Disusun Oleh :
DENI MILDAN
21100110130076
TITO KRISHNA
21100110120064
TATYANA PUTRI A.
21100110130080
ADITYA TULUS R.
21100110120019
KUKUH VIVIAN T. A.
21100110141027
FACHMI HARIS
21100111140104
WIDA PURINDIVA
21100111140110
F. F. DHESWARA
21100111110071
YOSHI WIWEKA P.
21100111120011
21100111120019
ANISA UTARI H.
21100111140111
LUQMAN HAKIM
21100111120017
RUBEN FITRA L.
21100111140098
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami
dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Kegiatan studi filsafat mutla
memerlukan logika dalam berpikir dan jangkauan akal secara rasional terhadap suatu
masalah.
Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang
sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar
belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.Filsafat
dibedakan menurut letak geografis dan latar agamanya. Menurut letak geografis,
filsafat dibagi menjadi filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat timur tengah. Sedangkan
menurut agamanya, filsafat dibagi menjadi filsafat Islam, filsafat Kristen, filsafat
Hindu, dan filsafat Budha.
Filsafat Barat merupakan salah satu filsafat yang paling banyak dipelajari di
universitas-universitas dan daerah jajahan bangsa Eropa, sehingga filsafat Barat dengan
mudah menyebar hampir ke seluruh belahan dunia. Salah satu cabang ilmu filsafat yang
berinduk pada filsafat barat adalah epistemologi yang mengkaji tentang hakikat ilmu
pengetahuan meliputi proses terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula
pengetahuan, batas-batas, sifat, metode, dan keshahihan pengetahuan.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian mengenai epistemologi.
2. Memahami hubungan antara epistemologi dan ilmu pengetahuan sebagai objek
kajiannya.
3. Memahami alasan perlu dipelajarinya epistemologi.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan epistemologi?
2. Bagaimana hubungan antara epistemologi terhadap ilmu pengetahuan?
3. Mengapa epitemologi perlu dipelajari?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Epistemologi
Epistemologi dalam filsafat pada dasarnya adalah ilmu yang mengkaji
kebenaran secara umum sebuah pengetahuan sehingga dapat ditemukan sebuah
rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide kita, dan
bukannya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna
mempunyai ide yang sesuai dengan atau menunjuk kepada kenyataan, maka
kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan
akal budi saja.
3. Fenomenalisme
Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian
tentang pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri
merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk
pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita
tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya
sendiri, melainkan hanya tentang sesuatu seperti yang menampak kepada kita,
artinya, pengetahuan tentang gejala (Phenomenon).
4. Intusionisme
Menurut Bergson, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara
langsung dan seketika. Analisa, atau pengetahuan yang diperoleh dengan jalan
pelukisan, tidak akan dapat menggantikan hasil pengenalan secara langsung dari
pengetahuan intuitif.
Salah satu di antara unsur-unsur yang berharga dalam intuisionisme
Bergson ialah, paham ini memungkinkan adanya suatu bentuk pengalaman di
samping pengalaman yang dihayati oleh indera. Dengan demikian data yang
dihasilkannya dapat merupakan bahan tambahan bagi pengetahuan di samping
pengetahuan yang dihasilkan oleh penginderaan. Kant masih tetap benar dengan
mengatakan bahwa pengetahuan didasarkan pada pengalaman, tetapi dengan
demikian pengalaman harus meliputi baik pengalaman inderawi maupun
pengalaman intuitif.
Hendaknya diingat, intusionisme tidak mengingkati nilai pengalaman
inderawi yang biasa dan pengetahuan yang disimpulkan darinya. Intusionisme
setidak-tidaknya dalam beberapa bentuk-hanya mengatakan bahwa pengetahuan
yang lengkap di peroleh melalui intuisi, sebagai lawan dari pengetahuan yang nisbiyang meliputi sebagian saja-yang diberikan oleh analisis. Ada yang berpendirian
bahwa apa yang diberikan oleh indera hanyalah apa yang menampak belaka, sebagai
lawan dari apa yang diberikan oleh intuisi, yaitu kenyataan. Mereka mengatakan,
barang sesuatu tidak pernah merupakan sesuatu seperti yang menampak kepada kita,
dan hanya intuisilah yang dapat menyingkapkan kepada kita keadaanya yang
senyatanya.
5. Dialektis
Yaitu tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode penuturan serta
analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari dialektika berarti kecakapan untuk
melekukan perdebatan. Dalam teori pengetahuan ini merupakan bentuk pemikiran
yang tidak tersusun dari satu pikiran tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan,
bertolak paling kurang dua kutub
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas mengenai epistemologi, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Epistemologi (bahasa Yumami, episteme berarti pengetahuan dan logos berarti
kata/pembicaraan/ilmu) adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode, dan
keshahihan pengetahuan.
2. Epistemologi berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaianpengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
3. Epistemologi perlu dipelajari karena tiga alasan, yaitu pertimbangan strategis,
pertimbangan kebudayaan, dan pertimbangan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alala Muliba. 2012. Pengertian Epistemologi (http://griya-kula.blogspot.com)