
Keterbukaan Informasi Publik; meski praktiknya, pelayanan informasi publik (termasuk informasi
yang dikecualikan seperti identitas korban perkosaan) telah dilakukan dan ada divisi khusus yang
menangananinya.

TantanganlainyangsecaraumumdihadapiolehmitraMAMPUadalahkesulitanuntukmenjelaskan
dan bernegosiasi dengan lembaga dana terkait dengan mekanisme kerja organisasi dalam
melaksanakanprogram,misalnya:
BagiPPAisyiyah,programyangakandilaksanakandisuatukabupatenharusterkaitdengan
kewenanganPimpinanWilayah.
Bagi Migrant CARE, pelaksanaan suatu program seringkali harus dikaitkan dengan
penanganan kasus yang sifatnya tidak dapat diprediksi kemunculannya sehingga
membutuhkanfleksibilitasbaikdarisudutcapaianmaupunkegiatan.
BagiKapalPerempuan,penguatankapasitasOMSmitranyaditunjukkandengankemampuan
mitra untuk dapat mengakses dana secara langsung ke lembaga dana sehingga tidak lagi
melaluiKapalPerempuan.
Bagi PEKKA, sulit untuk menegosiasikan bagaimana pendekatan empat pilar dalam
pengelolaansuatuprogramdapatsecarapenuhdilakukankarenaargumentasiketerbatasan
danayangtersedia.
Bagi Koalisi Perempuan Indonesia menginginkan agar lembaga donor berkoordinasi dengan
Seknas sehingga tidak menjanjikan sumber daya ke wilayah secara langsung, yang pada
gilirannya akan sulit dipenuhi oleh Seknas karena dana program terbatas dan harus dibagi
secarabaikpadabeberapaCabang/Wilayah.

Adapunrekomendasi untukpengembangankapasitasorganisasi,sesuaidengandialogyangterjadi
dalampelaksanaanOCPATdapatdikelompokkamenjadi4kategori,yaitu:(a)Pengetahuandanskill;
(b)Sistemkelembagaan;(c)Manajemenpengetahuandanpengembanganprogram;(d)Leadership
untukparakader.KebutuhanKebutuhanpengembangankapasitastersebutadayangbersifatdapat
dipenuhiolehorganisasisecaramandiri,adapulayangmemerlukandukungandaripihaklain.Oleh
karenanya, akan lebih optimal apabila rencana pengembangan kapasitas organisasi diintegrasikan
denganrencanakerjatahunanmasingmasingmitradenganmempertimbangkanskalaprioritasyang
telahdidiskusikandidalamprosesrefleksi.

Tindak Lanjut Penjajakan Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kapasitas


MitraMAMPU

Yooke Damopolii mewakili STATT untuk mempresentasikan rancangan kegiatan pengembangan


kapasitas(PK)yangakandilakukandalamkurunwaktu6bulankedepan.PresentasiSTATTsecara
lengkapdapatdilihatpadaLampiran21.

Presentasi diawali dengan memperkenalkan siapa STATT dan perannya dalam program MAMPU,
termasuk memperkenalkan seluruh staf STATT yang akan bekerja sama dengan mitramitra dalam
program MAMPU. Setelah itu digambarkan alur dan proses yang akan dijalani STATT untuk
pengembangan kapasitas mitra MAMPU dan prinsipprinsip pengembangan kapasitasnya. Adapun
Keluarandaripengembangankapasitasiniadalah:
y Rencana/kerangkakerjaPKorganisasiuntukjangkawaktu23tahunkedepan
37

PenyediaankegiatanPKdimasainterim
o Kategori konsultasi manajemen; peningkatan/transfer pengetahuan dan informasi;
bantuanteknis
o BentukbentukPKcoaching,mentoring,pelatihan,lokakarya,CoP,

Selanjutnya dijelaskan Hasil Baseline Persepsi Mitra tentang Pengembangan Kapasitas yang juga
mencakupsaransaranterhadapprosespengembangankapasitasdalamprogramMAMPU,misalnya
saja: berdasarkan tujuan organisasi, kebutuhan organisasi dan staf, serta minat dan potensi staf;
dapatdiukurhasilnya(sehinggamembutuhkankegiatanmonitoring,evaluasidanpembelajaranyang
tepat);menggunakanmetodedialog,inovatif,menyenangkandanpartisipatif.

