Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
Disusun Oleh:
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Maksud dan Tujuan
D. Pembatasan Masalah
E. Metodologi
F. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Umum
B. Sifat Bahan Baja
C. Sambungan
1. Permodelan Sambungan
2. Tipe-tipe Sambungan
3. Jenis Alat Penyambung
i. Baut
ii. Las
4. Sambungan Balok Rangka
5. Sambungan Sudut Portal Kaku
6. Sambungan Kolom ke Balok Menerus
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
BAB III
BAB IV
APLIKASI
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Bresler, Lin, Scalzi, Design of Steel Structures, John Wiley & Sons, Inc., 1960, 1968
2. Charles G. Salmon dan John E. Johnson, Struktur Baja Desain dan Perilaku, Jilid 1
dan 2, edisi ke-3, Penerbit Erlangga, 1996
3. Edwin H. Gaylor, Jr dan Charles N. Gaylord, Design of Steel Structures, McGrawHill, Book Company, Inc., 1957
4. Rasdinanta Tarigan, ST. Tugas Akhir Analisa Sambungan Kolom Baja Dengan
Pondasi, 2004
5. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), 1983
6. Catatan Kuliah Struktur Baja I
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas kasih karunia-Nya
memberikan Pengetahuan, Kekuatan, dan Kesempatan kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat
untuk menempuh ujian Sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA
ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN
LAS DAN BAUT.
Dalam penulisan tugas akhir, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak baik bantuan berupa dukungan moril, materil, spiritual, maupun
administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Bachrian Lubis, M.Sc, Ketua jurusan Teknik Sipil;
2. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MS Koordinator Program Pendidikan Ekstension Jurusan
Teknik Sipil;
3. Bapak Ir. Robert Panjaitan, Dosen Pembimbing penulis dalam penulisan Tugas
Akhir ini;
4. Orang Tua Tercinta yang terus menerus berdoa agar penulis dapat menyelesaikan
studi, juga atas dorongan motivasi dan kepercayaan yang telah diberikan pada
penulis agar menyelesaikan Tugas Akhir ini;
5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Administrasi Jurusan Teknik Sipil;
-i-
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
- ii -
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI..
iii
ABSTRAK.
DAFTAR NOTASI
vi
DAFTAR GAMBAR.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........
B. Permasalahan.. 3
C. Maksud dan Tujuan
D. Pembatasan Masalah..
E. Metodologi.
F. Sistematika Penulisan. 9
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Umum. 1
B. Sifat Bahan Baja. 2
C. Sambungan.
1. Permodelan Sambungan.
2. Tipe-tipe Sambungan.
14
17
i. Baut
17
ii. Las..
25
34
37
39
- iii -
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
19
19
20
24
BAB IV
APLIKASI
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran..
DAFTAR PUSTAKA
- iv -
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Suatu balok baja yang pada kedua ujungnya disambungkan terhadap kolomkolom dengan menggunakan sambungan memakai baut, maka balok diatas merupakan
konstruksi statis tertentu, karena kedua ujung tersebut bersifat sendi. Akan tetapi bila
sambungan pada kedua ujung menggunakan beberapa baut ataupun dilas, maka akan
terbentuk konstruksi statis tidak tentu, karena sambungan tidak dapat lagi berputar
bebas. Dalam keadaan ekstrim sambungan dapat bersifat kaku sempurna (rigid), dimana
sudutnya adalah nol.
Akan tetapi pada sambungan-sambungan yang menggunakan paku keling/baut
selalu akan terjadi deformasi elastis, yang mengakibatkan sifat kaku sempurna tidak
tercapai. Sambungan menjadi semi kaku (semi rigid). Keberadaan lain dari suatu
sambungan (sendi, semi kaku atau kaku sempurna) atau dengan kata lain tingkat
kekakuan dari sambungan, akan mempengaruhi besarnya perubahan bentuk (lenturan
ataupun putaran sudut) dan gaya-gaya dalam (momen lentur, gaya lintang, gaya normal
dan torsi) pada analisis strukturnya.
Pada Tugas Akhir ini, gaya dalam yang dibahas hanya momen lentur M, yang
bekerja pada sambungan. Gaya lintang D, Gaya normal N dan torsi (momen puntir) T
yang seharusnya turut bekerja pada sambungan tidak diikutkan. Dari hasil analisis
diperoleh Teg. Geser Baut = 66377,14 N, Teg. Tumpu = 111888 N. Teg. Geser Las =
658440 N, Teg. Tumpu = 673437,1257 N dan Teg. Geser Paku = 80347,3 N, Teg.
Tumpu = 271391 N. Terlihat bahwa tipe Sambungan Las mempunyai kekuatan
sambungan yang paling tinggi jika besar gaya yang bekerja sama besar dan sambungan
yang paling efisien adalah jenis Sambungan Baut, dimana dalam pengerjaannya
dilapangan paling praktis diantara ketiga jenis sambungan yang dibahas dan memiliki
nilai kekuatan yang cukup tinggi.
-v-
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR NOTASI
Ab
= luasan baut
be
= lebar efektif
= gaya lintang
= diameter baut
= eksentrisitas
Fp
= momen kelembaman
= panjang las
= momen
= jumlah baut
= beban terpuusat
= beban mati
= resultante
= gaya tarik
- vi -
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
= momen tahanan
= tegangan idiil
= koefisien kejut
- vii -
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar
I-4
Gambar
2.1 Hubungan Tegangan Regangan untuk Uji Tarik Pada Baja Lunak II - 3
Gambar
II - 5
Gambar
II - 8
Gambar
II - 8
Gambar
2.5 Tipe Sambungan (a) Single Web-Angle dan (b) Single Plate
II -10
Gambar
II -10
Gambar
II -11
Gambar
II -11
Gambar
II -11
Gambar
II -12
Gambar
II -12
Gambar
Gambar
Gambar
II -13
2.14 Mekanisme Collapse pada Tipe Sambungan Top And Seat Angle
dengan Double Web Angle ........................................................
Gambar
II -13
II -15
II -22
Gambar
II -27
Gambar
II -28
- viii -
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
Gambar
II -28
Gambar
II -29
Gambar
2.21 Las Slot dan Las Plug dalam Kombinasi dengan Las Fillet
II -30
Gambar
II -31
Gambar
II -31
Gambar
II -33
Gambar
II -35
Gambar
II -36
Gambar
II -39
Gambar
II -40
Gambar
III -1
Gambar
III -2
Gambar
III -3
Gambar
III -4
Gambar
III -5
Gambar
III - 6
Gambar
III - 7
Gambar
III - 9
Gambar
III-10
Gambar
III-10
Gambar
III-14
- ix -
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
Gambar
III-17
Gambar
III-18
Gambar
Gambar
III-21
III-21
Gambar
III-22
Gambar
III-25
Gambar
III-25
Gambar
III-27
-x-
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti
balok, kolom pelat maupun kolom balok, baik itu yang terbuat dari baja, kayu maupun
beton, pada tempat-tempat tertentu harus disambung. Hal ini dikarenakan keterbatasan
ketersediaan material dipasaran dan juga berhubungan dengan kemudahan pemasangan
dilapangan. Khusus untuk konstruksi yang terbuat dari bahan beton, boleh jadi
sambungan bukan merupakan sesuatu hal yang perlu dipermasalahkan, karena pada
konstruksi beton struktur secara keseluruhan adalah bersifat monolit (menyatu secara
kaku). Lain halnya dengan konstruksi yang terbuat dari baja maupun kayu, sambungan
merupakan sesuatu hal yang perlu mendapat perhatian serius yang matang karena pada
konstruksi baja dan kayu, elemen-elemen struktur yang disambung tidak dapat bersifat
monolit seperti konstruksi beton.
Pada umumnya sambungan berfungsi untuk memindahkan gaya-gaya yang
bekerja pada elemen-elemen struktur yang disambung. Sambungan dibuat karena
keterbatasan bahan yang tersedia di pasaran dan juga untuk kemudahan pemasangan
dilapangan serta kemudahan dalam hal pengangkutan. Misalkan saja akan dibuat suatu
struktur ranngka gading-gading kap terbuat dari baja profil siku, maka tidak mungkin
melaksanakannya secara langsung dilapangan karena tidak akan ekonomis, tetapi akan
lebih hemat jika terlebih dahulu merakitnya di pabrikasi (bengkel/workshop), baru
selanjutnya tinggal menyambungkannya pada kolom-kolom dilapangan.
I-1
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 2
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 3
adalah dengan menggunakan kombinasi sendi dengan pegas momen sebagai pengganti
sambungan (perletakan) yang semi kaku. Besarnya konstanta pegas adalah
menunjukkan tingkat kekakuan dari sambungan. Maka untuk seterusnya bila terpakai
kata kekakuan sambungan, yang dimaksud adalah kekakuan (konstante) pegas yang
dimaksud diatas.
B. Permasalahan
Sambungan menerus balok dan kolom ditunjukkan untuk memindahkan semua
momen dan memperkecil atau meniadakan rotasi batang pada sambungan (yaitu jenis:
AISC sambungan portal kaku).
Kolom dapat berhubungan secara kaku dengan balok-balok pada kedua
sayapnya, tingkat kekakuan dari sambungan pada konstruksi tersebut mempunyai
peranan penting pada analisa struktur untuk menghitung gaya-gaya dalam dan
deformasi, terutama untuk struktur statis tak tentu. Contoh berikut
ini akan
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 4
B
C
MB
MoB
BIDANG MOMEN
MC MoC
MoC
GARIS LENTUR
Yo C
YC
YC
Dimana:
0 < MB < MB dan MOC > MC > MC
Hal yang sama terjadi pada lenturan, yakni bahwa:
Yoc>Yc>Yc
Kalau pada waktu perencanaan titik hubungan A dan B diasumsikan sendi, akan tetapi
pada waktu pelaksanaan terjadi hubungan kaku atau semi kaku, maka ditengah bentang
terdapat momen yang lebih kecil dari yang dihitung semula. Sedangkan pada jepitan
timbul momen sebesar MB yang semula adalah nol. Sebaliknya bila pada waktu
pelaksanaan terjadi hubungan yang semi kaku maka ditengah bentang terjadi momen
MC yang lebih besar dari MC yang dihitung pada awalnya (jadi ada bahaya),
sedangkan di titik A dan B momen menjadi berkurang.
