Anda di halaman 1dari 23

Tugas Refrat

Benign Prostate Hyperplasia


(BPH)

Oleh:
SURYANTI
10101060
Pembimbing :
dr. Eko Hamidianto, Sp. B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU BEDAH


RSUD BANGKINANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU
2015

Anatomi Fisiologi Kelenjar Prostat

DEFINISI
BPH
Benign Prostate
Hyperplasia atau
BPH adalah
pembesaran prostat
jinak yang
menghambat aliran
urin dari kandung
kemih. Pembesaran
ukuran prostat ini
akibat adanya
hiperplasia stroma
dan sel epitelial
mulai dari zona
periuretra

Terdapat hiperplasia
sel-sel stroma dan selsel epitel kelenjar
prostat yang biasanya
timbul di periuretra
dan zona transisi dari
kelenjar menekan
kelenjar normal yang
tersisa

Etiologi
HIV awalnya dikenal dengan
nama Lymphadenophaty
associated virus (LAV)
merupakan golongan retrovirus
dengan materi genetic
ribonucleic acid (RNA) yang
dapat diubah menjadi
deoxyribonucleic acid (DNA)

Terdiri dari HIV-1 dan HIV-2.

Virus ini cenderung menyerang


sel jenis tertentu, yaitu sel-sel
yang mempunyai antigen CD4,
terutama limfosit T

Faktor Risiko
Kadar Hormon
Usia
Ras
Riwayat keluarga
Obesitas
Pola Diet
Aktivitas Seksual
Kebiasaan Merokok
Kebiasaan minum-minuman alkohol
Olahraga
Penyakit Diabetes Mellitus

Patofisiologi

Gambaran klinis
Infeksi HIV memberikan gambaran klinis yang spesifik,
dgn spektrum yg lebar, mulai dr infeksi tanpa gejala
(asimptomatik) pd gejala2 yg berat pd stadium yg lbh
lanjut. Setelah diawali dgn infeksi akut, maka dpt
terjadi infeksi kronis asimptomatis selama beberapa
thn disertai replikasi virus secara lambat.

Kemudian setelah terjadi penurunan sistem


imun yg berat, maka terjadi infeksi
oportunistik dan dpt dikatakan pasien tlh msk
keadaan AIDS.

KLASIFIKASI BPH
Derajat I

Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau
inflamasi pada saluran kemih.
Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan
sekaligus menentukan sensifitas kuman terhadap beberapa
antimikroba yang diujikan
Faal ginjal
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai
saluran kemih bagian atas.
Gula darah
Mencari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus
yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli
(buli-buli neurogenik)
Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)
Jika curiga adanya keganasan prostat

Pemeriksaan Patologi Anatomi

BPH dicirikan oleh berbagai kombinasi dari


hiperplasia epitel dan stroma di prostat.
Foto polos abdomen

Berguna untuk mencari adanya batu opak di


saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat
dan kadangkala menunjukan bayangan VU
yang penuh terisi urine, yang merupakan
tanda suatu retensi urine.

Pemeriksaan trans abdominal


ultrasonography (TAUS)
Dari TAUS diharapkan mendapat informasi
mengenai:
Perkiraan volume (besar) prostat
Panjang protrusi prostat ke VU atau intra
prostatic protrusion (IPP)
Mungkin didapatkan kelainan pada VU (massa,
batu, atau bekuan darah)
Menghitung sisa (residu) urin pasca miksi
Hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat
obstruksi prostat

Pemeriksaan trans rectal


ultrasonography (TRUS)
Pada pemeriksaan TRUS dicari kemungkinan

adanya fokus keganasan prostat berupa area


hiperekoik dan kemudian sebagai petunjuk
(guidance) dalam melakukan biopsi prostat.

PENATALAKSANAAN
1. Watchful waiting
2. Medikamentos : Penghambat reseptor
adrenergik
Penghambat 5 reduktase
3. Terapi invasif minimal
TUMT (transurethral microwave thermoterapi)

TUNA (transurethral needle ablation)

Thermotherapy dengan air

tindakan pembedahan
Transuretral resection of the prostate (TURP)

Open surgery

Open surgery sering dilakukan ketika kelenjar


sangat membesar (>100 gram).
Operasi laser
Serat laser melalui uretra ke dalam prostat
menggunakan cystoscope dan kemudian
memberikan beberapa semburan energi yang
berlangsung 30 sampai 60 detik. Energi laser
menghancurkan jaringan prostat dan
menyebabkan penyusutan

KOMPLIKASI
Trabekulasi yakni terjadi penebalan serat- serat otot

detrusor akibat tekanan intra vesika yang selalu tinggi


karena obstruksi.
Sakulasi yaitu mukosa kandung kemih menerobos di
antara serat-serat detrusor.
Divertikel yakni terjadi bila sakulasi menjadi besar.
Pembentukan batu vesika akibat selalu terdapat sisa
urine setelah miksi, sehingga terjadi pengendapan batu
Bila tekanan intra vesika yang selalu tinggi tersebut
diteruskan ke ureter dan ginjal akan terjadi hidroureter
dan hidronefrosis yang akan mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai