HIPERTENSI
A. KONSEP PENYAKIT
1. Anatomi fisiologi sistem kardiovaskuer
Fungsi jantung adalah memompa darah kaya oksigen ke dalam sistem
arteri (yang membawa ke sel-sel) dan menampung darah deoksigen dari
sistem vena dan meneruskannya ke paru untuk reoksigenasi. Fungsi arteri
kapiler, vena dan pembuluh limfe adalah membekukan darah ke dan dari
jaringan dan sel di seluruh tubuh.
a. Bentuk
Bentuknya menyerupai gambar diatas, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) dan disebut juga basis kardis. Di sebelah bawah agak runcing
yang disebut apeks kardis.
b. Letak
Jantung terletak di dalam rongga dada, organ ini berhubungan dengan :
1)
2)
3)
4)
Sistolik dalam
Diastolik dalam
mmHg
mmHg
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
Normal Tinggi
130-139
85-89
Stadium 1 (ringan)
140-159
90-99
Stadium 2 (sedang)
160-179
100-159
Stadium 3 (berat)
180-209
110-119
210
120
Hipertensi :
Sistolik (mmHg)
Diastolic (mmHg)
< 140
<90
Hipertensi ringan
140-180
90-105
Hipertensi perbatasan
140-160
90-95
>180
>105
Hipertensi terisolasi
>140
< 90
140-100
<90
Normotensi
4. Etiologi
a) Faktor lingkungan
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi.
b) Usia
Insiden hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, klien
yang berumur di atas 60 tahun, 50 60% mempunyai tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh
degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya, terjadi
hilangnya elastisitas jaringan dan aterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
c) Jenis kelamin
pada
masa
kanak-kanak
atau
usia
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi
akibat penyakit tertentu.Angka kekerapan berkisar 10 % dari semua
penderita hipertensi.
5. Patofisologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak.Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui sistem saraf simpatik ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron pre
ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
tambahan
aktivitas
vasokonstriksi.Medula
adrenal
10
angiotensin
II
menyebabkan
sekresi
aldosteron
yang
7. Pemeriksaan diagnostic
a. BUN / Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
b. Glukosa : hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
c. Kolesterol dan
trigliserida
serum
peningkatan
kadar
dapat
a. Intervensi Terapeutik
1)
2)
4)
5)
6)
7)
8)
Istirahat cukup
9)
10)
11)
Hindari stress.
b. Intervensi farmakologis
Antihipertensi yang saat ini dipakai dapat dibagi atas :
1) Diuretik
Trazit, menghambat natrium di segmen kortikal ascending limb, loop
henle dan pada bagian awal tubulus distal.
2) Diuretik furosemid.
Diuretik dan aldakton dan triamferen, menghambat ekskresi natrium,
sekresi kalium dan hidrogen pada tubulus distal.
3) Golongan penghambat simpatik
Menghambat aktivitas simpatis dapat terjadi pada pusat vasomotor
otak seperti metildopa dan klonidin atau pada akhir saraf perifer,
seperti golongan reserpin dan guanetidin.
4) Beta bloker
Menurunkan curah jantung dan efek penekanan sekresi renin yaitu
jenis penghambat reseptor beta 1 dan penghambat reseptor beda 1 dan
2 dan golongan yang larut dalam lemak dan dalam air seperti
asebutatol.
5) Vasodilator
13
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, atherosklerosis, penyakit jantung
kongesti/katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda
14
4) Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi,
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu).
5) Makanan dan cairan
Gejala : Makanan yang disukai mencakup makanan tinggi garam,
lemak, kolesterol serta makanan dengan kandungan tinggi
kalori.
15
Tanda
6) Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/ pusing, berdenyut, sakit kepala sub
occipital.
Episode kebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Gangguan penglihatan dan episode statis staksis.
Tanda
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
Nyeri tungkai yang hilang timbul/klaudasi.
Sakit kepala oxipital berat.
Nyeri abdomen/massa.
8) Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut
dari hipertensi menetap/berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja tachypnea,
ortopnea,
dispnea,
nocturnal
paroxysmal,
batuk
16
9) Keamanan
Keluhan : Gangguan koordinasi/cara berjalan.