Dalam menentukan tingkat kekakuan sambungan ada dua cara, yaitu
berdasarkan hasil pengujian dilaboratorium dan perhitungan secara analitis. Dalam
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 5
menentukan derajat kekakuan K dari sambungan adalah dengan menentukan jumlah dan
susunan dari baut penyambung dan menentukan dari pelat dasar sebagai pelat
penyambung adalah menentukan tipe las dan tebal las. Sedangkan bila berdasarkan
perhitungan secara analitis, derajat kekakuan K dari sambungan dapat ditentukan
melalui prosedur literasi metode kekakuan. Secara teoritis faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya derajat kekakuan K dari sambungan adalah:
1. Ukuran baut, jumlah baut dan jarak baut.
2. Tebal pelat penyambung
3. Kekakuan dan panjang dari batang tersambung, baik itu balok maupun kolom.
4. Gaya dalam (pada Tugas Akhir ini yang dibahas hanya momen lentur M) yang
bekerja pada sambungan.
5. Deformasi akibat tegangan tarik aksial pada bidang persentuhan antara baut dan
pelat (batang) tersambung.
6. Lenturan pada baut sendiri.
7. Adanya kelonggaran antara baut dengan pelat-pelat tersambung. Dengan
perkataan lain ukuran lobang baut lebih besar dari diameter baut.
8. Adanya tahanan gesek antara pelat-pelat tersambung yang ditimbulkan oleh
pengunci baut yang sangat kuat.
Kekakuan pada suatu sambungan antara balok dan kolom mempengaruhi besar
beban yang dapat bekerja pada struktur tersebut. Bagaimana bila sambungan antara
balok dan kolom mengalami pembebanan sampai batas elastisnya?.
Oleh karena itu sangat perlu untuk menganalisa M sambungan pada perencanaan
sambungan balok-kolom pada suatu konstruksi baja dan bagaimana pengaruhnya
terhadap M kapasitas elastis (balok). Karena balok mengalami M kapasitas elastis maka
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 6
balok hanya akan mengalami lendutan (dengan catatan tidak ada sambungan balokbalok pada span balok dari kolom) sebab balok bersifat monolit, sedangkan sambungan
balok-kolom tidak. Apakah M sambungan dapat memikul M kapasitas elastis?
Berdasarkan hal inilah, maka dalam tugas akhir ini dalam perencanaan kekuatan
sambungan balok kolom pada suatu konstruksi portal baja sangat perlu
memperhatikan hubungan dibawah ini:
M sambungan M kapasitas elastis.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 7
D. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dibahas dalam tulisan ini mengarah kepada tujuan yang
relevan dengan judulnya dan juga keterbatasan literatur serta untuk mempermudah
perhitungan tetapi hasilnya masih mendekati kebenaran, maka perlu diadakan
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Konstruksi yang akan dianalisis adalah portal dengan elemen 2 dimensional
dalam bentuk portal bidang (plane frame)
2. Analisis hanya dilakukan terhadap gaya dalam momen lentur M saja yang
bekerja, sedangkan gaya dalam lainnya seperti gaya lintang D dan gaya
normal N yang seharusnya bekerja tidak turut diperhitungkan.
3. Analisis dilakukan dalam batas elastis menurut hukum Hooke, dimana
hubungan tegangan regangan adalah linear.
4. Material yang digunakan adalah baja yang bersifat linear-elastis, isotropik
homogen.
5. Pembahasan hanya meliputi hubungan sambungan balok dan kolom.
6. Sambungan yang dianalisis pada tugas akhir ini adalah tipe sambungan baut
dan sambungan las.
7. Baut yang dianalisis adalah baut biasa, yaitu baut bubut yang terbuat dari
besi beton; direncanakan: Mutu U-52 ((Baut (elastis) = 2400 kg/cm2).
Perencanaan profil : Mutu U-37 ((Profil (Elastis) = 1600 kg/cm2)
8. Baut yang dianalisis bukan merupakan baut mutu tinggi, sehingga efek
prying force akibat baut mutu tinggi tidak dianalisa.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 8
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I- 9
E. Metodologi
Dalam penulisan Tugas Akhir ini metoda yang digunakan adalah study literatur,
adapun sumbernya adalah buku-buku jurnal, buku-buku yang berhubungan dengan
analisa yang akan dibahas
Analisis dalam Tugas Akhir ini dilakukan dalam batas elatis dengan
menggunakan metoda analisa perhitungan ASD (Allowable Stress Design). Perencanaan
profil baja untuk balok, kolom, pelat penyambung, baja siku penyambung menggunakan
U-37 (Elastis = 1600 kg/cm2). Baut penyambung menggunakan baut bubut (yang
terbuat dari besi beton) dengan mutu baja U-52 (Elastis = 2400 kg/cm2) dan las
merupakan tipe las fillet (las sudut).
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran garis besar penulisan Tugas Akhir ini, maka isi
Tugas Akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I
BAB II
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
I -10
: APLIKASI
BAB V
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
II.1.
UMUM
Sambungan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam
perencanaan struktur baja. Hal ini dikarenakan bentuk struktur bangunan yang begitu
kompleks. Adapun contoh yang dapat kita jumpai di struktur bangunan adalah
sambungan antara kolom dan balok. Kegagalan dalam sambungan tersebut dapat
mengakibatkan perubahan fungsi struktur bangunan tersebut, dan yang paling berbahaya
adalah keruntuhan pada struktur tersebut. Sehingga untuk mencegah hal tersebut maka
kekakuan sambungan antara balok dan kolom tersebut harus baik.
Alat penyambung yang sering digunakan adalah dengan pembautan dan
pengelasan yang diberi pengaku samping. Secara umum sambungan antara balok dan
kolom baja terdiri dari 3 elemen yaitu:
a) Balok
b) Kolom
c) Alat penyambung.
Jadi ketiga elemen tersebut yang harus kita perhitungkan sehingga perencanaan
struktur tersebut akan sesuai seperti yang direncanakan. Dan pada akhirnya struktur
bangunan itu akan berdiri sesuai dengan fungsi yang diinginkan.
II - 1
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 2
II.2.
adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan dengan bahan lain seperti kayu, dan sifat
keliatannya, yaitu kemampuan untuk berdeformasi secara nyata baik dalam tegangan
baik dalam regangan maupun dalam kompresi sebelum kegagalan, serta sifat
homogenitas yaitu sifat keseragaman yang tinggi.
Baja merupakan bahan campuran besi (Fe), 1,7 % zat arang atau karbon (C),
1,65 % mangan (Mn), 0,6 % silikon (Si), dan 0,6 % tembaga (Cu). Baja dihasilkan
dengan menghaluskan bijih besi dan logam besi tua bersama-sama dengan bahan
tambahan pencampur yang sesuai, dalam tungku tempratur tinggi untuk menghasilkan
massa-massa besi yang besar, selanjutnya dibersihkan untuk menghilangkan kelebihan
zat arang dan kotoran-kotoran lain.
Berdasarkan persentase zat arang yang dikandung, baja dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Baja dengan persentase zat arang rendah (low carbon steel)
yakni lebih kecil dari 0.15%
2. Baja dengan persentase zat arang ringan (mild carbon steel)
yakni 0.15% - 0.29%
3. Baja dengan persentase zat arang sedang (medium carbon steel)
yakni 0.30% - 0.59%
4. Baja dengan persentase zat arang tinggi (high carbon steel)
yakni 0.60% - 1.7%
Baja untuk bahan struktur termasuk ke dalam baja yang persentase zat arang
yang ringan (mild carbon steel), semakin tinggi kadar zat arang yang terkandung di
dalamnya, maka semakin tinggi nilai tegangan lelehnya. Sifat-sifat bahan struktur yang
paling penting dari baja adalah sebagai berikut:
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 3
1. Modulus elastisitas (E) berkisaran antara 193000 Mpa sampai 207000 Mpa. Nilai
untuk design lazimnya diambil 210000 Mpa.
2. Modulus geser (G) dihitung berdasarkan persamaan:
G = E / 2(1+)
Dimana: = angka perbandingan poisson
Dengan mengambil = 0.30 dan E = 210000 Mpa, akan memberikan G = 810000
Mpa
3. Koefisien ekspansi (), diperhitungkan sebesar:
= 11.25 x 10-6 per C
4. Berat jenis baja (), berat jenis baja diambil 7.85 t/m3
Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan regangan pada baja dapat
dilakukan dengan uji tarik di laboratorium. Sebagian besar percobaan atas baja akan
menghasilkan bentuk hubungan tegangan dan regangan seperti Gambar 2.1 di bawah
ini.
A'
B
Gambar 2.1 Hubungan tegangan regangan untuk uji tarik pada baja lunak
(Sumber: Charles G. Salmon, 1986:38)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 4
Keterangan gambar:
= tegangan baja
= regangan baja
A = titik proporsional
A = titik batas elastis
B = titik batas plastis
M = titik runtuh
C = titik putus
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sampai titik A hubungan tegangan
dengan regangan masih linier atau keadaan masih mengikuti hukum Hooke. Kemiringan
garis OA menyatakan besarnya modulus elastisitas E. Diagram regangan untuk baja
lunak umumnya memiliki titik leleh atas (upper yield point), yu dan daerah leleh datar.
Secara praktis, letak titik leleh atas ini, A tidaklah terlalu berarti sehingga pengaruhnya
sering diabaikan. Titik A sering juga disebut sebagai titik batas elastis (elasticity limit).
Sampai batas ini bila gaya tarik dikerjakan pada batang baja maka batang tersebut akan
berdeformasi. Selanjutnya bila gaya itu dihilangkan maka batang akan kembali
kebentuk semula. Dalam hal ini batang tidak mengalami deformasi permanen.
Bila beban yang bekerja bertambah, maka akan terjadi pertambahan regangan
tanpa adanya pertambahan tegangan. Sifat pada daerah AB inilah yang disebut sebagai
keadaan plastis. Lokasi titik B, yaitu titik batas plastis tidaklah pasti tetapi sebagai
perkiraan dapat ditentukan yakni terletak pada regangan 0.014.
Daerah BC merupakan daerah strain hardening, dimana pertambahan regangan
akan diikuti dengan sedikit pertambahan tegangan. Disamping itu, hubungan tegangan
dengan regangannya tidak lagi bersifat linier. Kemiringan garis setelah titik B ini
didefinisikan sebagai Ez. Di titik M, yaitu regangan berkisar antara 20% dari panjang
batang, tegangannya mencapai nilai maksimum yang disebut sebagai tegangan tarik
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 5
batas (ultimate tensile strength). Akhirnya bila beban semakin bertambah besar lagi
maka titik C batang akan putus.