Tiap alur kegiatan kemudian dikemukakan secara mendetail dan diakhiri dengan ulasan tentang
kegiatanlanjutanyangakandilaksanakandariBulanFebruarisampaidenganBulanJuni2013,yaitu:
y DiskusidenganmitratentangrencanakegiatanPKsampaiJuni2013
y PelaksanaanPendalamanSTATTatastema/isuPKprioritaskepadasemuaMitra
y PerumusandanpenyusunanstrategiPKorganisasimitrasecarakeseluruhan
y PelaksanaankegiatanPK
y TransferkepadaMC

Hasilakhirdaridiskusidiatasmencakup:
Kegiatan pengembangan kapasitas akan dilaksanakan sesuai rekomendasi dari masingmasing
organisasi dan YAPPIKA juga memiliki sejumlah dana yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan
pengembangankapasitasyangbersifaturgent.
STATT akan menindaklanjuti berbagai usulan kegiatan pengembangan kapasitas yang sudah
tertangkapmelaluiOCPATuntukkemudiandilakukanpendalaman.Agaksulituntukmenentukan
apakah seluruh usulan kegiatan pengembangan kapasitas tersebut bisa dilaksanakan.
Diharapkan mitramitra, dalam diskusi pendalaman nantinya, dapat memberi gambaran apa
yangprioritasharusdilakukandalamjangkawaktudekat.
Terkait dengan klasifikasi jenis dan bentuk kegiatan pengembangan kapasitas memang belum
dilakukan, namun STATT akan melihat tema yang sama dengan mendiskusikannya kembali
denganmitra.Jikaadakesaamaankebutuhanantarbeberapamitra,bisajadikegiatantersebut
akandilakukanuntukbeberapamitrasekaligus.Jikaadakebutuhankhususyangmendesakmaka
STATTakancukupfleksibeluntukmendukung,dankebutuhantersebutbisadisampaikansecara
langsungkeSTATTuntukditindaklanjuti.
STATT tidak selalu kompeten menjadi narasumber untuk semua tema, namun bisa menjadi
pendukunguntukmencarinarasumberyangsesuaibagitematematertentu.
Karena keterbatasan waktu, STATT memang akan lebih fokus untuk pengembangan kapasitas
sekretariat di tingkat nasional, meskipun juga terbuka peluang untuk kegiatankegiatan
pengembangankapasitasbagijaringanmitrayangberadadidaerah.

2.9PEMBAHASANTENTANGPENGORGANISASIAN(STRUKTURKERJA)MAMPU

Mrs.KateShanahanmewakiliAusAIDmengawalipembahasantentangpengorganisasian(struktur
kerja)MAMPUdenganmenjelaskanbaganorganisasiMAMPU.PresentasiAusAIDtentangstruktur
kerjaMAMPUdapatdilihatpadaLampiran22.

Secara umum Mrs. Kate Shanahan menjelaskan tentang fungsi organorgan kunci dalam tata
kepengurusan MAMPU. Misalnya saja, Steering Committee yang terdiri dari Pemerintah Indonesia
danPemerintahAustralia,PartnersForum,AdvisoryCommittee,ManagingContractor,Mitramitra,
dan sebagainya. Partners Forum merupakan sebuah forum untuk mengambil keputusan secara
38

kolekftif tentang implementasi program; Advisory Committee berfungsi memberikan advis untuk
seluruh bagian program; AusAID MAMPU Team akan memandu program secara operasional;
sementara Managing Contractor adalah pelaksana administrasi, termasuk penyelenggara kegiatan
pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan mitramitra dan memberikan bantuan procurement
untukmitramitrayangmembutuhkan.Untukbagiananalisdanriset,dibentukAnalyticalReseach
Unit (ARU) yang menjadi bagian dari Managing Contractor. ARU juga akan bekerja untuk evaluasi
program. Saat ini AusAID sedang dalam proses memilih perusahaan yang akan menjadi Managing
Contractor(MC)danmengurusadministrasiprogramsecarakeseluruhan.Teamyangdibentukoleh
Managing Contractor akan mendukung mitra dalam implementasi, misal saja untuk kebutuhan
technicalassistancebisadikomunikasikankepadaManagingContractor.

