Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

I. Konsep Keluarga
A. Defenisi Keluarga
Dep.Kes. RI (1988) mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga beserta beberapa orang anggotanya yang terkumpul dan
tinggal dalam satu tempat karena pertalian darah, ikatan perkawinan, atau adopsi yang
satu sama lainnya saling tergantung dan beriteraksi.
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Bailon dan Maglaya (1989) mendefiniskan keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Effendy (2005), Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
B. Tipe Keluarga
Menurut Sujianto tipe kelurga terbagi-bagi menjadi :
a.Keluarga inti ( Nuclear family )
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar ( Exstended family )

Adalah keluarga inti ditambah

dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.


c.Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau
kehilangan pasangannya
d.

Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya,
e.Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the
single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosecual
cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).

C. Tahap Perkembangan Keluarga

Tabel 1
Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
No.

Tahap Perkembangan

Tugas Perkembangan

Keluarga baru menikah

Membina hubungan intim yang memuaskan

Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan

kelompok sosial
2

Keluarga dengan anak

Mendiskusikan rencana memiliki anak


Mempersiapkan menjadi orang tua

baru lahir

Adaptasi perubahan dengan adanya anggota keluarga


baru (interaksi anggota keluarga, hubungan seksual
suami isteri, kegiatan keluarga)

Keluarga dengan anak usia

Mempertahankan hubungan yang memuaskan pasangan

suami isteri
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga (tempat tinggal,

pra-sekolah

privasi, rasa aman)

Membantu anak bersosialisasi

Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara


memenuhi kebutuhan anak sebelumnya (anak yang lebih
tua)

Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam


maupun di luar keluarga (keluarga besar, lingkungan
sosial)

Keluarga dengan anak usia

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.


Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar

sekolah

Keluarga dengan anak

rumah, sekolah, dan lingkungan sosial yang lebih luas

Mempertahankan keintiman pasangan

Memenuhi kebutuhan yang meningkat (termasuk biaya

ekonomi, pendidikan dan kesehatan)


Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung

remaja

jawab kepada anak remaja.

Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga

Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan


orang tua

Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan


keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang

Keluarga mulai melepas

anak dewasa

anggota keluarga
Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi
keluarga besar

Mempertahankan keintiman pasangan

Membantu kemadirian anak dalam membentuk keluarga


baru dalam masyarakat

Keluarga usia pertengahan

Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah


Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan

Mempertahankan

hubungan

yang

harmonis

dengan

keluarga anak (anak, menantu, cucu)

Mempertahankan

hubungan

dengan

teman

sebaya

(kolega)
8

Keluarga lanjut usia

Meningkatkan keakraban pasangan


Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang
saling menyenangkan pasangan

Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi (kehilangan


pasangan, kekuatan fisik dan finansial)

Mempertahankan

keakraban

pasangan

dan

saling

merawat

Melakukan live review masa lalu.

D. Fungsi Keluarga
Secara umum, fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi afektif (affective function) adalah fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan psikologis dan mengembangkan kepribadian anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi keluarga dalam mempersiapkan anggota keluarga
hidup dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga

dalam

mempertahankan

keberlangsungan generasi.
4. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk mengadakan sumber-sumber
ekonomi yang memadai bagi anggota keluarga dan pengalokasian sumber-sumber

tersebut secara efektif.


5. Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga dalam meningkatkan dan
mempertahankan status kesehatan anggota keluarga. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan
Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno, dimana
keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan
antara lain:
a.

Mengenal masalah kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis.

b.

Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga.

c.

Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan


Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri

d.

Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

e.

Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.