Tegangan leleh adalah tegangan yang terjadi pada saat baja mulai meleleh.
Dalam kenyataannya, sulit untuk menentukan besarnya tegangan leleh, sebab perubahan
dari elastisitas menjadi plastis seringkali besarnya tidak tetap. Sebagai standar
menentukan besarnya tegangan leleh dihitung dengan menarik garis sejajar dengan
sudut kemiringan modulus elastisitasnya, dari regangan sebesar 0.2% (Gambar 2.2)
CD
0B
C
0
0 .0 0 2
0 .0 0 4
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 6
Tegangan leleh
Kg/cm2
Mpa
Bj 34
2100
210
Bj 37
2400
240
Bj 41
2500
250
Bj 44
2800
280
Bj 50
2900
290
Bj 52
3600
360
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 7
II.3.
Sambungan
Bahan baja sebagai bahan bangunan, diproduksi dipabrik-pabrik peleburan
dalam bentuk, ukuran dan panjang tertentu sesuai dengan standard yang ditentukan.
Oleh karena itu tidaklah mungkin membangun suatu konstruksi secara monolit (
dipabrikasi dicetak), akan tetapi terpaksa dibangun dari elemen-elemen yang disambung
satu persatu dilapangan. Sifat dari sambungan ini sangat tergantung pada jenis dan
konstruksi sambungan, bervariasi mulai dari yang berkelakuan sebagai sendi sampai
dengan kaku sempurna. Pada struktur batang istilah kekakuan digunakan untuk faktor
EI dari batang atau dalam bahasa inggris disebut stiffnes. Suatu struktur sambungan
dapat bersifat sendi, kaku (rigid), semi kaku (semi rigid). Tidak ada ukuran yang pasti
dipakai untuk menentukan tingkat dari sambungan yang dimaksud.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 8
Rotasi yang dimaksud adalah perubahan sudut yang terjadi antara balok dan
kolom dari kondisi aslinya yang merupakan sesuatu ukuran putaran relatif balok
terhadap kolom. Hubungan M r sambungan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat diambil beberapa pengamatan antara lain:
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 9
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 10
Gambar 2.5. Tipe Sambungan (a) Single Web-Angle dan (b) Single Plate
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 11
Gambar 2.7. Tipe Sambungan Top-and Seat-Angle with Double Web Angle
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 12
Gambar 2.10. Tipe Sambungan extended plate; (a) extended on tension side only
(b) extended on tendion and compression sides
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 13
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 14
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 15
b) Tipe Rangka Sederhana (tipe tak terkekang atau tipe ujung bebas)
Keadaan ini terjadi jika kekurangan rotasi pada ujung ujung batang
dibuat sekecil mungkin. Untuk balok, perangkaan sederhana diharapkan
hanya memberikan transfer geser pada ujung ujungnya. Biasanya rangka
sederhana dianggap terjadi jika sudut awal antara batang-batang yang
berpotongan dapat berubah sekitar 80 % atau lebih dari jumlah perubahan
sudut yang secara teoritis jika digunakan sambungan berengsel bebas. Jika
dikehendaki suatu balok bertumpuan sederhana, sambungan rangka
sederhana harus digunakan. Jika digunakan analisis plastis, karena
kontinuitasnya dianggap sama (inheren) maka pada keadaan ini penggunaan
sambungan rangka sederhana tidak sesuai. Tetapi dua atau lebih sistem
bidang yang dirancang menggunakan analisis plastis dapat dirangkai dengan
sambungan rangka sederhana yang dikombinasikan dengan suatu sistem
penopang (misalnya penopang silang / cross bracing). Struktur yang
menggunakan sambungan rangka sederhana disebut sebagai konstruksi
Tipe 2 di dalam allowable Stress Design (ASD A2.2), sedangkan di
dalam LRFD A2.2 dikenal dengan Tipe PR (partially restrained =
terkekang sebagian). Penyebutan terkekang sebagian untuk jenis sambungan
ini adalah untuk menunjukkan fakta selalu ada sejumlah kekangan pada
sambungan ini. LRFD A2.2 mensyaratkan jika konstruksi Tipe PR
diinginkan sebagai rangka sederhana, maka harus memenuhi tiga syarat
berturut-turut sebagai berikut:
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 16
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 17
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 18
Diameter baut kekuatan tinggi berkisar antara dan 1 inchi ( 3 inchi untuk
A449). Diameter yang paling sering digunakan pada konstruksi gedung adalah inchi
dan inchi, sedang ukuran yang paling umum dalam perencanaan jembatan adalah
inchi dan 1 inchi.
Tabel 2.3 Sifat-siifat Baja
Identifikasi
Diameter
Beban Leleh1)
Beban Leleh 1)
Kekuatan
Inchi
Metode
Metode
Tarik
(mm)
Pengukuran
Kekuatan
Minimum
ANSI/ASTM
Panjang
2)
Leleh
3)
Ksi
(Mpa)
Ksi
Ksi
(Mpa)
(Mpa)
60
s/d 1
85
92
120
(12,7 - 25,40)
(585)
(635)
(825)
1 s/d 1
74
81
105
(28,6 38,1)
(510)
(560)
(725)
s/d 1
85
92
120
(6,35 25,4)
(585)
(635)
(825)
1 s/d 1
74
81
105
(28,6 38,1)
(510)
(560)
(725)
1 s/d 3
55
58
90
(6,35 76,2)
(380)
(400)
(620)
s/d 1
120
130
150
(12,7 38,1)
(825)
(895)
(1035)
A307 ,
4)
baja
karbon
rendah
Mutu A dan B
s/d 4
(6,35 10,4)
Tipe 1, 2 dan 3
pemakaiannya
Sumber: Struktur Baja Desain Dan Perilaku Jilid 1, Edisi ke-3, Penerbit Erlangga, 1996
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 19
1). Beban Leleh (prof load) dan beban tarik sesungguhnya yang diperoleh dengan
mengalikan harga tegangan tertentu dan luas tegangan tarik As; As = 0,7584 [D(0,9743/n]2, dengan As = luas tegangan dalam inchi persegi, D = diameter baut
nominal dalam inchi dan n = jumlah ulir per inchi.
2). Perpanjangan 0,5 % akibat beban
3). Nilai pada regangan tetap 0,2 %
4). ANSI/ASTM A307 78
5). ANSI/ASTM A325 78a
6). ANSI/ASTM A449 78a
7). ANSI/ASTM A490 78
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 20
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 21
memerlukan baut yang pas dengan lubang yang dibor. Kadang-kadang baut ini
bermanfaat dalam mensejajarkan peralatan mesin dan batang struktural yang
posisinya harus akurat. Pada saat ini baut sekrup jarang sekali digunakan pada
sambungan struktural, karena baut kekuatan tinggi lebih baik dan lebih murah.
c) Baut Bersisip (Ribbed Bolt)
Baut ini terbuat dari baja paku keling biasa dan berkepala bundar dengan
tonjolan sirip-sirip yang sejajar tangkainya. Baut bersirip telah lama dipakai
sebagai alternatif dari paku keling. Diameter yang sesungguhnya pada baut
bersirip dengan ukuran tertentu sedikit lebih besar dari lubang tempat baut
tersebut. Dalam pemasangan baut bersirip baut memotong tepi keliling lubang
sehingga diperoleh cengkraman yang relatif erat. Jenis baut ini terutama
bermanfaat pada sambungan tumpu (bearing) dan pada sambungan yang
mengalami tegangan berganti (bolak-balik).
Variasi moderen dari baut bersirip adalah baut dengan tangkai bergigi
(interference-body bolt) pada Gambar 2.16, yang terbuat dari baja baut A325.
sebagai pengganti sirip longitudinal, baut ini memiliki gerigi keliling dan sirip
sejajar tangkainya. Karena gerigi sekeliling tangkai memotong sirip sejajar, baut
ini kadang-kadang disebut bersirip terputus (interrupted-rib). Baut kekuatan
tinggi A325 dengan tangkai bergerigi yang sekarang juga sukar dimasukkan ke
lubang yang melalui sejumlah plat, namun baut ini digunakan bila hendak
memperoleh baut yang bercengkraman erat pada lubangnya. Selain itu pada saat
pengencangan mur, kepala baut tidak perlu dipegang seperti yang umumnya
dilakukan pada baut A325 biasa yang polos.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 22
Dari hasil penyelidikan, apabila dalam satu baris dipakai lebih dari 6 baut maka
baut yang paling akhir memikul 65% beban yang diterima sambungan. Penyelidikan
dari Hertwig dan Petermann menyatakan bila jumlah baut dalam satu baris maksimum 5
buah baut, maka perencanaan sambungan dengan asumsi setiap baut dapat menerima
beban sama besar dapat diterima. Dari penyelidikan di laboratorium terhadap baut mutu
tinggi diperoleh grafik hubungan tegangan baut terhadap perpanjangan batang baut,
dapat dilihat pada Gambar 2.17 dibawah ini. Baut yang digunakan adalah baut A325.
Gambar 2.17 Hubungan antara tegangan tarik dengan perpanjangan batang baut
(Sumber: Andry Anta Kesuma, Tugas Akhir Analisis Kekakuan Sambungan Portal Baja, 2004)
Harga proof load (beban tarik awal) N0 dapat dihitung dengan persamaan:
N0 = 0.75 x e x Ae
Dimana:
Ae = Luas efektif baut, yakni luas pada bagian yang berulir
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 23
Adapun defenisi harga proof load pada baut mutu tinggi adalah tegangan yang
diberikan pada baut mutu tinggi pada waktu pemasangan baut. Untuk mendapatkan
perencanaan yang efektif, hendaklah dipakai baut dengan kekuatan tarik minimum
(tensile strength) 8000 kg/cm2 dan faktor geser minimum 0,35. bila baut mutu tinggi
pada pemasangan mengalami over strained, maka baut tersebut harus diganti dengan
baut mutu tinggi yang baru.
Untuk baut mutu tinggi tipe geser kekuatan sebuah baut terhadap geser dihitung
dengan persamaan:
Ng = (F/).n.N0 (2.1)
Kekuatan sebuah baut terhadap gaya aksial tarik dihitung dengan persamaan:
Untuk beban statis
: Nt = 0,6. N0 (2.2)
: Nt = 0,5. N0 (2.3)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 24
Bersih
0,35
Digalvanis
0,16 0,26
Dicat
0,07 0,10
0,45 0,70
0,40 0,70
Untuk baut mutu tinggi tipe tumpu, tegangan-tegangan yang diijinkan dalam
menghitung kekuatan baut adalah:
9 Tegangan geser yang diijinkan:
= 0,6.