Pertanyaan atau pandangan/respon peserta terhadap presentasi mengenai pengorganisasian


ProgramMAMPUadalahsebagaiberikut:
1. Peserta bertanya terkait Partners Forum ini wewenangnya apa saja dan seberapa sering
bertemu?Jikaprogramberjalan,yangmelakukanpendampingankepadamitraapakahAusAID
atauPartnersForum?Kemudianprosespendokumentasiknowledgemanagementapakahakan
dikelolamasingmasingmitraatauAusAID?
2. Program MAMPU akan bekerja sama dengan 8 mitra, lantas dimana letak mitra daerah dalam
strukturtersebut?Untukmeresponjikapartnersforumyangdisebuttermasukpertemuantiga
hariinimakamitradaerahadalahbagiandaripartnersforum.
3. Dalam proses selama 2 hari, diskusi tematik dianggap sebagai proses yang paling baik dalam
konteksmendapatkanarahankejelasantujuandancapaiansetiaptema.Seharusnyakejelasan
tema itu di diskusikan dalam Partners Forum. Di sisi lain, Partners Forum bisa menjadi tempat
knowledge sharing dan knowledge management dari 5 tematik. Mengusulkan untuk
membiarkanPartnersForumberprosesdenganramburambuyangtelahdisepakati,dansambil
berjalan mendiskusikan bentuknya seperti apa, mau kemana gerakannya, dan apa yang akan
dikembangkan. Partners Forum juga dapat digunakan sebagai media aspirasi dari daerah
mengingatbanyakpengalamanmitradaridaerahyangmemberikansumbanganpadagerakan.
Dengankatalain,PartnersForumjugaberfungsisebagaijembatandesasampaidengannasional.
4. AgarPartnersForumjugaberfungsisebagaiwadahmendialogkankerjasamaantarmitra,maka
Partners Forum seharusnya ada juga di level daerah. Forum di derah bisa digunakan untuk
membangun kerjasama dan menentukan advokasi kebijakan mana yang bisa dilakukan secara
bersamasama.DidukunglagibanyakmitraMAMPUbekerjadiwilayahyangsama.Pentingjuga
mendorong adanya forum tersendiri yang membicarakan mekanisme koordinasi sekaligus
program berjalan secara sinergis. Proses knowledge generation harus dilaksanan dan harus
sampai ke akar rumput, tidak hanya berhenti di level nasional, terutama karena peningkatan
kapasitasditingkatbasislebihutama.
5. Mengusulkan untuk membedakan antara struktur dan kegiatan dulu. Terkait struktur penting
membicarakan kewenangan dalam struktur. Penyelenggaraan forum itu bagian dari kegiatan.
Kita sepakati dulu kewenangan baru menyepakati kegiatan. Dan jangan terlampau sering ada
pertemuan di wilayah karena akan menyita waktu mengerjakan berbagai kegiatan. Penting
untuktetapmemikirkanforumpengambilankeputusanyangterdiridariperwakilanorganisasi.
6. Pertanyaan bagaimana kewenangan Managing Contractor serta relasinya dengan Advisory
Committee(AC)dandenganARU.Sertapertanyaanapakahmitrabisamemintapendampingan
langsung dari AC? Apa fungsi AC dan ARU? Dan bagaimana fungsi OCPAT dan STATT? Untuk
pertanyaan ini, narasumber menjawab bahwa ARU bertanggungjawab pada Managing
Contractor secara administratif akan membantu mitramitra. Dan Managing Contractor
bertanggungjawab pada AusAID (dan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Team AusAID).
MC akan bekerjasama dengan mitramitra dalam menyusun strategi pengembangan kapasitas.
Sementara STATT dan OCPAT (YAPPIKA) akan berada dibawah Managing Contractor. Team
AusAID yang memiliki kewenangan untuk approval mitramitra kerja, sementara soal alokasi
39

7.
8.
9.

10.