II.
Konsep Medis
A. Defenisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut. Berdasarkan pada manipestasi klinik, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan
kronik.
B. Etiologi
a. Gastritis akut disebabkan oleh asam kuat atau alkalis
b. Gastritis kronik:
i. Tipe A, di hubungkan dengan penyakit auto imun misalnya anemia pernisiosa
ii. Tipe B, di hubungkan dengan Helocobakter pylori, Faktor diet seperti minum
panas, pedas, penggunaan obat, alkohol, merokok, atau refluks isi usus ke
lambung
C. Manifestasi Klinis
a. Gastritis akut meliputi: ulserasi superficial yang dapat menimbulkan hemoragi,
ketidaknyamanan abdomen ( sakit kepala, malaise, mual dan anoreksia), muntah,
cekukan, beberapa pasien asimtomatik, kolik dan diare dapat terjadi bila makanan
pengiritan tidak di muntahkan tapi mencapai usus besar. Pasien biasanya sembuh
dalam sehari walau nafsu makan mungkin menurun selama 2-3 hari.
b. Gastritis kronik meliputi: Tipe A biasanya asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi B12 dan pada gastritis Tipe B pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati
setelah makan, bersendawa, rasa pahit dalam mulut, atau mual dan muntah.
D. Patofisiologi

Masalah gastritis belum diketahui yang pasti terdapat gangguan


keseimbangan pertahanan mukosa lambung normal dengan sekresi asam lambung
yang agresif.Faktor-faktor yang amat penting adalah iskemia pada mukosa gaster,
disamping paktor pepsin, refluks empedu dan cairan pancreas.
Aspirin dan anti implamasi non steroid merusak mukosa lambung melalui
beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktifitas siklooksigenase
mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin mukosa merupakan salah satu
factor defensip mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi
prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti implamasi nonsteroid dapat merusak
mukosa secara tropical. Kerusakan tropical terjadi karena kandungan asam dalam
obat tersebut bersifat korosit sehingga dapat merusak sel-sel efitel mukosa.
Pemberian aspirin dan obat anti implamasi non steroid dapat juga menurunka
sekresi bikarbonat dan mucus oloeh lambung sehingga kemampuan factor
defensive terganggu.
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Endoskopi: gastro duodenoskopy akan tampak eritematous atau eksudatif, mukosa
sembab, merah, mudah berdarah
b. Pemeriksaan histologis: dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung
untuk mengetahui adanya kuman helikobakter pylori
c. Pemeriksaan radiology
F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Gastritis terbagi ke dalam klasifikasi dari jenis gastritis yakni:


Gastritis akut dan gastritis kronik.
1. Gastritis akut.

Pantang minum alcohol dan makan makanan sampai gejala menghilang, ubah
menjadi diit yang tidak mengiritasi.

Jika gejala menetap mungki diperlukan cairan intra vena

Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali encerkan dan netralkan
asam dengan antasida umum seperti aluminuium hidroksida, untuk menetralisasi
alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.

Jika korosi parah, hindari emetic dan bilas lambung karena bahaya perforasi.

2. Gastritis kronik.

Memodifikasi diet pasien.

Meningkatkan isrtirahat

Mengurangi stress.

Memulai farmakoterapi
H.Pylori dapat di atasi dengan antibiotic ( tetra ciclin, metronidasol, klaritromisin
dan amoxisilin).

G. Komplikasi
1. Hemoragi
2. Tukak lambung
3. Obstruksi

4. Ca. Lambung
III.

Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1.
Riwayat atau adanya faktor resiko
o Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis
o Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung
o Perokok berat
o Pemajanan pada stres emosi kronis
2. Pengkajian fisik
o Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 3 setelah makan dan sering disertai dengan
mual dan muntah. Nyeri sering digambarkan sebagai tumpul, sakit, atau rasa
terbakar, sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres
emosi,
o Penurunan berat badan,
o Perdarahan sebagai hematemesis dan melena bila berat
3. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah sakit
4.
Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi,
rencana tindakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif
Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkan stres dan persepsi

5.

tentang dampak penyakit pada gaya hidup.


B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan degan pengobatan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
3.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
muntah.

4.

kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

5. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.

Anda mungkin juga menyukai