9 Tegangan tarik yang diijinkan:
= 0,7.
9 Tegangan tumpu yang diijinkan:
Untuk s1 2.d,
tu = 1,5
tu = 1,2
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 25
II.3.3.2 Las
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 26
busur nyala merupakan kategori proses yang terutama dibahas, untuk profil baja ringan
(light gage) pengelasan yang digunakan adalah tahanan listrik.
Kebanyakan baja konstruksi dalam spesifikasi ASTM dapat dilas tanpa prosedur
khusus atau perlakuan khusus. Kemampuan dilas (weldability) dari baja adalah ukuran
kemudahan menghasilkan sambungan struktural yang teguh tanpa retak. Beberapa baja
struktural lebih sesuai dilas daripada yang lain. Prosedur pengelasan sebaiknya
didasarkan pada kimiawi baja, bukan pada kandungan paduan maksimum yang
ditetapkan. Karena kebanyakan hasil pabrik berada dibawah dalam batas ini, sedang
baja yang berkekuatan lebih tinggi dapat melampaui analisa ideal yang ditunjukkan
dalam Tabel 2.5
Tabel 2.5 Analisa kimia ideal dari baja karbon untuk Kemampuan Dilas yang Baik.
Unsur
Batas Nominal
(%)
Pelakuan Khusus
Karbon
0.06 0.25
0.350
Mangan
0.35 0.80
1.400
Silikon
0.10 maks
0.300
Sulfur
0.035 maks
0.050
Fosfor
0.030 maks
0.040
Dalam pekerjaan konstruksi, ada empat tipe pengelasan yakni: Groove, fillet,
slot dan plug seperti terlihat dalam Gambar 2.18 dibawah ini. Masing-masing tipe las
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 27
tumpul) 15%, fillet (las sudut) 80%, sisanya terbagi-bagi untuk slot, plug dan las-las
khusus lainnya.
Ujung-ujung harus
berbentuk setengah lingkaran
atau memiliki sudut-sudut yang dibundarkan
dengan jari-jari tidak kurang dari
ketebalan bagian pelat yang berisi slot
a. Las Groove
Kegunaan umum las groove adalah untuk menghubungkan batang-batang
struktur yang dipasarkan pada bidang yang sama. Karena las groove biasanya
dimaksudkan
untuk
mentransmisikan
beban
penuh
batang-batang
yang
dihubungkannya, las tersebut harus memiliki kekuatan yang sama dengan batangbatang yang digabungkan. Las groove demikian ini disebut sebagai las groove
dengan penetrasi sambungan yang lengkap. Bila sambungan didesain sedemikian
rupa sehingga las groove tidak sepenuhnya menjangkau ketebalan bagian-bagian
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 28
yang digabungkan, las sedemikian disebut sebagai las groove dengan penetrasi
sambungan sebagian. Untuk ini berlaku persyaratan-persyaratan desain yang khusus.
Ada banyak variasi las groove dan masing-masing diklasifikasikan menurut
bentuknya yang khusus. Kebanyakan las groove membutuhkan persiapan pinggiran
yang khusus dan diberi nama menurut persiapannya. Gambar 2.19 menunjukkan
beberapa tipe las groove dan menunjukkan persiapan groove yang dibutuhkan.
Pemilihan las groove yang tepat tergantung pada proses pengelasan yang digunakan,
biaya persiapan pinggiran dan biaya pembuatan las. Las groove dapat juga
digunakan pada sambungan T Gambar 2.20
(a) Persegi
(b) V-Tunggal
(g) U-Ganda
(h) J-Tunggal
(c) V-Ganda
(f) U-Tunggal
(i) J-Ganda
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 29
b. Las Fillet
Las sudut (fillet weld) merupakan jenis las yang paling banyak digunakan, hal
ini dikarenakan las jenis ini adalah jenis las yang hemat, mudah dipabrikasi dan
adaptibilitasnya baik. Dalam Gambar 2.21 diperlihatkan beberapa kegunaan las
fillet. Pada umumnya jenis las ini kurang membutuhkan presisi pada pengepasannya
karena masing-masing bagian itu cukup ditumpang-tindihkan. Sedangkan las groove
membutuhkan pengepasan yang teliti dengan celah alur bukaan tertentu (bukaan
akar) di antara bagian-bagiannya. Las fillet secara khusus berguna bagi pengelasan
di lapangan, pengepasan kembali batang-batang atau pun pada sambungansambungan yang dipabrikasi dengan toleransi yang masih dapat diterima namun
mungkin tidak dipasang pas seperti yang dikehendaki. Lagi pula pinggiran bagianbagian yang disambungkan jarang membutuhkan persiapan khusus seperti
pemotongan miring atau pengirisan tegak, karena kondisi pinggiran hasil
pemotongan dengan api atau pengirisan pun sudah memadai.
a) Sambungan T
b) Konsol
e) Konsol Balok
f) Penampang Built Up
c.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 30
Gambar 2.22 Las Slot dan Las Plug Dalam Kombinasi Dengan Las Fillet
(Sumber: Charles G. Salmon, 1986:38)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 31
Kepundan Las
Kepala Las
Untuk tebal las sudut tidak boleh kurang dari t 2 , dimana t adalah tebal
terkecil pelat yang dilas. Apabila gaya P yang ditahan oleh las membentuk sudut
dengan bidang retak las (seperti Gambar 2.24), tegangan miring yang diijinkan adalah:
= c.
c=
1
sin + 3.cos 2
2
Pr
Py
Bidang Las Retak s
Gambar 2.24. Gaya P yang membentuk sudut terhadap bidang retak las
(Sumber: Catatan Kuliah Struktur Baja I)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 32
1 = 2 + 3. 2
Dimana:
atau
1 = /c
Tegangan idiil yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan dasar yang ada.
Dalam buku Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), harga c
untuk beberapa sudut telah ditabelkan guna mempermudah perhitungan las.
Tabel 2.6 Harga c untuk beberapa
0.58
50
0.74
0.58
55
0.78
10
0.58
60
0.82
15
0.59
65
0.86
20
0.60
70
0.90
25
0.61
75
0.94
30
0.63
80
0.97
35
0.65
85
0.99
40
0.68
90
45
0.71
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 33
Untuk beberapa macam sambungan las, gaya P yang dapat dipikul oleh sambungan las
tersebut adalah seperti Gambar 2.25 di bawah ini:
Gambar 2.25 Gaya P ijin yang dapat dipikul beberapa jenis sambungan las
(Sumber: Charles G. Salmon, 1986:38)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 34
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 35
Las B
Las B
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 36
flensnya dipotong yang mengalami tegangan tumpu tinggi pada sambungan ujung balok
dengan baut berkekuatan tinggi dapat gagal karena robekan/tearing mode (dikenal
sebagai block shear) sepanjang garis yang melalui lobang seperti diperlihatkan dalam
Gambar 2.27. studi lainnya tentang block shear pada situasi macam ini telah dilakukan
oleh Ricles dan Yura serta Birkemoe, Yura dan Ricles.
Block shear dapat bersifat kritis pada sambungan balok rangka jika relative
hanya terdapat beberapa baut yang digunakan dan baut tersebut tidak memanjang merta
ke seluruh tinggi pelat badan. LRFD-J5 menghendaki pertimbangan keadaan batas
geseran blok jika flens atas dibuang dan pada keadaan semacam ini dimana kegagalan
dapat terjadi karena geser di sepanjang bidang yang melalui penyambungan yang
bekerja dalam kombinasi dengan tegangan tarik sepanjang bidang tegak lurus. ASD-J4
berisi persyaratan yang sama.
Selain geser blok penghilangan flens balok dapat mempengaruhi tekuk local
pelat badan seperti dilaporkan oleh Cheng dan Yura dan tekuk lateral torsional
sebagaimana dilaporkan oleh Gupta, Cheng Yura dan jhonson dan Cheng dan Yura.
Gambar 2.27 Kegagalan akibat sobekan diujung pada sambungan balok rangka
(Sumber: Charles G. Salmon, 1986:38)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 37
eksentrisitas
pembebanan,
sedangkan
panjang
dan
ukuran
las
Pada perencanaan portal kaku menurut metode tegangan kerja atau perencanaan
plastis, pemindahan tegangan yang aman di pertemuan balok dan kolom sangat penting.
Bila batang-batang bertemu sedemikian rupa hingga badannya terletak pada
bidang portal, pertemuannya sering disebut sambungan sudut (knee joint). Sambungan
sudut yang khas adalah:
1. sudut lurus dengan atau tanpa pengaku diagonal lainnya (Gambar 2.28a dan
2.28b)
2. sudut lurus dengan konsol (Gambar 2.28c)
3. sudut dengan pelebaran lurus (straight haunched) (Gambar 2.28d)
4. sudut dengan pelebaran lengkung (curved haunched) (Gambar 2.28e)
perencanaan tegangan kerja biasanya menganggap bentangan batang diukur dari
pusat ke pusat sudut yang berdekatan dan momen inersia batang dianggap bervariasi
sesuai dengan momen inersia penampang lintang yang diambil tegak lurus garis yang
menghubungkan pusat ke pusat sudut. Momen dan gaya geser kemudian ditentukan
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 38
dengan analisis portal statis tak tentu (yang melibatkan momen inersia variable jika
sudut diperlebar).
Pada perencanaan plastis dengan sudut lurus tanpa konsol atau pelebaran
(haunches), sendi plastis akan terbentuk pada batang dan sambungan sudut
direncanakan untuk mencegah kegagalan pada daerah sudut. Bila sudut diperlebar sendi
plastis dapat terjadi di dalam atau di luar daerah pelebaran.
Sudut portal kaku telah banyak diselidiki dan konsep perencanaannya telah
diringkas dalam ASCE manual No. 41 yang merupakan dasar pembahasan berikut ini.
Sambungan sudut yang direncanakan dengan tepat harus:
1. memindahkan momen ujung antara balok dan kolom
2. memindahkan gaya geser ujung balok ke kolom, dan
3. memindahkan gaya geser di puncak kolom kepada balok.
Juga dalam melakukan ketiga fungsi yang berkaitan dengan kekuatan ini, deformasi
pada sudut harus konsisten dengan analisis yang dipakai untuk menentukan momen dan
gaya geser.