11.

dana masih dibicarakan bersama Pemerintah Indonesia (beberapa hal menyangkut keuangan
masiihdalampembahasanantarduanegara)karenaadaregulasibaruMENKEUyangmengikat
juga bantuan pembangunan seperti MAMPU. Di sisi lain, Partners Forum punya keputusan
kolektif dan mendiskusikan tematema serta strategi dasar MAMPU. Advisory Commitee
memberikan diharapkan dapat memberikan pandangan/advis kepada Partners Forum dan
PemerintahIndonesia.
Mengusulkan pusat aktifitas adalah mitra. Mitra akan berhubungan langsung dengan AC dan
ARU,dimotoriolehPartnersForum.MakapentingmempertajamfungsiPartnersForum.
Mengusulkan peyusunan strategi MAMPU melalui Partners Forum, dan jika ada lembaga yang
butuhcapacitybuildingbisalangsungdilakukansesuaikebutuhanorganisasi.
DiharapkandalamPartnersForumadaprosescrosspembelajaran,adayangsifatnyatematikdan
ada yang sifatnya geografis (regional). Partners Forum juga membahas arah besar program,
sekaligus memikirkan knowledgebuilding. Misalnya kaitannya dengan perempuan politik di
parlemen, arah besar pengembangan program sampai 8 tahun namun bisa saja tahun ke 4
berubah arah dengan melihat kepemimpinan baru. Dalam hal ini perlu penguatan kerjasama
baiksecarateknisdankoordinatif.
Pertanyaan lain adalah sebagai mitra daerah apa yang menjadi hakhaknya? Sebagai mitra
daerah pasti menguasai situasi dan kondisi sehingga penting mengetahui haknya. Hal ini perlu
diketahui juga oleh pengelola mitra daerah agar transparan, sekaligus perlu pengembangan
mekanismekontrolnasionaldaerahsehinggadapatmenghindarikonflik.
Pentinguntukmemperhatikansupayakegiatantidakbertumpukdisatuwilayahsajasementara
diwilayahlainnyasepi.Adakemungkinanmitralokalyangmengerjakan2programyangsama
dengan donor berbeda dan penting adanya forum di Indonesia Timur sebagai forum
pembelajaran mitra. Pengembangan Forum Indonesia Timur bisa menjadi ajang berbagi
informasi tentang dan pembelajaran dari kerjakerja masingmasing mitra, sekaligus membuka
potensibersinergidanbekerjasama.

Secara umum, beberapa kesepakatan dasar dari pembahasan menyangkut


pengorganisasian(strukturkerja)ProgramMAMPUiniadalahsebagaiberikut:

FungsiutamaPartnersForum
Knowledgesharingdandevelopmentdi6tema
Bentukbentuk dan siapa terlibat dan peran Berproses untuk tetapkan yang
terbaik
Adadibeberapaleveluntukintensifberkomunikasi,berkoodinasi,bekerjasama
Jumlahperetemuanbisajadilebihbanyakdileveldesa/kabutenkota
Banyakragamuntukkonsolidasigerakan
Ada forum khusus untuk membahas mekanisme, prinsipprinsip dan halhal yang
perlu diputuskan bersama antar mitra, bersama Advisory Committee dan AusAID
yangregular(6bulan/tahunan)
Harusdibedakanantaraorgandenganfungsitertentudankegiatanpertemuan
Proses dialog, negosiasi antara Partners Advisory Committee Managing
ContractorAusAIDMAMPUTeamARU
Perlu juga pembahasan tentang isuisu internasional/global (plus potensi
mengundangjaringanglobal)dalamPartnersForum.

AdvisoryCommitee
SecarakhususmenjadibagiandariPartnersForumdansekaligusbisadimintabantuan
advisnyaolehmasingmasingmitrasecaralangsung.

40

Catatankhusus:
Butuh banyak arena untuk linkage building, sharing, dan dialog (nasional
regionaldaerah)
Arahanarahanstrategisperludidialogkansecaraspesifikdalamforumtertentu
MAMPUlingkupnasionalkoalisijaringan
Keputusantentangketerlibatanlokal/regionalsertahakhaknyamenjadidialog
didalamorganisasimitra
Usulan agar tidak overlap untuk pemilihan mitra lokal antar organisasi mitra
butuhkomunikasiantarmitra
Keterlibatan di jaringan kerja mitra untuk membahas isu regional atau tematik
justrudidorong,agarterjadilinkagesecaranyata.