Gejala : Episode parastesia unilateral transien, hypotensi postural.
b Analisa data
Dengan melihat data subyektif dan data obyektif dapat menentukan
permasalahan yang dihadapai klien dengan memperlihatkan masalah
dapat di ketahui penyebab efek dari masalah tersebut. Dari analisa data
di tentukan diagnosa keperawatan yang muncul. (Doenges, 2000)
17
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
c. Kelebihan volume cairan
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
e.
f.
g.
h.
i.
kebutuhan oksigen
Ketidakefektifan koping
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Resiko cidera
Defesiensi pengetahuan
Ansietas
3. Intervensi keperawatan
a. Penurunan curah jantung
Defenisi: ketidakadekuatan darah yang di pompa oleh jantung untuk
memenuhi kebutuhan metabolic tubuh.
Batasan karakteristik:
18
dengan tepat.
Klien dapat mengikuti metode yang diberikan untuk mengurangi
nyeri.
Intervensi (NIC):
1) Kaji tingkat atau skala nyeri, durasi dan lokasi penyebarannya
19
yang
dapat
kompres
hidung
dapat
vasokontriksi,
iskemia
(kekakuan) ventrikuler,
20
myokardia,
hypertropi/rigiditas
2.)
Catat
keberadaan,
kualitas
4.)
berkaitan
dengan
vasokontraksi
atau
6.)
untuk
menurunkan relaksasi.
21
menurunkan
rangsangan
simpatis,
7.)
8.)
9.)
Anjurkan
tehnik
relaksasi,
seperti:
Diuretik tiazoid: diuril, esidrix, bendroflumentiazoid
Rasional: dapat memperkuat agen antihipertensi lain dengan
membatasi retensi cairan.
Diuretic loop: furosemid, etakrinic, bumetanoid, dan lain-lain.
Rasional: menghasilkan diuresis kuat dengan menghambat resorpsi
natrium dan klorida.
12.)
22
13.)
ada indikasi.
Rasional: bila
hipertensi
fcokromositoma
berhubungan
maka
dengan
pengangkatan
tumor
adanya
dapat
memperbaiki kondisi.
d. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2
Defenisi:.ketidakmampuan energy atau psikologis untuk melanjutkan
atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.
Batasan karakteristik:
Subjektif:
Ketidaknyamanan atau dispnue saat beraktivitas
Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal
Objektif:
- Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagi respon
-
terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
Tujuan (NOC):
Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/diperlukan.
-
Intervensi (NIC):
1.) Kaji respon pasien terhadap aktifitas frekuensi nadi, peningkatan
tekanan darah yang nyata selama/sesudah aktifitas, dyspnea, nyeri
dada, keletihan, dan kelemahan, diasporesis, pusing, dan pingsan.
Rasional: menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon
fisiologis stress terhadap aktifitas dan bila ada merupakan indicator
dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas.
23
Kaji
keefektifan
strategi
koping
dengan
24
2.)
mekanisme
koping
maladaptik
mungkin
pasien
untuk
mengidentifikasi
stressor
spesifik
dan
5.)
Keterbatasan kopnitif.
Menyangkal diagnosa.
Tujuan (NOC):
-
25
Intervensi (NIC):
1.) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat.
Rasional : Mengidentifikasi kemampuan klien dalam menerima
pembelajaran.
2.) Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal, jelaskan tentang
hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan
otak.
Rasional :Meningkatkan pengetahuan klien tentang tekanan darah
normal dan efek hipertensi.
3.) Hindari mengatakan tekanan darah normal dan gunakan istilah
terkontrol dengan baik saat menggambarkan tekanan darah pasien
dalam batas yang diinginkan.
Rasional :Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda
tergantung pada banyak faktor.
4.) Bantu
pasien
dalam
mengidentifikasi
factor-faktor
resiko
meningkatnya
tekanan
darah
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, 2002
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisioligi, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany.Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2001
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6. Jakata: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth, Vol 2 Edisi 8.Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M., Dan Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC.
27