Jika sendi plastis yang berkaitan dengan mekanisme keruntuhan diharapkan
terbentuk atau dekat sudut, sambungan sudut harus memiliki kapasitas rotasi yang
memadai. Sudut lurus memiliki kapasitas rotasi terbesar tetapi juga paling fleksibel
(yakni deformasi elastisnya pada kondisi beban kerja paling besar). Sudut lengkung
merupakan yang terkaku tetapi memiliki kapasitas rotasi terkecil. Karena sudut dengan
pelebaran lurus memberikan kekakuan yang cukup besar dan kapasitas rotasi yang
memadai di samping biaya pembuatannya lebih murah dari peleburan lengkung,
sambungan sudut seperti ini sering dipakai.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 39
Pada perencanaan portal kaku dengan sudut lurus dua penampang profil giling
(rolled section) bertemu saling tegak lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar
2.28a. Analisis portal baik elastis maupun plastis akan menghasilkan besarnya momen
dan gaya geser yang bekerja pada perbatasan daerah sambungan sudut lurus. Gaya yang
dipikul oleh sayap harus disalurkan oleh gaya geser ke badan.
Pada sambungan kolom ke balok menerus adalah menjadi tujuan desain untuk
membuat transfer momen secara penuh dan sedikit atau tidak ada rotasi relative dari
batang-batang yang disambungkan tersebut (yakni LRFD tipe FR atau ASD tipe 1sambungan rigid-frame). Karena flens suatu balok membawa sebagian besar momen
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
II - 40
lentur melalui gaya flens tekan dan tarik yang bekerja terhadap lengan momen yang
kira-kira sama dengan kedalaman balok, maka transfer gaya-gaya aksial utama inilah
yang harus dicakup oleh provisi tersebut. Karena gaya geser terutama ditahan oleh gaya
geser ini ditransfer langsung dari pelat-badan.
Pelat-pelat
Ganjal
a) Tidak ada pengaku kolom. Las Groove Fillet
Langsung
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
BAB III
ANALISIS SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM DENGAN
MENGGUNAKAN SAMBUNGAN LAS DAN BAUT
III.1
untuk memindahkan momen yang besar disamping geseran. Dan persoalan ini kita
temui pada konstruksi menerus seperti portal dan bangunan bertingkat. Didalam setiap
persoalan sambungan harus direncanakan untuk dapat menahan momen dan gaya geser.
Dalam hal ini terdapat dua alternatif, yaitu :
1. T-Connection
III - 1
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 2
Baut yang menghubungkan flens balok pada baja T memikul gaya geser
horizontal sebesar :
P=
M
dimana h = tinggi balok
h
Baut yang menghubungkan baja T pada kolom sebelah atas harus memikul gaya aksial
tarik sebesar P. sebelah bawah flens baja T langsung menekan pada kolom
2. Bracket Connection
III.2
Pada Tugas Akhir ini yang dianalisa portal bertingkat dengan elemen dua
dimensional dan gaya dalam yang bekerja pada portal tersebut hanya momen lentur M
yang diperhitungkan, maka sambungan direncanakan:
1. Memakai baut dan las sebagai alat penyambung dan pelat dasar sebagai pelat
penyambung serta bracket seperti terlihat pada gambar 3.3a
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 3
2. Tipe sambungan top-and seat-angle with double web angle seperti terlihat pada
gambar 3.3b
Sambungan antara balok dan kolom yang direncanakan tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
L 55.55.10
L 35.35.7
Baut 16
IWF
600.200.11.17
IWF
600.200.11.17
Baut 16
IWF
600.200.11.17
IWF
600.200.11.17
t = 8.61
t = 22
b
Gambar 3.3 Sambungan Penahan Momen
III.3
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 4
Pada hampir semua hubungan struktural baut harus dapat mencegah terjadinya
gerakan material yang disambung dalam arah tegak lurus terhadap panjang baut seperti
terlihat pada gambar 3.4
Bidang Geser
Pada kasus seperti ini, baut mengalami geser. Pada hubungan tumpang tindih
(lap joint) seperti ini baut mempunyai kecendrungan untuk mengalami geser
disepanjang bidang kontak tunggal antara kedua plat yang disambung. Karena baut
menahan kecendrungan pelat-pelat saling mengelincir pada bidang kontak itu dan
karena baut mengalami geser pada satu bidang saja,maka baut terebut mengalami geser
tunggal.
Pada hubungan lurus (butt joints) seperti terlihat pada gambar 3.5 ada dua
bidang kontak sehingga baut memberikan tahanannya disepanjang dua bidang dan
disebut dalam geser rangkap.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 5
Bidang Geser
P
P
P
Kapasitas pikul beban atau kekuatan desain sebuah baut yang mengalami geser
tunggal maupun rangkap sama dengan hasil kali antara jumlah bidang geser dengan
tegangan geser putus diseluruh luas brutto penampang melintangnya, maka:
Pgs = n.A b . b . .(2.1)
Atau
Pgs = n.A b .(0,8 b ) (2.2)
Dimana:
Pgs = Gaya putus geser sambungan baut (kg)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 6
Gambar 3.6 Bentuk-bentuk kegagalan yang mungkin terjadi pada sambungan baut
Meskipun baut dalam suatu hubungan telah memadai dalam meneruskan beban
yang bekerja dengan mengalami geser, hubungan-hubungan itu masih dapat gagal
kecuali apabila material yang disambung dapat meneruskan beban ke baut yang baik.
Kapasitas merupakan fungsi dari kekuatan tumpu (atau kekuatan hancur) material yang
disambung seperti terlihat pada gambar 3.7. Distribusi sesungguhnya mengenai tekanan
tumpu pada material di sekeliling lobang tidak diketahui sehingga luas kontak yang
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 7
diambil adalah diameter nominal dikalikan dengan tebal material yang disambung. Ini
diambil dengan anggapan bahwa tekanan merata terjadi pada luas segi empat.
Permukaan landasan (tumpu)
P/2
P/2
Kekuatan desak satu baut terhadap profil dapat dinyatakan sebagai berikut:
ds
ds
Dimana:
pr
ds
s1
= Jarak dari sumbu baut yang paling luar ke tepi bagian yang disambung.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 8
= Diameter baut
Dalam tugas akhir ini mutu profil yang direncanakan menggunakan mutu baja U37
dengan pr = 1600 kg/cm2 (dalam batas elastisnya)
Perlu diperhatikan bahwa pemasangan baut juga mempunyai aturan tertentu.
Dari buku PPBBI 1983, ditetapkan bahwa banyaknya baut yang dipasang pada satu
baris yang sejajar arah gaya tidak boleh lebih dari 5 buah. Hal ini dikarenakan apabila
jumlah baut dalam satu baris lebih dari 5 buah maka dikhawatirkan bahwa baut paling
pinggir akan mengalami tegangan yang mungkin melampaui tegangan izin bahkan
mungkin meleleh.
Hal ini terjadi karena tegangan yang timbul pada susunan baut akibat gaya tarik atau
gaya tekan tidak merata. Baut paling pinggir akan mengalami tegangan paling besar dan
baut tengah akan mengalami tegangan paling kecil. Dengan alasan tersebut maka perlu
diadakan pembatasan jumlah baut dalam satu baris mengingat kondisi tegangan yang
terjadi pada setiap baut masih dianggap relevan terhadap tegangan izin. Dengan
demikian jumlah baut dalam satu baris dibatasi dengan jumlah maksimum 5 buah.
Selain itu juga ditetapkan bahwa jarak antar sumbu baut paling luar ketepi atau keujung
bagian yang disambung (s1) tidak boleh kurang dari 1,5d dan tidak boleh lebih besar
dari 3.d atau 6.d serta jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan (s) tidak
boleh kurang dari 2,5d dan tidak boleh lebih besar dari 7d atau 14t seperti terlihat pada
gambar 3.8
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
s1
s1
III - 9
s1
s1
Dimana:
2,5d s 7d atau 16 t
2,5d u 7d atau 16 t
1,5d s1 3d atau 6 t
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 10
III.3.3.1
Perhatikan susunan baut yang terlihat pada gambar 3.10a dibawah ini, dimana
baut mengalami gaya eksentris sebesar P.
Maka gaya tersebut akan dipindahkan pada titik berat kumpulan baut G
Beban tersebut adalah:
1. Gaya Aksial P
2. Suatu Momen sebesar P x e = M, pada titik G
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 11
Dimana:
9 n
= jumlah baut
9 r
Akibat momen sambungan cenderung berputar mengelilingi G searah jarum jam, ini
akan mengakibatkan pergeseran tempat pada baut yang sebanding dengan r.
perpindahan ini akan membentuk sudut 90o dengan garis penghubung antara pusat baut
dengan titik berat. Tegangan yang timbul dianggap sebanding dengan perpindahan,
karena kita menggunakan diameter baut yang seragam. Maka beban baut akibat M
adalah sebanding dengan r.
K r; dimana K = K0 x r, sehingga K0 =
K
r
Jika r = 1; maka K0 = K
K0 adalah beban yang dipikul oleh sebuah baut yang berjarak satu satuan dari titik berat
G.
Momen pada suatu titik terhadap G: K x r = K0 x r2
Oleh sebab itu momen pada seluruh baut ialah:
M = K0 x r2 = K0 x r2
K0 =
M
r 2
Jadi:
K = K0 x r =
K=
Mr
r 2
Mr
(x 2 .y 2 )
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 12
Kx = K x sin , maka:
K=
Kx
Mr
M r sin
sehingga
=
Kx =
2
2
sin (x .y )
(x 2 y 2 )
Kx =
M y
(x 2 .y 2 )
Ky = K x cos , maka:
K=
Ky
cos
Ky =
Mr
M r cos
sehingga
Kx =
2
2
(x .y )
(x 2 y 2 )
Mx
(x 2 .y 2 )
Gaya K bekerja tegak lurus terhadap r. untuk menjumlahkan Ky dan K dapat dilakukan
dengan penjumlahan vektor. Ini dapat diselesaikan secara analitis.
Penyelesaian secara analitis:
Y
X = K. Sin
K = k.F.I
Y = K. Cos
Z
X = K. Cos
Y = I. Sin
X dan Y adalah jarak horizontal dan vertikal baut terhadap sumbu x dan y yang melalui
titik berat G dan adalah sudut yang dibentuk garis kerja gaya
P
terhadap horizontal.
n
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 13
P
x sin
n
P
x cos
n
Mr x Mx
=
r2
r2
r
Mr
. Kalau
r2
R = (H 2 + V 2 )
Sudut yang dibentuk R dengan horizontal:
V
= arc tan
H
Substitusikan harga-harga dari H dan V, akhirnya kita mendapat R:
2
2
P
My P
M x
R = cos +
+ sin +
r 2 n
r 2
n
Mx
P
sin +
r 2
= arc tan n
My
P
cos +
r 2
n
Untuk keperluan dalam hal mendimensi pada suatu konstruksi sambungan, maka
haruslah diketahui:
a. Diameter baut yang digunakan atau
b. Momen yang mampu dipikul oleh baut
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 14
baut atau kuat desak baut. Biasanya yang menentukan adalah kuat geser baut.