2.10CATATANPENUTUP

Sebagai penutup dari keseluruhan pembahasan dalam lokakarya, Fasilitator bertanya kepada
pesertaapakahmasihadaisuisuhot/pentingyangperludidiskusikanlagiyangbelumsamasekali
disentuh. Peserta menyampaikan pertanyaan terkait dengan mitra baru yang sedang dalam tahap
seleksi.Apakahperludipikirkanbreafingdenganmitrayangakandiseleksiatauakanadaakselerasi
untuk penerimaan mitra baru. Hal ini perlu dibicarakan karena mitra yang lama sudah berproses
sebelumnya dengan berbagai assessment, seperti assessment yang dilakukan oleh PKM untuk
manajemen keuangan dan oleh YAPPIKA untuk keorganisasian. Mrs. Kate/AusAID menanggapi
bahwa mitra baru akan menjalankan proses yang sama namun akan ada fase konsultasi dengan
mitrayangsudahadasekarang.Kemungkinanbesarbaruduabulanlagiakanmelakukanprosesyang
sama hanya waktunya lebih pendek. Untuk ke depan, AusAID akan menambah 2 mitra lagi yang
berlokasididaerahdansaatinisudahdilakukansosiliasasidenganCSOdiwilayahSumateradandi
kawasanTimurIndonesia.Pemikirannyaadalahmenambah6mitrabaru.

Fasilitator kemudian menanyakan kembali beberapa hal yang sempat menjadi burning issues dan
menggantungdariprosessebelumnya.Berikutadalahbeberapahalyangkemudiandisepakatidari
burningissuesyangdibahaspadasesisesisebelumnya.
1. Visi MAMPU. Visi yang ada di dokumen program MAMPU sudah cukup menggambarkan apa
yang ingin dicapai. Dengan demikian, peserta sepakat tidak membentuk satu pernyataan visi
baru,danyangtelahdirumuskanhanyamenjadipenjelasantentang:(a)aksesterhadapapasaja
yang penting diupayakan untuk perempuan, (b) situasi apa saja yang dipandang sebagai
peningkatan kualitas hidup perempuan, dan (c) aspekaspek apa yang penting menjadi bagian
dariindividuperempuanyanginherenmestidiraih.
2. AdapuntujuanMAMPUadapadatujuanmasingmasingtematikyangtelahdibuatdalamdiskusi
kelompok.
3. Untuk pembicaraan pembahasan langkahlangkah membangun gerakan dan mengelola
pengetahuanakandibicarakandalamPartnersForumberikutnya.Sementaraitu,diskusidiskusi
untuk mengerucutkan gagasan tentang bangun gerakan perempuan dan penciptaan
pengetahuanbarubisadidialogkanlewatmailinglistMAMPU.

41

3.EVALUASIDANPENUTUP

Evaluasidilakukansecaralisanmenggunakanmetodefishbowl,dengan3pertanyaankunci:
1. Apakahworkshopmemenuhitujuandansesuaidenganharapananda?
2. Apahalhalyangperludipertahankan?
3. Apahalhalyangperludiperbaiki?

Berikutadalahhasilevaluasidaripeserta:

Apakahworkshopmemenuhitujuandansesuaidenganharapananda?

Adabeberapahalyangtaktuntas
70% tercapai tahu tentang kerja kawan kawan lain tetapi yang di daerah belum banyak
diceritakan
Visisocialprotectioncukupjelasyangbelumdidialogkantuntasadalahhubunganantaravisi
besardenganisuditiaptema
Pentinguntuklebihbanyakdiskusistrategiyangkurangterelaborasi(yanglebihkonkritdari
visi)
Harapan tercapai hanya ada beberapa kendala atau pertanyaan tentang ketepatan
pemilihannarasumber
Diskusikelompoktematikbagussekalisebagaiajangdialogtetapisingkatsekali.Narasumber
di dialog pembelajaran bisa masuk dalam diskusi tematik karena punya pengetahuan yang
sesuai
Pernah diusulkan workshop antar mitra yang diinisiasi dan dikelola oleh mitra sendiri,
sayangnyahalinitidakditindaklanjuti.
Adaisuyangtakterbahas
Adapesertayangkurangaktif
Isusudahdidiskusikantapikurangdipertajam
Kurangadaforumkomunikasiantartema
Isudanwilayahkurangsehinggadialogsedikit
Kurangproporsionalforumdiskusidenganmasukan

