MINGGU KE I
LAPORAN PENDAHULUAN
SISTEM PERNAPASAN
TUBERKULOSIS PARU
CI
LAHAN
INSTITUSI
(
M.kes)
CI
OLEH
HARNI
4114011
1. Pendahuluan
Tuberkulosis Paru (TB Paru) telah dikenal hampir di
seluruh dunia, sebagai penyakit kronis yang dapat
menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius.
b)
c)
d)
fisik
menemukan
suatu
kelainan
pada
paru.
Pemeriksaan Rontgen thoraks sangat berguna untuk
mengevaluasi hasil pengobatan dan ini bergantung
pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel
terhadap OAI,apakah sama baiknya dengan respon
klien. Penyembuhan yang lengkap seringkali terjadi di
beberapa area dan ini adalah observasi yang dapat
terjadi pada penyembuhan yang lengkap.
Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan dilakukan untuk menemukan
hubungan kasus TB inaktif/stabil yang ditunjukan
dengan adanya gambaran garis-garis fibrotik ireguler,
pita parenkimal, kalsifikasi nodul dan adenopati,
perubahan kelengkungan berkas bronkhovaskular,
bronkhiektasis,
dan
emfisema
perisikatrisial.
Pemeriksaan CT scan sangat bermanfaat untuk
mendeteksi adanya pembentukan kavitas dan lebih
dapat diandalkan daripada pemeriksaan Rontgen
Thoraks biasa.
Radiologis TB Paru Milier
TB milier akut diikuti oleh invasi pembuluh darah secara
masif/menyeluruh serta mengakibatkan penyakit akut
yang berat dan sering disertai akibat yang fatal
sebelum
penggunaan
OAT.
Hasil pemeriksaan Rontgen thoraks bergantung pada
ukuran dan jumlah tuberkel milier. Pada beberapa klien
TB milier, tidak ada lesi yang terlihat pada hasil
Rontgen thoraks, tetapi ada beberapa kasus, bentuk
milier klasik berkembang seiring dengan perjalanan
penyakitnya.
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis terbaik dari penyakit TB diperoleh dengan
pemeriksaan mikrobiologi melalui isolasi bakteri.Untuk
membedakan spesies Mycobacterium antara yang satu
dengan yang lainya harus dilihat sifat koloni,waktu
pertumbuhan, sifat biokimia pada berbagai media,
perbedaan kepekaan terhadap OAT dan percobaan,dan
perbedaan kepekaan kulit terhadap berbagai jenis
antigen
Mycobacterium.
10
b)
c)
d)
Keluhan utama
Keluhan utama akan membantu dalam
mengkaji pengetahuan klien tentang kondisi
saat ini dan menentukan prioritas intervensi.
Keluhan utama yang biasa muncul antara lain:
batuk, peningkatan produksi sputum, dispnea,
hemoptisis, whezing, stridor, dan chest pain
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang ditemukan pada
saat pengkajian, yang dijabarkan dengan
teknik: palliative, quality, region, severty,
timing (PQRST)
(1) Provocatif/Paliatif: apa penyebab penyakit
Tuberkulosis Paru, apa yang meringankan
atau apa yang memperburuk keadaan
penyakit Tuberkulosis Paru. Seperti:
batuk,
demam,
aktifitas
ditempat
berdebu, dll.
(2) Qualitas/Quantitas:
Seberapa
berat
keluhan
terasa
pada
penyakit
Tuberkulosis Paru, bagaimana rasanya,
seringkah
terjadi
pada
penyakit
Tuberkulosis Paru. Seperti: sesak, adanya
nyeri dada tetapi jarang ditemukan, turun
berat badan, sampai ke sianosis
(3) Region/radiasi: Di daerah mana keluhan
dirasakan, menyebar atau tidak pada
penyakit paru. Diantaranya adalah nyeri
di daerah dada.
(4) Skala : Apakah mengganggu aktivitas
pada penyakit paru. Seperti adanya nyeri
otot, sakit kepala.
(5) Timing: Kapan keluhan mulai dirasakan,
apakah munculnya secara tiba-tiba atau
bertahap dan pada waktu berapa menit
pada penyakit Tuberkulosis Paru. Seperti:
adanya batuk kering sampai purulen
timbul >3 minggu dan keringat pada
malam hari tanpa sebab.
Riwayat penyakit dahulu
12
3)
13
4)
5)
6)
7)
14
15
Rasional
Diagnosa 2
proses
Tujuan
Intervensi
kompres
:
Batuk yang tidak
terkontrol
adalah
melelahkan dan tidak
efektif,
menyebabkan frustasi.
- Pertahankan
masukan
volume
cairan sedikitnya 2500ml/hari
Rasional :
Membantu
mengencerkan
secret.
Hipertemia
berhubungan
dengan
inflamasi
Setelah
diberikan
tindakan
keperawataN diharapkan suhu tubuh
kembali normal dengan KH Suhu
tubuh 36C-37C
- Kaji suhu tubuh pasien dan Beri
air hangat
Rasional :
peningkatan
memudahkan
Mengetahui
suhu tubuh,
intervensi
juga
mengurangi
panas
dengan
pemindahan
panas secara konduksi.
Air
hangat mengontrol
pemindahan
panas
secara
perlahan tanpa
menyebabkan hipotermi
atau
-
menggigil.
Observasi intake dan output, tanda
vital (suhu, nadi, tekanan darah)
tiap 3 jam sekali atau sesuai
indikasi
16
Rasional
Diagnosa 3
Tujuan
:
Mendeteksi dini
kekurangan cairan serta
mengetahui
keseimbangan
cairan
dan elektrolit dalam
tubuh.
Tanda
vital
merupakan acuan untuk
mengetahui
keadaan
umum
Suhu tubuh
36C-37C
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
peningkatan
produksi
spuntum/batuk,
dyspnea
atau
anoreksia.
Kebutuhan nutrisi adekuat
Intervensi
Diskusikan penyebab
dispnea dan mual.
Rasional
anoreksia,
:
Dengan
membantu
klien
memahami
kondisi
dapat
menurunkan
ansietas
dan
dapat
membantu
memperbaiki kepatuhan
teraupetik
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Andra dan Yessie. (2013). Keperawatan Medikal Bedah
keperawatan dewasa teori dan contoh askep. Yogyakarta :
Nuha Medika.
2. Chris brooker/ alih bahasa andry hartono dkk. (2005).
Ensiklopedia keperawatan. Jakarta : EGC
3. Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia Untuk
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
4. Price, S., & Wilson. (2003). Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses Proses Penyakit, Edisi.2. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC.
5. https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2010/10/09/asuha
n-keperawatan-tb-paru/
18