III.3.3.2
Pada sambungan antara kolom dengan balok seperti pada gambar 3.11 baut yang
mengikat baja siku akan menerima tegangan tarik dan tekan. Oleh karenanya baut yang
berada diatas garis netral akan tertarik dan baut yang berada dibawah garis netral akan
tertekan.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 15
a = Ab
m bt
s pr
Dimana:
Ab = luasan baut (cm2)
m = jumlah baris baut
s = jarak sumbu ke sumbu baut (cm)
bt = tegangan ijin baut (kg/cm2); dalam tugas akhir ini = 2400 kg/cm2
pr = tegangan ijin profil (kg/cm2); dalam tugas akhir ini = 1600 kg/cm2
a
c = (h-x)
h
N.A
c1 = x
be
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 16
Dari persamaan diatas diperoleh harga x, yaitu letak garis netral. Tegangan maksimum
akibat momen yang terjadi pada baut (baut paling atas), adalah sama dengan tegangan
maksimum yang terjadi pada luasan pengganti ini.
Momen inersia: Ix = 1/3 . a .(h x)3 + 1/3 . b . x3
Momen tahanan: w x =
Ix
(h x )
Tegangan tarik maksimum yang terjadi (untuk dua baris baut) adalah:
=
M
M (h x ) bt
=
Wx
Ix
pr
Tegangan geser: Disamping tegangan tarik geser di atas, maka baut tersebut juga
mendapat gaya geser. Apabila sebaris baut adalah n, maka tiap baut mendapat gaya
sebesar P/n; sehingga tegangan geser rata-rata yang terjadi pada tiap baut adalah:
=
P/n
P/n
=
A b 1/4. .d 2
Tegangan kombinasi : Karena momen dan gaya geser bekerja pada saat yang sama,
maka tiap baut akan mendapat kombinasi tegangan aksial dan tegangan geser. Maka
tegangan kombinasi yang terjadi haruslah memenuhi syarat:
1 = 2 + 1.56. 2 bt
Dimana:
1 = tegangan idiil (kg/cm2)
= tegangan aksial yang terjadi (kg/cm2)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 17
III.3.3.3
Dalam hal ini baja siku akan mengalami perubahan bentuk, dimana ada dua teori yang
akan menjelaskan, yaitu:
a. Baut akan memanjang akibat tegangan tarik yang terjadi padanya telah
melampaui titik ulur (yiels stress) sehingga menyebabkan kaki baja siku
tersebut akan membengkak. Kejadian ini disebut simple flexture.
Gambar 3.12 Kejadian simple flexture yang terjadi pada saat baut mengalami tarikan
Akibat Pbt baja siku akan mendapat momen M = Pbt (g t) dan baut akan
mendapat tarikan T = Pbt.
b. Oleh karena pada pemasangan mula-mula baut tersebut mendapat panas
kemudian mendingin, maka terdapat tegangan tarik padanya (initial tension)
sehingga baut tersebut tidak akan memanjang dan kaki baja siku itu akan
tetap melekat pada sambungan. Perubahan tersebut akan menyebabkan
double flexture, sebelah atas baut baja siku mengalami tekanan sedangkan
bagian bawah baut baja siku akan medapat tarikan. Pembagian tekanan
terhadap baja siku ini dianggap merupakan segitiga.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 18
C
q
T
(g-t)/2
(g-t)/2
Pbt
(g - t )
= Pbt 1 + 0,6
q
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 19
b. Tegangan geser : T =
M 0,6.Pbt (g t) 3,6.Pbt (g t)
=
=
Wx
1/6.s.t 2
s.t 2
T
t.s
3,6.Pbt .(g t ) T
1 =
+ 3 p profil = 1600 kg/cm 2
2
s.t
t.s
III.4
Penyambungan bahan baja selain menggunakan baut juga dapat digunakan las.
Sambungan las adalah suatu proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan
bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian
tekanan dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 20
tercelup (submerged arc process). Las busur (arc welding) merupakan istilah umum
bagi banyak proses yang menggunakan energi listrik dalam bentuk busur listrik untuk
menghasilkan panas yang diperlukan bagi pengelasan.
Karena las harus mentransfer seluruh beban dari suatu batang kebatang lainnya,
las pun harus didimensi sesuai dengan dan dibentuk dari material elektroda yang tepat.
Untuk keperluan desain las fillet diasumsikan mentransfer beban melalui tegangan geser
pada area aktif, apapun orientasi fillet pada sambungan strukturalnya. Las groove
mentransfer beban tepat seperti pada bagian-bagian yang dihubungkannya. Material
elektroda yang digunakan pada las harus memiliki sifat-sifat material dasar. Bila sifatsifat agak berbeda logam las disebut sebagai logam las pasangan.
Kekuatan las fillet didasarkan atas asumsi bahwa kegagalan las sedemikian
dikarenakan oleh karena geser terhadap luas efektif, baik bila geser itu sejajar atau tegak
lurus terhadap sumbu alur las fillet yang bersangkutan. Dalam kenyataannya kekuatan
tersebut lebih besar bagi transfer geser yang tegak lurus terhadap sumbu las kira-kira
sepertiga lebih kuat daripada apabila dibebani dalam arah sejajar, meskipun demikian
untuk mudahnya situasi tersebut diperlakukan sama. Dengan demikian kekuatan las
fillet mungkin ditentukan oleh kekuatan elektoda las atau kekuatan geser material dasar.
Distribusi tegangan pada sambungan las itu kompleks dan tidak seragam.
Gambar 3.14 menunjukkan distribusi tegangan tipikal pada beban layanan untuk las
filet longitudinal pada sebuah lap joint (sambungan lewatan). Variasi aktual tegangan
geser pada las dari titik A ke titik B tergantung pada panjangnya las maupun rasio lebar
pelat-pelat yang disambungkan. Gambar 3.15 menunjukkan variasi geser tipikal untuk
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 21
las fillet yang mendapat pembebanan transfersal terhadap sumbu las. Distribusi
tegangan pada las fillet yang digunakan untuk menghubungkan sambungan-sambungan
T lebih kompleks.
Gambar 3.14 Distribusi tegangan tipikal pada lap joint (sambungan lewatan) dengan
las fillet longitudinal
Gambar 3.15 Distribusi tegangan tipikal pada suatu sambungan impit yang transversal
terhadap las fillet
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa las sudut mempunyai
kekuatan lebih besar terhadap tarik dan tekan daripada terhadap geser, maka tegangan
las sudut yang menentukan adalah tegangan geser efektif (teoritis) yang bekerja pada
luas throat (luas leher las). Luas ini menunjukkan kekuatan las sudut didefenisikan
sebagai jarak dari akar joint ke muka teoritis las seperti terlihat dalam gambar 3.16
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 22
Karena tidak ada harga tegangan geser putus secara pasti maka untuk mudahnya
dianggap bahwa tegangan geser putus diambil sebesar 0,6 kali tegangan tarik tekan,
sehingga persamaan menjadi:
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 23
Fp = 0,6 .p . A
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 24
Bila tidak tersedia komputer atau tabel tabel AISC, analisis vektor elastik
tradisional lebih mudah dilakukan ketimbang metode kekuatan. Metode vektor elastik
bersifat konservatif bahkan kadang kala terlalu berlebihan. Metode elastik
menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. setiap segmen las bila ukurannya sama akan menahan beban yang dikenakan
secara konsentris dengan gaya yang sama. Konsep itu digunakan untuk las
pada batang tarik.
2. rotasi akibat momen puntir diasumsikan terjadi disekitar sentroid konfigurasi
las.
3. beban pada suatu segmen las akibat momen puntir diasumsikan sebanding
dengan jarak dari sentroid konfigurasi las.
4. arah gaya pada suatu segmen las akibat puntiran diasumsikan sebagai tegak
lurus terhadap jarak radial dari sentroid konfigurasi las.
5. komponenn gaya-gaya yang disebabkan oleh beban langsung dan puntiran
dapat dikombinasikan secara vektorial sehingga diperoleh suatu gaya
resultan.
Pada bagian sebelumnya sambungan baut yang dibebani eksentris dapat dianalisa dan
didesain. Analisis dan desain sambungan las yang dibebani eksentris dapat dilakukan
dengan cara yang sama. Gambar 3.17 berikut memperlihatkan beban P yang dibebani
eksentris terletak pada pelat hubungan berikut. Beban P ini dapat diuraikan menjadi
kombinasi momen dan beban konsentris. Beban P ini bekerja melalui pusat berat
konfigurasi las dan momen torsioanal (M = P.e) mempunyai titik putar dipusat berat
tersebut. Dengan demikian gaya-gaya yang bekerja pada las akan terdiri atas dua
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 25
komponen. PV akibat beban aksial eksentris dan PM akibat momen torsional seperti
terlihat pada gambar 3.18. efek aksial menyebabkan beban P/I per inchi las, dimana I
adalah panjang total las. Beban ini bekerja pada arah sejajar dengan beban P dan akan
sama untuk setiap inchi panjang las.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 26
Dimana:
= tegangan geser satuan pada las (kg/cm2)
M = Momen torsi (Kg.cm)
r = jarak dari pusat berat konfigurasi las ke sembarang titik bagian las yang sedang
diitinjau (cm)
J = momen inersia polar (cm3)
Untuk keperluan desain setiap elemen las dapat dianggap berupa garis yang
berimpit dengan akar las
mempunyai lokasi dan panjang. Ini berarti bahwa tegangan satuan yang dihitung pada
rumus tegangan torsional menjadi gaya persatuan panjang (kg/cm), bukan gaya
persatuan luas (Kg/cm2). Gaya persatuan panjang ini kita beri notasi PM. Perlu diingat
pula bahwa agar asumsi-asumsi serta satuan konsisten momen inersia polar mempunyai
satuan cm3 bukan cm4. Ini berdasarkan fakta bahwa las hanya mempunyai panjang jadi
menghilangkan satu dimensi dari Ix dan Iy. Rumus-rumus momen inersia diberikan
dalam gambar 2.25 untuk suatu panjang las. Untuk jenis masalah ini akan lebih mudah
apabila momen inersia polar ditulis dalam bentuk
J = I x + Iy
Gaya resultan R yang bekerja akibat momen torsi M dan akibat beban langsung
P dapat ditulis sebagai:
R=
(PY + PMX )2 + P 2 MY
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
III - 27
Dimana harga PMx dan PMy didapat dengan menguraikan PM menjadi dua komponen,
yaitu komponen terhadap sumbu X (PMx) dan komponen terhadap sumbu Y (PMy)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
BAB IV
APLIKASI
Sebagai aplikasi penulis menyajikan suatu konstruksi portal baja bertingkat
dengan elemen dua dimensional. Adapun konstruksi tersebut adalah portal baja
bertingkat dua dengan ketinggian :
1. Lantai dasar ke lantai 1 = 5 m
2. Lantai 1 ke lantai 2 = 4 m
dan mempunyai dua kolom dengan masing-masing kolom berjarak 8 m. adapun portal
baja yang dimaksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Perencanaan dilakukan dengan memakai metode perencanaan Allowable Stress
Design (ASD) dimana portal baja direncanakan memakai mutu baja U37 dengan profil
= 1600 kg/cm2, Mutu Las Las = 1600 kg/cm2, Baut penyambung (baut bubut) dan
Paku Keling 16 direncanakan memakai mutu baja U52 dengan baut dan paku =
2400 kg/cm2, Beban yang bekerja pada konstruksi portal baja tersebut adalah :
1. q1 = dead load (beban mati sudah termasuk berat sendiri) yang bekerja = 1,2 tm.