Apahalhalyangperludipertahankan

Memanfaatkanpendekatanberbasisasset
Notulenbergambaryangsangatmembantumendeskripsikanberbagaigagasandengancara
yangsangatmenarik
Rasaperkawanandanpersaudaraan
Banggabisaberkenalandenganbanyakkawan
Berbagipengalamanyangluarbiasa
Selalumembicarakankembaligerakanperempuansehinggasemakinfokus
Semangatdankomitmendarikitasemua
Tulisanfasilatoryangbesarbesar
Kehadiranadvisor
Semakinjelashalhaldasaryangpentinguntukperlindungansosial
Panitiayangproaktif
Metodayangpartisipatif

42

Apahalhalyangperludiperbaiki?

Kesepakatanalurdanmateriuntukpembahasandalamwaktu3hari
Fasilitatormendorongkeaktifantiappeserta
Disiplindalamjadwaldantatawaktu
Perlunarasumberparlemen
Diambuatparayuniorbukanberartitidakaktifnamunmemangberkeinginanuntuk
menyeraplebihbanyakilmudarisenioryanghadir.Meskidemikian,diharapkanyuniorbisa
lebihaktifdipertemuanmendatang,danfasilitatormemastikanbahwasetiappeserta
mendapatkankesempatanuntukberbicaradalamforum.
Forumlebihbanyakmerepresentasikantokohtokohnasionaldankurangmengelaborasi
situasiperempuandiberbagaidaerah
Perluasanmitrayangikutpertemuan(Kalimantan,NTT)
Waktubicaratemantemanlokalyangkurangkarenawaktuyangtakcukup
Banyak senior yang menyebabkan segan berbicara dan keinginan untuk belajar. Program
MAMPU diharapkan bisa mereduksi perasaan segan tetapi sekaligus memperkuat proses
kaderisasi
Perlu ada sistim untuk mereduksi rasa segan, misalkan menghilangkan absen dengan
menyebutorganisasiyangjustrumembuatsuasanapengkotakkotakan
Harusadalebihbanyakicebreakeruntukkesegaran
Waktudiskusikelompokataudiskusitemadiperpanjang
Materidibagikanlebihdiawaldandiberikandalambentuksoftcopydiakhir
Prologuntuksesisehinggajelaskaitannyadengansesisebelumnya
BerharapadaagendakonkritdenganpresentasiSTATTsetidaknyauntuk56bulankedepan
Analisisgenderseringtereduksiketikaadvokasikebijakanmakapentinguntukintegrasi
Selektif dalam penentuan narasumber (misalkan pembicara social media dan pembicara
yangberperspektifgender)
Perbaikanmanajemenforumbesardenganwaktuterbatas
Sensitifitas untuk mendorong keaktifan peserta dan yang berada di belakang (kekurangan
fasilitatorfasilitator yang punya perspektif gender dan tahu betul situasi yang dihadapi
perempuan);supayamunculsuasanaempoweringuntukseluruhpesertayanghadir
Proses perlu diperbaiki dengan alokasi waktu dan flow yang lebih sistematis agar
pembahasantuntas
Perluprosesmencarilinkageantartema
Penamaanlaindarilokal
Hadirnarasumberdalamdiskusitemadantidakdiruangbesar
Perbanyakkesempatanbicarasupayalebihkenaldengantemanyanglain.
Situasikedekatantakterbangunpadahalseharusnyafasilitatorpunyaperanyangstrategis
Fasilitator seharusnya punya kepekaan dan perspektif gender dan paham persoalan
perempuan

Menutup seluruh rangkaian lokakarya, Mrs. Kate Shanahan dan Mrs. Hanna mewakili AusAID
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelenggaraan
lokakaryaini.ProsesdanhasillokakaryamenjadisebuahpembelajarantersendiriuntukAusAIDyang
selaluberusahasangatterbukadenganberbagaimasukandarimitra.Masukandansaransaranserta
rekomendasi akan dimanfaatkan untuk arahan implementasi program ke depan. Dinyatakan juga
bahwa terkait dengan beberapa isu yang masih menjadi pembahasan, semoga akan segera ada
finalisasidalambeberapabulankedepan,termasukkaitandenganseleksiManagingContractordan
mitramitrabaruyangakanbergabungdalamMAMPU.
43

Anda mungkin juga menyukai