2. q2 = dead load (beban mati sudah termasuk berat sendiri) yang bekerja = 0,5 tm.
3. PV1 = life looad (beban hidup/beban terpusat) = 1 t x
Dimana = koefisien kejut
25
= 1,2 +
, dan l = 8 m
50 + l
25
= 1,2 +
= 1.6310
50 + 8
IV - 1
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 2
P = 1,6310 t
q2=0,5 t/m
P = 1,6310 t
q1= 1,2 t/m
q1 = dead load (beban mati pada lantai 1, sudah termasuk berat sendiri) yang
bekerja pada lantai 1 = 1,2 tm.
q2 = 0,5 t/m
PV1 = life load (beban hidup/beban terpusat) = 1 t x
Dimana = koefisien kejut
25
= 1,2 +
, dan l = 8 m
50 + l
25
= 1,2 +
= 1.6310
50 + 8
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 3
1. Momen Primer
MBE =
q.l 2 p.l
12
8
1,2 8 2 1,6310 8
12
8
= 8,0310 tm
=
MEB = +8,0310 tm
MCD =
q.l 2 p.l
12
8
0,5 8 2 1,6310 8
12
8
= 4,2977 tm
=
MEB = +4,2977 tm
2. KAB = KBA =
EI
l
EI
5
= 0,20 EI
3. KBC = KCB = KDE = KED =
EI
l
EI
4
= 0,20 EI
4. KBE = KEB =KCD = KDC
EI
l
EI
8
= 0,125 EI
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 4
DFAB = DFEF =
0,20EI
= 0,3478
(0,20 + 0,25 + 0,125)EI
DFBC = DFED =
0,25EI
= 0,4348
(0,25 + 0,20 + 0,125)EI
DFBE = DFEB =
0,125EI
= 0,2174
(0,125 + 0,25 + 0,20)EI
DFCB = DFDE =
0,25EI
= 0,6667
(0,25 + 0,125)EI
DFCD = DFDC =
0,125EI
= 0,3333
(0,125 + 0,25)EI
P = 1,6310 t
q2=0,5 t/m
P = 1,6310 t
q1= 1,2 t/m
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 5
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 6
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 7
P = 1,6310 t
q2 = 0,5 tm
C
3,7734 tm
3,7734 tm
D
D
C
3,7734 tm
3,7734 tm
4,3960 tm
4,3960 tm
P = 1,6310 t
q1 = 1,2 tm
7,1946 tm
7,1946 tm
2,7985 tm
2,7985 tm
1,3993 tm
1,3993 tm
F
Balok CD
RC = RD =
RB = RE =
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 8
Balok
BE
Momen Ekstrim
MBE
= -7,1946 tm
MEB
= +7,1946 tm
M Lapangan = 10,4674 tm
CD
MCD
= -3,7734 tm
MDC
= +3,7734 tm
M Lapangan = 5,4886 tm
Kolom
Kolom
Momen Ekstrim
AB
MBA = 2,7985 tm
MAB = 1,3993 tm
BC
MBC = 4,3960 tm
MCB = 3,7734 tm
DE
MDE = -3,7734 tm
MED = -4,3960 tm
EF
MEF = -2,7985 tm
MFE = -1,3993 tm
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 9
Data Profil :
Untuk Balok : IWF 600 x 200 x 11 x 17
B = 200 mm
h
= 600 mm
200
11
t1 = 11 mm
t2 = 17 mm
600
17
B = 200 mm
h
= 600 mm
t1 = 11 mm
t2 = 17 mm
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 10
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 11
Mutu Baja Struktural : BJ37 (Fu 370 Mpa dan Fy = 240 Mpa)
Mutu Baut: A325M (Baut mutu tinggi)
baut = 16 mm (Tipe M16)
lubang = 18 mm (Lubang standar)
Beban P = 104,674 KN dan e = 200 mm
1. Perencanaan Baut A
R nv (330).(1/4. .16 2
=
.2
2,00
R nv
= 66377,14 N
P/1,4 (104.674/1,4)
=
= 1,1264 baut
R nv /
66377,14
Diambil n = 6 baut
Pc =
104674
= 17445,67 N
6
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 12
Baut
y (mm)
x (mm)
x2+y2 (mm2)
Pmx(N)
Pmy(N)
54
2916
46152,56
0,00
54
2916
46152,56
0,00
54
2916
46152,56
0,00
-54
2916
-46152,56
0,00
-54
2916
-46152,56
0,00
-54
2916
-46152,56
0,00
(x + y )
2
Dengan Pmx =
17496
M.y
M.x
dan Pmy =
2
2
(x + y )
(x 2 + y 2 )
Baut
Pex (N)
Pmx (N)
Px (N)
Pcy (N)
Pmy (N)
Py
P (N)
46152,56
46152,56
17445,67
0,00
17445,67
49339,74
46152,56
46152,56
17445,67
0,00
17445,67
49339,74
46152,56
46152,56
17445,67
0,00
17445,67
49339,74
-46152,56
-46152,56
17445,67
0,00
17445,67
49339,74
-46152,56
-46152,56
17445,67
0,00
17445,67
49339,74
-46152,56
-46152,56
17445,67
0,00
17445,67
49339,74
Dengan
P=
( Px )2 + ( Py )2
Px = Pcx + Pmx
dan
Py = Pcy + Pmy
Jadi Pgeser maksimum pada baut = 49339,74 N < 66377,14 NOK!!!
Untuk menentukan Kuat desain baut terhadap tumpu, gunakan diameter lubang = 18
mm
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 13
Untuk jarak lubang terdekatt dengan tepi, digunakan jarak tepi Le = 25 mm, sehingga:
Le = Le -
18
= 25 - 9 = 16 mm
2
R n 1,2.(16).(t).(370)
=
= 3552.t
2,00
2 profil siku
Rn
= 2 3552.t = 7104.t
Rn
P
geser maksimum
7104.t 49339,74
t 6,9453 mm
Diambil tebal profil siku, t = 7 mm. Jadi tebal profil siku yang digunakan adalah 7 mm
dan sesuai dengan tabel baja, profil yang digunakan adalah 35 x 35 x 7
R n 1,2.(L c .t.Fu )
=
R n 1,2.(16).(14).(370)
=
2,00
Rn
= 49728 N > 49339,74 N.........(OK!)
Periksa juga:
R n 2,4.d.t.Fu )
=
R n 2,4.(16).(14).(370)
=
2,00
Rn
= 99456 N > 49339,74 N.........(OK!)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 14
R n 1,2.(36).(14).(370)
=
2,00
Rn
= 111888 N > 49339,74 N.........(OK!)
Periksa juga:
R n 2,4.d.t.Fu )
=
R n 2,4.(16).(14).(370)
=
2,00
Rn
= 99456 N > 49339,74 N.........(OK!)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 15
2. Perencanaan Baut B
Kuat geser 1 baut = Rnv = Fnv.Ab
R nv Fnv .A b
=
.
R nv (330).(1/4. .16 2
=
2,00
R nv
= 33188,6 N
Jumlah Baut, n =
Pu /1,4 104674/1,4
=
= 2,2528 baut
R nv /
33188,6
104674
= 13084,25 N
8
2L 35x35x7
25
135
320.
5
135
25
39.5 21
21
39.5
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 16
Baut
y (mm)
Pmx(N)
Pmy(N)
135
21
18666
26413,26
4108,73
21
441
0,00
4108,73
135
21
18666
26413,26
4108,73
21
441
0,00
4108,73
21
441
0,00
4108,73
-135
21
18666
-26413,26
4108,73
21
441
0,00
4108,73
-135
21
18666
-26413,26
4108,73
(x + y )
76428
Dengan Pmx =
Baut
x2+y2 (mm2)
x (mm)
M.y
M.x
dan Pmy =
2
2
(x + y )
(x 2 + y 2 )
Pex (N)
Pmx (N)
Px (N)
Pcy (N)
Pmy (N)
Py
P (N)
26413,26
26413,26
13084,25
4108,73
17192,98
31516,01
0,00
0,00
13084,25
4108,73
17192,98
17192,98
26413,26
26413,26
13084,25
4108,73
17192,98
31516,01
0,00
0,00
13084,25
4108,73
17192,98
17192,98
0,00
0,00
13084,25
4108,73
17192,98
17192,98
-26413,26
-26413,26
13084,25
4108,73
17192,98
31516,01
0,00
0,00
13084,25
4108,73
17192,98
17192,98
-26413,26
-26413,26
13084,25
4108,73
17192,98
31516,01
Dengan
P=
( Px )2 + ( Py )2
Px = Pcx + Pmx
dan
Py = Pcy + Pmy
Jadi Pgeser maksimum pada baut = 31516,01 N < 33188,6 NOK!!!
Untuk menentukan Kuat desain baut terhadap tumpu, gunakan diameter lubang = 18
mm
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 17
Untuk jarak lubang terdekat dengan tepi, digunakan jarak tepi Le = 25 mm, sehingga:
Le = Le -
18
= 25 - 9 = 16 mm
2
R n 1,2.(16).(t).(370)
=
= 3552.t
2,00
Rn
P
geser maksimum
3552.t 31516,01
t 8,8728 mm
Diambil tebal profil siku, t = 10 mm. Jadi tebal profil siku yang digunakan adalah 10
mm dan sesuai dengan tabel baja, profil yang digunakan adalah L 55 x 55 x 10
R n 1,2.(L c .t.Fu )
=
R n 1,2.(16).(10).(370)
=
2,00
Rn
= 35520 N > 31516,01 N.........(OK!)
Periksa juga:
R n 2,4.d.t.Fu )
=
R n 2,4.(16).(10).(370)
=
2,00
Rn
= 71040 N > 31516,01 N.........(OK!)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 18
Mutu baja struktural BJ37 (Fu = 370 Mpa dan Fy = 240 Mpa)
Kelas elektroda las = E90xx = 90 ksi = 620 Mpa
Beban P = 104,674 KN dan e = 200 mm
PDL =
Pu 104674
=
= 74767,1429 N
1,4
1,4
1. Perencanaan Las A
12,712
200
fx
55
30
60
fy
60
60
55
fr
fy
20 10 20
e
Tentukan titk berat konfigurasi keseluruhan struktur dengan menghitung statis momen
terhadap tepi las vertikal. Dengan statis momen,
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 19
(A.x) = (A).( x )
2.(te).(50).(25) + 4.(30).(10).(25) = (2.te.50 + te.290 + 4.(30).(10)).( x )
2500.te + 30000 = (390. te + 1200).( x )
(x) =
2500.t e + 30000
390.t e + 1200
Direncanakan te = 6 mm
x =
2500.(6) + 30000
390.(6) + 1200
x = 12,712 mm
Setelah x diketahui, maka langkah selanjutnya menentukan inersia polar (Ip)
Ip= Ix + Iy
=
1
. te.(290)3 + 2.(50).(te).(145)2 + 2.(30).(10).(145-115)2 + 2.(30).(10).(145-55)2 +
12
2.
1
.( te).(50)3 + 2.(50).( te).(25- x )2 + 290.( te).( x )2 + 4.(30).(10).(50- x -25)2
12
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 20
PDL
55
30
60
60
60
y=
290
= 145 mm = 0,145 m
2
55
20 10 20
e
Dalam hal ini, karena menggunakan siku ganda, maka beban PDL yang dipikul 1 buah
sik adalah: PDL =
74767,1429
= 37383,5714 N . Tegangan yang terjadi pada komponen
2
las adalah:
fy =
PDL 37383,5714
=
= 10560330,90 N 2
m
A
3540 10 6
fy =
fx =
= 42441383,60 N/m2
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 21
= A.fr
= 3540 x 10-6. (42441383,60)
= 150242,198 N
Rn
1
= .Fw.Aw Rlas
Rn 1
= .(372 10 6 ).(3540 10 -6 ) 150242,198
2
= 658440 N R las = 150242,198 N...... (OK)
w=
te
6
=
= 8,487 mm, ambil w = 9 mm
0,707 0707
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 22
ABM
Rn
1
= .Fbm .A bm Rlas
Rn
1
=
.(144 10 6 ).(7810 10 -6 ) 150242,198
1,67
= 673437,1257 N R las = 150242,198 N...... (OK)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 23
2. Perencanaan Las B
Dalam merencanakan las pada kolom, bagian yang ditinjau adalah setengah bagian.
y
PDL
200
30 10 30
fx
55
30
60
fy
60
x
60
55
fy
12,712
fr
Tentukan titik berat konfigurasi keseluruhan dengan menghitung statis momen terhadap
tepi las vvertikal. Dengan statis momen
(A.x) = (A).( x )
2.(te).(70).(35) + 4.(30).(10).(35) = (2.te.70 + te.290 + 4.(30).(10)).( x )
4900.te + 42000 = (430. te + 1200).( x )
(x) =
4900.t e + 42000
390.t e + 1200
Direncanakan te = 6 mm
x =
4900.(6) + 42000
= 18,889 mm
430.(6) + 1200
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 24
1
. te.(290)3 + 2.(70).(te).(145)2 + 2.(30).(10).(145-115)2 + 2.(30).(10).(145-55)2 +
12
2.
1
.( te).(70)3 + 2.(70).( te).(35- x )2 + 290.( te).( x )2 + 4.(30).(10).(35- x )2
12
30 10 30
30
60
60
290
= 145 mm = 0,145 m
2
60
e = 200 = 0,20 m
55
18,889
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 25
Dalam hal ini, karena menggunakan siku ganda maka beban PDL yang dipikul untuk 1
siku adalah:
PDL =
74767,4129
= 37383,5715 N
2
fy =
PDL 37383,5715
=
= 9889833,717 N 2
m
A
3780 10 6
fy =
fx =
= 35802782,61 N/m2
Rlas
= A.fr
= 3780 x 10-6.(35802782,61)
= 135334,5185 N
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 26
2
= 703080 N R las = 135334,5183 N...... (OK)
w=
te
6
=
= 8,487 mm, ambil w = 9 mm
0,707 0707
ABM
Rn
1
= .Fbm .A bm Rlas
Rn
1
=
.(144 10 6 ).(7810 10 -6 ) 150242,198
1,67
= 711377,2455 N R las = 135334,5183 N...... (OK)
1
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 27
R nv Fnv .A b
=
.
R nv (330).(1/4. .16 2
=
2,00
R nv
= 33188,6 N
Jumlah Baut, n =
Pu /1,4 104674/1,4
=
= 2,2528 baut
R nv /
33188,6
s
pr
2
2. 1 . (1,7 ) 2400
4
a=
5,4
1600
a=
a = 1,2610 cm
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 28
Mencari nilai x
2
2.a.(h x ) = 1 .D.x 2
2
2
2
a h 2hx + x = 25,4x 2
b b 2 4ac
2a
162,9363
2.24,139
X 1,2 =
162,9363 731,269
48,278
Momen Inersia
Ix atas = 1/3.a.(h-x)3 + 1/3.2b.x3
= 1/3.1,2610.(64,606-11,7721)3 + 1/3.2.25,4.(11,7721)3
= 89616,5838 cm4
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 29
Momen Tahanan
Wx atas =
Ix
(h x )
89616,5838
52,8339
= 1696,1947 cm 3
M Paku (dalam luasan pengganti)
= Wx atas.pr
= 1696,1947.1600
= 27,1391.105 kg.cm
27,1391.10 5 2400
= 2400 kg/cm 2
1696,1947 1600
2). 1 =
59,556
2400 = 2212,401 kg/cm 2
64,606
3). 2 =
54,156
2400 = 2011,801 kg/cm 2
64,606
4). 3 =
48,156
2400 = 1811,200 kg/cm 2
64,606
5). 4 =
42,756
2400 = 1588,311 kg/cm 2
64,606
6). 5 =
37,356
2400 = 1387,710 kg/cm 2
64,606
7). 6 =
31,956
2400 = 1187,109 kg/cm 2
64,606
8). 7 =
25,406
2400 = 943,788 kg/cm 2
64,606
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 30
9). 8 =
18,406
2400 = 683,751 kg/cm 2
64,606
5039,7202(37,356)
4311,2013(31,956)
3427,537(25,406)
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
IV - 31
= 0,6.
Ppk
tp
. q
2
2
8034,7349
2,2
. 7
2
2
= 14221,4808 kg.cm
tp
Ppk
Ppk
2
1 + 0,3.
=
+ 0,8.c =
q
2
2
2,2
8034,7349
2
1 + 0,3.
=
2
5,7
= 5264,8656 kg
pr
M pelat
1/6.s.(tp )
14221,4808
1/6.14.(2,2 )
T
s.tp
+
5264,8656
14.2,2
= 1430,2183 kg/cm2
Syarat :
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari hasil analisis pada tipe sambungan yang dilakukan, dapat diperoleh data
sebagai berikut :
a. Baut :
Sambungan Baut memiliki jumlah 8 buah baut
Tegangan Geser pada baut = 66377,14 N
Tegangan Tumpu pada baut = 111888 N
b. Las :
Sambungan Las memiliki tebal las 9 mm dan panjang las 430 mm
Tegangan Geser pada las = 658440 N
Tegangan Tumpu pada las = 673437,1257 N
c. Paku Keling :
Sambungan Paku memiliki jumlah 8 buah paku.
Tegangan Geser pada las = 80347,3 N
Tegangan Tumpu pada las = 271391 N
V-1
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009
V- 2
2. Dari ketiga jenis sambungan diatas, dapat disimpulkan bahwa sambungan Las
jauh lebih kuat dari jenis sambungan yang lain jika besar gaya yang bekerja
sama besar.
3. Sambungan yang paling efisien adalah jenis Sambungan Baut, dimana dalam
pengerjaannya dilapangan paling praktis diantara ketiga jenis sambungan yang
dibahas dan memiliki nilai kekuatan yang cukup tinggi.
4. Penganalisaan kekuatan dari sambungan balok kolom tersebut dipengaruhi
oleh jumlah, susunan dan ukuran dari baut/paku penyambung, dimensi dari pelat
penyambung, momen yang terjadi pada sambungan (akibat dari beban yang
bekerja) dan tebal dari las penyambung.
B. Saran
1. Dalam menganalisis kekakuan dari sambungan yang sebenarnya pada suatu
konstruksi bangunan baja tentunya tidak hanya dari gaya dalam, momen lentur
saja (M) yang diperhitungkan, akan tetapi gaya lintang D, gaya normal N dan
momen torsi T yang seharusnya bekerja harus juga turut diperhitungkan.
2. Sehingga disarankan supaya selanjutnya untuk penganalisaan kekakuan dari
sambungan gaya-gaya dalam yang bekerja seperti lintang D, normal N dan torsi
T juga turut diperhitungkan.
3. Pada jenis sambungan las, agar diperhatikan berapa tebal las efektif agar
konstruksi tersebut aman dan efisiensi dari tebal las dapat konomis. Sehingga
dalam penngerjaannya tidak memakan biaya yang cukup besar.
Dian Sukma Arifwan : Analisis Sambungan Portal Baja Antara Balok Dan Kolom Dengan Menggunakan Sambungan Las Dan Baut
(Studi Literatur), 2007.
USU Repository 2009